scholarly journals Machine Learning for Detection of Palm Oil Leaf Disease Visually using Convolutional Neural Network Algorithm

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 286-293
Author(s):  
Asrianda Asrianda ◽  
Hafizh Al Kautsar Aidilof ◽  
Yoga Pangestu

Artificial intelligence (AI) merupakan bidang ilmu pengetahuan yang saat ini menjadi isu yang menarik dan masih diteliti secara luas. Salah satu cabang dari pengembangan AI adalah computer vision yang di dalamnya terdapat topik pembahasan image classification dan object detection. Machine learning dapat dimanfaatkan di dalam bidang computer vision untuk melakukan object detection dan image classification, yaitu dengan menggunakan algoritma Convolutional Neural Network (CNN). CNN banyak digunakan pada penelitian terdahulu karena akurasinya yang tinggi. Pada penelitian ini, CNN digunakan untuk mendeteksi jenis penyakit daun tanaman kelapa sawit, dengan dataset sebanyak 60 gambar, dimana 50 diantaranya merupakan daun dengan 5 jenis penyakit berbeda, yaitu Curvularia sp, Cochliobolus carbonus, Capnodium sp, Drecshlera, dan defisiensi unsur hara. Sedangkan 10 sisanya merupakan gambar daun sehat. Hasilnya, CNN dapat mendeteksi penyakit daun kelapa sawit dengan akurasi yang dihasilkan mencapai 99%.

2020 ◽  
Vol 23 (6) ◽  
pp. 1172-1191
Author(s):  
Artem Aleksandrovich Elizarov ◽  
Evgenii Viktorovich Razinkov

Recently, such a direction of machine learning as reinforcement learning has been actively developing. As a consequence, attempts are being made to use reinforcement learning for solving computer vision problems, in particular for solving the problem of image classification. The tasks of computer vision are currently one of the most urgent tasks of artificial intelligence. The article proposes a method for image classification in the form of a deep neural network using reinforcement learning. The idea of ​​the developed method comes down to solving the problem of a contextual multi-armed bandit using various strategies for achieving a compromise between exploitation and research and reinforcement learning algorithms. Strategies such as -greedy, -softmax, -decay-softmax, and the UCB1 method, and reinforcement learning algorithms such as DQN, REINFORCE, and A2C are considered. The analysis of the influence of various parameters on the efficiency of the method is carried out, and options for further development of the method are proposed.


Sebatik ◽  
2020 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 300-306
Author(s):  
Muhamad Jaelani Akbar ◽  
Mochamad Wisuda Sardjono ◽  
Margi Cahyanti ◽  
Ericks Rachmat Swedia

Sayuran merupakan sebutan bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Keanekaragaman sayur yang terdapat di dunia menyebabkan keragaman pula dalam pengklasifikasian sayur. Oleh karena itu diperlukan adanya pendekatan digital agar dapat mengenali jenis sayuran dengan cepat dan mudah. Dalam penelitian ini jumlah jenis sayuran yang digunakan sebanyak 7 jenis diantara: brokoli, jagung, kacang panjang, pare, terung ungu, tomat dan kubis. Dataset yang digunakan berjumlah 941 gambar sayur dari 7 jenis sayur, ditambah 131 gambar sayur dari jenis yang tidak terdapat pada dataset, selain itu digunakan 291 gambar selain sayuran. Untuk melakukan klasifikasi jenis sayuran digunakan algoritme Convolutional Neural Network (CNN), yang merupakan salah satu bidang ilmu baru dalam Machine Learning dan berkembang dengan pesat. CNN merupakan salah satu algoritme yang terdapat pada metode Deep Learning dengan memiliki kemampuan yang baik dalam Computer Vision, salah satunya yaitu image classification atau klasifikasi objek citra. Uji coba dilakukan pada lima perangkat selular berbasiskan sistem operasi Android. Python digunakan sebagai bahasa pemrograman dalam merancang aplikasi mobile ini dengan menggunakan modul Tensor flow untuk melakukan training dan testing data. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi citra ini yaitu Convolutional Neural Network (CNN). Hasil final test accuracy yang diperoleh yaitu didapat keakuratan mengenali jenis sayuran sebesar 98.1% dengan salah satu hasil pengujian yaitu klasifikasi sayur jagung dengan akurasi sebesar 99.98049%.


Sebatik ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
Author(s):  
Hanissa Anggraini Pratiwi ◽  
Margi Cahyanti ◽  
Missa Lamsani

Bunga atau kembang adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik. Pada beberapa spesies, bunga majemuk dapat dianggap awam sebagai bunga (tunggal), ada sekitar 391.000 spesies tanaman vaskular yang saat ini diketahui sains, dimana sekitar 369.000 spesies (atau 94 persen) adalah tanaman berbunga. Klasifikasi jenis bunga merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu dan pengetahuan. Perkembangan visi komputer memungkinkan otomatisasi klasifikasi jenis bunga dengan efisien dan akurat. Deep Learning merupakan cabang ilmu machine learning berbasis Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau bisa dikatakan sebagai perkembangan dari JST. Dalam Deep Learning, sebuah komputer belajar mengklasifikasi secara langsung dari gambar atau suara. Dengan menggunakan teknologi Deep Learning yang merupakan salah satu bidang ilmu baru dalam Machine learning dan berkembang dengan sangat pesat. Deep Learning memiliki kemampuan yang baik dalam Computer Vision, yaitu Image Classification atau kalsifikasi objek pada citra dalam bentuk dua dimensi misalnya gambar dan suara. Hasil final test accuracy yang diperoleh yaitu didapat keakuratan sebesar 100% dengan salah satu hasil pengujian yaitu klasifikasi bunga mawar  dengan akurasi sebesar 99,30%. Model data latih menggunakan dengan total dataset 460 gambar (yang diambil melalui pencarian gambar pada Google Image) sebanyak 30 kali dilatih, di mana setiap 13 langkah terhitung 1 training. Sehingga menghasilkan keluaran nilai akurasi dari data yang telah dilatih (val_acc) dan nilai akurasi dari data yang hilang atau miss (val_loss). Diharapkan dengan adanya implementasi aplikasi ini dapat membantu pengguna untuk memelihara bunga hias dengan jenis sesuai dengan keinginan.


Weeds are very annoying for farmers and also not very good for the crops. Its existence might damage the growth of the crops. Therefore, weed control is very important for farmers. Farmers need to ensure their agricultural fields are free from weeds for at least once a week, whether they need to spray weeds herbicides to their plantation or remove it using tools or manually. The aim of this research is to build an automated weed control robot using the Lego Mindstorm EV3 which connected to a computer. The robot consists of motors, servo motors and a camera which we use to capture the image of the crops and weeds. An automated image classification system has been designed to differentiate between weeds and crops. The robot will spray the weed herbicides directly to the area that have been detected weeds near or at it. For the image classification method, we employ the convolutional neural network algorithm to process the image of the object. Therefore, by the use of technology especially in artificial intelligence, farmers can reduce the amount of workload and workforce they need to monitor their plantation. In addition, this technology also can improve the quality of the crops.


Sebatik ◽  
2020 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
Author(s):  
M Ridwan Dwi Septian ◽  
Andi Asrafil Ardan Paliwang ◽  
Margi Cahyanti ◽  
Ericks Rachmat Swedia

Tanaman Apel merupakan buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia tanaman Apel ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. Tanaman Apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Para petani biasanya melakukan pencegahan penyakit atau hama dengan melakukan penyemprotan setiap 1 – 2 minggu sekali dengan dosis ringan. Pencegahan ini agar penyakit/hama dapat segera ditanggulangi dan baik jika dilakukan pada pagi atau sore hari. Terkadang petani juga membutuhkan seorang pakar dalam menentukan jenis hama/penyakit pada tanaman Apel agar dapet memberikan solusi terbaik. Oleh karena itu diperlukan adanya pendekatan digital agar dapat mengenali beragam jenis hama/penyakit tanaman Apel dengan cepat dan mudah. Teknologi Deep Learning, merupakan salah satu bidang ilmu baru dalam Machine Learning dan berkembang dengan depat. Deep Learning memiliki kemampuan yang baik dalam Computer Vision, salah satunya yaitu image classification atau klasifikasi objek pada citra. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi citra ini yaitu Convolutional Neural Network (CNN). Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi berhasil diimplementasikan dengan baik menggunakan framework  dart berbasis android dengan hasil final test accuracy yang diperoleh yaitu didapat keakuratan sebesar 97,1%.


Author(s):  
Hongguo Su ◽  
Mingyuan Zhang ◽  
Shengyuan Li ◽  
Xuefeng Zhao

In the last couple of years, advancements in the deep learning, especially in convolutional neural networks, proved to be a boon for the image classification and recognition tasks. One of the important practical applications of object detection and image classification can be for security enhancement. If dangerous objects or scenes can be identified automatically, then a lot of accidents can be prevented. For this purpose, in this paper we made use of state-of-the-art implementation of Faster Region-based Convolutional Neural Network (Faster R-CNN) based on the monitoring video of hoisting sites to train a model to detect the dangerous object and the worker. By extracting the locations of them, object-human interactions during hoisting, mainly for changes in their spatial location relationship, can be understood whereby estimating whether the scene is safe or dangerous. Experimental results showed that the pre-trained model achieved good performance with a high mean average precision of 97.66% on object detection and the proposed method fulfilled the goal of dangerous scenes recognition perfectly.


2020 ◽  
Vol 134 (4) ◽  
pp. 328-331 ◽  
Author(s):  
P Parmar ◽  
A-R Habib ◽  
D Mendis ◽  
A Daniel ◽  
M Duvnjak ◽  
...  

AbstractObjectiveConvolutional neural networks are a subclass of deep learning or artificial intelligence that are predominantly used for image analysis and classification. This proof-of-concept study attempts to train a convolutional neural network algorithm that can reliably determine if the middle turbinate is pneumatised (concha bullosa) on coronal sinus computed tomography images.MethodConsecutive high-resolution computed tomography scans of the paranasal sinuses were retrospectively collected between January 2016 and December 2018 at a tertiary rhinology hospital in Australia. The classification layer of Inception-V3 was retrained in Python using a transfer learning method to interpret the computed tomography images. Segmentation analysis was also performed in an attempt to increase diagnostic accuracy.ResultsThe trained convolutional neural network was found to have diagnostic accuracy of 81 per cent (95 per cent confidence interval: 73.0–89.0 per cent) with an area under the curve of 0.93.ConclusionA trained convolutional neural network algorithm appears to successfully identify pneumatisation of the middle turbinate with high accuracy. Further studies can be pursued to test its ability in other clinically important anatomical variants in otolaryngology and rhinology.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 311
Author(s):  
Mohammad Farid Naufal

<p class="Abstrak">Cuaca merupakan faktor penting yang dipertimbangkan untuk berbagai pengambilan keputusan. Klasifikasi cuaca manual oleh manusia membutuhkan waktu yang lama dan inkonsistensi. <em>Computer vision</em> adalah cabang ilmu yang digunakan komputer untuk mengenali atau melakukan klasifikasi citra. Hal ini dapat membantu pengembangan <em>self autonomous machine</em> agar tidak bergantung pada koneksi internet dan dapat melakukan kalkulasi sendiri secara <em>real time</em>. Terdapat beberapa algoritma klasifikasi citra populer yaitu K-Nearest Neighbors (KNN), Support Vector Machine (SVM), dan Convolutional Neural Network (CNN). KNN dan SVM merupakan algoritma klasifikasi dari <em>Machine Learning</em> sedangkan CNN merupakan algoritma klasifikasi dari Deep Neural Network. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa dari tiga algoritma tersebut sehingga diketahui berapa gap performa diantara ketiganya. Arsitektur uji coba yang dilakukan adalah menggunakan 5 cross validation. Beberapa parameter digunakan untuk mengkonfigurasikan algoritma KNN, SVM, dan CNN. Dari hasil uji coba yang dilakukan CNN memiliki performa terbaik dengan akurasi 0.942, precision 0.943, recall 0.942, dan F1 Score 0.942.</p><p class="Abstrak"> </p><p class="Abstrak"><em><strong>Abstract</strong></em></p><p class="Abstract"><em>Weather is an important factor that is considered for various decision making. Manual weather classification by humans is time consuming and inconsistent. Computer vision is a branch of science that computers use to recognize or classify images. This can help develop self-autonomous machines so that they are not dependent on an internet connection and can perform their own calculations in real time. There are several popular image classification algorithms, namely K-Nearest Neighbors (KNN), Support Vector Machine (SVM), and Convolutional Neural Network (CNN). KNN and SVM are Machine Learning classification algorithms, while CNN is a Deep Neural Networks classification algorithm. This study aims to compare the performance of that three algorithms so that the performance gap between the three is known. The test architecture is using 5 cross validation. Several parameters are used to configure the KNN, SVM, and CNN algorithms. From the test results conducted by CNN, it has the best performance with 0.942 accuracy, 0.943 precision, 0.942 recall, and F1 Score 0.942.</em></p><p class="Abstrak"><em><strong><br /></strong></em></p>


Author(s):  
Denis Sato ◽  
Adroaldo José Zanella ◽  
Ernane Xavier Costa

Vehicle-animal collisions represent a serious problem in roadway infrastructure. To avoid these roadway collisions, different mitigation systems have been applied in various regions of the world. In this article, a system for detecting animals on highways is presented using computer vision and machine learning algorithms. The models were trained to classify two groups of animals: capybaras and donkeys. Two variants of the convolutional neural network called Yolo (You only look once) were used, Yolov4 and Yolov4-tiny (a lighter version of the network). The training was carried out using pre-trained models. Detection tests were performed on 147 images. The accuracy results obtained were 84.87% and 79.87% for Yolov4 and Yolov4-tiny, respectively. The proposed system has the potential to improve road safety by reducing or preventing accidents with animals.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document