JPIG (Jurnal Pendidikan dan Ilmu Geografi)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

53
(FIVE YEARS 52)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Kanjuruhan Malang

2540-9832, 2540-9077

2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 167-181
Author(s):  
Ardiawan Jati ◽  
Danar Pratomo

Abstract: Sungai sebagai batas tercantum dalam Perjanjian Belanda-Inggris tahun 1915 dengan Peta Lampiran tanpa koordinat yang jelas. Ini merupakan kendala dalam melacak batas-batas di sungai karena yang mana sungai itu dinamis, perubahan bentuk dan tepi sungai dapat terjadi dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun. Citra satelit Landsat multi-temporal yang diproses dengan kombinasi band (color composite) digunakan untuk mengamati posisi tepi sungai dari tahun 1989 hingga 2019 dengan interpretasi visual dan digitalisasi manual. Hasilnya, selama 30 tahun terjadi pergeseran di tepi sungai Sikapal dengan rata-rata 11,4 m di sisi kanan (Indonesia) dan 15 m di sisi kiri (Malaysia). Pergeseran rata-rata tepi sungai Tamboe adalah sisi kanan 25,1 m dan di sisi kiri 8,8 m. Pergeseran ini relatif kecil karena di sekitar sungai Sikapal dan Tamboe banyak ditumbuhi oleh hutan bakau yang dapat memperlambat laju erosi. Tepi sungai pada tahun 1989, 1999, 2009 dan 2019 digunakan sebagai dasar penentuan batas Indonesia-Malaysia menggunakan pendekatan tiga tahap. Hasilnya, ada perbedaan dalam bentuk garis batas meskipun kecil. Namun, wilayah sungai Indonesia dan Malaysia masih memiliki rasio proporsional 1: 1,03 pada tahun 1989, 1999, 2009 dan 2019. Meskipun rasio tersebut sama, luas sungai telah meningkat sebesar 0,08-0,11 km2. Abstrak: River as the boundary is listed in the 1915 Netherland-British Agreement with its Annex Map without any clear coordinates. This is an obstacle in tracing boundaries in the real river because where river is dynamic, changes in the river shape and river bank can occur in more than 100 years. Multi-temporal Landsat satellite imagery processed with a combination of bands (color composite) is used to observe the position of the river bank from 1989 to 2019 with visual interpretation and manual digitization. As a result, over 30 years there was a shift in the Sikapal river bank with an average of 11.4 m on the right side (Indonesia) and 15 m on the left side (Malaysia). The average shift of the Tamboe river bank is the right side 25.1 m and on the left side 8.8 m. The shift is relatively small because around the Sikapal and Tamboe rivers banks are overgrown by mangrove forests which can slow down the rate of erosion. River banks in 1989, 1999, 2009 and 2019 were used as a basis for delimitation of the Indonesia-Malaysia boundary using a three-stage approach. As a result, there are differences in the shape of the boundary line although it is small. However, the river area of Indonesia and Malaysia still has a proportional ratio of 1: 1.03 in 1989, 1999, 2009 and 2019. Although the ratio is the same, the area of the river has increased by 0.08-0.11 km2.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 107-121
Author(s):  
Listyo Yudha Irawan ◽  
Nabila Nabila ◽  
Damar Panoto ◽  
Agung Chandra Darmansyah ◽  
Annisa Nur Rasyidah ◽  
...  

Abstrak: Sub DAS Amprong secara administrasi masuk pada wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang. Meliputi lima Kecamatan yakni: Kedungkandang, Poncokusumo, Tumpang, Pakis dan Jabung. Risiko bencana longsor tergolong tinggi pada kawasan ini. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengurangan risiko bencana longsor mengunakan pendeketaan GIS (Geographic Information System). Menggunakan GIS distribusi tingkat risiko akan dapat diketahui dengan baik, sehingga mampu memberikan solusi yang lebih akurat. Penelitian ini meliputi empat tahapan: 1) pemetaan bahaya longsor, 2) pemetaan kerentanan bencana, 3) pemetaan kapasitas bencana, 4) pemetaan risiko bencana. Hasilnya diketahui bahwa kecamatan Jabung dan Poncokusumo merupakan wialayah dengan tingkat risiko longsor paling tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat risiko dapat dilakukan melalui mitigasi bencana secara struktural dan nonstruktural. Wilayah dengan risiko tinggi bukan merupakan kawasan pemukiman, namun memiliki aktivitas utama berupa pertanian. Oleh karena itu perlu adanya manajemen risiko bencana longsor dalam usaha longsor seperti: dengan cara: 1) pengaturan sistem irigasi dengan baik, 2) penerapan sistem terasering, dan 3) pemasangan bronjong pada kaki lereng. Abstract: Amprong watershed is administratively included in Malang Regency and Malang City. Includes five districts namely: Kedungkandang, Poncokusumo, Tumpang, Pakis and Jabung. The risk of landslides is classified high in this region. Therefore, this research aims to reduce the risk of landslides using GIS (Geographic Information System). Using GIS the distribution of risk levels will be well known, so as to provide a more accurate solution. This research includes four stages: 1) mapping of landslide hazards, 2) mapping of disaster vulnerability, 3) mapping of disaster capacity, 4) mapping of disaster risk. The results are known that the Jabung and Poncokusumo sub-districts are areas with the highest risk of landslides. Efforts that can be made to reduce the level of risk can be done through structural and nonstructural disaster mitigation. High risk areas are not residential areas, but have major activities in the form of agriculture. Therefore, it is necessary to have landslide risk management, such as: by: 1) regulating the irrigation system properly, 2) applying the terracing system, and 3) installing gabions at the foot of the slope.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 144-153
Author(s):  
Rizky Nugroho ◽  
Lucky Safira ◽  
Safra Arrevi Maya ◽  
Dewi Novita Rani ◽  
Ria Puspitasari ◽  
...  

Abstrak: Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah terletak di jalur lintas provinsi yaitu provinsi jawa tengah dan jawa timur, karena tersebut maka interaksi dan mobilitas manusia terjadi secara intensif. Interaksi dan mobilitas tersebut berpotensi menjadi pemicu penyebaran Coronavirus Disesase 2019 (Covid-19). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kerentanan masyarakat Kabupaten Karanganyar terhadap Covid-19 dan untuk mengetahui hubungan antara parameter kerentanan masyarakat dan jumlah kasus Covid-19 di Karanganyar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi spearman rank. Hasil analisis menunjukkan bahwa 13 dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar tergolong rentan sangat tinggi terhadap Covid-19. Namun demikian, hubungan antara tingkat kerentanan wilayah dan jumlah kasus Covid-19 tidak signifikan yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi (1-tailed) 0,017<0,05. Hal itu terjadi karena kondisi kepadatan penduduk, tingkat Pendidikan, serta akses informasi tentang Covid-19 di Kabupaten Karanganyar tergolong tinggi. Abstract: Karanganyar Regency, Central Java Province is located in the cross-provincial route, namely Central Java and East Java, because of this, human interaction and mobility occur intensively. These interactions and mobility have the potential to trigger the spread of Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). The purpose of this study was to determine the vulnerability of the people of Karanganyar Regency to Covid-19 and to determine the relationship between the parameters of community vulnerability and the number of Covid-19 cases in Karanganyar. The method used in this research is a quantitative descriptive method, the analysis technique used is descriptive statistical analysis techniques and Spearman rank correlation analysis. The analysis showed that 13 of the 17 sub-districts in the Karanganyar Regency were classified as very vulnerable to Covid-19. However, the relationship between the level of regional vulnerability and the number of Covid-19 cases was not significant as indicated by the significance value (1-tailed) 0.017 <0.05. This happened because the condition of population density, education level, and access to information about Covid-19 in Karanganyar Regency was relatively high.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 132-143
Author(s):  
Dwi Fauzia Putra ◽  
Agung Suprianto

Tujuan penelitian untuk mengetahui strategi penghidupan dan karakteristik lima aset sustainable livelihood petani kopi di Desa Medowo Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah petani kopi Desa Medowo dengan jumlah 234. Jumlah responden petani yang menjadi sampel adalah 35 petani (15% populasi). Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan tabel tunggal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penghidupan petani kopi meliputi tiga strategi: berbasis pertanian, ternak dan pertanian atau strategi campuran, aktivitas komersial dalam hal ini bisnis. Strategi penghidupan yang diterapkan petani tentunya diikuti dengan pendapatan yang diperoleh. Sebagian besar petani (51%) berpenghasilan rendah, sedang (37%), dan sebagian kecil (11%) berpenghasilan tinggi. Nilai tingkat modal penghidupan petani kopi Desa medowo tergolong pada tingat keberlanjutan rendah, sedang, dan tidak berkelanjutan. Modal manusia, modal finansial, dan modal fisik merupakan modal dengan tingkat keberlanjutan rendah. Modal alam dengan tingat keberlanjutan sedang. Modal sosial menunjukkan menunjukkan tidak berkelanjutan. Oleh sebab itu perlu upaya meningkatkan kualitas modal penghidupan petani kopi minimal pada tingkat keberlanjutan sedang dan maksimal pada tingkat keberlanjutan tinggi. Studi lanjutan dapat mengkaji dimensi penghidupan keberlanjutan lainnya seperti aspek kerentanan dan kebijakan yang mempengaruhi strategi penghidupan petani kopi Desa Medowo. The purpose of this research is to find out the livelihood strategies and characteristics of five sustainable livelihood assets and livelihood strategies of coffee farmers in Medowo Village, Kandangan District, Kediri Regency. This research uses quantitative descriptive methods. The population in this study were coffee farmers in Medowo village with 234 farmers. The number of respondent farmers sampled was 35 farmers (15% of the population). Data analysis uses descriptive statistics with a single table. The results show that the livelihood strategies of coffee farmers include three strategies: agriculture-based, livestock and agriculture or mixed strategies, commercial activities in this case business. The livelihood strategy adopted by farmers is of course followed by the income earned. Most farmers (51%) have low, medium income (37%), and a small portion (11%) have high income. The value of the capital level of livelihood of a coffee farmer in Medowo Village is classified as low, medium, and unsustainable. Human capital, financial capital and physical capital are capital with a low level of sustainability. Natural capital with a moderate level of sustainability. Social capital shows not sustainable. Therefore it is necessary to improve the quality of livelihood capital of coffee farmers at a minimum at a moderate level of sustainability and a maximum at a high level of sustainability. Further studies can examine other dimensions of sustainable livelihoods such as vulnerability and policy aspects that affect the livelihood strategies of Medowo Village coffee farmers.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 86-95
Author(s):  
Nila Restu Wardani ◽  
Achmad Maulana Malik Jamil

Abstrak: Desa Pandanrejo merupakan desa wisata di Kecamatan Bumiaji Kota Wisata Batu. Tujuan penelitian yaitu memetakan sembilan objek wisata menggunakan aplikasi Arc. GIS 3.3. Pemetaan ini berguna untuk memberikan informasi kepada wisatawan tentang data spasial objek dan daya tarik wisata. Metode yang digunakan adalah survei dengan menetukan titik koordinat setiap objek wisata. Selanjutnya titik koordinat dijadikan input data pada aplikasi Arc.GIS 3.3. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi langsung ke objek wisata. Pengumpulan data sekunder meliputi Citra Quickbird Desa Pandanrejo, serta Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI). Analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil pemetaan objek wisata di Desa Pandanrejo, maka ada sembilan objek wisata diantaranya: enam objek wisata alam dan tiga objek wisata budaya. Kesembilan objek wisata ini tersebar di empat dusun. Masing-masing objek wisata memiliki daya tarik wisata tersendiri berupa keindahan alam dan keunikan budaya. Abstract: Pandanrejo Village is a tourism village in Bumiaji District, Batu Tourism City. The purpose of this study is to map nine tourism destination using the Arc. GIS 3.3 application. This mapping is useful to provide information to tourists about the spatial data of tourism destination. The study used survey method by determining the coordinates of each tourism destination. Furthermore, the coordinates are used as input data in the Arc.GIS 3.3 application. Primary data collection by direct observation to tourism destination. Secondary data collection are the Quickbird Image of Pandanrejo Village, as well as the Rupa Bumi Indonesia(RBI) map. Data analysis was performed descriptively. Based on the results of the mapping of attractions in the village of Pandanrejo, there are nine tourism destination: six natural tourism destination and three cultural tourism destination. These nine attractions are scattered in four hamlets. The tourism destination has its own tourist  of natural beauty and cultural uniqueness.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 122-131
Author(s):  
Inayah Hidayati

Harmful Algae Bloom (HABs) menyebabkan berbagai dampak pada kehidupan laut terutama kejadian kematian fauna serta secara tidak langsung berpengaruh pada kesehatan manusia yang mengkonsumsi sumber pangan laut. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena masyarakat pesisir menggantungkan kehidupannya pada hasil laut serta mengkonsumsi sumber pangan laut.  Secara umum, masyarakat pesisir Lampung telah mengetahui adanya HABs namun belum semua memahami mengapa dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi secara mendalam serta dampak bagi kesehatan manusia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat akan bahaya HABs yang berdampak pada sumber pangannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data survei yang didukung dengan hasil wawancara mendalam dan focus group discussion. Hasil kajian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden pernah mengetahui informasi dan bahaya mengenai HABs (57 persen). Penyebaran informasi mengenai kejadian dan penanganan HABs di Lampung belum begitu bagus. Saat terjadi HABs, hanya 54 persen masyarakat yang mengetahui terjadinya kematian ikan karena peristiwa tersebut. padahal kematian ikan tersebut terjadi kurang lebih selama 3 hari berturut-turut. Media yang diharapkan menyebarluaskan informasi kejadian HABs belum begitu berperan, masyarakat yang mengetahui berita kematian ikan sebagian besar karena melihat langsung. Sedikit sekali masyarakat yang mengetahui berita kematian ikan akibat HABs melalui media cetak maupun elektronik. Harmful Algae Bloom (HABs) causes various impacts on sea life, especially the incidence of fauna death and indirectly affects the health of humans who consume seafood sources. This research is essential to do because coastal communities depend their lives on marine products and consume seafood sources. In general, Lampung coastal communities are aware of the existence of HABs, but not all understand why and how these events occur in-depth and the impact on human health. The research objective is to determine the level of public understanding of the dangers of HABs that have an impact on food sources. The data used in this study are survey data supported by focus group discussions. The results of the study showed that more than half of respondents had known information and hazards regarding HABs (57 per cent). Dissemination of information about the incidence and handling of HABs in Lampung is not very good. When there were HABs, only 54 per cent of the people were aware of fish deaths due to these events.  The media which is expected to disseminate information on the HABs incident has not yet played a significant role, most of the people who know about the news of fish deaths have seen it firsthand. Very few people know about the news of fish deaths due to HABs through print and electronic media.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 154-166
Author(s):  
Marsela Rinielda Dua ◽  
Ahmad Faruq Hamdani ◽  
Ika Meviana

Berdasarkan data UMKM Kota Malang, tempe menjadi salah satu sentra produk agroindustri yang berkembang di Kota Malang. Permasalahannya adalah  Kota Malang tidak memiliki produksi tanaman pangan kedelai. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan corak agroindustri, keterkaitan (interaksi) spasial dan kontribusi kegiatan agroindustri. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dan tabulasi frekuensi. Tema analisis pendekatan keruangan yang digunakan yaitu analisis interaksi keruangan. Hasil dari perkembangan dan corak kegiatan agroindustri adalah potensi bahan baku kegiatan agroindustri menggunakan 28-321 lonjor perbulan, potensi jasa distribusi dan jasa perdagangan menyalurkan hasil produksinya dengan 2 alur, potensi infrastruktur transportasi menggunakan alat transportasi sepeda motor dan potensi instutusi permodalan yang digunakan Rp.17.250.000 – Rp.31.500.000 perbulan. Keterkaitan (interaksi) spasial kegiatan agroindustri adalah lokasi asal bahan baku agroindustri tempe berada di Kelurahan Purwantoro. Tempat produksi  berada dilokasi yang sama dengan lokasi asal bahan baku di Kelurahan Purwantoro dan Kota Malang menjadi target utama tempat pemasaran. Kontribusi kegiatan agroindustri menciptakan tenaga kerja yang merekrut sebanyak 370 tenaga kerja dan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga Rp.250.000–Rp.400.000 perminggu serta keuntungan bagi pengusaha agroindustri tempe Rp.1.000.000 – Rp.6.750.000 perbulan.Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk perkembangan agroindustri tempe dan dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi dalam penyusunan penelitian. Based on data UMKM in Malang , tempe is one of the centers of developing agroindustrial products in Malang. The problem is that Malang does not have soybean food crop production. The research aims to determine the development and patterns of agroindustry, spatial linkages and the contribution of agroindustry activities. The study used descriptive quantitative method using descriptive percentage analysis and frequency tabulation. The theme of spatial approach analysis used is spatial interaction analysis. The results of the development and pattern of agroindustry activities are the potential of raw materials for agroindustrial activities using 28-321 spikes per month, the potential of distribution services and trade services to channel their production products with 2 grooves, the potential of transportation infrastructure using motorcycle transportation equipment and the potential of capital institutions used Rp.17,250 .000 - Rp.31,500,000 per month. The spatial linkages (interaction) of agroindustry activities are the locations of origin of tempe agroindustry in Purwantoro Village. The production site is located in the same location as the origin of raw materials in Purwantoro Village and Malang City is the main target of the marketing place. The contribution of agroindustry activities creates a workforce that recruits as many as 370 workers and contributes to household income Rp.250,000-Rp.400,000 per week and profits for tempe agroindustry entrepreneurs Rp.1,000,000 - Rp.6,750,000 per month. Research is expected to add insight and knowledge for the development of tempe agroindustry and can be used as information and references in the preparation of research.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 96-106
Author(s):  
Nabila Kinthen

Bencana alam dapat terjadi secsra tiba-tiba maupun melalui proses yang berlangsung secara perlahan. Bencana tentu dapat menimbulkan kritis dalam berbagai aspek, maka diperlukan pemahaman tentang bagiamana respon yang harus dilakukan oleh masyarakat menjadi penting dalam kesiapsiagaan masyarakat namun selain masyarakat pemahaman mengenai kesiapsiagaan perlu diketahui oleh anak-anak sejak usia dini maupun peserta didik di sekolah. guru memiliki peran penting untuk memberikan pembelajaran mengenai kebencanaan dan mitigasi bencana pada mata pelajaran geografi yang dapat disampaikan melalui pembelajaran daring mauapun pembelajaran tatap muka. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pembelajaran daring terhadap pengetahuan siswa kelas XI IPS di SMA Batik 1 Surakarta mengenai materi mitigasi bencana alam banjir, menganalisis perencanaan guru dalam menerapkan pembelajaran daring selama proses pembelajaran geografi terkait materi mitigasi bencana alam banjir dan mengavaluasi strategi yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XI IPS mengenai materi mitigsi bencana alam banjir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif mix metode, data dikumpulkan menggunakan instrument penelitian berupa questioner atau daftar pertaanyaan soal untuk siswa dan beberapa pertanyaan untuk guru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa dan 1 guru geografi kelas XI IPS. Hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran daring mengenai materi mitigasi bencana alam memiliki pengaruh baik terhdap siswa dalam pengetahuan penyebab banjir dan pemahaman mengenai tindakan penyelamatan diri saat terjadi bencana banjir, selain itu diperlukan strategi serta perencanaan pembelajaran daring yang baik oleh guru untuk meningkat pemahaman siswa agar pembelajaran daring dapat dilakukan secara efektif. Natural disasters can occur suddenly and through a slow process. Disasters can cause critical in various aspects, so it's necessary for understanding the response that must be done by the society and become important in society preparedness, but in addition to the society understanding about preparedness needs to be known by children from an early age as well as students in schools. teachers have an important role to available in providing learning about disasters and mitigation in geography subjects that can be delivered through online learning and face-to-face learning. The aim of the research is to know the influence of online learning on the knowledge of students at SMA Batik 1 Surakarta grade XI on flood natural disaster mitigation materials, analyze teacher planning in applying online learning during the geography class process related to flood natural disaster mitigation materials and evaluate appropriate strategies to improve the understanding of grade XI IPS students on flood natural disaster mitigation materials. The research method is a descriptive method mix method, data collection method used research instruments in the form of questioners or question question lists for students and some questions for teachers. The population in this study was 30 students and 1 geography teacher grade XI IPS. The results of the study are known that online learning about natural disaster mitigation materials has a good influence on students in the knowledge of flood causes and understanding of self-rescue actions in the event of a flood disaster, in addition to the need for good online learning strategies and planning by teachers to improve students' understanding so that online learning can be done effectively.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56-66
Author(s):  
Firda Nur Fatta ◽  
Tika Melinda ◽  
Rose Anna Anggun Fajariyah ◽  
Rawi Akbar Pratama ◽  
Dhandy Armikko Putro ◽  
...  

Dalam rangka mengurangi dampak dari bencana gempabumi dalam sebuah komunitas diperlukan adanya mitigasi yang baik. Mitigasi tersebut dapat berupa mitigasi struktural dan non struktural. Mitigasi bencana gempa bumi dapat dilakukan melalui upaya pembangunan sarana fisik yang memadai. Hal ini, setidaknya dapat meminimalkan resiko bilamana terjadi bencana gempabumi di sekolah, menginggat gempabumi terjadi sewaktu – waktu dan sebagian besar waktu siswa dihabiskan di sekolah. Adanya sarana fisik yang memadai tentu menurunkan resiko serta dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui tingkat kesiapsiagaan SMP Muhammadiyah 3 Cawas terhadap bencana gempa bumi ditinjau dari aspek sarana prasarana pendukung kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, adapun populasi dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa SMP Muhammadiyah 3 Cawas, Kabupaten Klaten dengan teknik nonprobability sampling. Hasil penelitian menunjukan sarana prasarana pendukung kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana gempabumi masih kurang siap jika dilihat dari rerata parameter struktural sekolah.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 46-55
Author(s):  
Rani Dwi Jayanti

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang self efficacy dalam kesiapsiagaan gempa bumi SMP M Boarding School Prambanan dan SMP M 21 Gantiwarno di Kabupaten Klaten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui self efficacy dalam kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi yang mencakup pengetahuan gempa bumi, pengalaman gempa bumi, tindakan siswa terkait gempa bumi, dan persepsi tentang gempa bumi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP M Boarding Prambanan dan SMP M 21 Gantiwarno populasi yakni 235 siswa . Hasil penelitian menyimpulkan 1) pengetahuan gempa bumi Presentase tertinggi 98% untuk indikator keluar ruangan sambil melindungi kepala di SMP M Boarding School Prambanan sedangkan SMP M 21 Gantiwarno 95%. 2) pengalaman gempa bumi Presentase tertinggi 71% untuk indikator pernah mendapatkan pelajaran gempa bumi SMP M Boarding School Prambanan sedangkan SMP M 21 Gantiwarno 31% dengan perbedaan presentase yang signifikan 40%. 3) tindakan siswa terkait gempa presentase tertinggi  98% untuk indikator berlindung dibawah meja yang kokoh SMP M Boarding School Prambanan sedangkan SMP M 21 Gantiwarno 49% . 4) persepsi tentang gempa bumi Presentase tertinggi 98% untuk indikator lebih menyelamatakan diri SMP M Boarding School Prambanan sedangkan SMP M 21 Gantiwarno 94%. Kata kunci: self efficacy, kesiapsiagaan, gempa bumi   Abstract: This study examines self efficacy with earthquake preparedness at SMP  M Boarding School Prambanan and SMP M 21 Gantiwarno in Klaten District. This study aims to determine self-efficacy in students' preparedness in dealing with earthquake disasters that includes earthquake knowledge, earthquake experiences, student actions related to earthquakes, and perceptions about earthquakes. The samples taken in this study were all students of SMP M Boarding School Prambanan and SMP M 21 Gantiwarno population which were 235 students. The results of the study concluded that 1) the highest percentage of earthquake knowledge 98% for the indicator out of the room while protecting the head in SMP M Boarding School Prambanan while 95% in SMP M 21 Gantiwarno.2) earthquake experience The highest percentage of 71% for indicators of having received earthquake lessons was SMP M Boarding School Prambanan while replacing SMP M 21 Gantiwarno 31% with a significant percentage difference of 40%. 3) student actions related to earthquakes highest percentage of 98% for indicators taking shelter under a sturdy table SMP M Boarding School Prambanan while SMP M 21 Gantiwarno 49%. 4) perception of earthquakes Highest percentage 98% for more self-defeating indicators SMP M Boarding School Prambanan while SMP M 21 Gantiwarno 94%.   Keywords: self efficacy, preparadness , earthquake


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document