Pengaruh Bagian Organ dan Persentase Ekstrak Tanaman Kayu Putih (Melaleuca leucadendra L.) terhadap Perkecambahan Benih Jagung (Zea mays) dengan Metode Bioassay
Produksi tanaman jagung akhir-akhir ini terus mengalami penurunan. Hal ini sebagai akibat dari pergeseran pemanfaatan lahan-lahan produktif menjadi lahan tidak produktif. Oleh karena itu, tumpangsari menjadi salah satu alternatif produksi bahan pangan. Lahan yang paling berpotensi untuk menanam tanaman pangan adalah hutan produksi berbasis kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bagian organ dan persentase ekstrak tanaman kayu putih terhadap perkecambahan benih jagung dengan metode bioassay serta menentukan tingkat ketahanan kecambah terhadap alelopati. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2015 di Bangun Tapan, Bantul Yogyakarta. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial. Faktor pertama adalah bagian organ tanaman (E) yang digunakan sebagai ekstrak, terdiri dari 9 aras yaitu ekstrak akar zona 1, ekstrak akar zona 2, ekstrak kulit batang, ekstrak daun segar, ekstrak serasah daun, ekstrak akar zona 1 + ekstrak kulit batang + ekstrak daun segar + ekstrak serasah, ekstrak akar zona 2 + ekstrak kulit batang + ekstrak daun segar + ekstrak serasah, ekstrak kulit batang + ekstrak daun segar + ekstrak serasah, ekstrak daun segar + ekstrak serasah daun dan faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak yang terdiri dari 6 level yaitu kontrol, ekstrak 20%, ekstrak 40%, ekstrak 60%, ekstrak 80%, ekstrak 100% dengan ukuran 10 mL. Terdapat 54 kombinasi perlakuan masing-masing diulang 3 kali sehingga total unit penelitian adalah 162 nampan. Variabel pengamatan dalam penelitian ini adalah menghitung vigor benih dan stress tolerance index pada vigor benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan bagian organ tanaman dan persentase ekstrak kayu putih terhadap perkecambahan benih jagung, seluruh bagian organ segar tanaman kayu putih pada berbagai konsentrasi mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecambah dan menempatkan kecambah jagung pada level moderat sampai rentan dalam pengelompokan stress tolerance index.