modifiable risk factor
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

251
(FIVE YEARS 83)

H-INDEX

31
(FIVE YEARS 6)

2022 ◽  
Vol 8 ◽  
Author(s):  
Mathias Reichert ◽  
Ionel Valentin Popeneciu ◽  
Annemarie Uhlig ◽  
Lutz Trojan ◽  
Mirjam Naomi Mohr

Introduction: Urinary incontinence (UI) is a wide-spread and feared side-effect of conventional or even robot-assisted laparoscopic prostatectomy (RALP) due to its high impact on patients' quality of life (QoL). Non-modifiable risk factors for UI have already been identified – on surgical and patient side. Yet, to our knowledge, focus thus far has not been placed on functional aspects regarding general cognitive ability.Materials and Methods: This is an observational single-center, prospective, double-blinded evaluation of 109 RALPs performed between 07/2020 and 03/2021. All patients underwent a Mini Mental State Examination (MMSE) prior to surgery to evaluate their cognitive ability. Early post-prostatectomy incontinence (PPI) was evaluated using a standardized 1 h pad test performed 24 h after removal of the urinary catheter. The association between MMSE results and PPI were evaluated using univariate and multivariate logistic regression models.Results: Multivariate logistic regression analyses identified MMSE results and nerve sparing (NS) as independent predictors for PPI in patients with an intermediate MMSE result (25–27 points) having a 3.17 times higher risk of PPI when compared to patients with a good MMSE result (≥28) (95% Confidence Interval (CI): 1.22–9.06, p = 0.023), while patients without NS had a 3.53 times higher risk of PPI when compared to patients with NS (95% CI: 1.54–11.09, p = 0.006).Conclusion: A lower cognitive ability should be treated as a non-modifiable risk-factor for early PPI. In the future it could find its place as a clinical screening tool to identify patients who require more attention especially in the pre-, but also in the postoperative phase.


Author(s):  
Ashlyn Runk ◽  
Yichen Jia ◽  
Anran Liu ◽  
Chung-Chou H. Chang ◽  
Mary Ganguli ◽  
...  

Abstract Objective: Emerging evidence suggests low vision may be a modifiable risk factor for cognitive decline. We examined effects of baseline visual acuity (VA) on level of, and change in, cognitive test performance over 9 years. Method: A population-based sample of 1,621 participants (average age 77 years) completed a comprehensive neuropsychological evaluation and VA testing at baseline and reassessed at nine subsequent annual visits. Linear regression modeled the association between baseline VA and concurrent cognitive test performance. Joint modeling of a longitudinal sub-model and a survival sub-model to adjust for attrition were used to examine associations between baseline VA and repeated cognitive test performance over time. Results: Better baseline VA was associated cross-sectionally with younger age, male sex, greater than high school education, and higher baseline neuropsychological test scores on both vision-dependent (B coefficient range −0.163 to −0.375, p = .006 to <.001) and vision-independent tests (−0.187 to −0.215, p = .003 to .002). In longitudinal modeling, better baseline VA was associated with slower decline in vision-dependent tests (B coefficient range −0.092 to 0.111, p = .005 to <.001) and vision-independent tests (−0.107 to 0.067, p = .007 to <.001). Conclusions: Higher VA is associated with higher concurrent cognitive abilities and slower rates of decline over 9 years in both vision-dependent and vision-independent tests of memory, language, and executive functioning. Findings are consistent with emerging literature supporting vision impairment in aging as a potentially modifiable risk factor for cognitive decline. Clinicians should encourage patient utilization of vision assessment and correction with the added aim of protecting cognition.


2021 ◽  
Vol 18 (12) ◽  
pp. 2005-2011
Author(s):  
Sirpi Nackeeran ◽  
Amoghavarsha Havanur ◽  
Jesse Ory ◽  
Stanley Althof ◽  
Ranjith Ramasamy

Author(s):  
Carolyn M. Rutter ◽  
Folasade P. May ◽  
Gloria D. Coronado ◽  
Toyya A. Pujol ◽  
Emma G. Thomas ◽  
...  

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 59-65
Author(s):  
Elisabeth Wahyu Savitri ◽  
Fransiska Romina

DASH (DIETARY APPROACH TO STOP HYPERTENSION) DALAM UPAYA PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI Ketua Peneliti : Ns. Elisabeth Wahyu Savitri.M.Kep Anggota Peneliti: NS. Fransiska Romina. M.Kep  (1111038401)   Pemenang Hibah Penelitian Dosen Pemula Tahun 2021 AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK   ABSTRAK Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi yang menetap, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik  ≥ 90 mmHg, ketika diukur paling tidak pada dua kali pengukuran dan pada dua kondisi  yang berbeda dengan jarak dua minggu (deWit & Kumagai, 2013:  398). Sedangkan menurut Joint National Comitte 7 tahun 2003  dalam Ignatavicius 2010, hipertensi di definisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah distolik  ≥ 90 mmHg. Penyebab hipertensi secara garis besar dibedakan pada 2 faktor resiko yaitu faktor yang tidak dapat diubah (non modifiable risk factor) dan faktor yang dapat diubah ( modifiable risk factor) ( Moser & Riegel, 2008: 435). Faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup (life style) yang tidak baik, misalnya mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi garam, obesitas, merokok, alkohol, sendentary life style dan stress. Sedangkan faktor yang tidak dapat di ubah adalah bertambahnya umur dan proses penuaan, gender atau jenis kelamin, riwayat hipertensi dalam keluarga atau hereditas dan ras atau etnik tertentu   ( deWit & Kumagai, 2013: 399). Di seluruh dunia diperkirakan ada 8 juta jiwa meninggal setiap tahun berhubungan dengan hipertensi dan terus meningkat setiap tahunnya. Di Amerika, di prediksi ada 1 orang dari 3 penduduk Amerika yang menderita hipertensi ( Sood et al, 2010: 1) dan data lain menyebutkan hipertensi telah diderita lebih dari 70 juta jiwa pada usia > 20 tahun  di Amerika ( Weir et al, 2011: 1). Di Indonesia prevalensi penderita hipertensi juga cenderung terus meningkat, dimana penderita hipertensi 31.7% dari populasi usia 18 tahun keatas ( Depkes RI, 2012 ). Hipertensi yang tidak terkontrol sebagai faktor penyebab dalam morbiditas dan mortalitas akibat timbulnya gangguan pada kardiovaskuler (Hediyati, 2011: 1061). Hipertensi juga dikaitkan sebagai penyebab terjadinya stroke, penyakit jantung, gagal ginjal dan penyakit non vaskuler lainnya ( Moser & Riegel, 2008: 439). Melihat demikian besarnya akibat hipertensi maka perlu dilakukan penanganan yang efektif pada penderita hipertensi terutama dalam hal memodifikasi faktor penyebab yang dapat diubah atau modifiable risk factor salah satu hal yang dapat penderita lakukan adalah dengan melakukan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) atau dapat di definisikan sebagai suatu pendekatan diet dalam pencegahan hipertensi dimana diet yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang rendah garam dan rendah lemak, maka berdasarkan beberapa latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengaruh DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh DASH pada upaya penurunan tekanan darah penderita hipertensi dan sebagai Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui data demografi pasien yang menderita hipertensi, Metode penelitian yang digunakan adalah dengan eksperimental, yaitu dengan melakukan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) pada setiap kali makan selama 30 hari baik pada saat sarapan, makan siang dan makan malam dan akan dilihat efeknya terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi pada pretest dan postest setelah hari ke-30 yang bermakna (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Diet DASH yang dilakukan selama 30 hari secara signifikan berpengaruh untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik  penderita hipertensi Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah publikasi di jurnal nasional terakreditasi yang ber ISSN dan dan buku ber ISBN serta TKT penelitian ini adalah 3        


Neurology ◽  
2021 ◽  
pp. 10.1212/WNL.0000000000012966
Author(s):  
Tomas Kalincik ◽  
Helen Tremlett ◽  
Alberto Ascherio

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document