scholarly journals HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN STABILITAS POSTURAL PADA LANSIA DI DESA KUKUH, KERAMBITAN, TABANAN

2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
Author(s):  
Ni Kadek Ayu Satya Dewanti ◽  
Putu Ayu Sita Saraswati ◽  
Luh Made Indah Sri Handari Adiputra ◽  
Ni Made Linawati

Lansia merupakan seseorang yang memasuki tahap usia 60 tahun ke atas. Saat memasuki tahap lansia, akan terjadinya proses degeneratif dari perubahan fisik maupun neurologis yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Penyebab masalah kesehatan pada lansia salah satunya adalah kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi fungsi sensorimotor pada tubuh lansia sehingga akan berdampak pada stabilitas posturalnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan stabilitas postural pada lansia di Desa Kukuh, Kerambitan, Tabanan. Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada bulan Februari-April 2021. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Total sampel penelitian ini sebanyak 66 orang. Variabel independen yang diukur adalah kualitas tidur yang diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index. Variabel dependen yang diukur adalah stabilitas postural yang diukur menggunakan Time Up Go Test. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi-square untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Hasil analisis data diperoleh nilai p=0,000 sehingga p<0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara kualitas tidur dengan stabilitas postural pada lansia di Desa Kukuh, Kerambitan, Tabanan. Sampel dengan kualitas tidur yang buruk (Global PSQI >=5) lebih dominan memiliki stabilitas postural berisiko jatuh (<=20 detik) dan sangat berisiko jatuh (<=30 detik), sedangkan sampel yang memiliki kualitas tidur yang baik (Global PSQI<5) memiliki stabilitas yang normal (<=10 detik). Kata kunci: Lansia, Stabilitas Postural, Tidur

2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
Author(s):  
Mohamad Naim Bin Hasan ◽  
William William ◽  
Flora Rumiati

Kelebihan berat badan merupakan faktor independen yang berkontribusi terhadap kualitas tidur yang buruk. Sleep apnea merupakan timbulnya episode abnormal pada frekuensi napas yang berhubungan dengan penyempitan saluran napas atas pada saat tidur. Sleep apnea dapat berupa henti napas (apnea) atau menurunnya ventilasi yang akan menyebabkan gangguan bernapas saat tidur. Semakin besar nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) atau bertambahnya berat badan, kemungkinan untuk mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) semakin tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan studi komparatif, yaitu untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kualitas tidur pada mahasiswa golongan berat badan lebih dan berat badan normal. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sebanyak  88 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, terdiri dari 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan normal dan 44 mahasiswa yang mempunyai berat badan lebih. Responden mengisi kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).   Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 64 responden (72,7%) mempunyai kualitas tidur buruk, dan 24 responden (27,3%) memiliki kualitas tidur yang baik, serta durasi tidur terbanyak adalah < 6 jam.  Berdasarkan uji Chi-Square, disimpulkan adanya hubungan antara berat badan dengan kualitas tidur (p = 0,000, p < 0,05) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2016 FKIK Ukrida.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 344
Author(s):  
Raden Nety Rustikayanti ◽  
Ahmad Khaerul Anam ◽  
Yeti Hernawati

Gangguan tidur yang buruk dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan. Gangguan tidur dapat berbeda pada setiap pada setiap ibu hamil bergantung pada aktivitas fisik. Tujuan penelitian untuk mengetahui korelasi aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada ibu hamil. Jenis penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian sebanyak 248, dengan tehnik  purposive sampling sebanyak 97 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p sebesar 0.003 (p<α). Disimpulkan bahwa aktivitas fisik berkorelasi dengan kualitas tidur pada ibu hamil.


2020 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
Author(s):  
Syela C Akasian ◽  
Flora Rumiati ◽  
William William

Musik merupakan suatu alunan nada yang bisa dinikmati, umumnya digunakan untuk menghilangkan rasa penat atau stres seseorang. Secara ilmiah musik juga dapat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur terutama pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh musik terhadap kualitas tidur pada usia dewasa muda khususnya mahasiswa fakultas kedokteran yang biasanya memiliki kualitas tidur buruk. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida angkatan 2018 sebanyak 96 mahasiswa. Pembagian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner tambahan untuk melihat kebiasaan mendengarkan musik pada mahasiswa dilakukan secara serentak saat proses perkuliahan.  Sebagian besar mahasiswa  memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 88 (91,7%) mahasiswa. Tiga dari  48  mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur  memiliki kualitas tidur baik. Lima dari delapan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik  tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mendengarkan musik dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida (p  0,714). 


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 286
Author(s):  
Nina Setiawati ◽  
Lutfatul Latifah ◽  
Aprilia Kartikasari

Lebih dari separuh wanita hamil yang merasa tidak nyaman karena mual dan muntah dilaporkan telah mengalami gangguan tidur selama kehamilan. Durasi tidur yang tidak memadai dan kualitas tidur yang buruk selama kehamilan dapat meningkatkan kehamilan dengan risiko, termasuk gangguan pertumbuhan janin, dan depresi pascapersalinan. Yoga umumnya digunakan untuk relaksasi dan terbukti efektif untuk mengurangi stres dan kecemasan pada wanita hamil sehingga dimungkinkan untuk meningkatkan kualitas tidur bagi wanita hamil. Salah satu bentuk latihan yoga pada ibu hamil adalah pranayama dan postur yoga restoratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pranayama dan postur yoga restoratif efektif untuk meningkatkan kualitas tidur pada wanita hamil. Studi quasy eksperimental dengan kelompok kontrol ini dilakukan pada 58 wanita hamil dengan mual muntah yang didapatkan dengan metode purposive sampling. Responden dibagi menjadi dua kelompok, 29 responden di setiap kelompok. Pranayama dan postur yoga restoratif diberikan pada kelompok intervensi dalam 30 menit selama 7 hari terus menerus. Kualitas tidur diukur oleh Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil analisis data menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam skor kualitas tidur ibu hamil sebelum dan sesudah diberi pranayama dan postur yoga restoratif (p>0.05). Wanita hamil trimester kedua dan ketiga yang mengalami mual dan muntah dalam penelitian ini tampaknya tidak mengalami peningkatan kualitas tidur setelah melakukan pranayama dan postur yoga restoratif. Frekuensi dan keteraturan dalam melakukan yoga menjadi poin penting yang perlu diperhatikan untuk hasil yang lebih ba


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Ni Luh Gede Puji Andini ◽  
Made Hendra Satria Nugraha ◽  
M Widnyana ◽  
I Made Muliarta

Mahasiswi yang sedang memasuki akhir semester akan dihadapkan dengan berbagai tuntutan akademik yang harus diselesaikan dengan waktu yang diberikan dan penyelesain skripsi pada akhir semester. Mahasiswi yang menghadapi hal tersebut akan mengalami stres dan mengalami perubahan pada kualitas tidur yang dapat mempengaruhi indeks massa tubuh seseorang. Perubahan  pola hidup tersebut seringkali menjadi beban tambahan selain beban akademik bagi mahasiswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dan kualitas tidur terhadap indeks massa tubuh mahasiswi tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan jumlah sampel 61 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tingkat stres dengan menggunakan kuisioner DASS42 (Depression Anxiety Stres Scale 42), mengukur kualitas tidur dengan menggunakan kuisioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index) dan mengukur IMT. Uji hipotesis yang digunakan adalah chi-square untuk menganalisis hubungan tingkat stres dengan IMT diperoleh nilai p sebesar 0,740 sehingga nilai p>0,005, kualitas tidur dengan IMT diperoleh nilai p sebesar 0,200 sehingga p>0,005 dan stres dengan kualitas tidur diperoleh nilai p sebesar 0,001 sehingga nilai p<0,001. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik tersebut, maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan kualitas tidur terhadap indeks massa tubuh dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres terhadap kualitas tidur mahasisiwi tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata kunci: Mahasiswi, Stres, Kulitas Tidur, IMT


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Arita Murwani ◽  
Husna Sri Utari

Latar belakang : Kecemasan merupakan hal yang dialami oleh semua orang ketika mereka merasakan hal yang mengancam mereka, kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur. Skripsi merupakan penyusunan tugas akhir mahasiswa dalam suatu proses pembelajaran yang digunakan untuk evaluasi kegiatan belajar mengajar pada suatu institusi. Kendala yang sering dihadapi pada mahasiswa adalah menuangkan ide kedalam bahasa ilmiah dan kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah. Kesulitan tersebut pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan psikologis seperti stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi hingga ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Bahkan akibatnya kesulitan yang dirasakan tersebut berkembang menjadi sikap yang negatif yang akhirnya dapat menimbulkan suatu kecemasan. Tujuan : Mengetahui hubungan kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan peneitian kuantitatif dengan design cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah 44 mahasiswa  keperawatan angkatan 2016  di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta. Teknik pengamblan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu berjumlah 44 responden . Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Zung SelfRating Anxiety Scale (SAS/SRAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil : Dengan menggunakan uji chi square p-value=0,001 (p<0,05). Dari hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas tidur. Kesimpulan : Terdapat hubungan kecemasan dengan dengan kualitas tidur pada mahasiswa yang menyusun skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Global Yogyakarta.


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Ni Dyah Putu Purnamasari ◽  
M. Widnyana ◽  
Ni Komang Ayu Juni Antari ◽  
Ni Luh Nopi Andayani

Mahasiswa merupakan individu dewasa muda yang produktif dan rentan mengalami kekurangan tidur. Kondisi kurang tidur memiliki dampak pada menurunnya konsentrasi belajar pada mahasiswa serta gangguan kesehatan salah satunya obesitas. Obesitas dan kegemukan merupakan masalah kesehatan yang mempertinggi risiko terjadinya penyakit non-infeksi antara lain kardiovaskular, diabetes, atau bahkan penyakit kanker yang menurut WHO memiliki angka kematian dua kali lipat lebih tinggi dari angka kematian akibat penyakit infeksi. Penelitian ini memiliki tujuan yakni mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan indeks massa tubuh pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Rancangan penelitian yang digunakan yakni observasional analytic, menggunakan metode pendekatan studi cross sectional, serta teknik simple random sampling dalam pengambilan sampel. Sampel berjumlah 85 orang, yang dinilai kualitas tidurnya dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan rumus yakni berat badan (satuan kg) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (satuan meter). Hipotesis diuji menggunakan uji chi-square dengan tujuan menganalisis hubungan kualitas tidur dengan IMT. Analisis data memperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05), sampel dengan kualitas tidur buruk berjumlah 52 orang (61,1%) dan dominan memiliki IMT berlebih (44,7%), sedangkan 33 orang (38,9%) tergolong kualitas tidur baik dan dominan memiliki IMT normal (25,9%). Simpulan yang didapatkan yakni ada hubungan antara kualitas tidur dengan IMT pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sampel dengan kualitas tidur buruk dominan memiliki IMT berlebih dengan nilai IMT  25,0 dan sampel dengan kualitas tidur baik dominan memiliki IMT normal dengan nilai IMT  18,5 ? < 24,9.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 77-84
Author(s):  
Nungki Marlian Yuliadarwati ◽  
Tantia Dewi Harianto ◽  
Atika Yulianti Yulianti

Latar belakang: Di Indonesia angka kejadian diabetes melitus mencapai peringkat 5 dunia berdasarkan Federasi Diabetes Internasional. Diabetes melitus adalah kondisi kadar gula darah tinggi (hiperglikemi). Kadar gula darah tinggi menimbulkan gejala yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada malam hari. Lansia sering mengalami kualitas tidur buruk karena proses penuaan. Kualitas tidur buruk berdampak pada kemampuan aktivitas sehari-hari. Tujuan: untuk mengetahui hubungan kadar gula sewaktu dengan kualitas tidur pada lansia beresiko diabetes melitus di Posyandu Desa Kincang Wetan Kota Madiun.  Metode penelitian: penelitian bersifat desktriptif analitik menggunakan pendekatan observasional dengan disain penelitian cross sectional jumlah sampel 61 orang diambil dengan teknik Purposive Sampling dengan mengukur kadar gula darah sewaktu menggunakan glucotest dan memberikan kuisioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dalam pengambilan data.  Hasil: hasil penelitian menggunakan Spearman rho didapatkan nilai signifikansi 0,001 atau p 0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak.  Kesimpulan: terdapat hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan kualitas tidur pada lansia beresiko diabetes melitus di Posyandu Desa Kincang Wetan Kota Madiun. Kata kunci: Kadar gula sewaktu, Kualitas tidur, Lansia, Diabetes Melitus


2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Ida Gustiawati ◽  
Arita Murwani

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia. Pada manusia, kualitas dan kuantitas dari tidur sangatlah penting. Tidur berdampak terhadap kemampuan kita dalam beraktifitas, diantaranya yaitu dapat mempengaruhi konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa kelas VII dan VIII di MTs Binaul Ummah Bawuran Pleret Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 110 siswa, dengan sampel 65 siswa dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner The Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesinoer konsentrasi belajar. Teknik analisa data menggunakan uji Chi-Square. Hasil analisis menunjukan mayoritas kualitas tidur dalam kategori buruk sebanyak 44 orang dengan persentase (67,6%) dan konsentrasi belajar dengan kategori kurang sebanyak 36 orang dengan persentase (55,3%). Hasil uji statistik menunjukan nilai person Chi-Square 7.743 dengan nilai p-value 0.021 < 0.05. Dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa kelas VII dan VIII di MTs Binaul Ummah Bawuran Pleret Bantul Yogyakarta. Hal ini karena kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang pada saat proses belajar.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document