scholarly journals LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (moodle) AND E-LEARNING CONTENT DEVELOPMENT

2013 ◽  
Vol 12 (28) ◽  
pp. 277-289
Author(s):  
Gumawang Jati ◽  
2009 ◽  
pp. 117-124
Author(s):  
Péter Lengyel

We use the Moodle at the University of Debrecen, Businessand Agricultural Department since January 2007. The Moodle is an open source Learning Management System. Learning Management System (or LMS) which is a software package, which enables the management and delivery of learning content and resources to students. Most LMS systems are web-based to facilitate „anytime, anywhere” access to learning content and administration. LMS tracks student progress in a course and indicates completions. At the least, learning management systemstrack individual student progress, record scores of quizzes and tests within an online learning program, and track course completions. The Moodle has more and more function at our Department in education. In January we worked to introduce Moodle in our Faculty. Therefore, we took lessons for the tutors about the usage of the Moodle. Our aim was to develop such a learning system, which is an integral part of  educational process,to improve the efficiency of agricultural higher education.


Author(s):  
Elis Hernawati ◽  
Pramuko Aji

Abstrak – Mata Kuliah Pemrograman Basis Data merupakan salah satu mata kuliah inti dan memiliki kompetensi utama pada program studi D3 Manajemen Informatika di Fakultas Ilmu Terapan Unversitas Telkom. masih banyak mahasiswa yang merasa kesulitan mengikuti mata kuliah ini karena metode pembelajarannya masih dilakukan secara konvensional dengan pengajaran berpusat pada dosen. Dosen memberikan materi berupa slide di dalam kelas dan mahasiswa mendengarkan penjelasan dosen. Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara terus menerus di dalam kelas. Hal ini membuat mahasiswa bosan dan menurunkan minat dan motivasi belajar mereka.  Untuk mengatasi masalah ini penulis akan membuat suatu rancangan konten e-learning mata kuliah pemrograman basis data dan menerapkannya melalui Learning Management System (LMS) terintegrasi yang bernama iDea milik Universitas Telkom. Metode yang digunakan untuk membangun konten e-learning ini adalah metode prototype dan software aplikasi yang digunakan untuk pembuatan konten interaktif adalah Microsoft Power Point yang didalamnya terkandung teks, video, animasi flash dan narasi serta software aplikasi Wondershare QuizCreator untuk pembuatan soal interaktif. Untuk mengukur konten e-learning yang dihasilkan dilakukan pengujian dengan menggunakan kuesioner dan beberapa contoh soal dalam bentuk aplikasi media interaktif. Hasil pengujian akan memperlihatkan seberapa besar minat dan pemahaman mahasiswa terhadap konten e-learning yang telah dirancang.Kata Kunci – Perancangan Konten, e-Learning, Media InteraktifAbstract - Database Programming is one of the core courses and has core competencies in the study program of D3 Information Management at the School of Applied Science of Telkom University. There are many students who find it hard to follow this course because its learning methodology is still done conventionally with teacher-centered learning. The lecturers provide the materials in the form of slides and explain it in the classroom and the students listen to the lecturers’ explanation. The learning activities are always carried out in the classroom. This makes the students bored and decreases their learning interest and motivation. To overcome this problem, the writer is going to create a design of e-learning contents for Database Programming course and implement it through an integrated Learning Management System (LMS) named IDEA that is owned by Telkom University. The method used to create this e-learning contents is the prototype method, the application used to create the interactive contents (that contain text, video, flash animation, and narration) is Microsoft PowerPoint, and the application used to create the interactive quiz is Wondershare Quiz Creator. An examination is done to measure the e-learning content created, by using questionnaires and some samples of questions in the form of interactive media application. The test results will show how much the interest and understanding of students to the e-learning content that has been created.Keywords - Contents Design, e-Learning, Interactive Media


2020 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 29-35
Author(s):  
Novita Mariana ◽  
Agus Prasetyo Utomo ◽  
Rara Sri Artati Rejeki

Penelitian ini hanya sampai pada hasil rancangan instrument (kuesioner) untuk mengukur kesiapan (readiness) mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas Stikubank Semarang. Dasar dari perancanngan kuesioner adalah adanya  hal-hal penting dalam untuk mendapatkan informasi penting tentang kesiapan mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas. Untuk menghasilkan instrumen pengukur kesiapan e-learning yang sesuai harus dipahami terlebih dahulu konsep e-learning, kesiapan e-learning, dan penilaian kesiapan e-learning (e-learning readiness assessment). Konsep elearning yang diterapkan saat ini di Universitas Sikubank yaitu proses penyampaian materi kuliah yang meliputi penempatan materi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui Internet, yang difasilitasi oleh suatu learning management system (LMS) yang berbasis Web. Berangkat dari konsep e-learning yang diterapkan, maka dibuat studi eksploratori untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesiapan e-learning mahasiswa. Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai suatu masalah dan faktor-factor utama penentunya, dapat dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat eksploratori, tidak terstruktur, dan berdasar pada sampel yang kecil. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mendayagunakan teknik seperti focus group (wawancara berkelompok), word association (bertanya pada responden untuk mengindikasikan respon pertama mereka pada kata-kata stimulus yang disampaikan), dan depth interview (wawancara satu-satu untuk mengetahui pikiran responden secara detil). Hasil dari suatu studi yang bersifat eksploratori sebaiknya diikuti oleh penelitian eksploratori lain atau oleh penelitian yang bersifat konklusif. Dalam studi eksploratori yang dilakukan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Wawancara (interview).Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengertian mendalam akan hal yang menjadi minat peneliti dengan mendengarkan sekelompok orang yang relevan dengan minat tersebut. Langkah untuk menjalankan wawancara adalah menentukan sasaran atau pertanyaan yang harus dijawab. Dalam hal ini, sasaran wawancara adalah harus dapat mengidentifikasi pandangan mahasiswa mengenai e-learning, kondisi kesiapan e-learning, dan beberapa instrument pengukur kesiapannya. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Pada mahasiswa, faktor yang dianggap mempengaruhi kesiapan mahasiswa adalah kemampuan komputer mahasiswa, fasilitas yang disediakan universitas, dan kekuatan motivasi mahasiswa menggunakan Learning Managemen System.  


2015 ◽  
Vol 67 (1) ◽  
pp. 99-104 ◽  
Author(s):  
Gabroveanu Mihai

Abstract Traditional Learning Management Systems are installed on a single server where learning materials and user data are kept. To increase its performance, the Learning Management System can be installed on multiple servers; learning materials and user data could be distributed across these servers obtaining a Distributed Learning Management System. In this paper is proposed the prototype of a recommendation system based on association rules for Distributed Learning Management System. Information from LMS databases is analyzed using distributed data mining algorithms in order to extract the association rules. Then the extracted rules are used as inference rules to provide personalized recommendations. The quality of provided recommendations is improved because the rules used to make the inferences are more accurate, since these rules aggregate knowledge from all e-Learning systems included in Distributed Learning Management System.


2020 ◽  
Vol 3 (9) ◽  
pp. 203-208
Author(s):  
Gracia M. N. Otta

The phenomenon of Coronavirus Disease 2019 forced the education system in Indonesia to be run online. The descriptive qualitative method was usedin this research to investigate some cases faced by the Fourth Semester Students of the English Department, Nusa Cendana University toward online learning in Cross-Cultural Communication Lecture. It was conducted to answer students’ perceptions, solutions, and expectations in joining online lectures for the last three months in the Even Semester of Academic Year 2019-2020. To collect the data, and a non-facial interview technique was applied through some online Learning Management System; e-learning by Nusa Cendana University and Google Classroom. The data were analyzed by categorizing the students’ answers. The result of this study showed that11.43% were ready for online lectures, while those who prefer regular classes were 82.86%.Only 27.14% could meet the needs of online lectures since they had available mobile data, while 47.14% frankly stated having mobile data problem. It can be concluded that there were some changes in learning culture that forced students to deal with online teaching-learning activities. Undeniable, it was not easy to organize except well prepared from the very first beginning of class by having Course Contract which only needed to be changed into an online form. Yet, their expectations for universities and government to increase Learning Management System and subsidies for the needs of mobile data bundle (for teachers, lecturers, and students).


2020 ◽  
Author(s):  
Rikardo Butar Butar

Model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi Industri 4.0, adalah hal yang baru bagi sebagian pelaku pendidikan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran blended learning dan google classroom dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran e-learning (online) memudahkan terjadinya interaksi belajar antara guru dan siswa atau antar siswa. Akses informasi dan materi pelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Google classroom adalah Learning Management System (LMS) yaitu sistem pengelolaan kelas secara virtual yang integratif dan lebih praktis dibandingkan sistem pembelajaran konvensional, sehingga sangat membantu meringankan pekerjaan guru dalam melakukan pengelolaan kelas, seperti memberikan pengumuman, tugas, berkomunikasi, dan mengevaluasi, sehingga dapat menghemat waktu dan kertas karena semuanya dibuat pada aplikasi satu tempat. Model Pembelajaran blended learning dan google classroom sangat memungkinkan dalam mengefektifkan proses belajar mengajar di era revolusi industri 4.0.


MINDA BAHARU ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 122
Author(s):  
Irmawati Liliana Kusuma Dewi ◽  
Anggita Maharani ◽  
Setiyani Setiyani

Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarat (PKM) ini adalah untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), terutama dalam masa pandemi menggunakan Learning Management System (LMS) - Schoology. Pemanfaatan e-learning mempermudah guru dalam berinteraksi secara online dengan siswa, mendistribusikan materi, mengunduh daftar hadir, dan membuat evaluasi pembelajaran. Peserta kegiatan PKM LMS-Schoology adalah 18 guru SMK Samudra Nusantara berlokasi di Astanajapura Kabupaten Cirebon. Metode dalam pengabdian ini terdiri dari tiga tahap, 1) tahap pra pelatihan yaitu merancang modul tutorial singkat, proses pelatihan, dan angket; 2) tahap pelatihan yaitu pengenalan LMS Schoology dan pembuatan akun; 3) tahap evaluasi yaitu tanggapan guru terhadap pelatihan melalui angket. Selama pelatihan berlangsung, peserta sangat antusias dalam menyimak materi dan aktif berdiskusi. Berdasarkan hasil angket respons peserta terhadap pelatihan LMS-Schoology diperoleh rata-rata dari aspek pemateri sebesar 76.23% termasuk kategori kuat. Kegiatan pendampingan ini memberikan nilai tambah bagi guru dalam penguasaan Ipteks dan dapat digunakan sebagai platform pembelajaran yang efektif.


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 323
Author(s):  
Alfath Yauma ◽  
Iskandar Fitri ◽  
Sari Ningsih

The education information delivery system at the MA Alwutsqo school is still being carried out as usual even though the pandemic outbreak in Indonesia is still not over. Because the school does not have a system to support distance learning. By implementing health protocols and teaching and learning time events, students often do not get an understanding of the material presented by the teacher. Learning Management System (LMS) is one of the systems needed by the school. Therefore, the authors designed a website-based E-learning application system with the aim of helping the learning and teaching process at MA Alwutsqo Depok City. The design of this information system uses waterfalls and system development is carried out using the Agile method. The result is that students can download the material that has been delivered and can do the exercises given by the teacher without recommendations by time and space.Keywords:E-learning, Webite, Metode Waterfall, Metode Agile, Learning Management System (LMS).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document