scholarly journals Upaya Guru dalam Mengembangkan Self Regulation Peserta Didik pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 8 Padang

2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Tira Febriani ◽  
Zulmuqim Zulmuqim

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya keyakinan diri yang dimiliki oleh peserta didik dalam kemampuannya menguasai pelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik  kurang menyadari kemampuan dan potensi mereka dalam berpikir. Peserta didik juga memiliki motivasi yang rendah. Terbukti dengan keributan di kelas, tidak mendengarkan pelajaran, Keadaan demikian memicu kurangnya peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik juga menunjukkan perilaku yang tidak baik seperti suka bolos saat jam pelajaran, melanggar aturan yang sudah ditetapkan sekolah. Guru sudah berupaya untuk mengembangkan self regulation peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang.Fokus penelitian adalah bagaimana upaya guru dalam mengembangkan self regulation peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya guru dalam mengembangkan self regulation aspek metakognitif, motivasi, perilaku peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya guru dalam mengembangakan self regulation aspek metakognitif, motivasi, perilaku peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Informan penelitian ini adalah Guru PAI, Peserta Didik, dan Wakil Kurikulum, yang diterapkan dengan teknik purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisis melalui analisis kualitatif yaitu dengan urutan sebagai berikut: reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:(1) Upaya guru dalam mengambangkan dalam self regulation aspek metakognitif peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang, bentuk aspek metakognitif ialah perencanaan, penetapantujuan, evaluasi. (2) Upaya guru dalam mengembangkan self regulation aspek motivasi peserta didik pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang, bentuk aspek motivasi ialah saling ketergantungan terhadap tugas, arah tujuan, kenyataan tugas. (3)Upaya guru dalam mengembangkan self regulation aspek perilaku peserta didik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMK Negeri 8 Padang, bentuk aspek perilaku ialah penguatan positif dan penguatan negatif.

2020 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 171-179
Author(s):  
Nazirwan Nazirwan

Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mendeskripsikan Kualitas Pelayanan Publik pada Kasi Administrasi Kependudukan di Kecamatan Padang Selatan, Untuk mengetahui kendala Kualitas Pelayanan Publik Pada Kasi Administrasi Kependudukan di Kecamatan Padang Selatan, Dan untuk Mendeskripsikan upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang ditemui dalam Kualitas Pelayanan Publik Pada Kasi Administrasi Kependudukan di Kecamatan Padang Selatan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Kualitatif. Teknik Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer didapat melalui observasi dan wawancara sedangkan data sekunder didapat melalui dokumentasi.Penelitian menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari reduksi data,display data dan kesimpulan (varifikasi).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan Publik Pada Kasi Administrasi Kependudukan Di kantor Kecamatan Padang Selatan Kota Padang sudah berjalan sesuai aturan tetapi belum optimal dalam pelaksanaannya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan antara lain: Sumber daya manusia,kesadaran masyarakat yang kurang khususnya dalam melengkapi syarat-syarat administratif pelayanan serta kekosongan pegawai menyebabkan pelayanan yang lebih lama dari waktu yang ditentukan.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 111-124
Author(s):  
Sri Haryanti

Peran Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai posisi penting dalam meningkatkan kualitas sekolah. atas dasar itu, penelitian difokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi di sekolah.  penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang dilakukan di MTSN I Kota Bima dan MTS Muhammadiyah Kota Bima. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: (1) wawancara mendalam dengan kepala sekolah, guru, wakil kepala sekolah, siswa, kementerian agama dan komite; (2) observasi untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan sekolah, pada saat kepala sekolah melakukan rapat dan melakukan pembinaan terhadap guru-guru, dan observasi terhadap kegiatan siswah; dan (3) dokumentasi dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dan di padukan dengan snowball sampling. data yang terkumpul  di sekolah di analisis melalui tahap reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan, dan untuk mengecek Kebenaran data di analisis dengan  mengunakan  triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian sbb: (1) terdapat perbedaan kepemimpinan kedua sekolah sehingga memiliki budaya prestasi yang berbeda; (2) bentuk pembinaan siswa yang dilakukan oleh kedua sekolah berbeda, MTSN I melakukan pembinaan kepada siswa tidak hanya saat mengikuti lomba saja tetapi diadakan setiap minggunya, namun. Hal tersebut berbanding terbalik dengan yang terjadi di MTS Muhammadiyah Kota Bima. Sehingga menyebabkan prestasi kedua sekolah tersebut berbeda


2019 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 221-227
Author(s):  
Sheila Ayu Ningsih ◽  
Isnarmi Isnarmi

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti dalam melihat Upaya Guru Dalam Mengurangi Sikap Etnosentrisme Yang Berkembang di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo, Pasaman Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk etnosentrisme, upaya guru, dan faktor etnosentrisme bertahan di SMPN 3 Luhak Nan Duo. Guru dan seluruh perangkat sekolah telah berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi sikap etnosentrisme yang berkembang disekolah. Namun, masih ada saja konflik dan gesekan-gesekan siswa antar suku yang disebabkan oleh sikap etnosentrisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif dengan teknik pemilihan informan dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Studi kepustakaan dianalisis dengan menggunakan teknik analisi data dari Miles & Huberman (reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Upaya Guru Dalam Mengurangi Etnosentrisme di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo, Pasaman Barat telah dilakukan dengan maksimal, namun belum mencapai tujuan yang diinginkan. Banyak siswa-siswi yang masih memiliki sikap etnosentrisme yang kental. Padahal seluruh guru telah bekerja sama dengan baik untuk mengurangi etnosentrisme yang berkembang di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo, Pasaman Barat. Hal ini trjadi karena faktor penyebab etnosentrisme yang datang dari luar lingkungan sekolah sangat kuat.


Author(s):  
Naili Sa'ida

<em>This study aims to describe the development of self-regulation of children aged 4-5 years at Kindergarten Dhamawanita Persatuan Pucang Jajar. This study is a qualitative case study in children aged 4-5 years. Data analysis techniques use the model proposed by Miles and Huberman which consists of 3 stages: data reduction, data display, and verification. The research were use multi technique to collect the data use the observation, interviews, and documentation. The results showed that the development of self-regulation developed simultaneously with language skills. Language can really play an important role in determining how children regulate their thoughts, emotions, and behavior. Language facilitates the internalization of children's social structures and rules through their interaction in the social world around them. When children interact with others, their understanding of other people's perspectives and expectations is expanded. This perspective shows that language helps children understand their experiences, as well as the experiences of others, and so it is through language that children connect this information with their own behavior.</em>


2015 ◽  
Vol 42 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Dwi Nur Rachmah

This study aimed at identifying and understanding more deeply the self-regulated learning of students with high GPA, who had multiple roles (as housewife and worker also). The approach employed in this study was qualitative-phenomenological approach. The subjects of the study were selected by purposive sampling technique and the data were collected using techniques of observations and in-depth interviews. The results indicated that the four subjects conducted self-regulation in learning through regulating the cognition, motivation, behavior and emotion. Moreover, the subjects performed context regulation in order to achieve certain learning objectives. Self-regulated learning performed by the subjects was influenced by specific precipitating situations and the characteristics of each related individual. It was also strengthened by social support given to them. Keywords: self-regulated learning, student, many roles Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami lebih mendalam bagaimana regulasi diri dalam belajar (self regulated learning) mahasiswa yang memiliki banyak peran (sebagai ibu rumah tangga dan bekerja) dengan indeks prestasi tinggi. Pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif-fenomenologi. Subjek penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling dan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah meng¬gunakan observasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menemukan bahwa empat orang subjek menggunakan regulasi diri dalam belajar berupa regulasi kognitif, regulasi motivasi, regulasi perilaku dan regulasi emosi. Selain itu subjek juga melakukan regulasi konteks agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Regulasi diri dalam belajar yang dilakukan oleh para subjek dipengaruhi oleh situasi pencetus dan karakteristik tiap individu bersangkutan. Regulasi diri dalam belajar yang dilakukan juga tidak terlepas dari dukungan sosial yang diberikan kepada mereka. Kata kunci: regulasi diri dalam belajar, mahasiswa, peran banyak


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Margie Grace Kelly Tarehy ◽  
Arwyn Weynand Nusawakan ◽  
Simon Pieter Soegijono

Latar Belakang: Badan Kesehatan Dunia mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi dinamis yang meliputi kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Tahun 2013, jumlah penderita gangguan jiwa nasional sebesar 1,7 per mil dan prevelensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional adalah 6.0%. Hal ini menjadi sebuah perhatian dengan tersedianya penanganan atau pengobatan bahkan strategi koping yang lebih tepat. Tujuan: menggambarkan persepsi kesehatan mental dan strategi koping berbasis budaya pada orang Ambon dengan latar belakang sosiodemografi yang berbeda. Metode: kualitatif deskriptif menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam melalui pertanyaan-pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik reduksi data, display data dan kesimpulan. Hasil: didapatkan 6 tema besar: sehat itu terbebas dari penyakit dan harus menjaga pola hidup yang sehat, persepsi kesehatan mental dan faktor penyebab gangguan mental, strategi masyarakat menghadapi pasien gangguan mental, mendapatkan layanan kesehatan dan dukungan dari keluarga dan masyarakat, eksternal stresor sebagai penyebab stres, dan strategi koping masyarakat Latuhalat. Kesimpulan: berdasarkan sosiodemografi partisipan mempunyai strategi koping yang tepat dalam menangani orang yang mengalami gangguan jiwa yaitu membawa orang tersebut ke Rumah Sakit Jiwa untuk memperoleh asuhan keperawatan. Sedangkan tidak terdapat strategi koping yang berbasis budaya.Background: World Health Organization defined health as the dynamic condition which included physical health, spiritual, social, and not just free from any diseases, physical defect, and weakness. In 2013, the number of national mental disorder sufferers was 1,7 per mile and the prevalence population suffered from emotional mental was 6.0%. This is a concern with the availability of handling or treatment even better for coping strategy. Aim: To describe the perception of mental health and coping strategy based on the culture againts Ambonese with different background of sociodemography. Method: Descriptive qualitative used purposive sampling and snowball sampling techniques. Data collection used interviews through semi structured questions. The results of interviews then was analyzed using technique of data reduction, data display and conclusions. Results: that found six enormous themes: healthy it was free from any diseases and should maintain a healthy lifestyle, mental health perception and factors of mental disorder, the strategy of community to face the patients mental health, procured health services and support from families and communities, external stressor as the cause of stress, and coping strategy of Latuhalat community. Conclusions: Based on sosiodemography participants have the right coping strategy in handling people who have mental disorder that brought the person to Psychiatric Hospital to obtain the care of nursing .While there was no coping strategy which based on culture.


Author(s):  
Eliana Krisna Wati ◽  
Suyatno Suyatno ◽  
Widodo Widodo

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Latar belakang penerapan program sekolah ramah anak di SD N Kasihan, 2) Strategi penerapan sekolah ramah anak di SD N Kasihan, dan 3. Dampak penerapan sekolah ramah anak terhadap perkembangan belajar anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek penelitian teridiri dari kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles & Huberman, yaitu data reduction, data display, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan program sekolah ramah anak didasari karena para siswa di SD N Kasihan sebagian besar pernah mengalami kekerasan baik secara verbal maupun non-verbal. Selain itu, program didukung oleh adanya tekad dan komitmen para guru serta adanya keinginan untuk meningkatkan mutu pendidikan. 2) Implementasi program sekolah ramah anak di Sekolah Dasar Negeri Kasihan dilakukan melalui tahapan sosialisasi, pembinaan soliditas guru, pembiasaan, dan memasukan nilai-nilai sekolah ramah anak dalam proses pembelajaran. 3) Dampak program sekolah ramah anak terlihat dari terbentuknya karakter anak, siswa merasa senang dengan proses pembelajaran di sekolah, dan meningkatnya peran aktif orangtua untuk ikut menerapkan pendidikan ramah anak.


2021 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 3097-3110
Author(s):  
Geminia Pantara Putri ◽  
Maison Maison ◽  
Nizlel Huda

Menemukan letak miskonsepsi siswa dikelas merupakan cara bijak untuk memperbaiki miskonsepsi, karena masih banyak siswa ditemukan yang mengalami miskonsepsi. Bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kognitif miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi operasi hitung bilangan bulat. Penelitian ini merupakan penelitian kuanlitatif, dalam penelitian ini tidak diberikan perlakuan dalam bentuk kegiatan pembelajaran sebelumnya kepada siswa. Sebelum tes dilaksanakan, siswa terlebih dahulu diberikan informasi mengenai materi yang akan di lakukan tes, agar hasil yang diperoleh pada tes menggunakan Certainty of Response Index (CRI) sesuai dengan yang diharapkan peneliti. dilaksanakan di SMPN 11 Batanghari pada kelas VII. Penelitian dimulai dengan tahap persiapan pada bulan februari 2021 sampai April 2021. Teknik pengambilan subjek menggunakan purposive sampling. Instrument penelitian adalah lembar wawancara, dokumentasi dan lembar tes. Teknik analisis menggunakan metode metode Miles dan Huberman yaitu (reduction, data display, danconclusion drawing/verification. Kesimpulan dalam penelitian ini struktur kognitif miskonsepsi siswa pada operasi hitung bilangan bulat dalam kategori kurangnya koherensi local dan koherensi local. Hasil ini menunjukkan bahwa siswa kurang mampu menghubungkan konsep pendukung dalam menjawab masalah atau pertanyaan yang konsetual.


2019 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 229-238
Author(s):  
Cut Eva Nasryah ◽  
Arief Aulia Rahman

EQ is ability to recognize feelings of self and others, cooperate, motivate, and manage emotions and use these feelings to guide thoughts and actions to achieve a goal. Education in schools trains IQ rather than EQ on students. So that not a few students who are weak in self efficacy, self-regulation, not adaptive and innovative. Lack of Motivation, pessimism, and not being able to work with teams. For this reason, this study see the effectiveness of the Realistic Approach (RA) in developing student EQs. RA is one of the learning that is suitable in training students' EQs with a RA’s characteristic that trains students in teamwork to conduct guided discoveries, self-develop models, and can activate cognitive and affective abilities students through real-world activities and imaginable for students. This research was conducted in seventh grade junior high school in Aceh Barat with a purposive sampling using predetermined characteristics. Furthermore, EQ grouping is done based on the Likert scale Questioner 1-4 to determine the number of groupings of students who have high, medium and low EQ. Then the students were given treatment that is the learning process using a RA for 3 months of fractional material, it was found that there was an increase in students' abilities in the high category from 8% to 12%, the category was experiencing an increase of 20% to 28% and 32% and in the low category decreased from 72% to 60% and 56%. This shows that the RA has an impact on students' EQ growth.   Abstrak Emotional quotient (EQ) merupakan kemampuan mengenali perasaan diri dan orang lain, bekerjasama, memotivasi, dan mengelola emosi diri serta menggunakan perasaan tersebut dalam memandu pikiran dan tindakan demi mencapai suatu tujuan. Namun pendidikan di sekolah melatih intelligence Quotient (IQ) dari pada EQ terhadap siswa. Sehingga tidak sedikit siswa yang lemah dalam hal kepercayaan, Pengaturan diri, tidak adaptif dan inovatif. Kurangnya Motivasi, pesimis, dan tidak mampu bekerjasama dengan tim. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan realistic approach dalam menumbuhkembangkan EQ siswa di sekolah. Realistic approach merupakan salah satu pendekatan belajar yang cocok dalam melatih EQ siswa dengan karkateristik realistic approach yang melatih siswa dalam bekerjasama tim melakukan penemuan terbimbing, self-develop models, dan mampu mengaktifkan kemampuan kognitif dan afektif dalam diri siswa melalui kegiatan-kegiatan yang real-world dan imaginable bagi siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP kelas VII di Aceh Barat dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling menggunakan karakteristik yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan pengelompokan EQ berdasarkan Questioner berskala likert 1-4 untuk menentukan jumlah pengelompokan siswa yang memiliki EQ tinggi, sedang dan rendah. Lalu siswa diberikan treatment yaitu proses pembelajaran mengggunakan realistic approach selama 3 bulan materi pecahan, didapat hasil bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa pada kategori tinggi yaitu dari 8% menjadi 12% pada uji coba I dan II, kategori sedang mengalami peningkatan 20% menjadi 28% dan 32% pada uji I dan II serta kategori rendah mengalami penurunan dari 72% menjadi 60% dan 56% pada uji coba I dan II. Hal ini menunjukkan bahwa realistic approach berdampak pada tumbuhkembang EQ siswa. Kata kunci: Pendekatan realistik, Emotional Quotient.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 70-81
Author(s):  
Yosi Azari ◽  
Delmira Syafrini

Latar belakang penelitian ini adalah problematika sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring pada mata pelajaran sosiologi, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan problematika sistem pembelajaran kombinasi daring dan luring pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir, Adapun dalam penelitian ini menggunakan dua teori yang pertama teori struktural fungsional oleh Talcott Parsons, di dalam teori ini terdapat konsep AGIL. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan tipe penelitian studi kasus, pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan 20 orang informan, pengumpulan data secara observasi. Wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), dan Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan). Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian yang peneliti lakukan selama berada di lapangan yaitu di SMA Negeri 1 Ranah Pesisir pelaksanaan pembelajaran kombinasi daring dan luring memilki problematika yang dirasakan siswa adalah 1) Siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap pembelajaran kombinasi, 2) Keterbatasan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pembelajaran kombinasi daring/luring, 3) Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran kombinasi daring/luring, 4) Hasil belajar siswa rendah , 5) Siswa tidak mampu membeli paket internet, 6) Kesulitan siswa dalam mengakses jaringan internet. dan guru dalam melaksanakan sistem pembelajaran kombinasi daring/luring. adapun problematika sistem pembelajaran kombinasi daring/luring pada mata pelajaran sosiologi yang berasal dari guru yaitu: 1) Guru tidak memiliki skill/pengetahuan dalam pembelajaran kombinasi daring/luring, 2) Guru kesulitan dalam memberikan penilaian pada pembelajaran kombinasi, 3) Tidak efektifnya waktu mengajar guru, 4) kemampuan guru sosiologi menggunakan teknologi informasi terbatas, 5) Keterbatasan sarana dan prasarana.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document