scholarly journals Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Kualitas Tidur Pada Mahasiswa/i Angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Tahun 2018

2019 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 36-40
Author(s):  
Alda Vania Sugiarta ◽  
Irvan Tampomas ◽  
Citra RP ◽  
Suparto Suparto

Kecemasan merupakan sebuah respon dari tubuh terhadap rangsangan yang diterima untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Kecemasan sendiri merupakan perasaaan tertekan dan tidak tenang dan memiliki pikiran kacau. Kecemasan dapat berdampak pada beberapa hal, salah satunya terganggunya kualitas tidur. Penelitian ini mempertanyakan hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa tingkat pertama. Studi analitik berbasis cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana menilai tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Zung Self Rating Anxiety Scale, dan kualitas tidur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index pada mahasiswa angkatan 2018. Dari 106 responden didapatkan hasil 83 responden mengalami kecemasan ringan dengan pembagian 30 responden mengalami kualitas tidur baik dan 53 responden mengalami kualitas tidur buruk, sedangkan 21 responden mengalami kecemasan sedang dengan pembagian 1 responden mengalami kualitas tidur baik dan 20 responden mengalami kualitas tidur buruk, dan 2 responden mengalami kecemasan berat dengan pembagian 1 responden mengalami kualitas tidur baik, dan 1 responden mengalami kualitas tidur buruk. Data diproses melalui SPSS 16.0 yang selanjutnya analisis menggunakan uji chi square dengan derajat pemaknaan 10%. Penelitian ini mendapatkan hasil p=0,016 yang menunjukan bahwa ditemukan hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur.  

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Arita Murwani ◽  
Husna Sri Utari

Latar belakang : Kecemasan merupakan hal yang dialami oleh semua orang ketika mereka merasakan hal yang mengancam mereka, kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Skripsi merupakan penyusunan tugas akhir mahasiswa dalam suatu proses pembelajaran yang digunakan untuk evaluasi kegiatan belajar mengajar pada suatu institusi. Kendala yang sering dihadapi pada mahasiswa adalah menuangkan ide kedalam bahasa ilmiah dan kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah. Kesulitan tersebut pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan psikologis seperti stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi hingga ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Bahkan akibatnya kesulitan yang dirasakan tersebut berkembang menjadi sikap yang negatif yang akhirnya dapat menimbulkan suatu kecemasan. Tujuan : Mengetahui hubungan kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan peneitian kuantitatif dengan design cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah 44 mahasiswa  keperawatan angkatan 2016  di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Teknik pengamblan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu berjumlah 44 responden . Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Zung SelfRating Anxiety Scale (SAS/SRAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil : Dengan menggunakan uji chi square p-value=0,001 (p<0,05). Dari hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur. Kesimpulan : Terdapat hubungan kecemasan dengan dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.


2020 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
Author(s):  
Syela C Akasian ◽  
Flora Rumiati ◽  
William William

Musik merupakan suatu alunan nada yang bisa dinikmati, umumnya digunakan untuk menghilangkan rasa penat atau stres seseorang. Secara ilmiah musik juga dapat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur terutama pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh musik terhadap kualitas tidur pada usia dewasa muda khususnya mahasiswa fakultas kedokteran yang biasanya memiliki kualitas tidur buruk. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida angkatan 2018 sebanyak 96 mahasiswa. Pembagian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner tambahan untuk melihat kebiasaan mendengarkan musik pada mahasiswa dilakukan secara serentak saat proses perkuliahan.  Sebagian besar mahasiswa  memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 88 (91,7%) mahasiswa. Tiga dari  48  mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur  memiliki kualitas tidur baik. Lima dari delapan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik  tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mendengarkan musik dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida (p  0,714). 


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
Author(s):  
Mohamad Naim Bin Hasan ◽  
William William ◽  
Flora Rumiati

Kelebihan berat badan merupakan faktor independen yang berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk. Sleep apnea merupakan timbulnya episode abnormal pada frekuensi napas yang berhubungan dengan penyempitan saluran napas atas pada saat tidur. Sleep apnea dapat berupa henti napas (apnea) atau menurunnya ventilasi yang akan menyebabkan gangguan bernapas saat tidur. Semakin besar nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) atau bertambahnya berat badan, kemungkinan untuk mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan studi komparatif, yaitu untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa golongan berat badan lebih dan berat badan normal. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sebanyak  88 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, terdiri dari 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan normal dan 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan lebih. Responden mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).   Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64 responden (72,7%) mempunyai kualitas tidur buruk, dan 24 responden (27,3%) memiliki kualitas tidur yang baik, serta durasi tidur terbanyak adalah < 6 jam.  Berdasarkan uji Chi-Square, disimpulkan adanya hubungan antara berat badan dengan kualitas tidur (p = 0,000, p < 0,05) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Ratih Ayu Farahdilla ◽  
Danial Danial ◽  
Iskandar Muda ◽  
Muhammad Khairul Nuryanto ◽  
Sri Hastati

Dismenorea primer merupakan rasa nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa adanya penyakit patologis pada rahim. Kecemasan dan kualitas tidur merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan kualitas tidur dengan kejadian dismenorea primer. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi Prodi Kedokteran Universitas Mulawarman dengan besar sampel 72 responden dengan menggunakan teknik Simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner Zung Self-rating Scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian terdapat hubungan antara kualitas tidur (p<0,01) dengan kejadian dismenorea primer, tetapi tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan (p=0,096) terhadap kejadian dismenorea primer.


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Ni Luh Gede Puji Andini ◽  
Made Hendra Satria Nugraha ◽  
M Widnyana ◽  
I Made Muliarta

Mahasiswi yang sedang memasuki akhir semester akan dihadapkan dengan berbagai tuntutan akademik yang harus diselesaikan dengan waktu yang diberikan dan penyelesain skripsi pada akhir semester. Mahasiswi yang menghadapi hal tersebut akan mengalami stres dan mengalami perubahan pada kualitas tidur yang dapat mempengaruhi indeks massa tubuh seseorang. Perubahan  pola hidup tersebut seringkali menjadi beban tambahan selain beban akademik bagi mahasiswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan kualitas tidur terhadap indeks massa tubuh mahasiswi tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan jumlah sampel 61 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tingkat stres dengan menggunakan kuisioner DASS42 (Depression Anxiety Stres Scale 42), mengukur kualitas tidur dengan menggunakan kuisioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index) dan mengukur IMT. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi-square untuk menganalisis hubungan tingkat stres dengan IMT diperoleh nilai p sebesar 0,740 sehingga nilai p>0,005, kualitas tidur dengan IMT diperoleh nilai p sebesar 0,200 sehingga p>0,005 dan stres dengan kualitas tidur diperoleh nilai p sebesar 0,001 sehingga nilai p<0,001. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik tersebut, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan kualitas tidur terhadap indeks massa tubuh dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres terhadap kualitas tidur mahasisiwi tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata kunci: Mahasiswi, Stres, Kulitas Tidur, IMT


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Ni Dyah Putu Purnamasari ◽  
M. Widnyana ◽  
Ni Komang Ayu Juni Antari ◽  
Ni Luh Nopi Andayani

Mahasiswa merupakan individu dewasa muda yang produktif dan rentan mengalami kekurangan tidur. Kondisi kurang tidur memiliki dampak pada menurunnya konsentrasi belajar pada mahasiswa serta gangguan kesehatan salah satunya obesitas. Obesitas dan kegemukan merupakan masalah kesehatan yang mempertinggi risiko terjadinya penyakit non-infeksi antara lain kardiovaskular, diabetes, atau bahkan penyakit kanker yang menurut WHO memiliki angka kematian dua kali lipat lebih tinggi dari angka kematian akibat penyakit infeksi. Penelitian ini memiliki tujuan yakni mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Rancangan penelitian yang digunakan yakni observasional analytic, menggunakan metode pendekatan studi cross sectional, serta teknik simple random sampling dalam pengambilan sampel. Sampel berjumlah 85 orang, yang dinilai kualitas tidurnya dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan rumus yakni berat badan (satuan kg) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (satuan meter). Hipotesis diuji menggunakan uji chi-square dengan tujuan menganalisis hubungan kualitas tidur dengan IMT. Analisis data memperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05), sampel dengan kualitas tidur buruk berjumlah 52 orang (61,1%) dan dominan memiliki IMT berlebih (44,7%), sedangkan 33 orang (38,9%) tergolong kualitas tidur baik dan dominan memiliki IMT normal (25,9%). Simpulan yang didapatkan yakni ada hubungan antara kualitas tidur dengan IMT pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sampel dengan kualitas tidur buruk dominan memiliki IMT berlebih dengan nilai IMT  25,0 dan sampel dengan kualitas tidur baik dominan memiliki IMT normal dengan nilai IMT  18,5 ? < 24,9.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 560
Author(s):  
Priyanka Prima Putri ◽  
Restu Susanti ◽  
Gusti Revilla

<p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>Primary headache is the most common complain</em><em>t</em><em> found in adolescents. Primary headache can be triggered by several factors, one of them is bad sleep quality. Both are the most experienced problems in adolescents </em><em>which</em><em> can decrease  academic</em><em> </em><em>and non-academic</em><em> productivity</em><em> in schools. The aim of this study was to detemine the </em><em>association</em><em> between sleep quality and primary headache in students of SMA Negeri 1 Padang. This study was analytic study with cross sectional design. The sampling was done by purposive sampling technique and obtained 90 sampels. The diagnosis of primary headache </em><em>was</em><em> based on the headahe consensus of PERDOSSI 2018 which </em><em>was </em><em>corresponding with 3rd Edition of International Classification of Headache Disorder (Beta version). The data of sleep quality was collected by using The Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire. The data was analyzed by using Chi-Square test. The results showed that the majority of respondents were women (70%). The most common sleep quality was poor (67,8%). The most common type of headache </em><em>was</em><em> tension-type headache (78,9%). There was a significant relationship between sleep quality and the type of primary headache</em><em>, which</em><em> is tension type headache with moderate correlation (p &lt;0.001 and r = 0.454)</em><em> </em><em>and migraine with low correlation (p=0,022 and r=0,311). </em><em>I</em><em>t can be concluded </em><em>from</em><em> this study</em><em> </em><em>that bad sleep quality will increase the probability of suffering primary headache</em></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Sleep quality, primary headache, adolescents</em></p><p align="left"><em> </em></p><p align="center"><strong>Abstrak</strong><strong></strong></p><p>Nyeri kepala primer merupakan keluhan yang sering dijumpai pada remaja. Nyeri kepala primer dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kualitas tidur yang buruk. Keduanya merupakan masalah yang sering dialami remaja yang dapat menurunkan produktivitas akademik dan non-akademik di sekolah. Tujuan dari penelitian  ini  adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan nyeri kepala primer pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan  teknik purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 90 sampel. Diagnosis nyeri kepala primer berdasarkan konsensus nyeri kepala PERDOSSI tahun 2018 yang sesuai dengan International Classification of Headache Disorder Edisi 3 (versi beta). Data kualitas tidur dikumpulkan menggunakan kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden adalah perempuan (70%). Kualitas tidur terbanyak yaitu buruk (67,8%). Jenis nyeri kepala primer terbanyak adalah nyeri kepala tipe tegang (78,9%). Terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan jenis nyeri kepala primer yaitu nyeri kepala tipe tegang dengan korelasi sedang (p&lt;0,001 dan r= 0,454) dan migrain dengan korelasi lemah (p=0,022 dan r=0,311). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur buruk akan meningkatkan kemungkinan mengalami nyeri kepala primer.</p><p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong><strong>: </strong>Kualitas tidur, nyeri kepala primer, remaja</p>


2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Ni Kadek Ayu Satya Dewanti ◽  
Putu Ayu Sita Saraswati ◽  
Luh Made Indah Sri Handari Adiputra ◽  
Ni Made Linawati

Lansia merupakan seseorang yang memasuki tahap usia 60 tahun ke atas. Saat memasuki tahap lansia, akan terjadinya proses degeneratif dari perubahan fisik maupun neurologis yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Penyebab masalah kesehatan pada lansia salah satunya adalah kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi fungsi sensorimotor pada tubuh lansia sehingga akan berdampak pada stabilitas posturalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan stabilitas postural pada lansia di Desa Kukuh, Kerambitan, Tabanan. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada bulan Februari-April 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Total sampel penelitian ini sebanyak 66 orang. Variabel independen yang diukur adalah kualitas tidur yang diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index. Variabel dependen yang diukur adalah stabilitas postural yang diukur menggunakan Time Up Go Test. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi-square untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil analisis data diperoleh nilai p=0,000 sehingga p<0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara kualitas tidur dengan stabilitas postural pada lansia di Desa Kukuh, Kerambitan, Tabanan. Sampel dengan kualitas tidur yang buruk (Global PSQI >=5) lebih dominan memiliki stabilitas postural berisiko jatuh (<=20 detik) dan sangat berisiko jatuh (<=30 detik), sedangkan sampel yang memiliki kualitas tidur yang baik (Global PSQI<5) memiliki stabilitas yang normal (<=10 detik). Kata kunci: Lansia, Stabilitas Postural, Tidur


2019 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 56-60
Author(s):  
Dene Fries Sumah

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronik yang pravalensinya tinggi di Indonesia. Kualitas tidur berperan sebagai pengendali kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 32 pasien diabetes melitus tipe 2 di ruang Penyakit Dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon yang diambil dengan teknik accidental sampling. Pengukuran kualitas tidur menggunakan The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kadar gula darah diukur menggunakan Nesco Multicheck. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dengan nilai  p < 0,05, dimana nilai p (p=0,002 dan p=0,000). Nilai ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Ruang Penyakit Dalam RSUD dr. M. Haulussy Ambon.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document