scholarly journals Comparison of vacuum-assisted closure therapy and conventional dressing on wound healing in patients with diabetic foot ulcer: A randomized controlled trial

2019 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 14 ◽  
Author(s):  
Sathasivam Sureshkumar ◽  
SangmaM D James ◽  
ThirtharP Elamurugan ◽  
Naik Debasis ◽  
Chellappa Vijayakumar ◽  
...  
2017 ◽  
Vol 32 (17) ◽  
pp. 2096-2099 ◽  
Author(s):  
Mozhgan Afkhamizadeh ◽  
Robab Aboutorabi ◽  
Hassan Ravari ◽  
Mohsen Fathi Najafi ◽  
Sajad Ataei Azimi ◽  
...  

2014 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 40-45 ◽  
Author(s):  
Surajit Awsakulsutthi ◽  
Kwanjit Punpho ◽  
Jinpitcha Mamom ◽  
Pairat Baikrut ◽  
Patcharee Yingchoorod

Diabetes ◽  
2019 ◽  
Vol 68 (Supplement 1) ◽  
pp. 175-LB
Author(s):  
MARJOLEIN MEMELINK IVERSEN ◽  
JANNICKE IGLAND ◽  
HILDE SMITH-STRøM ◽  
TRULS OSTBYE ◽  
GRETHE S. TELL ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 506 ◽  
Author(s):  
Ramesh S. Koujalagi ◽  
V. M. Uppin ◽  
Soham Shah ◽  
Dron Sharma

Background: The objective of the study is to find out the effect of honey dressing versus povidone iodine dressing for reduction of wound size in diabetic foot ulcer.Methods: This randomized controlled trial was done in the Department of General Surgery, KLES Dr. Prabhakar Kore Hospital, Belagavi from January 2017 to December 2017. 64 patients were randomized into 32 group each undergoing unprocessed honey dressing and other group undergoing povidone iodine dressing.Results: The mean wound size in honey dressing was 23.16 cm2 and 23.03 cm2 in povidone dressings  at baseline, 23.16 cm2 and 22.94 cm2 at 1st day follow up, 23.16 cm2 and 22.94 cm2 at 3rd day follow up, 19.38 cm2 and  20.28 cm2 at 5th day follow up, 16.13 cm2 and 17.06 cm2 at 7th day follow up, 12.44 cm2 and  16.13 cm2 at 10th day follow up and the end of 15th day, it was 10.69 cm2 and 15.06 cm2 respectively in honey dressing group and povidone dressing group. The difference in the wound size in honey dressing group and povidone dressing group at 1st day, 3rd day, 5th day, 7th day, 10th day follow up period were statistically not significant (p>0.05). The difference in the wound size in honey dressing group at 15th day follow up period were statistically significant (p<0.05).Conclusions: This study shows more favorable results with honey dressing for reduction of wound size in diabetic foot ulcers.


2021 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 39-46
Author(s):  
Melani Puji Lestari ◽  
Niken Safitri Dyan Kusumaningrum

Latar belakang: Asupan gizi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka, khususnya Diabetic Foot Ulcer (DFU). Oleh karena itu, selain merawat kaki, pasien DFU sangat dianjurkan untuk memperhatikan diet dan gizi yang dikonsumsi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mereview peran gizi pada proses penyembuhan DFU.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review yaitu mengkaji secara kritis temuan-temuan yang telah dipublikasikan sebelumnya. Artikel dari 3 database, yaitu SCOPUS, PubMed, dan Google Scholar yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dianalisis untuk menjawab tujuan penelitian. Kriteria inklusi artikel yang disertakan dalan penelitian meliputi artikel yang telah dipublikasikan pada jurnal internasional dengan rentang publikasi dari Januari 2015 sampai Desember 2019, berupa Randomized Controlled Trial (RCT), dan  berbentuk full-text. Enam artikel dianalisis dan disintesis untuk mendapatkan hasil penelitian berdasarkan proses skrining, seleksi, dan pemilihan artikel.Hasil: Literature review ini menunjukkan bahwa gizi, baik dalam bentuk macronutrient (misalnya omega 3) maupun micronutrient (seng, magnesium, vitamin D, vitamin E, dan probiotik), berperan penting dalam proses penyembuhan luka DFU. Macro dan micronutrient ini berperan mulai dari proses modulasi proliferasi sel, metabolisme kolagen, serta sebagai biomarker fase inflamasi dan oksidasi. Asupan gizi yang tepat akan mengontrol dan menekan komplikasi DFU sehingga penyembuhan lukanya berjalan secara optimal. Omega-3, seng, magnesium, vitamin D, vitamin E, dan probiotik berperan besar dalam peningkatan produksi kolagen, sintesis protein, dan pembuangan bakteri serta sel - sel nekrotik.Simpulan: Baik macronutrient maupun micronutrient, keduanya dibutuhkan di dalam tubuh untuk mendukung proses penyembuhan luka DFU. Masing-masing komponen tersebut mempunyai peran penting dalam proses penyembuhan luka.


2019 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Ekanova R. N. Sumarauw ◽  
Mendy J. Hatibie ◽  
Djony E. Tjandra ◽  
Fredrik G. Langi

Abstract: Diabetic foot ulcer (DFU) is still a health problem related to the extent amount of time in wound healing process hence increasing the treatment cost. Given any methods that are not sat-isfying, encourage the search of other methods that would increase the wound healing rate, in which hyperbaric oxygen therapy (HBOT) is amongst them. The DFU patient that receives HBOT shows a significant increase in angiogenesis process markedly by faster epithelialization and granulation process. This study was aimed to prove that HBOT could accelerate the wound healing process among DFU patients measured by wound size and depth of PEDIS score. This was a ran-domized controlled trial study, conducted at Surgery Department of Prof. Dr. R. D. Kandou Gen-eral Hospital from September 2018 to March 2019. There were 20 DFU patients divided into two groups, each of 10 patients. The control group received a holistic treatment, meanwhile the HBOT group received a holistic treatment added with the inclusion of HBOT. PEDIS score assessment of DFU in HBOT group was measured before and after the third HBOT session, meanwhile the con-trol group was measured on the first and the third day. The results showed that the difference in PEDIS score value was markedly found in HBOT group compared to the control group (2 vs. 0, P=0.001). Conclusion: HBOT could enhance the wound healing process in DFU patients based on the declined PEDIS score.Keywords: HBOT, PEDIS score, diabetic foot ulcerAbstrak: Ulkus kaki diabetik (UKD) masih merupakan masalah kesehatan terkait proses penyembuhan lama sehingga biaya pengobatan meningkat. Belum adanya metode penanganan yang memuaskan, mendorong pencarian metode percepatan penyembuhan luka, salah satunya ialah terapi oksigen hiperbarik (TOHB). Penderita UKD yang menjalani tambahan TOHB diketahui mengalami peningkatan proses angiogenesis yang menghasilkan proses epitelialisasi dan granulasi yang lebih cepat. Tujuan penelitian ialah untuk membuktikan bahwa TOHB dapat mempercepat proses penyembuhan UKD, dinilai berdasarkan ukuran dan kedalaman luka melalui skor PEDIS. Penelitian ini menggunakan randomized controlled trial dan dilaksanakan di Bagian Bedah RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado sejak September 2018 sampai dengan Maret 2019. Subyek penelitian sebanyak 20 penderita UKD, dibagi dalam dua kelompok, masing-masing 10 penderita. Kelompok kontrol menjalani penanganan holistik UKD, sedangkan kelompok TOHB menjalani penanganan holistik UKD dengan TOHB. Penilaian skor PEDIS terhadap UKD pada kelompok TOHB dilakukan sebelum dan sesudah TOHB sesi ke-3, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan penilaian pada hari ke-1 dan hari ke-3 sesudahnya. Hasil penelitian mendapatkan bahwa perubahan skor PEDIS yang terjadi antara kedua pengukuran terlihat lebih besar pada kelompok TOHB dibandingkan kelompok kontrol (2 vs 0, P=0,001). Simpulan. TOHB mempercepat proses penyembuhan UKD dinilai dari penurunan skor PEDIS.Kata kunci: TOHB, skor PEDIS, ulkus kaki diabetik


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document