JURNAL PENELITIAN ILMU PENDIDIKAN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

109
(FIVE YEARS 61)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Negeri Yogyakarta

2541-5492, 1979-9594

2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 114-126
Author(s):  
Dodiet Enggar Wibowo ◽  
Ali Mahmudi ◽  
Pratiwi Pujiastuti ◽  
Meylani Astino Perdana

Model pembelajaran flipped classroom merupakan pembalikan prosedur pembelajaran tradisional, di mana yang biasanya dilakukan di kelas dalam pembelajaran tradisional menjadi dilaksanakan di rumah dalam flipped classroom. Selama pandemi Covid-19, banyak sekolah dasar menyelenggarakan pembelajaran menggunakan model tersebut. Namun demikian, persepsi guru, orang tua, dan siswa belum terungkap secara baik terkait model pembelajaran ini. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru, orang tua, dan siswa terkait dengan pembelajaran daring menggunakan model flipped classroom selama masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah pedoman wawancara yang telah divalidasi menggunakan prosedur expert judgement. Wawancara diajukan kepada subjek, yang meliputi: guru, orang tua dan siswa di SDN Margoyasan (3 guru, 3 orang tua, dan 2 siswa), SD Tukangan (2 guru, 2 orang tua, dan 2 siswa), SDN Puro Pakualaman (4 guru, 4 orang tua, dan 2 siswa), dan SD Islamiyah Pakualaman (3 guru, 3 orang tua, dan 2 siswa). Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif untuk menegaskan temuan-temuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan persepsi guru, orang tua, dan siswa terhadap pembelajaran daring menggunakan metode flipped classroom sangat menunjang proses pembelajaran siswa selama masa pandemi Covid-19. Meski begitu, selain ditemukannya persepsi positif subjek, ditemukan pula hambatan-hambatan teknis sehubungan dengan kurangnya fasilitas individual yang dimiliki siswa. Perceptions of Implementing Flipped Classroom in Primary Schools during the Covid-19 Pandemic The flipped classroom learning model is a reversal of traditional learning procedures, where what is usually done in class in traditional learning is carried out at home in a flipped classroom. During the current Covid-19 pandemic, many elementary schools are holding lessons using this model. However, the perceptions of teachers, parents, and students have not been well disclosed regarding this learning model. Therefore, this research aims to determine the perceptions of teachers, parents, and students regarding online learning using the flipped classroom model during the Covid-19 pandemic. The research method applied in this study uses a qualitative approach. The instrument used in this study was an interview guide that was validated using expert judgment procedures. Interviews were then submitted to the subjects, which included: teachers, parents, and students at SDN Margoyasan (3 teachers, 3 parents, and 2 students), Tukangan Elementary School (2 teachers, 2 parents, and 2 students), SDN Puro Pakualaman (4 teachers, 4 parents and 2 students), and SD Islamiyah Pakualaman (3 teachers, 3 parents, and 2 students). The collected data were analyzed qualitatively to confirm the research findings. The results showed that the perceptions of teachers, parents, and students towards online learning using the flipped classroom method greatly supported the student learning process during the Covid-19 pandemic. Even so, apart from finding positive perceptions of the subject, technical obstacles were also found due to the lack of individual facilities owned by students.


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 127-136
Author(s):  
Pandu Hyangsewu ◽  
Mohammad Rindu Fajar Islamy ◽  
Muhamad Parhan ◽  
Risris Hari Nugraha

Kehadiran gadget ditengah-tengah masyarakat kontemporer dalam arus globalisasi berpotensi memberikan dua sisi yang berbeda, positif maupun negatif. Tantangan utama sistem pendidikan di Indonesia saat ini adalah bagaimana para praktisi pendidikan proses pembelajaran yang dapat menjaga moralitas dan religiusitas dalam diri generasi muda dari pengaruh buruk globalisasi tersebut. Penelitian ini bertujuan dalam rangka mengeksplorasi dampak penggunaan gadget terhadap sikap social behaviour mahasiswa di perguruan tinggi. Metode penelitian menggunakan pendekatan mix method dengan menggabungkan kualitatif melalui teknik wawancara dengan kuantitatif dengan teknik questioner. Pengumpulan data menggunakan teknik random sampling. Adapun partisipan pada riset ini sejumlah 75 orang. Lalu data yang ditemukan dilapangan dianalisis dan divalidasi oleh ahli. Hasil penelitian menunjukkan adanya relevansi koneksitas antara penggunaan gadget dengan perubahan dinamika perilaku sosial pada mahasiswa di perguruan tinggi. 43,80% mereka menghabiskan waktu lebih 10 jam perhari menggunakan gadget, Whatsapp menempati rangking pertama dalam pilihan platform, 45,90% lebih menyukai gadget dari pada aktivitas sosial, 83,80% memiliki ketergantungan terhadap gadget. Globalisasi menjadi salah satu faktor penyebab perubahan arus aktivitas dan pola pemikiran pada masyarakat modern khususnya generasi milennial.The Effects of Using Gadgets on Student Social Behaviour in Globalization DimensionsThe presence of gadgets during contemporary society in the flow of globalization provides two different sides, positive and negative. The main challenge of the education system in Indonesia today is how to start a learning process education that can maintain morality and religiosity in creating the bad effects of globalization. This study aims to explore the impact of using gadgets on the social behaviour attitudes of college students. The research method used a mixed approach method by combining qualitative through interview techniques with quantitative questionnaire techniques. Collecting data using random sampling techniques as participants in this research several 75 people. Then the data found in the field are analysed and validated by experts. The results showed the relevance of the connectivity between the use of gadgets and changes in the dynamics of social behaviour in college students. 43.80% of them spend more than 10 hours using gadgets, WhatsApp has been ranked first in the choice of platform, 45.90% prefers gadgets to social activities, 83.80% have a dependency on gadgets. Globalization is one of the factors causing changes in the flow of activities and thought patterns in modern society, especially the millennial generation


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 137-147
Author(s):  
Bayu Fitra Prisuna

Google meet merupakan sebuah aplikasi video conference yang salah satunya dapat digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan aplikasi Google Meet terhadap hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian pre-Eksperimen, dengan desain penelitian adalah one group pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester V pada mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Jenis instrumen yang digunakan adalah pretest dan posttest hasil belajar berupa soal pilihan ganda. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan aplikasi Google Meet terhadap hasil belajar mahasiswa sebesar 51.4%. Rata-rata keseluruhan hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai rata-rata keseluruhan hasil pretest. Nilai rata-rata N-Gain score pada mahasiswa sebesar 56.9%, sehingga termasuk ke dalam kategori “cukup efektif”. Kegiatan pembelajaran mahasiswa menggunakan aplikasi Google Meet berlangsung relatif kondusif walaupun terdapat beberapa kendala seperti jaringan tidak stabil, dan kuota internet yang terbatas pada saat perkuliahan sedang berlangsung. The Effect of Using Google Meet Applications on Learning Outcomes Google meet is a video conferencing application, one of which can be used for teaching and learning activities. This study aims to determine how much influence the use of the Google Meet application has on student learning outcomes in quantitative research methodology courses. The research uses a quantitative approach with the type of pre-experimental research, with the research design being a one group pre-test-post-test design. The research population is all students in the fifth semester of the quantitative research methodology course, totalling 30 people. Sampling using total sampling technique. The type of instrument used is pre-test and post-test learning outcomes in the form of multiple-choice questions. Based on the results of research and discussion, it can be concluded that there is a significant influence between the use of the Google Meet application on student learning outcomes by 51.4%. The overall average of the post-test results is greater than the average value of the overall pre-test results. The average N-Gain score for students is 56.9%, so it is included in the "fairly effective" category. Student learning activities using the Google Meet application were relatively conducive even though there were several obstacles such as unstable networks, and limited internet quota during lecture. 


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 158-170
Author(s):  
Lina Ambarwati ◽  
Novi Trisnawati

Pembelajaran jarak jauh menjadi alternatif pelaksanaan pembelajaran ditengah pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19). Pelaksanaan pembelajaran secara daring tentunya akan berdampak pada keefektifan dari capaian pembelajaran itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran jarak jauh bagi siswa kelas X jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) pada mata pelajaran korespondensi di SMKN 2 Blitar berdasarkan 4 indikator keefektifan pembelajaran, yakni mutu pengajaran, tingkat pengajaran yang tepat, insentif dan waktu. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dipilih berdasarkan teknik probability sampling jenis simple random sampling dengan jumlah responden sebesar 106 siswa/i. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran jarak jauh bagi siswa berjalan efektif, hal ini terbukti dari perolehan hasil rata-rata sebesar 70.4% yang berada pada kategori efektif. Indikator mutu pengajaran kategori efektif (70.4%), tingkat pengajaran kategori efektif (76.1%), insentif kategori efektif (67.1%) dan indikator waktu kategori efektif (65.4%). Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi berbasis data bagi pihak sekolah terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan evaluasi dalam menyusun kebijakan yang tepat untuk menciptakan pembelajaran daring yang efektif serta dapat dijadikan bahan kajian peneliti lain. The Effectiveness of Distance Learning for Students in Correspondence Subjects Distance learning was an alternative for learning in the coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic. The implementation of online learning would certainly have an impact on the effectiveness of the learning outcomes themselves. The implementation of online learning would certainly have an impact on the effectiveness of the learning outcomes themselves. The purpose of this study was to determine the effectiveness of distance learning for class X students majoring in Office Automation and Management (OTKP) in correspondence subjects at SMKN 2 Blitar based on 4 indicators of learning effectiveness, namely teaching quality, appropriate teaching levels, incentives, and time. This research was survey research with a quantitative approach. The sampling technique was chosen based on probability sampling technique, simple random sampling, with a sample size of 106 students. Data collection techniques using questionnaires, interviews, and documentation. The data analysis technique used quantitative and descriptive analysis techniques. The results showed that the implementation of distance learning for class X students was effective. This is evidenced by the average result of 70.4% which is in the effective category. Teaching quality indicators are effective category (70.4%), effective category teaching rate (76.1%), effective category incentives (67.1%) and time indicators are effective categories (65.4%). Results of this study can provide data-based information for school regarding the implementation of distance learning correspondence has been implemented, can be used as an evaluation material in formulating the right policies to create learning online effectively and can be used as study material for other researchers.


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 171-180
Author(s):  
Vitria Indriyani Setyaningsih ◽  
Laili Etika Rahmawati

This study aims to describe students' responses to online learning of Indonesian language subjects based on Moodle LMS at SMP Negeri 17 Surakarta. The research approach used is descriptive qualitative research. The subject and object of the study focused on seventh grade students of SMP Negeri 17 Surakarta and Indonesian language teachers. The data collection technique in this study was through interview techniques by distributing questionnaires through Google Forms and literature studies. Data analysis techniques used interactive analysis techniques consisting of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The validity of the data was tested using data triangulation techniques and data sources. The results of this study indicate that the students' responses to online learning in Indonesian subjects showed a positive response. The questionnaire shows that students feel happy in online learning using the LMS Moodle for Indonesian subjects. The delivery of the subject matter is very easy to understand because the teacher uses animated videos and video teaching materials. The obstacles experienced during the learning process were handled well by the school's IT team and subject teachers who were very responsive. Respon Siswa terhadap Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berbasis LMS MoodlePenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap pembelajaran daring mata pelajaran Bahasa Indonesia berbasis LMS Moodle di SMP Negeri 17 Surakarta. Metode penelitian dilakukan melalui survey pendapat dari siswa menggunakan google form. subjek dan objek penelitian berfokus terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 17 Surakarta dan guru Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik wawancara dengan menyebarkan kuesioner melalui Google Form dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi data dan sumber data. Hasil penelitian ini yaitu respons siswa terhadap pembelajaran daring mata pelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan respons yang positif. Kuesioner menunjukkan, siswa merasa senang dalam pembelajaran daring menggunakan LMS Moodle untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia penyampaian materi pelajaran sangat mudah untuk dipahami karena guru menggunakan video animasi dan video bahan ajar.  Kendala yang dialami ketika proses pembelajaran pun ditangani dengan baik oleh tim IT sekolah serta guru mata pelajaran yang sangat responsive.


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 181-188
Author(s):  
Septinda Rima Dewanti ◽  
Sujarwo Sujarwo

Instructional videos uploaded on Instagram and Youtube for online learning media teachers are facing a problem regarding the student's complicity in the learning process. To captivate the student's interest in the learning activity, the teacher needs to use innovative media. The study aims to develop an instructional video that is uploaded on Instagram and YouTube. The research used educational design research. The research procedure is 1) analysis of practical problems by the researcher; 2) development of prototype solutions informed by existing design principles; 3) testing and refinement. The study used questionnaires and interviews as the instrument. The number of subjects is 40 students The study results show that the video that was developed meets the criteria relevance, consistency, practicality, and effectiveness. The average score of the study is >3. The conclusion of the research is the instructional video uploaded on social media can improve students' activities in online learning. Recommendation for future study is to pay more attention to the urgency of instructional media in online education. Pengembangan Konten Video pada Instagram dan YouTube untuk Pembelajaran Daring Salah satu kendala pelaksanaan pembelajaran secara online adalah rendahnya keterlibatan mahasiswa. Pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial diharapkan dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan video pembelajaran yang dapat diunggah di media sosial Instagram dan YouTube. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah educational design research. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi 1) penelitian pendahuluan; 2) tahap pengembangan atau prototipe; 3) tahap asesmen/evaluasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner dan pedoman wawancara. Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 40 mahasiswa. Hasil dari penelitian ini adalah video pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria relevansi, konsistensi, kegunaan dan keefektifan yang ditunjukkan dengan rata-rata skor penilaian produk >3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah media berupa video yang diunggah di media sosial, efektif membantu pelaksanaan pembelajaran daring bagi mahasiswa. Penelitian ini memberikan rekomendasi kepada peneliti selanjutnya terhadap urgensi penggunaan media pembelajaran yang menarik minat mahasiswa sehingga penelitian yang lebih mendalam tentang media pembelajaran perlu dilakukan.


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 102-113
Author(s):  
An-Nisa Apriani ◽  
Intan Kurniasari Suwandi ◽  
Yusinta Dwi Ariyani ◽  
Indah Perdana Sari

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang peran flipped classroom dalam penguatan karakter siswa sekolah dasar pada masa new normal Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian studi kepustakaan. Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, dan laporan penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian meliputi tiga tahapan: organize, synthesize, dan identify. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa flipped classroom memiliki relevansi yang kuat dalam penguatan pendidikan karakter siswa pada masa new normal Covid-19. Aktivitas dalam flipped classroom meliputi kegiatan tatap muka dan pembelajaran online yang berfokus pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Aktivitas pembelajaran tersebut memberikan kesempatan pada siswa sekolah dasar secara lebih luas untuk mengembangkan nilai-nilai moral yang dimilikinya. Pendekatan ini juga mendukung siswa dalam membangun pengetahuan baru, belajar secara efektif dan efesien, dan memperkuat karakter siswa. Pembelajaran melalui flipped classroom mendukung tercapainya tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada masa new normal Covid-19. Salah satu nilai utama PPK yang dapat meningkat dan berkembang melalui pendekatan flipped classroom yaitu nilai kemandirian. Strengthening Character Education in New Normal Covid-19 Periode through Flipped Classroom This study aims to describe the role of flipped classrooms in strengthening the character of elementary school students during the new normal covid-19 period. The method used in this research is library research. The data in this research is secondary data in the form of scientific books, scientific journals, and research reports. The data analysis technique in this research includes three stages: organize, synthesize, and identify. The results of this study indicate that the flipped classroom has strong relevance in strengthening the character education of students during the new normal Covid-19 period. Activities in the flipped classroom include face-to-face activities and online learning that focus on student-centered learning processes. These learning activities provide opportunities for elementary school students to a wider extent to develop their moral values. This approach also supports students in building new knowledge, learning effectively and efficiently, and strengthening student character. Learning through flipped classrooms supports the achievement of the objectives of the Penguatan Pendidikan Karakter’s program (PPK) during the new normal Covid-19 period. One of the main values of PPK’s program that can improve and develop through the flipped classroom approach is the value of independence.


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 189-198
Author(s):  
Widi Andewi ◽  
Dwi Pujiastuti

This study investigates whether: 1) Google Classroom is more effective than the conventional method for teaching writing; 2) The high creativity students have better writing skills than those who have low creativity, and; 3) Interaction between teaching method and students’ creativity in teaching writing occurs. This quasi-experimental study was conducted at STMIK Pringsewu in the academic year of 2020/2021.  The sample of this research was two classes, the namely experimental class taught using Google Classroom, and the control class taught using a conventional method. Each class consisted of 20 students, so the total sample is 40 students. The sample was obtained by using the cluster random sampling technique. Each class was divided into two groups, consisting of ten high creativity students and ten low creativity students. The data of this research were obtained from a writing test to find out students' writing scores. Then, the data were analyzed by using 2x2 multifactor analysis of variance ANOVA and Tukey test. The results show that the mean scores of A1B1 are 82.40, A2B1 is 75.30, A1B2 is 68.70, and A2B2 is 69.70. This study implies that Google Classroom is an effective method in teaching writing and is suitable to be implemented to those having high creativity. Google Classroom: Media Berbasis Web untuk Mengajar Bahasa Inggris Penelitian ini menyelidiki apakah: 1) Google Classroom lebih efektif daripada metode konvensional dalam mengajar menulis; 2) Siswa yang kreativitasnya tinggi memiliki kemampuan menulis yang lebih baik dibandingkan siswa yang kreativitasnya rendah; dan 3) Terjadi interaksi antara metode pengajaran dan kreativitas siswa dalam pembelajaran menulis. Penelitian kuasi eksperimen ini dilakukan di STMIK Pringsewu pada tahun pelajaran 2020/2021. Sampel penelitian ini memiliki dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diajar menggunakan Google Classroom dan kelas kontrol yang diajar dengan metode konvensional. Setiap kelas terdiri dari 20 siswa, sehingga jumlah sampel adalah 40 siswa. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Setiap kelas dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 10 siswa kreativitas tinggi dan 10 siswa kreativitas rendah. Data penelitian ini diperoleh dari tes menulis untuk mengetahui nilai menulis siswa. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis multifaktor varians 2x2 dan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata A1B1 adalah 82,40, A2B1 adalah 75,30, A1B2 adalah 68,70, dan A2B2 adalah 69,70. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa Google Classroom merupakan metode yang efektif dalam pengajaran menulis dan cocok untuk diterapkan bagi mereka yang memiliki kreativitas tinggi.


2021 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 148-157
Author(s):  
Rio Fabrika Pasandaran ◽  
Indah Suciati ◽  
Alfisyahra Alfisyahra

This article contains an exploration of conceptual understanding in geometry lectures in the Elementary School Teacher Education Study Program, Cokroaminoto Palopo University, Odd Semester, Academic Year 2020/2021. This research was conducted through a qualitative approach with the aim of explaining the details of the relationship between concepts in detail and recommending appropriate learning in problem solving. Data were collected using observation, documentation, and written tests. The three techniques are elaborated with the aim of analyzing the concepts and problem-solving patterns of the students' final semester test results. The results of the study explain several findings, namely, Teaching geometry should begin with the process of identifying the important concepts that build up a particular problem. These concepts are then analyzed and linked to one another to form a network. The concept network is then represented in an image/visual display. Through this visual display, lecturers can guide students in compiling procedural steps based on the sequence of concepts that have been compiled. Lecturers need to create meaningful learning for students by connecting previous knowledge with new knowledge through various representations, examples, and manipulations and focus on conceptual understanding rather than procedures or rules.Eksplorasi Pemahaman Konsep Geometri MahasiswaArtikel ini memuat eksplorasi pemahaman konsep dalam perkuliahan geometri pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk menjelaskan rincian hubungan antar konsep secara detail, dan merekomendasikan pembelajaran yang tepat dalam pemecahan masalah. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes tertulis. Ketiga teknik tersebut dielaborasi dengan tujuan Hasil penelitian menjelaskan beberapa temuan yakni; pengajaran geometri harus diawali dengan proses identifikasi konsep-konsep penting yang membangun masalah tertentu. Konsep-konsep tersebut selanjutnya dianalisis dan dihubungakan satu sama lain sehingga membentuk sebuah jejaring. Jejaring konsep selanjutnya direpresentasikan ke dalam gambar/tampilan visual. Melalui tampilan visual ini, dosen dapat membimbing mahasiswa dalam menyusun langkah-langkah prosedural berdasarkan urutan konsep yang telah disusun. Dosen perlu menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi mahasiswa dengan cara menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang baru melalui berbagai representasi, contoh, dan manipulasi dan fokus pada pemahaman konseptual dibandingkan prosedur atau aturan.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 53-68
Author(s):  
Rita Saekawati ◽  
Harun Nasrudin

This research aims to examine the effectiveness guided inquiry learning model based on blended learning on reaction rate material to improve students' critical thinking skills. The design in this research is the One Group Pretest and Posttest Design. The subjects in this research were students of SMAN 1 Kalitidu Bojonegoro in class XI IPA 1. The method used to collect data was the test, observation, and student response questionnaires. Data analysis used the percentage, mean, N-Gain, and Paired sample t-test. The results showed that the guided inquiry learning model based on blended learning was carried out well with an average percentage of the implementation of phase 1 was 98%, phase 2 was 93.76%, phase 3 was 100%, phase 4 was 93.75%, phase 5 was 100%. The average score of the N-gain critical thinking skills is 0.73 with the high category. There is a significant difference in the results of critical thinking skills between before and after being given a guided inquiry learning model based on blended learning. The results showed the guided inquiry learning model based on blended learning effectively improving students' critical thinking skills. Efektivitas Inkuiri Terbimbing Berbasis Blended Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir KritisPenelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning pada materi laju reaksi dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik. Design pada penelitian ini adalah One Group Pretest and Posttest Design. Sasaran dalam penelitian ini yaitu peserta didik XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kalitidu Bojonegoro. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa tes, observasi dan angket respon. Analisis data menggunakan teknik persentase, mean, n-gain, dan uji Paired Sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning terlaksana dengan baik dengan rata-rata persentase keterlaksanaan fase 1 sebesar 98%, fase 2 sebesar 93,76%, fase 3 sebesar 100%, fase 4 sebesar 93,75%, fase 5 sebesar 100%. Nilai rata-rata N-gain kemampuan berpikir kritis adalah sebesar 0,73 dengan kategori tinggi. Terdapat perbedaan hasil keterampilan berpikir kritis yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis blended learning efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document