Evolusi sampai saat ini merupakan teori yang masih menjadi perdebatan diantara para ilmuan di seluruh dunia. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada makhluk hidup atau spesies secara gradual (perlahanlahan). Perubahan yang dihasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar ketika dipopulerkan oleh ilmuan Inggris Charles Darwin (1809-1882). Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Bahkan, seorang ahli genetika, Dodzhansky dalam Luthfi dan Khusnuryani (2005) mengatakan bahwa tidak ada yang masuk akal dalam biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Teori evolusi menjelaskan mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan sejarah kehidupan. Secara ringkas evolusi menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil perubahan susunan genetikanya. Organisme-organisme modern merupakan keturunan dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi. Studi evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika, biokimi, embriologi, biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, bioologi molekuler, dan lain sebagainya. Penolakan terhadap teori evolusi terkait dengan pernyataan Darwin bahwa spesies berkembang dari spesies yang sederhana ke makhluk hidup yang lebih kompleks. Darwin menyatakan bahwa mutasi adalah sumber keragaman yang selanjutnya melalui seleksi alam akan menyeleksi varian yang survive, selanjutnya evolusi terus berlangsung dan dapat menghasilkan spesies yang sangat berlainan dari spesies asalnya. Pernyataan evolusi Darwin ini mendapat tanggapan di kalangan ilmiah maupun masyarakat awam. Banyak tulisan ilmiah maupun pandangan tentang evolusi yang menyangkal peran mutasi bagi seleksi alam, mutasi dianggap tidak berperan karena mutasi bersifat acak, tidak terarah sehingga 1 2 menghasilkan mutan yang merugikan, kondisi gen di alam sebagian besar adalah homosigot, mutasi lebih banyak menyebabkan gen dominan menjadi resesif. Para kreasionis penentang evolusi memperselisihkan tingkat dukungan evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery Institute telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk menandatangani petisi “A Scientific Dissent From Darwinism” (Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan “evolusi Darwin”. Pernyataan petisi ini tidak secara jelas menyatakan ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan “mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap kompleksitas kehidupan (Wikipedia, 2008). Berdasarkan hal ini tampak bahwa penolakan teori evolusi didasarkan peranan mutasi gen dan seleksi alam. Mengapa penganut kreasionisme menentang bahwa mutasi gen dan seleksi alam bukan merupakan faktor terjadinya proses evolusi? Alasan penolakan mereka berdasarkan alasan bahwa mutasi gen selalu merugikan, akan tetapi alasan ini tidak berdasarkan hasil empiris di tingkat penelitian molekuler. (Nusantari, 2013) Namun seiring dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami penyempurnaan atau modifikasi hingga sampai saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori evolusi sintesis modern. Teori tersebut hingga sampai saat ini menjadi populer dikalangan masyarakat umum. Didalam gagasan teori evolusinya yang Darwin jelaskan dalam bukunya the Origin of Species terdapat dua pokok gagasan yang Darwin jelaskan dalam bukunya tersebut. Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari spesies moyangnya