scholarly journals Literasi Learning Organization pada Pengurus Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Bandar Lampung

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 115-124
Author(s):  
Ani Agus Puspawati ◽  
Vina Karmilasari ◽  
Susana Indriyati Caturiani ◽  
Rahayu Sulistiowati

Literasi learning organization pada pengurus Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Bandar Lampung bertujuan untuk 1) Meningkatkan partisipasi/ keaktifan pengurus daerah dan anggota Salimah Kota Bandar Lampung. 2) Meningkatkan efektivitas program kerja sehingga dapat berjalan dengan baik. 3) Membentuk sinergitas program antara pengurus cabang dan pengurus daerah. Metode yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan: 1) Analisis situasi dilakukan melalui penelusuran penelitian dan kajian tema yang berkaitan. 2) Intervensi Objek: dengan ceramah -tema ceramah: a) Mental model dan personal mastery; b) Shared vision, team learning; dan c) Komunikasi efektif-, focus group discussion, dan pendampingan. 3) Evaluasi dan Refleksi. Secara kuantitatif nilai rata-rata peserta sebelum dilaksanakan kegiatan adalah 70,19 dan mengalami kenaikan menjadi 80,31 setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan. Kenaikan rata-rata sebesar 10,12 poin.

2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 149-156
Author(s):  
Supriyanto Supriyanto ◽  
Suripto Suripto ◽  
Putri Nirmala Sari

Pelatihan Penulisan Surat Menyurat Elektronik Era 4.0 Dikalangan Siswa-Siswi SMKN 9 Kota Bandar Lampung bertujuan untuk memberikan keterampilan penulisan surat menyurat elektronik Siswa-Siswi di Jurusan Jaringan Komputer di SMK Negeri 9 Bandar Lampung. Metode yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan: 1) Analisis situasi dilakukan melalui penelusuran penelitian dan kajian tema yang berkaitan. 2) Intervensi Objek: dengan ceramah -tema ceramah: a) Mental model dan personal mastery; b) Shared vision, team learning; dan c) Komunikasi efektif-, focus group discussion, dan pendampingan. 3) Evaluasi dan Refleksi. Secara kuantitatif nilai rata-rata peserta sebelum dilaksanakan kegiatan adalah 67,5 dan mengalami kenaikan menjadi 83,8 setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan. Kenaikan rata-rata sebesar 16,3 poin.


2014 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 128-134 ◽  
Author(s):  
Widiartanto Widiartanto

The purpose of this study was to determine the effect among variables of disciplinary learning organization (personal mastery, mental models, shared vision, thinking systemic, and team learning). The benefit of this research is to develop a model of knowledge transformation path quality as one of the strategies to manage environment change around Copper Craft Cluster. Samples of 90 workers were chosen by Slovin at 10% critical value of 716 populations as workers at the Copper Carving Cluster Tumang Boyolali, Central Java as a chosen research location. The technique sampling was proportional random sampling. The validity and reliability were tested. The data analysis method has been used descriptive analysis and inferential statistics (used path analysis). The benefit of this research was to develop a model of quality of knowledge transformation path as one of the strategies to manage environment’s change at the Copper Craft Cluster. The results showed that there were a positive and significant influences among variables as follow: personal mastery discipline on mental models discipline ; personal mastery discipline on shared vision discipline; personal mastery discipline on systemic thinking discipline; mental models discipline on shared vision discipline; mental models discipline on systemic thinking discipline; systemic thinking discipline on shared vision discipline; mental models discipline on team learning discipline; systemic thinking discipline on team learning discipline; and shared vision discipline on team learning discipline.


2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Anglena Dhonna Offia ◽  
Yanet Molina

Ruang lingkup Learning Organization (LO) adalah pembelajaran individual, tim, hingga organisasi dimana individu memiliki kesadaran untuk belajar, individu dalam tim pun aktif melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran, dan organisasi sebagai fasilitator dan senantiasa mendukung kegiatan tersebut. Penelitian tesis ini menganalisa sejauhmana LO di SIG dengan pemaparan berdasarkan 5 (lima) sub sistem, dinamika pembelajaran, pemberdayaan manusia, pengelolaan pengetahuan, teknologi, dan organisasi. Metode wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) digunakan sebagai metodologi untuk melakukan analisis dan dasar pembuatan implementasi membangun LO. Berdasarkan hasil wawancara, FGD, dan observasi aktivitas pembelajaran ini belum berjalan dengan baik, karena arus informasi dan kegiatan pembelajaran belum merata di setiap level dan bisnis unit atau anak perusahaan.


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Widyaparwa ◽  
2017 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Novita Sumarlin Putri

Tindak tutur komisif merupakan salah satu aspek pragmatik yang harus diperhatikan oleh penerjemah ketika menerjemahkan teks. Hal itu dilakukan agar menghasilkan terjemahan yang berkualitas dari aspek keakuratan dan keberterimaan. Berdasarkan alasan tersebut, penelitian ini bertujuan mendiskripsikan tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan kalimat yang mengakomodasi tindak tutur komisif dengan pendekatan pragmatik. Data yang digunakan ialah tuturan komisif dan hasil penilaian kualitas terjemahan. Data bersumber dari novel Insurgent karya Veronica Roth dan informan. Data dikumpulkan dengan cara analisis dokumen, kuesioner dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, data dianalisis dengan cara analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjemahan dalam novel Insurgent mempunyai nilai keakuratan dan keberterimaan yang cukup tinggi. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan dan keberterimaan pada setiap jenis tindak tutur komisif memiliki dampak terhadap kualitas keseluruhan terjemahan kalimat yang mengandung tindak tutur komisif.Commissive speech act is one of the pragmatic aspects to regard by the translator in translating the text. It aims to produce a qualified translation in regarding accuracy and acceptability aspects. According to the aspects, this research aims to describe accuracy and acceptability of translation in sentences which accommodate commissive speech act using pragmatic approach. The data used is commissive speech and qualitative translation value result. The sources of the data are an Insurgent novel by Veronica Roth and informants. The data were collected through document analysis, questionnaire, and Focus Group Discussion then analyzed the domain, taxonomic, componential analysis, and cultural theme. The result shows that translation in the Insurgent novel has high accuracy and acceptability values. This research concludes that the accuracy and acceptability level in each commissive speech act has an impact on quality of whole translated sentences which contain commissive speech act.


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 53
Author(s):  
Bejo Danang Saputra

Perencanaan pengembangan uji kompetensi perawat Indonesia akan dikembangkan  dengan metode OSCE.. Pelaksanaan uji OSCE membutuhkan persiapan yang matang, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah dosen untuk melaksanakan uji OSCE. Mengetahui kesiapan SDM dalam pengembangan uji OSCE di Prodi D3 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan rancangan studi kasus. Informan penelitian adalah 6 orang dosen dan Kepala Program Studi D3 keperawatan. Data diperoleh melalui, focus group discussion, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan constant comparative method. Penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dosen tentang OSCE dan kompetensi berdasarkan pendidikan memenuhi persyaratan untuk pengembangan uji OSCE, namun masih membutuhkan pelatihan mengenai OSCE. Uji OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen dari prodi lain karena jumlah dosen di Prodi D3 Keperawatan  STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap belum memenuhi kebutuhan pelaksanaan uji OSCE. Hambatan penyelenggaraan OSCE adalah SDM belum terkoordinasi, belum terlatih dan keterbatasan sarana pendukun. Pengetahuan dan kompetensi dosen berdasarkan tingkat pendidikan memenuhi syarat dalam pengembangan OSCE dan OSCE dapat diselenggarakan dengan melibatkan dosen prodi lain.


Author(s):  
Dewi Novianti ◽  
Siti Fatonah

Social media is a necessity for everyone in communicating and exchanging information. Social media users do not know the boundaries of age, generation, gender, ethnicity, and religion. However, what is interesting is the user among housewives. This study took the research subjects of housewives. Housewives are chosen as research subjects because they are pillars or pillars in a household. If the pillar is strong, then the household will also be healthy. Thus, if we want to build a resilient and robust generation, we will start from the housewives. A healthy household starts from strong mothers too. This study aims to find out the insights of the housewives of Kanoman village regarding the content on smartphones and social media and provide knowledge of social media literacy to housewives. This study used a qualitative approach with data collection techniques using participant observation, interviews, focus group discussion (FGD), and documentation. The results of the study showed that previously housewives had not experienced social media literacy. Then the researchers took steps to be able to achieve the desired literacy results. Researchers took several steps to make them become social media literates. They become able to use social media, understand social media, and even produce messages through social media.


2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
Author(s):  
Theresia Martina Marwanti

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran ketahanan sosial dalam menghadapi perubahan sosial pada komunitas adat Kampung Pulo, yang meliputi profil komunitas, perlindungan sosial, partisipasi komunitas dan penyelesaian konflik terkait dengan perubahan sosial. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion (FGD). Penentuan sumber data ada 6 informan dilakukan secara purposive. Pemeriksaan keabsahan data, melalui uji kredibilitas dan uji konfirmabilitas. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan reduksi data, kategorisasi dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan perlindungan sosial warga komunitas ini  bersifat tradisional maupun kontemporer. Dalam hal partisipasi, hampir semua warga masyarakat adat ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi perubahan sosial. Konflik yang terjadi diantara warga komunitas adat dalam menghadapi perubahan masih ditemukan, namun tidak sampai ke permukaan dan tidak menimbulkan gejolak. Secara umum komunitas adat Kampung Pulo, memiliki ketahanan sosial yang sudah baik, sehingga mampu menjadi benteng pengamanan bagi perubahan sosial dalam kehidupannya. Kata kunci: ketahanan sosial, komunitas adat, perubahan sosial


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 263-274
Author(s):  
Zein Mufarrih Muktaf ◽  
Budi Santoso

Yogyakarta adalah sebuah wilayah di selatan pulau Jawa yang rawan bencana alam. Maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas masyarakat Yogyakarta dalam usaha pengurangan resiko bencana. Permasalahan terjadi saat komunikasi lembaga instansi yang berkaitan dengan penanganan bencana tidak terkoordinasi dengan baik. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana komunikasi koordinasi setiap instansi dalam penanganan bencana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa permasalahan yang terjadi dan bagaimana solusinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan pengambilan data menggunakan pendekatan focus group discussion (FGD). Kesimpulan dari penelitian adalah kurangnya komunikasi koordinasi antar instansi dalam tanggap bencana di Yogyakarta, dan perlu meningkatkan komunikasi koordinasi antar instansi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document