Pembangunan pengangkutan multimoda sebagai penunjang kemandirian industri pertahanan Indonesia. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, sedangkan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan dan menginterpretasi apa yang ada, itu dapat mengenai kondisi/hubungan yang ada. Pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat/efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang. Akselerasi pembangunan industry pertahanan terutama yang meliputi pembuatan (production), perawatan (maintenance), penggunaan (deployment), serta pengadaan (acquisition) alat utama sistem senjata (alutsista) memerlukan transportasi yang saling terhubung sebagai prasyarat mendasar untuk melakukan efisiensi dan efektifitas. Kombinasi antara pengangkutan darat, laut, dan udara semakin penting. Terlebih lagi saat ini hubungan antara satu negara dengan negara lainnya secara ekonomi dan bisnis nyaris tanpa batas (borderless). Pengangkutan dengan pengelolan ke arah Combined Transport Operator (CTO) dilihat sebagai solusi globalisasi industri pertahanan yang diibaratkan seperti puncak gunung es, yakni lebih banyak aktivitas yang tidak nampak, misalnya rantai pasokan (supply chain) yang memerlukan penerapan teknologi komersial terkini, yang pada akhirnya dapat menstimulasi proses globalisasi. Contoh lainnya adalah, pengembangan peranti lunak dalam sistem persenjataan, dapat berasal dari berbagai sumber di industry global. Konsumen pertahanan global, semakin tergantung pada pemasok global yang ebenarnya hanya memiliki sedikit insentif untuk mengikuti persyaratan politis dan birokratis.