scholarly journals "CARA MENGUTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT"

2019 ◽  
Author(s):  
intan lestari

Latar belakang ;Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai p pada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square. Semua nilai p lebih kecil dari nilai α=0,kesimpulan: erdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patiet safety di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. D. R. Kandou Manado. Saran: bagi rumah sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien.

2019 ◽  
Author(s):  
Ronita Jayanti Purba

Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai ppada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square.Semua nilai plebih kecil dari nilai α=0,05. Simpulan: terdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patiet safety di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. D. R. Kandou Manado. Saran: bagi rumah sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien.


Author(s):  
Yeni Lestari ◽  
Dian Roza Adila ◽  
Raja Fitrina Lestari

Tali pusat yang tidak dirawat dengan baik akan menyebabkan infeksi, yang ditandai dengan kemerahan dan bengkak pada tali pusat. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat adalah dengan melakukan tindakan mencuci tangan dalam perawatan tali pusat. Mencuci tangan bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi kuman dan bakteri yang menempel ditangan supaya kuman dan bakteri tersebut tidak masuk kedalam luka tali pusat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap tindakan mencuci tangan dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Hasil univariat terhadap 42 responden didapatkan bahwa mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 27 responden (64,3%), sikap ibu mayoritas baik sebanyak 23 responden (54,8%) dan mayoritas ibu malakukan tindakan mencuci tangan dalam perawatan tali pusat sebanyak 37 responden (88,1%). Hasil bivariat menggunakan uji chi- square dengan uji alternatif fisher’s exact test untuk pengetahuan dan uji kolomogorov-smirnov test untuk sikap, didapatkan hasil terdapatnya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap tindakan mencuci tangan dalam perawatan tali pusat bayi baru lahir dengan p value 0,004 lebih kecil dari 0,05 dan tidak terdapat hubungan antara sikap ibu terhadap tindakan mencuci tangan dalam perawatan tali pusat dengan p value 0,998 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil analisa tersebut diharapkan kepada petugas kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan ibu dengan memberikan pendidikan kesehatan bahwa selalu mencuci tangan dalam tindakan apapun terutama tindakan yang berhubungan dengan bayi baru lahir.          


2020 ◽  
pp. 22-30
Author(s):  
Rahmawati Ramli ◽  
Masyita Nurul Fadhillah

Perubahan mental yang dialami lanjut usia diantaranya perubahan kepribadian, memori, dan perubahan intelegensi, diantaranya: perkembangan dunia, pertambahan usia, faktor geografis, jenis kelamin, kepriadian, stresor sosial, dukungan sosial, dan pekerjaan. Seiring dengan pertambahan jumlah lanjut usia maka dokter dilayanan primer akan sering mendapatkan masalah gangguan fungsi kognitif pada lanjut usia. Jika dikaitkan dengan tekanan darah, hipertensi meningkatkan risiko terjadinya mild cognitive impairment dan demensia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif pada lansia di Puskesmas JUmpandang baru. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. pengambilan sampel dalam penelitain ini adalah  purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 67 responden. Hasil penelitian ini  menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square dengan nilai alternatif Fisher’s exact test diperoleh nilai p pada variabel Hipertensi adalah 0,770 atau p > a = 0,05 sedangkan pada variable aktifitas olahraga didapatkan Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square dengan nilai alternatif Fisher’s exact test diperoleh nilai p pada variabel aktivitas olahraga adalah 0,006 atau p ˂ a = 0,05. Sehingga dpat disimpulkan Tidak terdapat hubungan antara Hipertensi dengan status kognitif lansia dan terdapat hubungan antara aktifitas olahraga terhadap status kognitif Lansia.


2019 ◽  
Author(s):  
Dinda Saputri

Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. eningkatan mutu dalam segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan salah satunya melalui akreditasi Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan Internasional. Tujuan : mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang rawat inap. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai ppada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square.Semua nilai plebih kecil dari nilai α=0,05.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 10-23
Author(s):  
Eugidia Mayang Ghiffari ◽  
Harna Harna ◽  
Dudung Angkasa ◽  
Yulia Wahyuni ◽  
Lintang Purwara

Selama masa kehamilan, terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masa kelahiran. Salah satu masalah gizi yang sering terjadi selama kehamilan adalah anemia. Menurut data Riskesdas tahun 2013 prevalensi anemia kehamilan sebesar 37,1% dan mengalami peningkatan pada 2018 menjadi 48,9%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan tingkat kecukupan gizi (protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C) dan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan melibatkan 50 ibu hamil trimester II dan III di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk sebagai responden dengan pengambilan sample melalui teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dengan menggunakan alternatif fisher’s exact test. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 4% ibu hamil  mengalami anemia . Sebagian besar memiliki tingkat asupan zat besi, asam folat, dan vitamin C yang kurang, serta tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil yang cukup. Hasil analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan gizi (protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C) dengan kejadian anemia (pvalue>0,05) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia (p=1,000)  . Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat kecukupan gizi dan tingkat pengetahuan anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Saran dalam penelitian ini adalah ibu hamil sebaiknya memperhatikan kecukupan zat gizi yang baik selama kehamilan (protein, zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin C), serta menambah pengetahuan mengenai anemia untuk mencegah kejadian anemia.


Author(s):  
Sitti Zakiyyah Putri ◽  
Dahniar ◽  
Sumantri

Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak normal sesuai dengan umur.  Stunting dipengaruhi oleh multifactor diantaranya adalah pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik observational dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh balita usia 25-60 bulan yang ada diwilayah kerja Puskesmas Banggae I yang berjumlah 96 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu, yang pertama menggunakan cluster random sampling untuk pemilihan puskesmas kemudian yang kedua menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 77 balita. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data mengunakan analisis person chi-square dan fisher’s exact test dengan ?=0.05. Balita usia 25-60 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif, lahir dengan berat badan normal, dan mempunyai status imunisasi yang lengkap. Kesimpulan: hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir rendah, dan status imunisasi dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan. Saran: meninngkatkan pelayanan kesehatan bagi Puskesmas melalui kegiatan deteksi dini dengan mengukur tinggi badan anak balita secara rutin tiap bulan.      


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Del Fatmawati

<p>Toilet training pada anak merupakan suatu cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar, serta buang air besar pada tempatnya. Sekitar 30% anak berumur 4 tahun, 10% anak berumur 6 tahun, 3% anak berumur 12 tahun dan 1% anak berumur 18 tahun masih buang air kecil tidak disengaja.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan Anak Usia Batita (24 - 36 Bulan) Dalam Melakukan Toilet Training di PAUD Melati Perip Pepabri Jorong Giri Maju Pasaman Barat Tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah para ibu yang berjumlah 35 orang dengan sampel 35 orang dan menggunakan tehnik total sampling. Uji analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan Chi Square atau <em>Fisher’s Exact Test.</em>Hasil penelitian didapatkan bahwa lebih dari separoh orang tua mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang toilet training (74,3%), lebih dari separoh orang tua  mempunyai sikap positif tentang toilet training (54,3%), lebih dari separoh orang tua  (57,1%) mempunyai motivasi tinggi, Kesiapan toilet training lebih dari separoh sudah siap (65,7 %). Hasil uji statistic didapatkan hubungan bermakna pengetahuan orang tua (p=0,000 ; OR = 44), sikap orang tua (p=0,031;OR=6,8) dan motivasi orang tua (p=0,016;OR=8,5) dengan kesiapan batita dalam pelaksanaan toilet training di PAUD Melati Perip Pepabri Jorong Giri Maju Pasaman Barat Tahun 2014.<em> </em>Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pengetahuan orang tua paling tinggi terhadap pelaksanan toilet training pada batita Disarankan kepada orang tua  dan guru sekolah untuk terus mengontrol dan memberikan motivasi  pada anak batita pelaksanaan toilet training agar anak terbiasa melakukan secara bertahap dan mandiri.</p><p>:</p><p><strong><em>Kata Kunci :</em></strong> Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Toilet training</p>


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Citra Al Karina ◽  
Christyana Sandra ◽  
Yennike Tri Herawati

Abstract PKPR is a program developed since 2003 at the primary care level aimed as well as for access by teenagers to improve the health status of adolescents since. PKPR implemented since 2007 in 11 health centers in the regency and already strata. Visit data utilization in the 15-19 age PKPR, KIE activities amounted to 14.26%; health care amounted to 76.75%; and counseling by 1.71%; as well as with the achievements of PKPR utilization of 92.72% (33 224 adolescents) who has yet to reach the expected target is equal to 100%.The purpose of this study to analyze the factors that affect the utilization PKPR by school adolescents (15-19 years) in the working area of ​​the regency health centers in 2019. This research is an analytic research with cross sectional design where data collection is done at one time. The research samples 96 adolescent proportioned Tlogosari health center, tamanan and Maesan the regency with the technique multistage sampling, Data were obtained through a questionnaire and documentation study. Data was analyzed using statistical test of chi-square or fisher's exact test and logistic regression in the form forward with a significance level α = 0.05. The results showed that the statistical chi-square test and Fisher's exact test for the predisposing characteristics, namely there is no influence of age (p = 0.554); gender (p = 0.853); level of education (p = 0.348); and knowledge (p = 0.584). Enabling characteristics of no effect, the ownership of health insurance (p = 0.784) and accessibility to health care (p = 1.000); and there are significant variables is the availability of health workers (p = 0.002) and health care (p = 0.000), the competence of health professionals (p = 0.002), and the time/speed of service (p = 0.012). Factors needs (perceived need) no effect (p = 1.000). The test results of multivariate logistic regression with forward stepwise method (likelihood ratio) is the most influential factor on the utilization PKPR is not available health facilities (p = 0.045) and less competent health workers (p = 0.001).   Keywords: PKPR program, utilization PKPR, youth, access   Abstrak PKPR ialah suatu program yang dikembangkan sejak tahun 2003 di tingkat puskesmas yang ditujukan serta untuk diakses oleh remaja guna meningkatkan status kesehatan remaja sejak. PKPR dilaksanakan sejak tahun 2007 pada 11 puskesmas di Kabupaten Bondowoso dan sudah strata. Data kunjungan pemanfaatan PKPR usia 15-19 tahun pada kegiatan KIE sebesar 14,26%; pelayanan kesehatan sebesar 76,75%; dan konseling sebesar 1,71%; serta dengan capaian pemanfaatan PKPR sebesar 92,72% (33.224 remaja) yang masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 100%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi pemanfaatan PKPR oleh remaja sekolah (15-19 tahun) di wilayah kerja puskesmas Kabupaten Bondowoso tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional dimana pengambilan data dilakukan pada satu waktu. Sampel penelitian 96 remaja yang diproporsikan pada Puskesmas Tlogosari, Tamanan dan Maesan Kabupaten Bondowoso dengan teknik multistage sampling. Data diperoleh melalui angket  kuesioner dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-square atau fisher’s exact test dan regresi logistik berupa forward dengan tingkat signifikansi α = 0,05.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik chi-square dan fisher’s exact test untuk karakteristik predisposisi tidak terdapat pengaruh yaitu umur (p=0,554); jenis kelamin (p=0,853); tingkat pendidikan (p=0,348); dan pengetahuan (p=0,584). Karakteristik enabling tidak terdapat pengaruh yaitu kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,784) dan aksesibilitas menuju pelayanan kesehatan (p=1,000); serta variabel yang terdapat pengaruh ialah ketersediaan tenaga kesehatan (p=0,002) dan fasilitas kesehatan (p=0,000), kompetensi tenaga kesehatan (p=0,002), dan waktu/kecepatan pelayanan (p=0,012). Faktor kebutuhan (perceived need) tidak terdapat pengaruh (p=1,000). Hasil uji multivariat regresi logistik dengan metode forward stepwise (likelihood ratio) faktor yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan PKPR adalah tidak tersedia fasilitas kesehatan (p=0,045) dan tenaga kesehatan kurang kompeten (p=0,001).   Kata Kunci: program PKPR, pemanfaatan PKPR, remaja, akses


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Jeana Lydia Maramis ◽  
Ni Made Yuliana

Karies gigi adalah hasil interaksi bakteri dipermukaan gigi, plak atau biofilm, diet sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya.Orang tua sangat berperan untuk mengarahkan perkembangan anak dengan baik dan optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada siswa kelas 1-3 di Desa Wori Kecamatan Wori.Penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 145 siswa. teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling yang berjumlah 60 orang tua dan siswa. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner tentang peran orang tua dan lembar pemeriksaan DMF-T pada siswa. Analisa data menggunakan uji chi-square.Hasil analisis dengan chi-square tentang hubungan peran orang tua dengan indeks DMF-T tidak memenuhi syarat karena terdapat nilai expected kurang dari 5 yaitu 2 cell (75%) , maka menggunakan uji Fisher’s Exact Test diperoleh nilai (p = 0,021 < α =5 %) pada tingkat kemaknaan 95%. maka H0 ditolak dan H1 diterima. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan karies gigi pada anak Sekolah Dasar kelas 1-3 di Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 60-74
Author(s):  
Rizki Apriyanti ◽  
Bayu Saputra ◽  
Rani Lisa Indra

Pasien gagal ginjal kronis perlu menjalani hemodialisis untuk membuang zat sisa di dalam tubuh. Hal tersebut memaksa pasien untuk mampu melakukan pengelolaan nutrisi dan cairan yang sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan, sehingga diperlukan motivasi yang tinggi dan kemampuan self care yang baik untuk mampu melakukan pengelolaan nutrisi dan cairan yang sesuai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan motivasi dengan pengelolaan nutrisi, hubungan motivasi dengan pengelolaan cairan, hubungan kemampuan self care dengan pengelolaan nutrisi dan kemampuan self care dengan pengelolaan cairan. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatam cross sectional. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 74 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu mengambil sampel sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat yaitu uji fisher’s exact test. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi dengan pengelolaan nutrisi dengan nilai p = 0,816 > 0,05, terdapat hubungan antara motivasi dengan pengelolaan cairan dengan nilai p = 0,036 < 0,05, tidak terdapat hubungan antara kemampuan self care dengan pengelolaan nutrisi dengan nilai p = 0,245 > 0,05, dan terdapat hubungan antara kemampuan self care dengan pengelolaan cairan dengan nilai p = 0,010 < 0,05. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengelolaan nutrisi dan cairan yang sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document