Kualitas Pelayanan Publik Pada KASI Administrasi Kependudukan di Kantor Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang

2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 171-179
Author(s):  
Nazirwan Nazirwan

Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mendeskripsikan Kualitas Pelayanan Publik pada Kasi Administrasi Kependudukan di Kecamatan Padang Selatan, Untuk mengetahui kendala Kualitas Pelayanan Publik Pada Kasi Administrasi Kependudukan di Kecamatan Padang Selatan, Dan untuk Mendeskripsikan upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang ditemui dalam Kualitas Pelayanan Publik Pada Kasi Administrasi Kependudukan di Kecamatan Padang Selatan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Kualitatif. Teknik Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer didapat melalui observasi dan wawancara sedangkan data sekunder didapat melalui dokumentasi.Penelitian menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari reduksi data,display data dan kesimpulan (varifikasi).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Publik Pada Kasi Administrasi Kependudukan Di kantor Kecamatan Padang Selatan Kota Padang sudah berjalan sesuai aturan tetapi belum optimal dalam pelaksanaannya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan antara lain: Sumber daya manusia,kesadaran masyarakat yang kurang khususnya dalam melengkapi syarat-syarat administratif pelayanan serta kekosongan pegawai menyebabkan pelayanan yang lebih lama dari waktu yang ditentukan.

2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 111-124
Author(s):  
Sri Haryanti

Peran Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai posisi penting dalam meningkatkan kualitas sekolah. atas dasar itu, penelitian difokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi di sekolah.  penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang dilakukan di MTSN I Kota Bima dan MTS Muhammadiyah Kota Bima. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru, wakil kepala sekolah, siswa, kementerian agama dan komite; (2) observasi untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan sekolah, pada saat kepala sekolah melakukan rapat dan melakukan pembinaan terhadap guru-guru, dan observasi terhadap kegiatan siswah; dan (3) dokumentasi dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dan di padukan dengan snowball sampling. data yang terkumpul  di sekolah di analisis melalui tahap reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan, dan untuk mengecek Kebenaran data di analisis dengan  mengunakan  triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian sbb: (1) terdapat perbedaan kepemimpinan kedua sekolah sehingga memiliki budaya prestasi yang berbeda; (2) bentuk pembinaan siswa yang dilakukan oleh kedua sekolah berbeda, MTSN I melakukan pembinaan kepada siswa tidak hanya saat mengikuti lomba saja tetapi diadakan setiap minggunya, namun. Hal tersebut berbanding terbalik dengan yang terjadi di MTS Muhammadiyah Kota Bima. Sehingga menyebabkan prestasi kedua sekolah tersebut berbeda


2019 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 221-227
Author(s):  
Sheila Ayu Ningsih ◽  
Isnarmi Isnarmi

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti dalam melihat Upaya Guru Dalam Mengurangi Sikap Etnosentrisme Yang Berkembang di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo, Pasaman Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk etnosentrisme, upaya guru, dan faktor etnosentrisme bertahan di SMPN 3 Luhak Nan Duo. Guru dan seluruh perangkat sekolah telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi sikap etnosentrisme yang berkembang disekolah. Namun, masih ada saja konflik dan gesekan-gesekan siswa antar suku yang disebabkan oleh sikap etnosentrisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif dengan teknik pemilihan informan dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Studi kepustakaan dianalisis dengan menggunakan teknik analisi data dari Miles & Huberman (reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upaya Guru Dalam Mengurangi Etnosentrisme di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo, Pasaman Barat telah dilakukan dengan maksimal, namun belum mencapai tujuan yang diinginkan. Banyak siswa-siswi yang masih memiliki sikap etnosentrisme yang kental. Padahal seluruh guru telah bekerja sama dengan baik untuk mengurangi etnosentrisme yang berkembang di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo, Pasaman Barat. Hal ini trjadi karena faktor penyebab etnosentrisme yang datang dari luar lingkungan sekolah sangat kuat.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Margie Grace Kelly Tarehy ◽  
Arwyn Weynand Nusawakan ◽  
Simon Pieter Soegijono

Latar Belakang: Badan Kesehatan Dunia mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi dinamis yang meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Tahun 2013, jumlah penderita gangguan jiwa nasional sebesar 1,7 per mil dan prevelensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional adalah 6.0%. Hal ini menjadi sebuah perhatian dengan tersedianya penanganan atau pengobatan bahkan strategi koping yang lebih tepat. Tujuan: menggambarkan persepsi kesehatan mental dan strategi koping berbasis budaya pada orang Ambon dengan latar belakang sosiodemografi yang berbeda. Metode: kualitatif deskriptif menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam melalui pertanyaan-pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik reduksi data, display data dan kesimpulan. Hasil: didapatkan 6 tema besar: sehat itu terbebas dari penyakit dan harus menjaga pola hidup yang sehat, persepsi kesehatan mental dan faktor penyebab gangguan mental, strategi masyarakat menghadapi pasien gangguan mental, mendapatkan layanan kesehatan dan dukungan dari keluarga dan masyarakat, eksternal stresor sebagai penyebab stres, dan strategi koping masyarakat Latuhalat. Kesimpulan: berdasarkan sosiodemografi partisipan mempunyai strategi koping yang tepat dalam menangani orang yang mengalami gangguan jiwa yaitu membawa orang tersebut ke Rumah Sakit Jiwa untuk memperoleh asuhan keperawatan. Sedangkan tidak terdapat strategi koping yang berbasis budaya.Background: World Health Organization defined health as the dynamic condition which included physical health, spiritual, social, and not just free from any diseases, physical defect, and weakness. In 2013, the number of national mental disorder sufferers was 1,7 per mile and the prevalence population suffered from emotional mental was 6.0%. This is a concern with the availability of handling or treatment even better for coping strategy. Aim: To describe the perception of mental health and coping strategy based on the culture againts Ambonese with different background of sociodemography. Method: Descriptive qualitative used purposive sampling and snowball sampling techniques. Data collection used interviews through semi structured questions. The results of interviews then was analyzed using technique of data reduction, data display and conclusions. Results: that found six enormous themes: healthy it was free from any diseases and should maintain a healthy lifestyle, mental health perception and factors of mental disorder, the strategy of community to face the patients mental health, procured health services and support from families and communities, external stressor as the cause of stress, and coping strategy of Latuhalat community. Conclusions: Based on sosiodemography participants have the right coping strategy in handling people who have mental disorder that brought the person to Psychiatric Hospital to obtain the care of nursing .While there was no coping strategy which based on culture.


Author(s):  
Eliana Krisna Wati ◽  
Suyatno Suyatno ◽  
Widodo Widodo

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Latar belakang penerapan program sekolah ramah anak di SD N Kasihan, 2) Strategi penerapan sekolah ramah anak di SD N Kasihan, dan 3. Dampak penerapan sekolah ramah anak terhadap perkembangan belajar anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian teridiri dari kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman, yaitu data reduction, data display, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan program sekolah ramah anak didasari karena para siswa di SD N Kasihan sebagian besar pernah mengalami kekerasan baik secara verbal maupun non-verbal. Selain itu, program didukung oleh adanya tekad dan komitmen para guru serta adanya keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 2) Implementasi program sekolah ramah anak di Sekolah Dasar Negeri Kasihan dilakukan melalui tahapan sosialisasi, pembinaan soliditas guru, pembiasaan, dan memasukan nilai-nilai sekolah ramah anak dalam proses pembelajaran. 3) Dampak program sekolah ramah anak terlihat dari terbentuknya karakter anak, siswa merasa senang dengan proses pembelajaran di sekolah, dan meningkatnya peran aktif orangtua untuk ikut menerapkan pendidikan ramah anak.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 3097-3110
Author(s):  
Geminia Pantara Putri ◽  
Maison Maison ◽  
Nizlel Huda

Menemukan letak miskonsepsi siswa dikelas merupakan cara bijak untuk memperbaiki miskonsepsi, karena masih banyak siswa ditemukan yang mengalami miskonsepsi. Bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kognitif miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat. Penelitian ini merupakan penelitian kuanlitatif, dalam penelitian ini tidak diberikan perlakuan dalam bentuk kegiatan pembelajaran sebelumnya kepada siswa. Sebelum tes dilaksanakan, siswa terlebih dahulu diberikan informasi mengenai materi yang akan di lakukan tes, agar hasil yang diperoleh pada tes menggunakan Certainty of Response Index (CRI) sesuai dengan yang diharapkan peneliti. dilaksanakan di SMPN 11 Batanghari pada kelas VII. Penelitian dimulai dengan tahap persiapan pada bulan februari 2021 sampai April 2021. Teknik pengambilan subjek menggunakan purposive sampling. Instrument penelitian adalah lembar wawancara, dokumentasi dan lembar tes. Teknik analisis menggunakan metode metode Miles dan Huberman yaitu (reduction, data display, danconclusion drawing/verification. Kesimpulan dalam penelitian ini struktur kognitif miskonsepsi siswa pada operasi hitung bilangan bulat dalam kategori kurangnya koherensi local dan koherensi local. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kurang mampu menghubungkan konsep pendukung dalam menjawab masalah atau pertanyaan yang konsetual.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 70-81
Author(s):  
Yosi Azari ◽  
Delmira Syafrini

Latar belakang penelitian ini adalah problematika sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring pada mata pelajaran sosiologi, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan problematika sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir, Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua teori yang pertama teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons, di dalam teori ini terdapat konsep AGIL. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 20 orang informan, pengumpulan data secara observasi. Wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), dan Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan). Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian yang peneliti lakukan selama berada di lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir pelaksanaan pembelajaran kombinasi daring dan luring memilki problematika yang dirasakan siswa adalah 1) Siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pembelajaran kombinasi, 2) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran kombinasi daring/luring, 3) Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran kombinasi daring/luring, 4) Hasil belajar siswa rendah , 5) Siswa tidak mampu membeli paket internet, 6) Kesulitan siswa dalam mengakses jaringan internet. dan guru dalam melaksanakan sistem pembelajaran kombinasi daring/luring. adapun problematika sistem pembelajaran kombinasi daring/luring pada mata pelajaran sosiologi yang berasal dari guru yaitu: 1) Guru tidak memiliki skill/pengetahuan dalam pembelajaran kombinasi daring/luring, 2) Guru kesulitan dalam memberikan penilaian pada pembelajaran kombinasi, 3) Tidak efektifnya waktu mengajar guru, 4) kemampuan guru sosiologi menggunakan teknologi informasi terbatas, 5) Keterbatasan sarana dan prasarana.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Tira Febriani ◽  
Zulmuqim Zulmuqim

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keyakinan diri yang dimiliki oleh peserta didik dalam kemampuannya menguasai pelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik  kurang menyadari kemampuan dan potensi mereka dalam berpikir. Peserta didik juga memiliki motivasi yang rendah. Terbukti dengan keributan di kelas, tidak mendengarkan pelajaran, Keadaan demikian memicu kurangnya peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik juga menunjukkan perilaku yang tidak baik seperti suka bolos saat jam pelajaran, melanggar aturan yang sudah ditetapkan sekolah. Guru sudah berupaya untuk mengembangkan self regulation peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang.Fokus penelitian adalah bagaimana upaya guru dalam mengembangkan self regulation peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam mengembangkan self regulation aspek metakognitif, motivasi, perilaku peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya guru dalam mengembangakan self regulation aspek metakognitif, motivasi, perilaku peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Informan penelitian ini adalah Guru PAI, Peserta Didik, dan Wakil Kurikulum, yang diterapkan dengan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisis melalui analisis kualitatif yaitu dengan urutan sebagai berikut: reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) Upaya guru dalam mengambangkan dalam self regulation aspek metakognitif peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang, bentuk aspek metakognitif ialah perencanaan, penetapantujuan, evaluasi. (2) Upaya guru dalam mengembangkan self regulation aspek motivasi peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang, bentuk aspek motivasi ialah saling ketergantungan terhadap tugas, arah tujuan, kenyataan tugas. (3)Upaya guru dalam mengembangkan self regulation aspek perilaku peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang, bentuk aspek perilaku ialah penguatan positif dan penguatan negatif.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 49-59
Author(s):  
Buana Bima Fikri ◽  
Azhar Azhar

Gaya hidup konsumtif pada bukan lagi hal baru ditengah  kehidupan masyarakat, mulai dari penampilan, pakaian yang bermerek, make up yang mahal, warung makan bergengsi serta kendaraan yang digunakan, sangat diperhatikan mereknya sebagai simbol gaya hidup mereka. Dalam penelitian ini mendesklripsikan gaya hidup konsumtif pada masyarakat di Kota Bima. Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan 8 orang informan yang ditentukan secara purposive sampling. Tehnik pengumpulan data yakni observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang didapatkan di lapangan di analisis dengan cara reduksi data, display data, dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi tehnik pengumpulan data, triangulasi sumber data, dan triangulasi waktu. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konsumsi Franco Modegliani (1950-1962).Hasil temuan dalam penelitian ini, mengambarkan bahwa pengguna jasa koperasi simpan pinjam memiliki berbagai model gaya hidup konsumtif seperti membeli baju, tas, sepatu, aksesoris, android secara onlinedan tempat yang bertaraf gengsi, warung makan yang menjadi langgananya harus mewah, dengan tujuan untuk mempertahankan status dan penampilannya, padahal uang yang digunakan adalah bukan uang sendiri. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah adanya sifat boros, pelanggang nasabah lebih dari 2 sampai 3 koperasi, selain itu nasabah koperasi menjadi malas bekerja dan berusaha, kemudian untuk membayar cicilan koperas dibayar dengan menjadi nasabah lagi di koperasi yang lainnya malas mencari penghasilan serta adanya kecemburuan sosial serta adanya pengguna yang meminjam lebih dari satu kantor koperasi. Dampak positif dari perilaku tersebut hampir rata-rata tidak ditemukan sama sekali.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 172-183
Author(s):  
Deasy Wiji Wulandari

Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan : (1) Partisipasi lanjut usia dalam posyandu lansia (2) Faktor pendukung dan penghambat lanjut usia dalam berpartisipasi pada kegiatan Posyandu Lansia Wira Werdha. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian adalah kader, lanjut usia, dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi yang digunakan untuk menjelaskan keabsahan data menggunakan sumber data. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Partisipasi lanjut usia dalam posyandu  lansia  yaitu partisipasi tenaga, dana dan material. Pada partisipasi tenaga adalah keikutsertaan dalam kehadiran di posyandu lansia, melakukan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan posyandu lansia seperti senam, pemeriksaan kesehatan, dan rekreasi, sedangkan partisipasi dana yaitu keikutsertaan dalam memberikan sumbangan secara sukarela di setiap pertemuan, dan partisipasi material yaitu keikutsertaan dalam bentuk sumbangan yang dipergunakan untuk umum seperti menjenguk orang sakit dan melayat. (2) Faktor pendukung dan penghambat dalam posyandu lansia, faktor pendukung: a) Faktor internal: lanjut usia banyak yang masih aktif dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini dan adanya keinginan untuk mengetahui kesehatan dan banyak kegiatan positif b) Faktor Eksternal: banyak teman, serta kader-kader juga perhatian dengan lansia, adanya dukungan dari tokoh masyarakat serta kader yang selalu ingin memajukan Posyandu Lansia, teman-temannya yang masih aktif dalam mengikuti kegiatan di posyandu lansia serta pengurus-pengurus di RW maupun RT sangat mendukung dan merespon postif adanya Posyandu Lansia ini, peran dari Puskesmas dalam pelayanan kesehatan dan bantuan dari tokoh masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana. Faktor penghambat: a) Faktor Internal: Kondisi lansia yang sudah lemah yang terkadang tidak dapat memungkinkan untuk ikuserta dalam Posyandu Lansia dan ada sebagian pihak keluarga yang tidak mendukung lanjut usia untuk ikut serta dalam Posyandu Lansia b) Faktor Eksternal: kondisi cuaca yang kadang tidak menentu seperti ujan dan alat-alat kesehatan di Posyandu Lansia kurang lengkap untuk mengecek kesehatan lanjut usia. 


Author(s):  
Salami Mahmud ◽  
Azizah Azizah

Bencana gempa dan tsunami kembali terjadi di Pandeglang Banten pada 22 Desember 2018  sebagai dampak dari aktivitas anak gunung Krakatau. Setidaknya korban tewas sebanyak 430 orang, korban luka-luka 1.495 orang, 159 orang hilang, dan 21.991 orang harus diungsikan dari rumahnya. Dari jumlah secara keseluruhan, duapertiganya adalah anak-anak dan perempuan karena ini adalah kelompok yang paling rentan. Saat masa tanggap darurat, pemerintah dan masyarakat hanya fokus pada proses evakuasi, recovery, dan rehabilitasi. Tapi upaya meningkatkan daya tahan diri (resilience) perempuan kurang menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan; (1) Bagaimanakah upaya yang dilakukan pemerintah terhadap penguatan pengetahuan dan keterampilan perempuan bencana alam di Pandeglang Banten?, (2) Bagaimanakah implikasi program penguatan perempuan terhadap resiliensi para perempuan yang ada di Pandeglang Banten?. Penelitian lapangan ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling, dan ditentukanlah sebanyak enam orang responden yang berasal dari tiga desa yang mengalami dampak terparah dengan karakteristik yaitu; perempuan yang berusia antara 20-40 tahun dan sudah menikah, pernah tinggal di kamp pengungsian, dan rumahnya mengalami kerusakan yang parah. Teknik dan alat pengumpulan data ditempuh dengan langkah observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa terdapat empat program mitigasi bencana yang telah dilakukan pemerintah guna memberikan penguatan pengetahuan dan keterampilan perempuan yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami di Pandeglang Banten. Implikasi program penguatan perempuan terhadap resiliensi para perempuan tersebut sudah menunjukkan suatu pencapaian. Dimana pengalaman dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup pasca musibah, mampu mengembangkan keterampilan hidupnya, seperti kemampuan yang realistik dalam membuat rencana hidup dan mampu mengambil langkah yang tepat bagi keberlangsungan hidupnya. Di samping itu, mereka dapat mengembangkan cara untuk mengubah keadaan yang penuh tekanan menjadi sebuah kesempatan untuk pengembangan diri pribadi di masa mendatang.  Kata kunci : resiliensi, perempuan, bencana alam


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document