scholarly journals IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT. ASTRA INTERNASIONAL MELALUI PROGRAM LINGKUNGAN KAMPUNG BERSERI

Jurnal Signal ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 170
Author(s):  
Elsa Nurlatifa ◽  
Kokom Komariah ◽  
Aat Ruchiat Nugraha

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas. Program CSR PT. PT. Astra International Tbk. International Tbk., salah satunya adalah Kampung Kampung Berseri PT. Astra International Tbk. (KBA). Program KBA berkaitan dengan empat pilar perusahaan, yaitu pendidikan, kesehatan, pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan lingkungan. Di dalam pelaksanaannya, perusahaan bekerja sama dengan warga masyarakat  sekitar perusahaan agar terbentuk program berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana divisi CSR dan tim Kampung Berseri PT. Astra International Tbk.  melakukan tahapan CSR, yaitu perencanaan, implementasi, dan evaluasi program Kampung Berseri PT. Astra International Tbk.. Dengan menggunakan paradigma positivisme serta metode deskriptif., hasil penelitian  menunjukkan bahwa : pertama, pada tahap perencanaan, yakni penetapan tujuan CSR Kampung Berseri PT. Astra International Tbk. mengacu pada visi dan misi utama perusahaan, penetapan target sasaran dengan cara social mapping dan membentuk tim khusus pada masing-masing wilayah. Kedua, pada tahap implementasi SCR Kampung Berseri PT. Astra International Tbk., PT. PT. Astra International Tbk. Internasional Tbk. melaksanakannya dengan panduan PT. Astra International Tbk. Friendly Company dan strategi sentralisasi serta self-managing. Terdapat kendala dalam pendampingan SDM. Ketiga, tahap evaluasi dilakukan setiap satu semester sekali dengan cara monitoring dan progress report melalui lembar balik, yang juga melibatkan pihak internal dan eksternal perusahaan.Kata-kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Implementasi, Kampung Berseri, Program, PT. Astra International Tbk.

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 170-187
Author(s):  
Nova Yohana

Kampung Gambut Berdikari merupakan salah satu tema besar program CSR PT. Pertamina RU II Sungai Pakning. Ide besar program CSR mengenai Kampung Gambut Berdikari sendiri berawal karena masalah serius yang dulu kerap dialami oleh provinsi Riau, yakni kebakaran lahan dan hutan salah satunya di Kecamatan Sungai Pakning yang menyebakan kerugian ekonomi juga masalah kesehatan masyarakat. Melalui program Kampung Gambut Berdikari, perusahaan berupaya merestorasi lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakatnya secara berkelanjutan terutama pada lahan gambut di wilayah  Riau yang rentan terbakar. Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen komunikasi PT Pertamina RU II Sungai Pakning dalam program CSR “Kampung Gambut Berdikari” di wilayah operasi perusahaan  yang meliputi proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating), pengawasan (monitoring) dan dan evaluasi (evaluation) dan ingin mengetahui respon atau tanggapan dari pengelola dan masyarakat  yang memperoleh manfaat dari program CSR  tersebut. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penentuan informan dilakukan secara purposif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan, tahap perencanaan komunikasi, utuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan, maka dilakukannya proses social mapping dan penyusunan rencana kerja hingga rencana strategis dan menghasilkan output yaitu program Kampung Gambut Berdikari. Tahap pengorganisasian dan pelaksanaan program, yang berperan sebagai komunikator yaitu Bidang CSR tepatnya CDO (Community Development Officer). Pesan program berisi hasil analisis dan keluaran kebijakan perusahaan kepada berbagai komunikan dibagian yang berbeda-beda. Komunikan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu masyarakat sasaran yang sesuai dengan kriteria penerima yang telah ditetapkan. Pesan yang disampaikan oleh CDO disalurkan melalui media formal dalam proses monitoring dan evaluasi, juga memanfaatkan media sosial insragram, koran, portal berita serta laporan kinerja tahunan. Monitoring dan evaluasi, komunikasi terbagi kedalam dua jenis yaitu, monev internal dan monev eksternal. Monev internal dilakukan pada saat program berjalan (ongoing review, dan dilakukan per tiga bulan. Sedangkan monev eksternal dilakukan saat program telah melalui setahun berjalan (end review). Manajemen Komunikasi, Prrogram CSR,  Kampung Gambut Berdikari, Pemberdayaan Masyarakat


2019 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Santoso Tri Raharjo ◽  
Sahadi Humaedi ◽  
Budhi Wibhawa ◽  
Nurliana Cipta Apsari

Implementasi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (TJSP) atau corporate social responsibility (CSR) pada masyarakat seringkali keberhasilannya sangat ditentukan oleh para pemangku kepengtingan, selain masyarakat itu sendiri. Namun pada suatu masyarakat dengan karakteristik tertentu, keberadaan tokoh masyarakat (local leader) baik formal maupun informal masih sangat menentukan gerak dan arah kegiatan perubahan masyarakatnya, khususnya untuk keberhasilan kegiatan CSR. Pihak perusahaan dalam merancang kegiatan CSR perlu melibatkan masyarakat dari sejak awal, khususnya dalam melakukan pemetaan sosial (social mapping) dan seterusnya pada tahap pelaksanaan, serta kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan. Kegiatan mengidentifikasi dan memetakan para tokoh juga melibatkan masyarakat, sebab masyarakatlah yang paling merasakan kehadiran peran serta para tokohnya. Pihak perusahan, khususnya pada perusahaan dengan jenis industri ekstraktif, harus benar-benar memahami keberadaan para tokoh masyarakat, jenis-jenis tokoh masyarakat, serta peran sertanya dalam kegiatan pengembangan masyarakat terkait dengan CSR. Oleh karena itu, pada perusahaan diperlukan sumber daya manusia yang benar-benar mengetahui dan memahami tentang proses dan metode pengembangan masyarakat (community development) atau yang benar-benar paham mengenai konsep dan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Sehingga kegiatan pengembangan masyarakat atau juga CSR yang sarat dengan pelibatan masyarakat (partisipatif) dapat menjaga kemandirian, keberdayaan (empowered) serta kesinambungan (sustainability) suatu program. Pada akhirnya akan tercipta relasi yang harmonis antara pihak perusahaan dengan masyarakat sekitar wilayah operasi kegiatan perusahaan.


Author(s):  
Welly Wirman ◽  
Genny Gustina Sari ◽  
Indah Kus Pratiwi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam pengelolaan program CSR Pertanian dan Perikanan Bukit Mekar Terpadu.  Menggunakan metode penelitian kualitatif, dan penentuan informan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertamina RU II Dumai CSR melaksanakan empat tahapan pengelolaan program CSR Bukit Mekar diantaranya: tahap perencanaan program CSR Dumai RU II melakukan social mapping untuk mengetahui wilayah binaan yang membutuhkan program. pendampingan dan pengumpulan permasalahan sosial di wilayah binaan yang meliputi penyuluhan dan pendampingan tentang program yang akan dilaksanakan. Pemantauan program, termasuk pemantauan sistematis yang dilakukan oleh CSR Pertamina RU II Dumai dan pemangku kepentingan terkait. Evaluasi, yang dilakukan untuk kelangsungan program agar terus berjalan dan untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Tani. Untuk melihat upaya perusahaan dalam memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada Grup Bukit Mekar atas pengelolaan program Pertanian dan Perikanan Bukit Mekar Terpadu, perusahaan berupaya mewujudkan program CSR ini menjadi Ikon Pariwisata Kota Dumai. Kesimpulan penelitian ini bahwa Pertamina RU II Dumai CSR melaksanakan empat tahapan pengelolaan program CSR Bukit Mekar diantaranya: tahap perencanaan program CSR Dumai RU II, pendampingan dan pengumpulan permasalahan sosial di wilayah binaan, Pemantauan program, Evaluasi, yang dilakukan untuk kelangsungan program agar terus berjalan dan untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat yang dikelola oleh Kelompok Tani.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 118-125
Author(s):  
Arif Widyatama ◽  
Andi Sabirin ◽  
Sulastia Ningrum

The purpose of this study is to understand in depth the implementation of Corporate social responsibility (CSR) in improving the welfare of the community through the CSR program conducted by PT. PLN Region Sulutenggo. The research method used is interpretive, namely understanding from various informants' perspectives regarding the implementation of CSR. The results of this study indicate that the implementation of PT PLN Sulutenggo Region has carried out various work programs that were born through social mapping obtained by phenomena or problems of residents in the area where PT PLN operates, including in the fields of education and health. Therefore, PT PLN must actively participate in continuing to be committed to its work programs. This research has implications for the implementation of the triple bottom line which is fundamental to the implementation of CSR, because companies are not only required to increase revenue but also contribute to two other aspects, namely social and environmental so that the work program of the company's CSR can prosper the community around PT PLN Sulutenggo Region.


2020 ◽  
Author(s):  
Endah Nurhawaeny Kardiyati ◽  
Mahendra Wijaya ◽  
Suwarto . ◽  
Supriyadi .

At present, the company is required to manage the impact of corporate activities to enable the creation of sustainable development. The sustainable development will certainly only be achieved if since the companies manage the impact of operations on three levels of impact: 1) economy, 2) social and 3) environment. The social mapping method or social mapping used includes Data Study, In-depth Interview, Survey, Location Search (Transect), FGD (Focus Group Discussion) and Secondary Data. Based on the results of social network mapping the strength of formal institutions in Ciwaringin Village is an institution that is legally within the authority of the Village. The role of formal institutions such as Pemdes, BPD, LPMD and MUI, PKK and Karang Taruna is very meaningful for the progress of village development. Analysis of social networks and the degree of importance of each stakeholder have the strength of each actor who is able to move the masses. Stakeholder analysis found that Pemdes were in constructive positions. Identification of social problems is a social problem such as the problem of poverty in the Ciwaringin Village. The mapping results based on FGDs can be grouped into three categories of poverty, namely the poor, the near-poor and the vulnerable groups. Besides the problem of poverty, the problem of unemployment is also a social problem. From the identification results, the average number of unemployed people in Ciwaringin Village is 0.9% in each RW in Ciwaringin Village. Besides identifying social problems, Ciwaringin Village also has social capital that can be used as a potential  in overcoming problems in Ciwaringin Village such as social capital, human capital, physical capital, natural capital, and financial capital. The average social capital owned by the village of Ciwaringin is quite good and runs as it functions. Keywords: Corporate Social Responsibility, Social Mapping, Community Empowerment


2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 100-119
Author(s):  
Dwi Wahyu Hidayat ◽  
Edward Manaor Siahaan ◽  
Amalia Puspitasari ◽  
Susiana Susiana

Corporate social responsibility (CSR) is a program where companies integrate social care in their business operations. Pertamina Integrated Terminal Balikpapan as a state-owned company plays an active role through its Corporate Social Responsibility program for the empowerment of communities around the company area. In this regard, this study aims to find out how the implementation of the CSR Program for Green Care School development at SMK N 6 Balikpapan, carried out by Pertamina Integrated Terminal Balikpapan. The results of this study indicate that the implementation of CSR programs implemented by Pertamina Integrated Terminal Balikpapan goes through five phases, namely the identification phase, the phase where social mapping is carried out by Pertamina Integrated Terminal Balikpapan to find out the potential that exists in the community, especially ring one. The preparation and analysis phase, the phase where designing the implementation of CSR systems such as sorting out programs or setting program goals. The approval phase, the phase in which the Pertamina Integrated Terminal Balikpapan presents the results of identification and analysis of social mapping. The implementation phase, the phase where the FGD begins for the selected program, the program is opened and runs with monitoring per activity. Evaluation phase, the final phase to assess the quality of programs that are run regularly. The ultimate goal of this program is to realize the centre of environment school.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document