scholarly journals ANALISIS SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN KASUS TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM X KOTA BANDUNG

2021 ◽  
Vol 1 (11) ◽  
pp. 1601-1607
Author(s):  
Sinta Nuryani ◽  
Devina Lulu Nursilmi ◽  
Dina Sonia
Keyword(s):  

Latar Belakang: Sistem Informasi tuberkulosis (SITB) merupakan sistem yang digunakan untuk pelaporan kasus tuberkulosis secara elektronik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Pelaporan kasus Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung pada mulanya menggunakan SITT. Namun, sistem tersebut sudah diganti menjadi Sistem Informasi tuberkulosis (SITB) sejak tahun 2020. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa pelaporan kepada Dinas Kesehatan tertunda atau belum sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Rumah Sakit. Metode: Penelitian ini, peneliti menggunakan fishbone diagram dari segi input yang meliputi Man, Material dan Method. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data diperoleh dari hasil wawancara yang mendalam dan observasi pada informan kunci. Validasi hasil pada penelitian ini menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis belum berjalan maksimal karena 1) Sulitnya penginputan dan banyaknya data yang harus dimasukan menyebabkan pencapaian target kerja belum berjalan maksimal. 2) Kurangnya SDM Rekam Medis sebagai ujung tombak pelaporan kasus TB. 3) Double job untuk setiap petugas. 4) Terlalu seringnya pergantian pegawai karena sistem kontrak kerja, bersamaan dengan kerumitan Sistem Informasi Tuberculosis (SITB) sehingga sering terjadinya kesalahan penginput data. Kesimpulan: Berdasarkan hasil wawancara dari petugas Klinik TB di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung, klinik TB berdiri pada tahun 2013 dengan pencatatan dan pelaporannya masih menggunakan Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT) sampai tahun 2019. Pada tahun 2020 sistem di Rumah Sakit sudah diganti menjadi SITB. Berdasarkan wawancara dengan informan kunci bahwa sebelumnya sudah ada penelitian dengan kasus yang sama, akan tetapi hasil dari penelitian sebelumnya belum menunjukkan suatu perbaikan sehingga sampai saat ini hal yang sama masih menjadi kendala.

2021 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 3041-3050
Author(s):  
Georgios Koronis ◽  
Hernan Casakin ◽  
Arlindo Silva ◽  
Jacob Kai Siang Kang

AbstractThis study centers on using different types of brief information to support creative outcomes in architectural and engineering design and its relation to design expertise. We explore the influence of design briefs characterized by abstract representations and/or instructions to frame design problems on the creativity of concept sketches produced by novice and advanced students. Abstract representations of problem requirements served as stimuli to encourage associative thinking and knowledge transfer. The Ishikawa/Fishbone Diagram was used to foster design restructuring and to modify viewpoints about the main design drives and goals. The design outcomes generated by novice and advanced engineering/architecture students were assessed for their creativity using a pairwise experimental design. Results indicated that advanced students generated more novel design solutions while also contributing the most useful solutions overall. Implications for creativity in design education and professional practice are presented. Educational programs aimed at promoting creativity in the design studio may find it helpful to consider that the way design briefs are constructed can either promote or inhibit different aspects of design creativity.


UNISTEK ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 6-10
Author(s):  
Egar Naufal Ari Satya ◽  
Wahyudin Wahyudin

Abstrak. Dunia industri yang semakin berkembang akan mengakibatkan banyaknya persaingan. Perus-ahaan yang dapat bersaing adalah perusahaan yang dapat menjaga  kualitas produknya dengan baik sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen. Maka dari itu diperlukan pengendalian kualitas. Penelitian ini difokuskan pada penurunan cacat pada produk batu bata merah di CV. Ghatan Fatahillah dengan metode Six Sigma-DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Dari hasil penelitian didapatkan DPMO sebesar 36.212 dengan nilai sigma 3,29. Jenis cacat yang paling sering terjadi pada batu bata merah yaitu pecah/patah yaitu sebesar 4.327 atau 59,81% dari total keseluruhan produk yang cacat.  Hasil dari tahap analyze dengan fishbone diagram, ditetapkan penyebab dari pecah/cacat, yaitu: pekerja kurang paham standar kualitas, tidak adanya pemeriksaan produk, pekerja kurang paham prosedur kerja, kinerja mesin tidak stabil, pekerja kurang teliti,  jumlah penggilingan tidak menentu, dan komposisi batu bata tidak menentu. Maka perlu dilakukan usulan perbaikan agar dapat mengurangi jumlah produk yang cacat pada batu bata merah. Kata kunci: DMAIC, DPMO, Pengendalian Kualitas, Six Sigma Abstract. The growing industrial world will result in a lot of competition. Companies that can compete are companies that can maintain the quality of their products well so that they can meet customer satisfaction. Therefore, quality control is needed. This research is focused on reducing defects in red brick products at CV. Ghatan Fatahillah with the Six Sigma-DMAIC method (Define, Measure, Analyze, Improve, and Control). From the research results obtained DPMO of 36,212 with a sigma value of 3.29. The type of defect that most often occurs in red bricks is broken / broken, which is 4,327 or 59.81% of the total defective products. The results of the Analyze stage with the fishbone diagram showed that the causes of breakage / defects were determined, namely: workers do not understand quality standards, lack of product inspection, workers do not understand work procedures, unstable machine performance, workers are not careful, the number of mills is erratic, and composition erratic bricks. So it is necessary to make improvement proposals in order to reduce the number of defective products in red bricks. Keywords: DMAIC, DPMO, Quality Control, Six Sigma


Author(s):  
Tomohiko Sakao ◽  
Erik Sundin

Remanufacturing has gained attention from industry, but the literature lacks the scientific comprehension to realize efficient remanufacturing. This hinders a company from commencing or improving remanufacturing efficiently. To fill this gap, the paper proposes a set of practical success factors for remanufacturing. To do so, it analyzes remanufacturing practices in industry through interviews with staff from remanufacturing companies with long experience. The practical success factors are found to be (1) addressing product and component value, (2) having a customer-oriented operation, (3) having an efficient core acquisition, (4) obtaining the correct information, and (5) having the right staff competence. Next, the paper further analyzes remanufacturing processes theoretically with both cause and effect analysis and means-ends analysis. Since the factors show that, among other things, the product/service system (PSS) is highly relevant to remanufacturing in multiple ways, theories on the PSS are partly utilized. As a result, the distinctive nature of remanufacturing underlying in the processes is found to have high variability, high uncertainty and, thus, also complexity. The obtained insights from practice and theory are found to support each other. In addition, a fishbone diagram for remanufacturing is proposed based on the analysis, including seven m's, adding two new m's (marketing and maintenance) on top of the traditional five m's (measurement, material, human, method, and machine) in order to improve customer value. The major contribution of the paper lies in its insights, which are grounded in both theory and practice.


AGROINTEK ◽  
2019 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Andan Linggar Rucitra ◽  
S Fadiah

<p><em>Telon oil is</em><em> one of </em><em> </em><em>the </em><em>traditional medicine in the form of </em><em> </em><em>liquid preparations that serves to provide a sense of warmth to the wearer. PT</em><em>.X</em><em> is one of the companies that produce</em><em> </em><em>telon</em><em> oil</em><em>.</em><em> To maintain</em><em> the quality of telon oil from PT.X</em><em> product</em><em>, required overall quality control that is starting from the quality control of raw materials, quality control process to the quality control of the final product. The purpose of this research is to know the application of Statistical Quality Control (SQC) in controlling the quality of telon oil in PT X. </em><em>F</em><em>inal product</em><em> quality</em><em> become one of the measurement of success of a process, so it needs a good quality control. SQC method used in this research is Pareto Diagram and Cause and Effect Diagram. Pareto diagram is a bar graph </em><em>that </em><em>show the problem based on the order of the number of occurrences of the most number of problems until the least happened. A causal diagram is often called a fishbone diagram, a tool for identifying potential causes of an effect or problem. The result of applying the method indicates that 80% defect is caused by unsuitable volume and on the incompatibility of Expired Date (ED) code. The damage is caused by several factors namely the method, labor, and machine while the most potential factor is the volume conformity to reduce the number of defect products.</em></p>


Author(s):  
Silvia Silvia
Keyword(s):  

PT. Asia Forestama Raya merupakan sebuah industri yang memproduksi plywood untuk ekspor maupun lokal. PT. Asia Forestama Raya beralamatkan di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan terhadap operator mesin continiuos dryer dibagian auto clipper, dimana pada mesin ini terdapat 3 tingkat auto clipper yang masing-masing memiliki satu operator setiap tingkatnya. Dari hasil observasi yang dilakukan di PT. Asia Forestama Raya tersebut maka dapat diketahui bahwa pekerjaan yang dilakukan operator auto clipper membutuhkan fokus dan ketelitian yang tinggi, dan juga dalam bekerja dituntut menghasilkan produk sesuai permintaan perusahaan, pekerja harus bekerja selama 11 jam tanpa istirahat. Tugas utama dari operator auto clipper adalah mengukur hasil potong veener dari mesin sesuai permintaaan dan menstabilkan operasional mesin. Dalam melakukan tugasnya operator tesebut dituntut oleh perusahaan untuk dapat meneyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan, dan juga produk yang dihasilkan harus sesuai dengan standar yang diminta oleh perusahaan, dengan adanya target yang diberikan oleh perusahaan tersebut operator menjadi tertekan ketika bekerja, karena jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diminta maka perusahaan akan mengalami kerugian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat beban kerja mental dari operator mesin continiuos dryer  bagian auto clipper PT. Asia Forestama Raya dengan menggunakan metode NASA-TLX, yang diukur melalui 6  indikator yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan mental, usaha, tingkat frustasi, kebutuhan waktu, dan performansi. Dari hasil pengukuran terhadap 6 orang operator auto clipper mendapatkan nilai WWL masing-masing 82,67; 83,34; 87,34; 86 yang tergolong dalam kategori sangat tinggi dan 77,34; 79,34 yang tergolong dalam kategori  tinggi dengan faktor dominan yaitu faktor kebutuhan fisik, kebutuhan  mental dan performansi. Berdasarkan faktor dominan tersebut maka dilakukan analisa menggunakan fishbone diagram untuk mengetahui akar penyebab tingginya beban kerja mental pada operator auto clipper. Pada faktor kebutuhan fisik penyebabnya karena kondisi pekerja yang berdiri selama 11 jam tanpa istirahat, faktor kebutuhan mental penyebabnya karena tuntutan dan target dari perusahaan yang tinggi, dan faktor performansi disebabkan karena faktor umur operator yang diatas 40 tahun sehingga tingkat ketelitian dan fokus dalam bekerja menjadi berkurang.


OPSI ◽  
2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Eko Nursubiyantoro ◽  
Darmawan Agus Setiawan
Keyword(s):  

Kualitas lampu pijar secara umum ditentukan dari parameter terangnya lampu, bentuk bola lampu, dan bentuk filament yang berpijar saat lampu menyala. Jika lampu pijar pada tahap jauh dari ketiga kriteria tersebut maka lampu dikatakan tidak berkulitas dan dinyatakan reject. Penelitian dilakukan pada mesin exhaust departemen produksi lampu pijar PT GE Lighting Indonesia, data yang digunakan adalah jumlah produk jadi dan produk cacat di mesin exhaust, serta Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan. Pengolahan data dilakukan dengan cara menghitung tingkat dan peluang kecacatan, menghitung DPMO, membuat paretto diagram, dan Fishbone diagram. Nilai sigma dari mesin exhaust berada pada kisaran 4,6 σ, nilai ini cukup bagus untuk proses produksi namun perlu ditingkatkan melalui perbaikan-perbaikan lain secara terus-menerus. Kecacatan paling banyak dijumpai pada mesin exhaust adalah patah poli dengan prosentase 69,8%. Faktor utama penyebab kecacatan adalah setting mesin yang kurang tepat dan bagian poli sendiri rapuh karena suhu pembakaran dari proses sebelumnya kurang tepat.   


2018 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 386
Author(s):  
Sri Mulyani ◽  
Suciati Suciati ◽  
Mohammad Masykuri

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model <em>Problem Based Learning</em> (<em>PBL</em>) disertai teknik <em>fishbone diagram</em> dan <em>concept mapping</em>, kreativitas, gaya belajar, dan interaksinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel diambil dengan teknik <em>cluster random sampling</em> sebanyak 2 kelas, yaitu kelas XI IPA 2 menggunakan <em>PBL</em> dengan teknik <em>fishbone</em> <em>diagram</em> dan kelas XI IPA 3 menggunakan <em>PBL</em> dengan teknik <em>concept mapping</em>. Pengambilan data kreativitas dan gaya belajar dengan angket, hasil belajar kognitif dikumpulkan dengan menggunakan tes, hasil belajar afektif dikumpulkan dengan teknik observasi, dan hasil belajar psikomotorik dikumpulkan dengan teknik observasi dan tes. Uji normalitas dengan menggunakan uji <em>Shapiro Wilk. </em>Uji homogenitas menggunakan Uji <em>Levene Statistic.</em> Uji hipotesis menggunakan Anava tiga jalan dengan desain faktorial 2x2x2 mengunakan <em>Software </em><em>SPSS 1</em><em>8</em> <em>for</em> <em>Windows.</em> Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: 1) ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran Biologi menggunakan model <em>PBL</em> disertai teknik <em>fishbone</em> diagram dan <em>concept mapping</em> pada aspek kognitif dan psikomotorik, sedangkan untuk hasil belajar afektif tidak ada; 2) tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik; 3) ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dan visual, tidak ada perbedaan pada aspek afektif dan psikomotorik; 4) ada interaksi antara pembelajaran Biologi menggunakan model <em>PBL</em> disertai teknik <em>fishbone</em> diagram dan <em>concept mapping </em>dengan kreativitas terhadap hasil belajar psikomotorik, sedangkan untuk hasil belajar kognitif dan afektif tidak ada; 5) ada interaksi antara pembelajaran Biologi menggunakan model <em>PBL</em> disertai teknik <em>fishbone diagram</em> dan <em>concept mapping</em> dengan gaya belajar terhadap hasil belajar psikomotorik, sedangkan pada aspek kognitif dan afektif tidak ada; 6) tidak ada interaksi antara kreativitas dan gaya belajar terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik; 7) tidak ada interaksi antara model <em>PBL</em> disertai teknik <em>fishbone</em> <em>diagram</em> dan <em>concept mapping</em>, kreativitas dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document