scholarly journals Remote Scheduling System for Drip Irrigation System Using Geographic Information System

2015 ◽  
Vol 07 (05) ◽  
pp. 551-563 ◽  
Author(s):  
Kadeghe G. Fue ◽  
Camilius Sanga
2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 107-121
Author(s):  
Listyo Yudha Irawan ◽  
Nabila Nabila ◽  
Damar Panoto ◽  
Agung Chandra Darmansyah ◽  
Annisa Nur Rasyidah ◽  
...  

Abstrak: Sub DAS Amprong secara administrasi masuk pada wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang. Meliputi lima Kecamatan yakni: Kedungkandang, Poncokusumo, Tumpang, Pakis dan Jabung. Risiko bencana longsor tergolong tinggi pada kawasan ini. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengurangan risiko bencana longsor mengunakan pendeketaan GIS (Geographic Information System). Menggunakan GIS distribusi tingkat risiko akan dapat diketahui dengan baik, sehingga mampu memberikan solusi yang lebih akurat. Penelitian ini meliputi empat tahapan: 1) pemetaan bahaya longsor, 2) pemetaan kerentanan bencana, 3) pemetaan kapasitas bencana, 4) pemetaan risiko bencana. Hasilnya diketahui bahwa kecamatan Jabung dan Poncokusumo merupakan wialayah dengan tingkat risiko longsor paling tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko dapat dilakukan melalui mitigasi bencana secara struktural dan nonstruktural. Wilayah dengan risiko tinggi bukan merupakan kawasan pemukiman, namun memiliki aktivitas utama berupa pertanian. Oleh karena itu perlu adanya manajemen risiko bencana longsor dalam usaha longsor seperti: dengan cara: 1) pengaturan sistem irigasi dengan baik, 2) penerapan sistem terasering, dan 3) pemasangan bronjong pada kaki lereng. Abstract: Amprong watershed is administratively included in Malang Regency and Malang City. Includes five districts namely: Kedungkandang, Poncokusumo, Tumpang, Pakis and Jabung. The risk of landslides is classified high in this region. Therefore, this research aims to reduce the risk of landslides using GIS (Geographic Information System). Using GIS the distribution of risk levels will be well known, so as to provide a more accurate solution. This research includes four stages: 1) mapping of landslide hazards, 2) mapping of disaster vulnerability, 3) mapping of disaster capacity, 4) mapping of disaster risk. The results are known that the Jabung and Poncokusumo sub-districts are areas with the highest risk of landslides. Efforts that can be made to reduce the level of risk can be done through structural and nonstructural disaster mitigation. High risk areas are not residential areas, but have major activities in the form of agriculture. Therefore, it is necessary to have landslide risk management, such as: by: 1) regulating the irrigation system properly, 2) applying the terracing system, and 3) installing gabions at the foot of the slope.


Author(s):  
A.A. Talyzov

Целью данного исследования являлось создание усовершенствованной методики обработки исходных данных при подготовке компьютерной модели гидромелиоративной системы. Предлагаемая методика основана на использовании современных методов обработки данных, основанных на использовании географической информационной системы (ГИС), а также дополнительных программ, предназначенных для и формирования численной гидравлической модели. Описана методика совместного использования картографических материалов, данных дистанционного зондирования поверхности земли, проектных материалов и данных обследования объекта на этапе построения компьютерной модели мелиоративной системы.The aim of this research was development of an improved methodology for processing source data in the preparation of a computer model of irrigation system. The proposed methodology is based on the use of modern data processing methods based on the use of a geographic information system (GIS), as well as additional programs designed to form a numerical hydraulic model. The technique of using of cartographic materials, remote sensing data of the earths surface, design materials and survey data at the stage of constructing a computer model of the reclamation system is described.


Author(s):  
J.N. Abedalrahman ◽  
R.J. Mansor ◽  
D.R. Abass

A field experiment was carried out in the field of the College of Agriculture / University of Wasit, located on longitude  45o   50o   33.5o   East and latitude 32o 29o 49.8o North, in Spring season of the agricultural season 2019, in order to estimate the water consumption of potato crop using SWRT technology and under the drip irrigation system. The experiment was designed according to Randomized Complete Block Design (RCBD) with three replications and four treatments that include of the SWRT treatment (the use of plastic films under the plant root area in an engineering style), and the treatment of vegetal fertilizer (using Petmos), organic fertilizer (sheep manure), and the control treatment . Potato tubers (Solanum tuberosum L.)  var. Burin was planted for spring season on 10/2/2019 at the soil depth of 5-10 cm. The highest reference water consumption for the potato crop during the season was calculated by Najeeb Kharufa, which was 663.03 mm. The highest actual water consumption for the potato crop during the season for the control treatment was 410.1 mm. The results showed increase in the values of the crop coefficient (Kc) in the stages of tubers formation and tubers filling stage as compared to the vegetative and ripening stages, ranged from 1.37-1.92 for the two stages of tubers formation and tubers filling. The SWRT treatment gave the highest water use efficiency during the season, was 3.46 kg m-3 .


2018 ◽  
Vol 2 ◽  
pp. 223
Author(s):  
Humam Zarodi

<p>Erupsi Gunungapi Merapi tahun 2010 mengakibatkan banyak korban jiwa, kerusakan aset dan kerugian di berbagai bidang. Untuk meminimalkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian, diperlukan upaya pengurangan risiko bencana (PRB). Salah satu upaya yang dilakukan adalah program desa bersaudara (<em>sister village</em>) yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Program desa bersaudara ini bertujuan agar ada kepastian tempat pengungsian, mengurangi kesemrawutan proses pengungsian serta memudahkan pelayanan pengungsi. Program ini dapat memanfaatan Sistem Informasi Geografis/<em>Geographic Information System</em> (GIS) yang berbasis web (<em>WebGIS</em>). <em>WebGIS</em> mampu mendiseminasikan peta yang dihasilkan dalam program desa bersaudara, misalnya peta jalur evakuasi. Makalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan pemanfataan <em>WebGIS</em> dalam mendukung program desa bersaudara, dengan mengambil kasus di Desa Ngargomulyo (desa rawan bencana) dan Desa Tamanagung (desa penyangga/ penerima pengungsi). Metodenya adalah memaparkan proses pemetaan jalur evakuasi. Proses penyusunan peta tersebut terbagi empat tahap:   survei lapangan, penyiapan data spasial, coding dan publikasi. Hasilnya adalah tampilan peta jalur evakuasi yang bisa diakses oleh siapapun tanpa menggunakan aplikasi GIS yang memudahkan masyarakat pengungsi, penerima pengungsi, pemerintah maupun parapihak, mengetahui asal pengungsi, jalur evakuasi dan titik pengungsian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemetaan <em>WebGIS</em> dapat mendukung upaya PRB dengan keunggulan bisa dijangkau pengguna secara sangat luas.<strong></strong></p><p><strong>Kata kunci</strong>: desa bersaudara, <em>sister village</em>, pemetaan jalur evakuasi, <em>gis</em>, <em>webgis</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document