inquiry lesson
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

22
(FIVE YEARS 8)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
pp. 141-168
Author(s):  
Ana Aragüés Díaz

This paper deals with how scientific contents related to the water cycle are expressed (6th grade) as well as the role that the teacher´s questions play during an inquiry-based lesson. The research questions of the study were: What scientific concepts are constructed by students and teacher? What kind of questions uses the pre-service teacher in order to guide the thought of students? The employed methodology is based on video-analysis, being the data source a 1 hour video recording. Difficulties are perceived when students try to explain the scientific concepts (evaporation and condensation) in the context of the water cycle. The video allowed us to observe the difficulty involved in making knowledge move forward as the session progresses.


EDUSAINS ◽  
2021 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 64-72
Author(s):  
Siti Zulaichah ◽  
Sukarmin Sukarmin ◽  
Mohammad Masykuri

THE DEVELOPMENT OF INQUIRY LESSON-BASED SCIENCE MODULE IN WORK AND SIMPLE MACHINE MATERIAL TO IMPROVE STUDENTS’ SCIENTIFIC CREATIVITY  AbstractThis research aimed to: 1) develop inquiry lesson-based science modules to improve student’s scientific creativity, 2) determine the feasibility of an inquiry lesson-based science module and 3) find out the effectiveness of inquiry lesson-based science modules to improve students’ scientific creativity. The science module material developed is work and simple machines. The module learning steps are arranged according to the inquiry lesson syntax and students’ scientific creativity indicators. The type of research is research and development (RnD) used Borg and Gall procedure that modified into 9 stages: 1) research and information collection, 2) planning, 3) initial product development, 4) initial field trial, 5) initial product revisions, 6) small-scale trial, 7) second product revisions, 8) operational field trial and 9) final product revisions. Characteristics of the module analyzed using descriptive analysis, module feasibility analyzed based on criteria scores and the module effectiveness analyzed using N-gain score. The result showed that: 1) inquiry lesson-based module has been successfully developed with characteristics according to the inquiry lesson models to improve students’ scientific creativity, 2) inquiry lesson-based module was very feasible used in learning process, 3) inquiry lesson-based module was effective in improving students’ scientific creativity with N-gain score of 0,55.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan modul IPA berbasis inquiry lesson untuk meningkatkan kreativitas ilmiah siswa, 2) mengetahui kelayakan modul IPA berbasis inquiry lesson, 3) mengetahui keefektifan modul IPA berbasis inquiry lesson untuk meningkatkan kreativitas ilmiah siswa. Modul yang dikembangkan yaitu materi Usaha dan Pesawat. Langkah-langkah pembelajaran pada modul disusun sesuai sintak inquiry lesson dan diintegrasikan dengan indikator kreativitas ilmiah siswa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan  (RnD) menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi 9 tahap meliputi: 1) penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) uji coba awal, 5) revisi produk awal, 6) uji coba terbatas, 7) revisi produk kedua, 8) uji coba lapangan operasional, 9) revisi produk akhir. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik modul, analisis kelayakan modul berdasarkan skor kriteria, analisis keefektifan modul untuk meningkatkan kreativitas ilmiah siswa berdasarkan skor N-gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) modul IPA pada materi usaha dan pesawat sederhana telah berhasil dikembangkan dengan karakteristik sesuai model inquiry lesson untuk meningkatkan kreativitas ilmiah siswa, 2) modul IPA berbasis inquiry lesson sangat layak digunakan dalam pembelajaran, 3) modul IPA berbasis inquiry lesson efektif meningkatkan kreativitas ilmiah siswa dengan skor N-gain sebesar 0,55. 


2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 141
Author(s):  
Sarwanto Sarwanto

Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) pengaruh <em>level of inquiry (LoI) </em>terhadap kemampuan kognitif; (2) pengaruh sikap ilmiah terhadap kemampuan kognitif, (3) dampak pembelajaran <em>LoI </em>terhadap sikap ilmiah siswa. Pembelajaran <em>LoI</em> dari dibatasi pada <em>inquiry lesson</em> dan <em>guided inquiry lesson</em>. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X salah satu SMA Negeri di Kabupaten Sukoharjo. Sampel dipilih dengan teknik <em>cluster random sampling</em>. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumen; analisis data menggunakan uji anova. Hasil penelitian disimpulkan: (1) kemampuan kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran <em>guided inquiry lab </em>lebih baik daripada <em>inquiry lesson </em>(F<sub>obs</sub>=4,12 &gt; F<sub>α</sub>=3,97), (2) kemampuan kognitif siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih tinggi sikap ilmiah rendah (F<sub>obs</sub>=5,03 &gt; F<sub>α</sub>=3,97), (3) tidak ada interaksi pengaruh antara penggunaan pembelajaran <em>inquiry lesson</em> dan <em>guided inquiry lab</em> dengan kategori sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa (F<sub>obs</sub>=0.33 &gt; F<sub>α</sub>=3,97).


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Nanik Yuniastuti

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik melalui pembelajaran daring home based experiment  model Inquiry Based Learning pada materi metabolisme. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas XII MIPA7 di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan tes tulis secara daring. Model Inquiry Based Learning dilakukan melalui tahapan : 1) discovery learning; 2) interactive demonstration; 3) inquiry lesson; 4)  inquiry laboratory; dan 5) real-world applications. Data  yang  terkumpul  dari  instrumen  penelitian  pada  siklus pertama, selanjutnya dibandingkan dengan data pada siklus kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran daring home based experiment  model Inquiry Based Learning telah meningkatkan 1) rerata motivasi belajar peserta didik sebesar 0,2 poin, yaitu dari 3,8 menjadi 4, terutama pada indikator motivasi karir (career motivation); 2) meningkatkan rerata sikap karakter peserta didik sebesar 0,2 poin  dari 3,8 menjadi 4, terutama pada indikator karakter daya juang; 3) meningkatkan nilai rerata proyek home based experiment sebesar 1,93 poin, yaitu dari 96,13 menjadi 98,06 ; dan 4)  meningkatkan nilai rerata penilaian harian peserta didik sebesar 2,42 poin, dari 74,19 menjadi 76,61. Dari  hasil  penelitian  tindakan  kelas  ini  dapat  disimpulkan  bahwa pembelajaran daring home based experiment model Inquiry Based Learning mampu meningkatkan  motivasi  dan  hasil belajar peserta didik di kelas XII MIIA7 di SMA Negeri 2 Yogyakarta.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Irma Kusumastuti ◽  
Sri Anggraeni ◽  
Wahyu Surakusumah

Kemampuan inkuiri adalah kemampuan untuk memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen. Asesmen kinerja dalam meningkatkan kemampuan inkuiri di sekolah belum diterapkan. Oleh karena itu untuk mencapai kemampuan inkuiri tersebut penerapan asesmen kinerja diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan asesmen kinerja dalam meningkatkan kemampuan inkuiri melalui pembelajaran Levels of Inquiry siswa SMA pada sub topik pemanasan global. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Instrumen asesmen kinerja yang diterapkan terdiri dari enam task (LKS discovery learning, task laporan hasil diskusi, LKS interactive demonstration, LKS inquiry lesson, LKS inquiry lab dan task laporan hasil unjuk kerja) dan rubrik di setiap tingkat pada pembelajaran Levels of Inquiry. Instrumen penilaian kinerja kemampuan inkuiri diuji kelayakannya dengan validasi ahli, kemudian menerapkan asesmen kinerja pada satu kelas implementasi, kemudian menguji efektivitas penerapan asesmen kinerja kemampuan inkuiri dan menguji pengaruhnya. Untuk menguji efektivitas, penelitian ini melibatkan siswa SMA (N = 33) pada tahun ajaran 2017/2018 sebagai partisipan. Pengumpulan data menggunakan lembar validasi, tes keterampilan inkuiri, task dan rubriknya, lembar observasi kinerja. Validitas instrumen penilaian kinerja kemampuan inkuiri memiliki rerata 34 dengan persentase 85%, yang dikategorikan "validitas tinggi". Rerata N-gain siswa dalam kemampuan inkuiri adalah 0,58 dengan kategori ‘sedang’. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh penerapan asesmen kinerja terhadap peningkatan kemampuan inkuiri siswa adalah dengan menggunakan uji Friedman, berdasarkan perhitungan uji Friedman diperoleh probabilitas = 0,000 dengan taraf signifikansi 0,05, maka artinya nilai Probabilitas < 0,05(5), yaitu 0,000 < 0,4117. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan asesmen kinerja kemampuan inkuiri cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan inkuiri dan penerapan asesmen kinerja kemampuan inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan inkuiri. Kata kunci: Penilaian Kinerja, Kemampuan Inkuiri, Levels of Inquiry


2019 ◽  
Vol 42 (2) ◽  
pp. 4
Author(s):  
Tom J. McConnell ◽  
Tolly Foster ◽  
Michele Schilten

Field trips offer excellent learning opportunities, but teachers often think of them as informal experiences to teach concepts and content. But it is possible to structure science lessons at sites like zoos, aquariums and museums as an inquiry activity. Using the NRC (2000) definition of inquiry and the Indiana Academic Standards list of process standards (IDOE 2016), facilitators at the BLINDED ACADEMY developed the Plant Adaptations Inquiry lesson.  This activity lets learners hypothesize, observe, analyze data and construct conclusions about the types of plant adaptations seen in plants from different ecosystems. The observations, including the use of technology to use photographs, were recorded on the grounds of the BLINDED Gardens and the BLINDED Zoo. This article explains the design of the lesson and alignment with state and national standards. Readers can download a version of the lesson and rubric.


Author(s):  
Alastair Stark

This chapter explores agents who are influential in terms of inquiry lesson-learning but have not been examined before in inquiry literature. The key argument is that two types of agent—policy refiners and street-level bureaucrats—are important when it comes to the effectiveness of post-crisis lesson-learning. As they travel down from the central government level, street-level actors champion, reinterpret, and reject inquiry lessons, often because those lessons do not consider local capacities. Policy refiners, however, operate at the central level in the form of taskforces, implementation reviews, and policy evaluation processes. These refiners examine potentially problematic inquiry lessons in greater detail in order to determine whether and how they should be implemented. In doing so, these ‘mini-inquiries’ can reformulate or even abandon inquiry recommendations.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document