deep flow technique
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

39
(FIVE YEARS 27)

H-INDEX

4
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 127-134
Author(s):  
Marisa Marisa ◽  
Carudin Carudin ◽  
Ramdani Ramdani
Keyword(s):  

Banyaknya penggusuran lahan pertanian untuk dijadikan gedung, perkantoran dan pemukiman menjadi sempitnya dan berkurangnya lahan pertanian, sehingga para petani saat ini mulai banyak  bercocok tanaman menggunakan metode hidroponik, dimana metode hidroponik ini adalah metode  bercocok tanam tanpa unsur tanah. Akan tetapi metode hidroponik ini memerlukan pengecekan secara intensif untuk memantau kondisi kadar nutrisi dalam air agar tanaman tumbuh dengan baik. Hal ini menjadi permasalahan yang serius di kalangan petani hidroponik karena jika kadar nutrisi dalam air tidak sesuai dengan kebutuhan jenis tanaman mengakibatkan kematian pada tanaman tersebut. Adapun tanaman hidroponik selada membutuhkan takaran nutrisi air (PPM) sebesar 560 – 840. Jika nilai PPM melebihi nilai ideal pada larutan nutrisi maka mengakibatkan penyerapan air oleh tanaman selada akan berkurang sehingga terganggunya proses pembentukan makanan (fotosintesis). Sedangkan jika nilai PPM/EC lebih kecil dari nilai ideal akan mengakibatkan proses pertumbuhan tanaman selada menjadi terhambat. Oleh sebab itu dibuatkan otomatisasi sistem pengendalian dan pemantauan dengan menggunakan metode Deep Flow Technique dalam mengatur takaran nutrisi berdasarkan nilai kepekatan dengan cara melakukan konversi nilai PPM pada tanaman hidroponik sesuai dengan umur tanaman. sistem yang dibuat dapat mengendalikan volume nutrisi dengan baik sehingga mencapai kondisi nutrisi yang ideal.


Author(s):  
Annisa Nurul Sholihah ◽  
Toto Tohir ◽  
Adnan Rafi Al Tahtawi

Pada sistem hidroponik deep flow technique (DFT), setiap umur dan jenis tanaman yang ditanam memerlukan total dissolved solids (TDS) dengan satuan ppm yang berbeda serta kegagalan tanaman dalam bertumbuh dapat terjadi jika nilai TDS tidak terpantau dengan baik. Tujuan dalam penelitian ini untuk membuat sistem kendali nilai TDS dengan metode fuzzy logic agar nilai TDS sesuai dengan kondisi tanaman yang ditanam serta membuat sistem pemantau nilai TDS dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) agar nilai TDS dapat terpantau dengan baik. Sistem ini menggunakan nilai error dan delta error yang didapat dari selisih nilai setpoint dengan sensor TDS SKU:SEN0244 sebagai masukan fuzzy logic. Keluaran sistem berupa durasi ON dan OFF relay yang terhubung dengan pompa air 12 VDC. Nilai setpoint dan bacaan sensor akan ditampilkan pada LCD serta ditampilkan juga pada aplikasi Android Blynk dengan menggunakan module WiFi NodeMCU ESP8266 sebagai wireless. Hasil pengujian dari sistem yang dirancang yaitu sensor TDS yang digunakan memiliki rata-rata error sebesar 0,165%. Pengendalian yang dirancang mampu menghasilkan nilai integral absolute error (IAE) terkecil sebesar 1119 pada setpoint 800 ppm dan integral time absolute error (ITAE) terkecil sebesar 4200 pada setpoint 1000 ppm.


Author(s):  
Annisa Nurul Sholihah ◽  
Toto Tohir ◽  
Adnan Rafi Al Tahtawi

Pada sistem hidroponik deep flow technique (DFT), setiap umur dan jenis tanaman yang ditanam memerlukan total dissolved solids (TDS) dengan satuan ppm yang berbeda serta kegagalan tanaman dalam bertumbuh dapat terjadi jika nilai TDS tidak terpantau dengan baik. Tujuan dalam penelitian ini untuk membuat sistem kendali nilai TDS dengan metode fuzzy logic agar nilai TDS sesuai dengan kondisi tanaman yang ditanam serta membuat sistem pemantau nilai TDS dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) agar nilai TDS dapat terpantau dengan baik. Sistem ini menggunakan nilai error dan delta error yang didapat dari selisih nilai setpoint dengan sensor TDS SKU:SEN0244 sebagai masukan fuzzy logic. Keluaran sistem berupa durasi ON dan OFF relay yang terhubung dengan pompa air 12 VDC. Nilai setpoint dan bacaan sensor akan ditampilkan pada LCD serta ditampilkan juga pada aplikasi Android Blynk dengan menggunakan module WiFi NodeMCU ESP8266 sebagai wireless. Hasil pengujian dari sistem yang dirancang yaitu sensor TDS yang digunakan memiliki rata-rata error sebesar 0,165%. Pengendalian yang dirancang mampu menghasilkan nilai integral absolute error (IAE) terkecil sebesar 1119 pada setpoint 800 ppm dan integral time absolute error (ITAE) terkecil sebesar 4200 pada setpoint 1000 ppm.


2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 37-43
Author(s):  
Raka Rulistyanto Prakoso Putra ◽  
Okik Hendriyanto Cahyonugroho

Di indonesia, terdapat berbagai pencemar lingkungan, salah satunya berasal dari aktifitas rumah tangga. Maka dari itu, muncul berbagai ide dalam penanganan lingkungan yang tercemar. Salah satunya menggunakan metode  fitoremediasi. Dalam penelitian ini menggunakan tumbuhan kayu apu (pistia stratiotest l) dan kangkung air (ipomea aquatica) yang ditanam menggunakan sistem hidroponik. Dalam hidroponik terdapat dua sistem, yaitu sistem DFT (deep flow technique) dan NFT (nutrient film technique). Pada penelitian ini menggunakan dua macam sistem, dengan penambahan aerasi dan tanpa aerasi, dengan variasi jarak antar tumbuhan 5cm, 10cm dan 15cm dan menggunakan dua jenis tumbuhan, yaitu kangkung air dan kayu apu. Lama penelitian yang dilakukan 15 hari, 7 hari pertama aklimatisasi dan 8 hari terakhir penelitian utama. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan paling optimal terdapat pada tumbuhan kayu apu dengan jarak antar tumbuhan 5cm, dengan penambahan aerasi dan menggunakan sistem DFT mencapai BOD 58,41%, COD 32,36% dan TSS 62%.  


2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 71-78
Author(s):  
Imelda Zahra Tungga Dewi ◽  
◽  
Muhamad Faqih Ulinuha ◽  
Wahyu Ajis Mustofa ◽  
Ade Kurniawan ◽  
...  

Maraknya pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman dan perindustrian di Indonesia cukup tinggi. Namun peningkatan pengalihan lahan pertanian tidak diikuti dengan penurunan kebutuhan pangan, dimana kebutuhan pangan terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini mendorong suatu inovasi dalam bidang pertanian dengan mengubah pertanian konvensional menjadi pertanian modern guna efektifitas pertanian di lahan sempit. Salah satunya adalah dengan berhidroponik, yaitu budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Namun, demi kemudahan proses budidaya di era digital ini, maka dilakukanlah penelitian untuk membuat sistem digitalisasi pada pertanian hidroponik yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT) menggunakan Iot MQTT Panel berbasis Andorid. Penelitian ini dilakukan melalui 4 tahapan yaitu studi pustaka, perancangan sistem, pembuatan sistem, dan pengujian sistem smart farming. Penelitian ini bertujuan untuk memudahkan pengontrolan jarak jauh dalam pertanian hidroponik dengan membuat sistem digitalisasi monitoring dan controlling menggunakan sebuah aplikasi tanpa si pemilik berada di lokasi hidroponik. Dalam penelitian ini digunakan Sensor pH, DHT11, Soil Moisture, dan Solenoid Valve untuk pemantauan serta pengelolaan nutrisi pada tanaman hidroponik khususnya pada tanaman cabai dan selada. Smart farming telah berhasil dibuat dan siap pakai untuk dapat memonitoring nutrisi, cahaya, suhu serta kelembapan pada tanaman hidroponik dan mengendalikan sirkulasi air pada tanaman hidroponik.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
Author(s):  
Abd Chalim Asnawi ◽  
Saimul Laili ◽  
Tintrim Rahayu

Hydroponics is agricultural cultivation without using soil media, where the media can be replaced with husk charcoal or cocopeat media. However, hydroponics is actually the use of nutrients in a solution so that the nutritional needs of the plant are as desired. Accordingly, plant growth can be maximized. The use of media other than soil does not inhibit plant growth because both charcoal husk and cocopeat can store nutrients so that plant growth is not disturbed. This study aims to determine the response of red spinach (Alternanthera amoena Voss.) to Cocopeat and husk charcoal, and also to determine the use of DFT (Deep Flow Technique) and NFT (Nutrient Film Technique) hydroponic systems on the growth and development of red spinach. The method used was RBD where Rockwool media as a control, with 6 treatments and 4 replications. From the research results, the cocopeat media and husk charcoal media gave different results where the cocopeat growing medium was greater than the husk charcoal growing medium and the DFT and NFT systems gave significantly different results where the NFT yield was greater than DFT.Keywords: Hydroponics, Red Spinach, Cocopeat, Husk Charcoal, DFT, NFTABSTRAKHidroponik adalah lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan media tanah, dimana media dapat digantikan dengan media arang sekam ataupun cocopeat. namun hidroponik sesungguhnya yakni penggunaan nutrisi dalam larutan sehingga kebutuhan nutrisi pada tanaman sesuai keinginan. Maka pertumbuhan tanaman bisa lebih maksimal. penggunaan media selain tanah tidak menghambat pertumbuhan tanaman karena baik media arang sekam maupun cocopeat dapat menyimpan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pada tanaman bayam merah (Alternanthera amoena Voss.) terhadap media tanam Cocopeat, dan Arang sekam, dan juga untuk mengetahui penggunaan sistem hidroponik DFT (Deep Flow Technique) dan NFT (Nutrient Film Technique) terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayam merah. Metode yang digunakan adalah RAK dimana media rockwool sebagai kontrol, dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Dari hasil penelitian Media tanam cocopeat dan media arang sekam memberikan hasil yang berbeda dimana media tanam cocopeat lebih besar dari pada media tanam arang sekam dan pada sistem DFT dan NFT memberikan hasil yang berbeda nyata dimana hasil NFT lebih besar dari pada DFT.Kata kunci : Hidroponik, Bayam Merah, Cocopeat, Arang sekam, DFT, NFT


2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
pp. 885-897
Author(s):  
Aulia Rahmawati ◽  
Muhammad Dailami ◽  
Febriyani Eka Supriatin

Author(s):  
Lynette Morgan

Abstract This paper discusses about the solution culture or 'hydroculture' systems, which are methods of crop production which do not employ the use of substrates to contain the root system and hold moisture between irrigations. It includes NFT or the nutrient film technique, deep water culture/deep flow technique - float, raft or pond systems, aeroponics, aquaponics, organic solution culture, hydroponic fodder systems, and automation for solution culture systems.


Author(s):  
Lynette Morgan

Abstract This paper discusses about the solution culture or 'hydroculture' systems, which are methods of crop production which do not employ the use of substrates to contain the root system and hold moisture between irrigations. It includes NFT or the nutrient film technique, deep water culture/deep flow technique - float, raft or pond systems, aeroponics, aquaponics, organic solution culture, hydroponic fodder systems, and automation for solution culture systems.


Author(s):  
Nova Anika ◽  
Endo Pebri Dani Putra
Keyword(s):  

Budidaya sayuran hidroponik dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan penghasilan karena memberikan keuntungan yang relatif besar dengan pasar potensial yang terus berkembang. Namun, budidaya sayuran hidroponik membutuhkan ketelitian, keterampilan khusus dan biaya produksi yang relatif tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan budidaya sayuran hidroponik berdasarkan sistem budidaya hidroponik yang digunakan dan jenis sayuran yang dibudidayakan. Tiga unit instalasi hidroponik DFT dengan ukuran 2 m x 1 m x 2 m digunakan untuk membudidayakan sayuran pakcoy, caisim dan kangkung. Berdasarkan analisis efisiensi usahatani, maka budidaya sayuran hidroponik dengan sistem DFT layak diusahakan dengan rasio (B/C) untuk budidaya pakcoy sebesar 1,5, rasio (B/C) untuk budidaya caisim sebesar 1,1 dan rasio (B/C) untuk budidaya kangkung  sebesar 1,4.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document