unity of science
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

291
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

9
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 4 (7) ◽  
pp. 725-732
Author(s):  
Yuli Supriani ◽  
Nanat Fatah Natsir ◽  
Erni Haryanti

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pengembangan keilmuan integratif di UIN Walisongo Semarang dengan mengusung model Intan Berlian Ilmu. Metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode atau pendekatan kepustakaan (library research), bahwa studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa paradigma kesatuan ilmu pengetahuan ( unity of science ) yang dikembangkan UIN Walisongo, yakni dengan menyatukan antara semua cabang ilmu dan memberikan landasan wahyu sebagai latar atau pengikat penyatuan. Gagasan islamisasi ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan di Indonesia ditransformasi dalam ranah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang menjadi sentral perkembangan ilmu keislaman dengan harapan dapat mempercepat cita-cita islamisasi ilmu pengetahuan di Indonesia. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap Perguruan Tinggi Keagamaan Islam baik Negeri maupun Swasta, khususnya UIN Walisongo Semarang. Salah satu dari strategi pencapaian unity of science atau dikenal dengan wahdat al-ulum adalah transformasi dari IAIN menjadi UIN.


2021 ◽  
pp. 176-184
Author(s):  
Jordi Cat
Keyword(s):  

2021 ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
David Bensimon
Keyword(s):  

2021 ◽  
Author(s):  
David Bensimon
Keyword(s):  

2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32-48
Author(s):  
Danusiri Danusiri
Keyword(s):  

Proyek ilmiah UIN Walisongo tentang Unity of science diasumsikan memiliki nilai manfaat. Dasar asumsi ini dapat mengacu pada QS. Ali Imran/3: 191 bahwa segala yang tercipta tidak ada yang sia-sia. Secara empirik dapat disaksikan bahwa sampah ternyata dapat didaur ulang dan mendatangkan manfaat multi praktis bernilai tinggi. Tulisan ini mengetengahkan nilai aksiologi menejemen Pendidikan Islam sebagai bagian dariUnity of of Science yang digagas oleh para akademikus kampus ini.Rute aksiologi menejemen Pendidikan Islam bertolak dari realitas bahwa ilmu adalah niscaya. Pengembangan ilmu didasarkan pada wahyu dalam hal ini Alquran dan as-sunnah Rasulillah. Dengan menggunakan cara berpikir kefilsafatan, terutama aspek rasional dan koherensi, aksiologi ilmu manajemen Pendidikan Islam diturunkan dari ilmu Pendidikan Islam. Ilmu Pendidikan Islam diturunkan dari ilmu Islam. Ilmu Islam diturunkan dari tafsir Alquran dan as-sunnah secara tematik dengan mengambil tema kependidikan. Tafsir Alquran maupun as-sunnah bersumber dari Alquran dan as-sunnah itu sendiri, yang secara imaniah bersumber dari kalamullah.  Di sisi lain, ilmu manajemen Islam merupakan pengembangan ilmu manajemen secara umum. Ilmu manajemen diturunkan dari ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi diturunkan dari sosiologi. Sosiologi diturunkan dari ilmu antropologi. Ilmu antropologi diturunkan dari ilmu antropologi kefilsafatan. Antropologi kefilsafatan diturunkan dari filsafat sebgai induk ilmu. Jadi ilmu manajemen Pendidikan Islam memiliki dua moyang, yaitu dari wahyu Islam dan filsafat. Penyatuan dua sumber dilakukan dengan memformulasikan gagasan tentang unity of science oleh lingkaran UIN Walisongo Semarang yang arah penyatuannya mengikuti alur paradigmatic: integrasi, kolaborasi, dialektika, prospektif, dan pluralitas tentang ilmu. Secara umum unity of scence diimplementasikan pada peneguhan peradaban, humanitas, dan revitalisasi local wisdom. Arah misionaris unity of science ini berlaku pada setiap cabang ilmu yang dikembangkan oleh madzhab UIN Walisongo Semarang, termasuk ilmu manajemen Pendidikan Islam yang memiliki sub cabang aksiologi ilmu manajemen Pendidikan Islam. Dengan cara ini, apapun jenis fakultas dan program studi di lingkungan UIN Walisongo, termasuk Manajemen Pendidikan Islam  dan sub cabangnya, yaitu aksiologi ilmu manajemen Islam mencerminkan wawasan keilmuan yang luas, mendalam, dan organismis (non mekanismis)  sejak dari doktrin wahyu hingga kenyataan empiris, dan nilai manfaatnya, baik manfaat teoritis, yaitu pengembangan ilmu yang terus menerus sejalan dengan perubahan, maupun manfaat praktis, yaitu melahirkan kesarjanaan di bidang ilmu manajemen pendidikn Islam yang bertakwa kepada Allah swt.   


Author(s):  
Danusiri Danusiri
Keyword(s):  

Proyek ilmiah UIN Walisongo tentang Unity of science diasumsikan memiliki nilai manfaat. Dasar asumsi ini dapat mengacu pada QS. Ali Imran/3: 191 bahwa segala yang tercipta tidak ada yang sia-sia. Secara empirik dapat disaksikan bahwa sampah ternyata dapat didaur ulang dan mendatangkan manfaat multi praktis bernilai tinggi. Tulisan ini mengetengahkan nilai aksiologi menejemen Pendidikan Islam sebagai bagian dariUnity of of Science yang digagas oleh para akademikus kampus ini.Rute aksiologi menejemen Pendidikan Islam bertolak dari realitas bahwa ilmu adalah niscaya. Pengembangan ilmu didasarkan pada wahyu dalam hal ini Alquran dan as-sunnah Rasulillah. Dengan menggunakan cara berpikir kefilsafatan, terutama aspek rasional dan koherensi, aksiologi ilmu manajemen Pendidikan Islam diturunkan dari ilmu Pendidikan Islam. Ilmu Pendidikan Islam diturunkan dari ilmu Islam. Ilmu Islam diturunkan dari tafsir Alquran dan as-sunnah secara tematik dengan mengambil tema kependidikan. Tafsir Alquran maupun as-sunnah bersumber dari Alquran dan as-sunnah itu sendiri, yang secara imaniah bersumber dari kalamullah.  Di sisi lain, ilmu manajemen Islam merupakan pengembangan ilmu manajemen secara umum. Ilmu manajemen diturunkan dari ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi diturunkan dari sosiologi. Sosiologi diturunkan dari ilmu antropologi. Ilmu antropologi diturunkan dari ilmu antropologi kefilsafatan. Antropologi kefilsafatan diturunkan dari filsafat sebgai induk ilmu. Jadi ilmu manajemen Pendidikan Islam memiliki dua moyang, yaitu dari wahyu Islam dan filsafat. Penyatuan dua sumber dilakukan dengan memformulasikan gagasan tentang unity of science oleh lingkaran UIN Walisongo Semarang yang arah penyatuannya mengikuti alur paradigmatic: integrasi, kolaborasi, dialektika, prospektif, dan pluralitas tentang ilmu. Secara umum unity of scence diimplementasikan pada peneguhan peradaban, humanitas, dan revitalisasi local wisdom. Arah misionaris unity of science ini berlaku pada setiap cabang ilmu yang dikembangkan oleh madzhab UIN Walisongo Semarang, termasuk ilmu manajemen Pendidikan Islam yang memiliki sub cabang aksiologi ilmu manajemen Pendidikan Islam. Dengan cara ini, apapun jenis fakultas dan program studi di lingkungan UIN Walisongo, termasuk Manajemen Pendidikan Islam  dan sub cabangnya, yaitu aksiologi ilmu manajemen Islam mencerminkan wawasan keilmuan yang luas, mendalam, dan organismis (non mekanismis)  sejak dari doktrin wahyu hingga kenyataan empiris, dan nilai manfaatnya, baik manfaat teoritis, yaitu pengembangan ilmu yang terus menerus sejalan dengan perubahan, maupun manfaat praktis, yaitu melahirkan kesarjanaan di bidang ilmu manajemen pendidikn Islam yang bertakwa kepada Allah swt.   


2021 ◽  
Vol 7 (13) ◽  
pp. 375-413
Author(s):  
Hüseyin Sürücü

A partial agreement has been reached on the definitions of terror and terrorism in the literature. Despite this, incompatibilities on the concepts of terrorist and terrorist organization continue. The points of disagreement in the definition of these concepts will continue. This article aims to reveal that the definitions of terrorism cannot be the same even if they converge, through general relativity theory from the perspective of reality of critical realism. The study argues that the phenomenon of terrorism can be defined with an ontological approach. In this direction, the study aims to contribute to the unity of science and literature in order to establish a partnership in the definition of terrorism.


2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Mirza Mahbub Wijaya

This study has a background on the problem of the COVID-19 pandemic problem that is being faced by Indonesian people, even include many countries in the world. The urgency of this research is to provide literacy or a new paradigm of scientific integration. This is because Muslims are very difficult to solve contemporary problems in various aspects up to the current pandemic era. The method used in this research is a descriptive-analytical method with a philosophical and phenomenological approach. Researchers offer a new perspective with the humanization of Islamic sciences that can be applied in the pandemic era. For example, the humanization of jurisprudence and the humanization of Islamic Theology. Thus the new paradigm offered in responding to all humanitarian problems, including the COVID-19 pandemic, can be a solution.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document