scholarly journals Pengentasan Buta Aksara Melalui Pembelajaran Calistung di Kampung Nanggou Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw Papua Barat

2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 6
Author(s):  
Zulkarnain Sangadji ◽  
Ihsan Febriadi ◽  
Febrianti Rosalina
Keyword(s):  

Pemberantasan buta aksara adalah salahsatu bagian integral terkait pengentasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan, serta ketidakberdayaan dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Distrik Sausapor sebagai Distrik yang berfungsi sebagai Ibu Kota Kabupaten Sementara Kabupaten Tambrauw menuntut masyarakatnya khususnya di daerah Pesisir yang masih memiliki Pendidikan rendah dan kemampuan berkomunikasi yang rendah dengan kemampuan Calistung yang masih sangat membutuhkan pemberdayaan, khususnya  pembelajaran membaca, menulis dan menghitung. Sebagai Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk Buta Aksara terbanyak di Papua Barat, tentunya Pembelajaran Calistung ini sangat perlu dilakukan. Hal ini tentunya akan berdampak positif terhadap kemampuan berkomunikasi masyarakat. Berdasar pada hal tersebut maka dilakukan kegiatan berupa pengentasan buta aksara melalui  pembelajaran calistung (membaca, menulis, dan berhitung) secara berkelompok dengan tiga tahapan yang dimulai darin tahap persiapan, pelaksanaan hingga  tahapan analisis data. Selanjutnya demi keberlanjutan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut akan dipilih beberapa calon tutor yang akan melanjutkan kegiatan belajar kelompok yang telah dibentuk. Demi meningkatkan kemampuan berkomunikasi masyarakat, metode pembelajaran yang berbasis komunikatif dilakukan agar mampu melatih masyarakat dalam berinteraksi satu sama lainnya. Kemampuan aksara masyarakat diukur melalui pre test (sebelum kegiatan) dan post test (setelah kegiatan). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemapuan Calistung warga belajar setelah dilakukan proses belajar mengajar oleh tutor. Dimana kemampuan membaca, menulis, dan berhitung sebelum kegiatan adalah 20%, 28%, dan 19% dan meningkat manjadi 84%, 85%, dan 78% setelah kegiatan. Adapaun kegiatan ini tidak akan berjalan lancer jika tidak ada Kerjasama yang baik dari berbagai pihak dan tentunya kesadaran belajar yang tinggi dari warga belajar harus diciptakan agar tujuan kegiatan bisa tercapai dengan baik.

Nursing Arts ◽  
2017 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Ivonne Junita Fabanjo ◽  
Maria Loihala

Berdasarkan hasil survei riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 Papua, Papua Barat dan Nusa tenggara timurmerupakan 3 provinsi dengan insiden malaria tertinggi. Salah satu konsep pemberdayaan keluarga yang sesuai dengan teori dan konsepkeperawatan yang dapat diterapkan pada keluarga adalah Family Centered Nursing. Penerapan model Family Centered Nursing inikhususnya pada anak dengan Malaria bertujuan untuk melihat kemandirian keluarga dalam penganan anak dengan malaria, melakukanpendidikan kesehatan pada keluarga, melakukan pembinaan bagi keluarga sehingga keluarga mampu mengatasi masalah kesehatannyakhususnya dalam penaganan malaria.Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas dari penerapan model Family Centered Nursing terhadap terhadapKemandirian keluarga dalam penanganan malaria pada Anak di wiliayah kerja Puskesmas Sanggeng Manokwari.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperimen dengan Pre-Post test Without control Group yang mencariefektifitas atau pengaruh antar variabel dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Orang tua yang membawaanaknya ke Puskesmas Sanggeng yang terdiagnosis malaria tersiana berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium mulai bulan Oktobers/d November 2017. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 responden. Instrument penelitian menggunakan kuisioner. Tehnikpengumpulan data yaitu data primer dan sekunder. Analisa Data secara analisa univariat dan bivariat. Data diolah dengan menggunakanProgram SPSS versi 19.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rerata pengetahuan sebelum dan sesudah penerapan Model Family CenteredNursing mengalami peningkatan sebesar 22,4 dan tingkat kemandirian keluarga mengalami peningkatan sebesar 0,88. Hasil analisis lebihlanjut didapatkan nilai p-Value 0,000 yang berarti adaperbedaan yang signifikan. Skor rata-rata pengetahuan dan tingkat kemandiriankeluarga sebelum dan sesudah diberikan informasi.Kesimpulan bahwa dari hasil penelitian yaitu responden dalam penelitian ini adalah ibu dengan usia antara 24 sampai 46tahun. Responden mempunyai tingkat pendidikan paling banyak dengan tingkat pendidikan SMA dan paling terendah dengan pendidikanSD, dan sebagian besar dari suku Papua, skor pengetahuan keluarga lebih rendah sebelum penerapan model bila dibandingkan dengansetelah penerapan model, tingkat kemandirian keluarga lebih rendah sebelum penerapan model bila dibandingkan setelah penerapanmodel, dan ada peningkatan yang signifikan skor pengetahuan dan tingkat kemandirian keluarga sebelum dan setelah penerapan model.


Author(s):  
Marisabeth Theresia Hasiana Silitonga ◽  
Maria Herawati ◽  
Susan Carolina Labatar
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peternak ayam kampung super di Manokwari tentang penggunaan nanoenkapsulasi minyak buah merah (Pandanus conoideus) sebagai fitobiotik untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha. Sasaran penelitian adalah 20 orang anngota kelompok santri tani yang aktif tergabung dalam Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) di Kabupaten Manokwari. Penelitian eksperimental penggunaan nanoenkapsulasi minyak buah merah pada ayam kampung super dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019, sedangkan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak ayam kampung super dilaksanakan pada  bulan Mei 2020 di Pesantren Darussalam, Kampung SP-3, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Metode penyuluhan yang digunakan adalah dengan pendekatan kelompok melalui ceramah, diskusi dan demonstrasi cara. Teknik evaluasi untuk mengukur pengetahuan peternak menggunakan metode pre test dan post test yang terdiri dari 20 pertanyaan. Hasil pre test dan post test menunjukan adanya perubahan peningkatan pengetahuan peternak tentang  penggunaan nanoenkapsulasi minyak buah merah (Pandanus conoideus) sebagai fitobiotik untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha dengan nilai rerata hasil pre test 40,2 dan rerata hasil post test 86,5, artinya sebelum diberikan penyuluhan peternak termasuk dalam kategori sedang dan setelah dilakukan penyuluhan menjadi kategori tinggi.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Syajaratuddur Faiqah ◽  
Baiq Yuni Fitri Hamidiyanti

Air Susu Ibu (ASI) sudah menjadi salah satu program dari World Health Organization (WHO) bagi anak sejak dilahirkan sampai bayi mampu mencerna asupan lain setelah usia enam bulan. Zat-zat yang terkandung dalam ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, dan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap beberapa penyakit serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya  Data Riset Kesehatan Dasar dijelaskan bahwa 67,5% ibu gagal memberikan ASI ekslusif kepada bayinya karena kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga puting susu sering lecet dan retak. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar. Indonesia menunjukkan persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada anak umur 6 bulan (30,2%). Adapun proses mulai menyusu pada anak 0-23 bulan pada tahun 2010 dan 2013 bahwa proses IMD (Inisiasi Menyusu Dini) kurang dari satu jam mengalami peningkatan dari 29,3 % (2010) menjadi 34,5 % (2013). Persentase nasional tahun 2013 proses mulai menyusu kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi lahir adalah 34,5%, dengan persentase tertinggi di Nusa Tenggara Barat (52,9%) dan terendah di Papua Barat (21,7%). Sedangkan tahun 2018 proses IMD setelah bayi lahir adalah 58,2%, dengan persentase di Nusa Tenggara Barat (58%). Berdasarkan masalah tersebut diatas perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil Tentang Posisi Dan Perlekatan Pada Saat Menyusui dalam upaya Meningkatkan Keberhasilan Asi Eksklusif di Kelurahan Dasan Cermen. Sasaran adalah ibu- ibu hamil di kelurahan Dasan Cermen sebanyak 18  orang. Hasil kegiatan edukasi dan demonstrasi   tentang posisi dan perlekatan pada saat menyusui pada ibu hamil adanya respon positif dari peserta dengan bahwa yang berpengetahuan baik sebanyak 27,78 % saat dilakukan pre test menjadi 66,67 % pada saat post test. Sedangkan keterampilan baik pada saat pre test didapatkan 11,11%  menjadi 44,44% pada saat post test


Nursing Arts ◽  
2017 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 7-15
Author(s):  
Butet Agustarika ◽  
I Made Raka

Pengaruh Psikoedukasi Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga Dalam Merawat AnggotaKeluarga Dengan Skizofrenia. Di Kota Sorong Tahun 2016. Undang Undang Nomor: 36 tahun 2009tentang Kesehatan Pasal 144 ayat (1) menyatakan bahwa Upaya kesehatan jiwa ditujukan untukmenjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan,dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. Prevalensi gangguan mental emosional padaanggota keluarga di atas usia 15 tahun 140 per 1000 di Provinsi Papua Barat sebesar 13,2% (SKRT 1995).Sedangkan prevalensi Gangguan Mental Emosional di Sorong sebesar 7,1% ( Riset Kesehatan Dasar,2008). Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa di dunia, di Indonesia bahkan di Wilayah SorongRayatidak dapat dibendung seiring dengan meningkatnya tuntutan hidup di masyarakat dalam era globalisasidan terjadinya krisis multi dimensi. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui PengaruhPsikoedukasi keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga denganSkizofrenia di Kota dan Kabupaten Sorong tahun 2016. Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini, dapatmemperluas dan memperkaya pandangan ilmiah khususnya menyangkut psikoedukasi keluarga agardapat memberikan kontribusi yang terbaik dalam merawat anggota keluarga yang mengalami Skizofrenia.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental pre-post test withcontrol group” dengan intervensi Psikoedukasi Keluarga. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah totalpopulasi yaitu seluruh pasien yang mengalami gangguan jiwa sebagai kelompok intervensi, yaitu 32responden. Analisis yang digunakan adalah Mann Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwaAda peningkatan yang bermakna antara kemampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang8mengalami Schizofrenia sebelum mendapatkan terapi Psikoedukasi Keluargadan setelah mendapatkanterapi Psikoedukasi Keluarga di Kota dan Kabupaten Sorong (p value 0,000, yaitu kurang dari 0,005)


2019 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Heriyanti Tahang ◽  
Rahmatullah Bin Arsyad ◽  
Ihsan Febriadi
Keyword(s):  

Kabupaten Tambrauw sebagai kabupaten dengan jumlah buta aksara tertinggi di Papua Barat menjadikan kegiatan Pembelajaran dan Pemberdayaan masyarakat melalaui pembelajaran Calistung perlu dilakukan. Kampung Bano menjadi lokasi pembelajaran karena jaraknya dengan Kota Kabupaten yang cukup jauh. Berdasar pada data terbaru distrik Bamusbama, 72% masyarakat kampung Bano tidak mengenyam pendidikan. Hal tersebut tentunya berbanding sama dengan kemampuan calistung yang dimilki masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut, KKN-PPM dengan 20 mahasiswa UM-Sorong melalui hibah Kemenristek Dikiti dilakukan dengan kegiatan pembelajaran Calistung. Sebelum pembelajaran dimulai, sosialisasi kepada masyarakat dilakukan. Setelah itu dilakukan pemetaan potensi lokal guna mendukung pembelajaran calistung. Selanjutnya kontrak belajar dilakukan guna menyepakati jadwal kegiatan. Setelah itu dilakukan pre-test guna mengetahui kemampuan awal masyarakat. Pembelajarn selama lima kali seminggu disesuaikan dengan kegiatan rutin masyarakat. Sebelum proses pembelajaran berakhir, dilakukan post-test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat setelah pembelajaran. Hasil pre-test dan post-test menunjukan peningkatan pengetahuan masyarakat, dari 17% hingga 89% untuk membaca, kemampuan memnulis dari 28% menjadi 89%, dan untuk kemampuan berhitung meningkat dari 17 % hingga 44 %. Kemampuan Calistung yang dimiliki oleh masyarakat masih tergolong kemampuan dasar hingga masih perlu keberlanjutan pembelajaran. Hingga melalui KKN-PPM ini telah dipilih dua peserta sebagai tutor yang akan melanjutkan kegiatan pembelajaran Calistung di Kampung Bano.


2016 ◽  
Vol 30 (4) ◽  
pp. 213-225 ◽  
Author(s):  
Helvi Koch ◽  
Nadine Spörer
Keyword(s):  

Zusammenfassung. Ziel war es, die Effektivität zweier Interventionen zur Förderung der Lesekompetenz von Fünftklässlern zu untersuchen. Beide Treatments wurden von Regellehrkräften implementiert. Die eine Intervention war das reziproke Lehren, welches um Selbstregulationsprozeduren angereichert wurde (RT+SRL). Die zweite war eine von Lehrkräften konzipierte lesestrategiebasierte Unterrichtseinheit (Good Practice, GP). Zusätzlich gab es eine No-Treatment-Kontrollgruppe (KG0). Insgesamt nahmen an der Studie N = 244 Schüler teil. Im Rahmen eines Pre-, Post-, Follow-Up-Test-Untersuchungsplans kamen standardisierte Leseverständnisaufgaben, selbstkonstruierte Lesestrategieaufgaben und eine Selbstwirksamkeitsskala zum Einsatz. Kontrastierende Einzelvergleichsanalysen ergaben, dass sich die Schüler der Treatmentbedingung RT+SRL im Vergleich zu den Schülern der Kontrollgruppe zum Post-Test signifikant stärker im Leseverständnis, in der Lesestrategieanwendung und in der Selbstwirksamkeit verbesserten. Gleiches galt für die Lesestrategieanwendung zum Follow-Up-Test. Schüler der Bedingung GP konnten im Vergleich zu KG0-Schülern weder zum Post- noch zum Follow-Up-Test vorteilige Ergebnisse in den drei Kriteriumsmaßen erzielen.


2016 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 44-57
Author(s):  
Anke Buschmann ◽  
Bettina Multhauf

Zusammenfassung. Das Ziel vorliegender Studie bestand in einer Überprüfung der Akzeptanz und Teilnehmerzufriedenheit eines Gruppentrainings für Eltern von Kindern mit Lese- und/oder Rechtschreibschwierigkeiten. Zudem sollten erste Indikatoren bezüglich der Wirksamkeit des Programmes untersucht werden. Dazu wurden Daten von 25 Müttern zu 2 Messzeitpunkten (Post-Test, 3-Monats-Follow-up) analysiert. Die Probandinnen nahmen über einen Zeitraum von 3 Monaten an 5 Sitzungen des Programms «Mein Kind mit Lese- und Rechtschreibschwierigkeiten verstehen, stärken und unterstützen: Heidelberger Elterntraining zum Umgang mit LRS» teil. Ein Paper-Pencil-Fragebogen diente zum Post-Test der Erhebung von Teilnahmeparametern, der Zufriedenheit mit dem Training, der Relevanz einzelner Themen und der wahrgenommenen Veränderungen in wichtigen Zielbereichen. Zusätzlich kam eine für das Gruppensetting adaptierte Form des Goal Attainment Scaling zum Einsatz, um das Erreichen persönlich relevanter Ziele unmittelbar nach dem Training sowie 3 Monate später zu erfassen. Die Analyse des Fragebogens zeigte eine hohe Partizipationsbereitschaft der Mütter. Die Rahmenbedingungen des Trainings (Gruppengröße, Dauer des Trainings und der Sitzungen) sowie die didaktischen Methoden wurden als ideal und die Themen als relevant eingeschätzt. Die Mütter sahen sich in der Lage, die Inhalte im Alltag anzuwenden und nahmen positive Veränderungen hinsichtlich Einfühlungsvermögen, Unterstützung des Kindes, Hausaufgabensituation und Beziehung zum Kind wahr. Das Ausmaß des Erreichens individueller Ziele zum Post-Test variierte je nach Zielbereich: Einfühlen und Verstehen (75 %), Optimierung der Hausaufgabensituation (76 %), Unterstützung psychosozialer Entwicklung (86 %), Lese-Rechtschreibförderung (60 %) und war auch 3 Monate später noch vergleichbar hoch. Die Überprüfung der Wirksamkeit hinsichtlich einer Belastungsreduktion und Kompetenzstärkung seitens der Eltern erfolgt aktuell im Vergleich zu einer unbehandelten Kontrollgruppe.


Methodology ◽  
2019 ◽  
Vol 15 (3) ◽  
pp. 97-105
Author(s):  
Rodrigo Ferrer ◽  
Antonio Pardo

Abstract. In a recent paper, Ferrer and Pardo (2014) tested several distribution-based methods designed to assess when test scores obtained before and after an intervention reflect a statistically reliable change. However, we still do not know how these methods perform from the point of view of false negatives. For this purpose, we have simulated change scenarios (different effect sizes in a pre-post-test design) with distributions of different shapes and with different sample sizes. For each simulated scenario, we generated 1,000 samples. In each sample, we recorded the false-negative rate of the five distribution-based methods with the best performance from the point of view of the false positives. Our results have revealed unacceptable rates of false negatives even with effects of very large size, starting from 31.8% in an optimistic scenario (effect size of 2.0 and a normal distribution) to 99.9% in the worst scenario (effect size of 0.2 and a highly skewed distribution). Therefore, our results suggest that the widely used distribution-based methods must be applied with caution in a clinical context, because they need huge effect sizes to detect a true change. However, we made some considerations regarding the effect size and the cut-off points commonly used which allow us to be more precise in our estimates.


2005 ◽  
Author(s):  
D. Sozen ◽  
B. Sayiner ◽  
M. Turanly ◽  
D. Taspinar

2019 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Abdullah Tamrin ◽  
Hikmawati Masud ◽  
Indah Suci Ramadani
Keyword(s):  

ABSTRAK Berbagai masalah gizi diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan salah satu masalah gizi utama adalah anemia gizi besi. Salah satu upaya untuk memperbaiki pola konsumsi pangan dan pola kebiasaan yang bertujuan untuk menanggulangi anemia dikalangan masyarakat terutama ibu hamil dengan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan penyuluhan gizi dan mengonsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuluhan gizi, asupan gizi dan pemberian tablet tambah darah terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan one-group pre-test and post-test design. Data diperoleh dari hasil Pre test dan Post test menggunakan kuesioner, pengambilan Hb, recall 24 jam dan data tablet tambah darah yang di konsumsi. Kadar hemoglobin ibu hamil pada awalnya anemia (100%) dan pada akhir terdapat sebanyak 8 orang (53,33%). Hasil pre dan post test ibu hamil yang memiliki criteria baik sebelum mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 2 orang (13,33 %) dan setelah mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 4  orang (26,67%). Asupan gizi (energi) ibu hamil yang memiliki criteria asupan baik di awal sebanyak 1  orang (6,67 %) dan di akhir sebanyak 9  orang (60%). Asupan gizi (protein) baik di awal sebanyak 3 orang (20 %) dan di akhir sebanyak 4  orang (26,67%). Pada umumnya asupan Fe di awal dan di akhir dari 15 ibu hamil 100% tergolong kurang. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah dengan baik sebanyak 6 orang (40%). Disarankan ibu hamil turut berpartisipasi setiap pemeriksaan rutin yang diadakan oleh Puskesmas guna mencegah terjadinya masalah gizi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document