scholarly journals PENGEMBANGAN EDUKASI DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA PASANGAN LELAKI SEKS LELAKI (LSL) DI KOTA DENPASAR

2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 6-11
Author(s):  
Luh Gede Pradnyawati

Latar Belakang: Kasus HIV/AIDS pada LSL (Lelaki Seks Lelaki) di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami jumlah peningkatan yang signifikan. Bali merupakan provinsi yang memiliki jumlah kasus HIV/AIDS yang tinggi dimana Kota Denpasar adalah kota yang tertinggi atas keberadaan LSL. Belum pernah dilaporkan pengembangan edukasi dan pencegahan HIV/AIDS di Denpasar secara mendalam, maka peneliti ingin mendalami pencegahannya pada LSL di Denpasar. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan edukasi dan pencegahan HIV/AIDS pada pasangan LSL di Kota Denpasar. Metode: Penelitian ini meggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk menggali lebih dalam mengenai pengembangan edukasi dan pencegahan HIV/AIDS pada LSL di Kota Denpasar. Pemilihan informan pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling dan melakukan indepth interview kepada 10 pasangan LSL yang berusia produktif dan komunikatif di Kota Denpasar. Setelah pengumpulan data di lapangan, data akan dianalisis secara tematik. Hasil: Pendidikan kesehatan dengan metode peer education sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap. Selain itu melakukan pendampingan pada LSL sangatlah penting dalam pencegahan HIV/AIDS. Responden mencari jejaring pasangan seksual melalui media sosial dan beberapa diantaranya melakukan seks group dengan pasangannya untuk mendapatkan sensasi. Kesimpulan: Perlu melakukan peningkatan edukasi dan pendampingan bagi LSL agar mengurangi perilaku risiko tinggi saat berhubungan seksual.

2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Tri Nurhudi Sasono

Abstract : Indicator of the health welfare through Sustanable Development Goals (SDGs) is to reduce the incidence of HIV-AIDS, decrease the rate of the epidemic and maintain the quality of life of people living with HIV-AIDS (PLWHA). Trend cases of HIV-AIDS is the most recent spread among people, especially housewives. In Malang until 2015 found 278 Housewife of 409 cases of AIDS. The prevalence of HIV-AIDS in Malang Regency is ranked second after Surabaya city in East Java. For the importance of public participation and citizen care AIDS Cahaya Care Turen take responsibility for the condition. Determination Rule Goverment number 2 2015 year on the Participation of the community response to HIV-AIDS in Malang as a legal rule. Concerned Citizens activities AIDS (WPA). WPA Cahaya Care Turen is increases HIV risk and quality of life PLWHA. The purpose of this study was to determine the role of Citizens AIDS Cahaya Care Quality of Care Turen against people living with HIV in Puskesmas Turen Malang. The study design using a quasi-experimental, with purposive sampling using a sampling technique. Total number of research subjects 23. Based on test results obtained with the Wilcoxon p value <0.005, which means that there is a significant difference before and after PLWHA joining participated in the WPA Cahaya Care Turen. The conclusion of this study is WPA activities involving people living with HIV and at risk groups can optimize compliance with antiretroviral drugs that have an impact on improving the quality of life of PLHIV. Suggestions in this research is done WPA Program activities are structured and ongoing cross-sector in order to improve the quality of life and empower PLWHA.Keywords : WPA Cahaya Care Turen, Quality of life, PLWHA Abstrak : Salah satu indikator kesejahteraan kesehatan melalui Sustanable Development Goals (SDGs) adalah menekan angka kejadian HIV-AIDS, menurunkan laju epidemik dan mempertahankan kualitas hidup Orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Trend kasus HIV-AIDS terkini terbanyak adalah menjangkit dikalangan masyarakat khususnya pada ibu rumah tangga. Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2015 ditemukan 278 Ibu Rumah Tangga dari 409 kasus AIDS. Prevalensi HIV-AIDS di Kabupaten Malang ini merupakan peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Untuk itu pentingnya peran serta masyarakat dan warga peduli AIDS Cahaya Care Turen ikut bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut. Penetapan Peraturan Bupati Malang no.2 th.2015 tentang Peran serta masyarakat penanggulangan HIV-AIDS di Kabupaten Malang diharapkan dapat mengurangi risiko penularan HIV dan meningkatkan kualitas hidup ODHA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Warga Peduli AIDS Cahaya Care Turen terhadap Kualitas ODHA Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen Kabupaten Malang. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen, dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling. Jumlah subyek penelitian sejumlah 23. Berdasarkan hasil uji dengan Wilcoxon didapatkan nilai p value < 0.005 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah ODHA bergabung mengikuti kegiatan WPA Cahaya Care Turen. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kegiatan WPA dengan melibatkan ODHA dan kelompok beresiko dapat mengoptimalkan kepatuhan obat ART sehingga berdampak terhadap peningkatan kualitas hidup ODHA. Saran dalam penelitian ini adalah dilakukannya Program kegiatan WPA yang terstruktur dan berkesinambungan lintas sektor guna meningkatkan kualitas hidup dan memberdayakan ODHA.     Kata kunci : WPA Cahaya Care Turen, kualitas hidup, ODHA


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Nunu Harison ◽  
Agung Waluyo ◽  
Wati Jumaiyah
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mendalam tentang pemahaman pengobatan dan kendala kepatuhan terapi ARV pasien HIV/AIDS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak sembilan orang. Hasil penelitian menujukan pemahaman pasien tentang pengobatan ARV masih kurang dan kendala kepatuhan terapi ARV diantaranya adalah jadwal konsultasi dokter, biaya, dukungan keluarga dan kendala efek samping obat.


Author(s):  
Ranti Suciati ◽  
Mujiati Mujiati ◽  
Novianti Novianti

Abstrak Semakin meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia, berdampak tidak hanya pada masalah kesehatan, memacu pemerintah untuk melibatkan masyarakat sipil dalam Organisasi Berbasis Komunitas (OBK) untuk ikut berperan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Pentingnya identifikasi kendala atau hambatan yang dihadapi oleh OBK memunculkan strategi atau alternatif solusi untuk mengatasi kendala, serta memberikan gambaran model intervensi yang lebih sinkron antara pemerintah dan masyarakat. Desain penelitian adalah kualitatif dengan melakukan studi kasus di dua LSM Peduli AIDS di Jakarta. Informan dipilih secara purposive sampling yaitu pengurus, anggota/petugas, dan dampingan dari dua OBK. Pengumpulan informasi dengan wawancara mendalam berdasarkan pedoman wawancara dan diolah menggunakan metode content analysis. Kendala yang dihadapi OBK yaitu alur rujukan BPJS yang mengikuti domisili sehingga memberatkan pasien, kurang optimalnya koordinasi dan kerjasama antara OBK dengan Puskesmas, belum meratanya kualitas dan kapasitas SDM anggota OBK, persoalan administratif organisasi, sumber dana yang tidak selalu kontinu, adanya perbedaan kepentingan antara OBK dengan pihak kepolisian, serta masih tingginya stigma masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS. Solusi mengatasi kendala OBK dilakukan dengan peningkatan efektifitas pelaksanaan program pemerintah melalui OBK, antara lain dengan penerapan fleksibilitas pengelolaan dana berdasarkan kinerja OBK, peningkatan kapasitas SDM, pemantapan sistem manajerial, pemahaman alur layanan kesehatan di Puskesmas, serta social support bagi penderita HIV/AIDS. Kata kunci: organisasi berbasis komunitas, LSM, HIV/AIDS Abstract The increasing number of HIV/AIDS cases in Indonesia that impact not only on health issues, spur the Government to involve civil society in community-based organizations (OBK) to play a role in HIV/AIDS prevention program. Identification of constraints or obstacles faced by OBK do as they can generate alternative strategies or solutions to overcome these constraints, and provide a more synchronous model of intervention between the government and the community. This type of research is a case study at two AIDS Awareness NGOs in Jakarta. The informants were chosen by purposive sampling ie the board, members/officers, and assistants from the two NGOs. Information collection with by in-depth interview based on interview guideline and processed using content analysis method. Constraints faced by the OBK is the issue of referral flow pathways that follow the domicile so burdensome patients, less optimal coordination and cooperation between OBK with primary health care, uneven quality and capacity of human resources of NGO members, organizational administrative issues, sources of funds that are not always continuous, different interests between the OBK with the police department, and the stigma. Reduction of obstacles faced by OBK can be done by increasing the effectiveness of government program implementation through OBK, among others by applying flexibility of fund management based on OBK performance, human resource capacity building, managerial system strengthening, understanding of health service flow in primary health care, and social support for patient HIV/AIDS. Keywords: community-based organizations, NGOs, HIV/AIDS


2005 ◽  
Vol 32 (1) ◽  
pp. 57-68 ◽  
Author(s):  
Donald E. Morisky ◽  
Chrystene Nguyen ◽  
Alfonso Ang ◽  
Teodora V. Tiglao

This study assesses the results of a 2-year community-based peer education program aimed at increasing HIV/AIDS knowledge, attitudes toward condoms, and condom use behavior among taxicab and tricycle drivers in the Philippines. Pretest, posttest, and follow-up data were collected throughout the educational intervention program. The results of the repeated measures analysis of variance (ANOVA) indicate a significant change on knowledge about HIV/AIDS from baseline to posttest and from posttest to follow-up ( F= 449.27, df= 2, p< .001). There was also a significant change on attitudes about condom use from baseline to posttest and from posttest to follow-up ( F= 425.19, df= 2, p= 0.001), and a significant effect on condom use behavior with commercial sex workers from baseline to posttest and follow-up ( F= 428.31, df= 2, p= .001). The peer-mediated intervention was found to be an effective means of HIV/AIDS prevention among taxi and tricycle drivers in the Philippines.


2011 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 47-59
Author(s):  
Ling Zhou ◽  
Junqiao Guo ◽  
Zhanbao Ma ◽  
Lijuan Fan ◽  
Yuan Gu ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document