Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

27
(FIVE YEARS 27)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

2528-0937, 2086-8375

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 81-86
Author(s):  
Didit Damayanti

Luka bakar yang sering terjadi dan banyak ditemukan adalah luka bakar derajat II. Tumbuhan alam yang berkhasiat obat telah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Salah satu tanaman alam yang mengandung banyak khasiat adalah olive oil. Olive oil memiliki kandungan senyawa penting dalam penyembuhkan luka antara lain oleochantal, sterol, fenol, squalen, vitamin C, E dan K yang dapat berperan mempercepat proses penyembuhan luka. Kandungan vitamin A dan vitamin E telah diketahui sebagai vitamin yang dapat membantu dalam proses penyembuhan luka. Penelitian ini menggunakan olive oil yang di buat dalam bentuk balutan basah untuk perawatan luka bakar derajat II pada tikus putih. Penelitian ini menggunakan metode true experiment dengan desain posttest only control design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020. Sampel penelitian adalah 20 kelompok perlakuan (tikus putih yang diberikan balutan basah olive oil) dan 20 kelompok kontrol tikus putih. Dengan teknik random sampling. Data diolah dengan SPSS menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian di dapatka P-value 0,00 < α  (0,05) yang berarti adanya pengaruh Perawatan Luka Bakar Derajat II Dengan Balutan Basah Olive Oil Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Diharapkan dengan pemanfaatan bahan alam untuk kepentingan sehari-hari dapat meminimalkan efek samping dari penggunaan bahan kimia yang sering digunakan oleh masyarakat saat ini. Kata Kunci: Luka Bakar Derajat II, Olive Oil, Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Abstract Burns that often occur and are commonly found are second-degree burns. Natural medicinal plants have been widely known by the people of Indonesia for a long time. One of the natural plants that contain many benefits is olive oil. Olive oil has important compounds in wound healing including oleochantal, sterol, phenol, squalen, vitamins C, E and K which can play a role in accelerating the wound healing process. The content of vitamin A and vitamin E has been known as a vitamin that can help in the wound healing process. This study used olive oil which is made in the form of a wet dressing for the treatment of second-degree burns in white rats. This study used the true experiment method with the posttest only control design. The research was conducted in March 2020. The study sample was 20 treatment groups (white rats given wet olive oil dressing) and 20 control groups of white rats. With random sampling technique. Data were processed with SPSS using the Mann Whitney test. The results of the study obtained a P-value of 0.00 <α (0.05), which means that there is an influence of Grade II Burn Treatment with Olive Oil Wet Wrap on White Rat (Rattus Norvegicus). It is expected that the use of natural materials for daily use can minimize the side effects of the use of chemicals that are often used by the community today.   Keywords: Grade II Burns, Olive Oil, White Rat (Rattus Norvegicus)  


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 75-80
Author(s):  
Dian Istiana ◽  
Dewi Nur Sukma Purqoti ◽  
Ni Putu Eka Mustikawati
Keyword(s):  

Silent killer is the nickname of hypertension because someone who has hypertension has even been for years often not aware until complications occur. Hypertension is one of the cormorbid in covid 19 cases so that anxiety is experienced by people with hypertension during the covid 19 pandemic. This study aims to identify the extent of anxiety experienced by people with hypertension. The study used descriptive methods with a crosssectional approach. The results of the study were obtained from 87 respondents in this study that the most respondents were in the age group of >61 years as many as 77 people (88.5%), Female sex as many as 52 people (59.8%) Most respondents worked as retirees as many as 63 people (72.4%) and had a moderate anxiety level of 35 people (40.2%).The conclusion is that there are still many people with hypertension who experience anxiety so that the role of nurses is needed in improving education related to the handling of hypertension in the  pandemic covid19 era.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 59-65
Author(s):  
Elisabeth Wahyu Savitri ◽  
Fransiska Romina

DASH (DIETARY APPROACH TO STOP HYPERTENSION) DALAM UPAYA PENURUNAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI Ketua Peneliti : Ns. Elisabeth Wahyu Savitri.M.Kep Anggota Peneliti: NS. Fransiska Romina. M.Kep  (1111038401)   Pemenang Hibah Penelitian Dosen Pemula Tahun 2021 AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK   ABSTRAK Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi yang menetap, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik  ≥ 90 mmHg, ketika diukur paling tidak pada dua kali pengukuran dan pada dua kondisi  yang berbeda dengan jarak dua minggu (deWit & Kumagai, 2013:  398). Sedangkan menurut Joint National Comitte 7 tahun 2003  dalam Ignatavicius 2010, hipertensi di definisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah distolik  ≥ 90 mmHg. Penyebab hipertensi secara garis besar dibedakan pada 2 faktor resiko yaitu faktor yang tidak dapat diubah (non modifiable risk factor) dan faktor yang dapat diubah ( modifiable risk factor) ( Moser & Riegel, 2008: 435). Faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup (life style) yang tidak baik, misalnya mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi garam, obesitas, merokok, alkohol, sendentary life style dan stress. Sedangkan faktor yang tidak dapat di ubah adalah bertambahnya umur dan proses penuaan, gender atau jenis kelamin, riwayat hipertensi dalam keluarga atau hereditas dan ras atau etnik tertentu   ( deWit & Kumagai, 2013: 399). Di seluruh dunia diperkirakan ada 8 juta jiwa meninggal setiap tahun berhubungan dengan hipertensi dan terus meningkat setiap tahunnya. Di Amerika, di prediksi ada 1 orang dari 3 penduduk Amerika yang menderita hipertensi ( Sood et al, 2010: 1) dan data lain menyebutkan hipertensi telah diderita lebih dari 70 juta jiwa pada usia > 20 tahun  di Amerika ( Weir et al, 2011: 1). Di Indonesia prevalensi penderita hipertensi juga cenderung terus meningkat, dimana penderita hipertensi 31.7% dari populasi usia 18 tahun keatas ( Depkes RI, 2012 ). Hipertensi yang tidak terkontrol sebagai faktor penyebab dalam morbiditas dan mortalitas akibat timbulnya gangguan pada kardiovaskuler (Hediyati, 2011: 1061). Hipertensi juga dikaitkan sebagai penyebab terjadinya stroke, penyakit jantung, gagal ginjal dan penyakit non vaskuler lainnya ( Moser & Riegel, 2008: 439). Melihat demikian besarnya akibat hipertensi maka perlu dilakukan penanganan yang efektif pada penderita hipertensi terutama dalam hal memodifikasi faktor penyebab yang dapat diubah atau modifiable risk factor salah satu hal yang dapat penderita lakukan adalah dengan melakukan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) atau dapat di definisikan sebagai suatu pendekatan diet dalam pencegahan hipertensi dimana diet yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang rendah garam dan rendah lemak, maka berdasarkan beberapa latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengaruh DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh DASH pada upaya penurunan tekanan darah penderita hipertensi dan sebagai Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui data demografi pasien yang menderita hipertensi, Metode penelitian yang digunakan adalah dengan eksperimental, yaitu dengan melakukan DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension) pada setiap kali makan selama 30 hari baik pada saat sarapan, makan siang dan makan malam dan akan dilihat efeknya terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi pada pretest dan postest setelah hari ke-30 yang bermakna (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa Diet DASH yang dilakukan selama 30 hari secara signifikan berpengaruh untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik  penderita hipertensi Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah publikasi di jurnal nasional terakreditasi yang ber ISSN dan dan buku ber ISBN serta TKT penelitian ini adalah 3        


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 50-58
Author(s):  
Prima Daniyati Kusuma

Background: The role of parents is very influential in determining how the health of children in the future. Mothers may take on a larger role than fathers, especially in daughter development, due to gender similarities and past experiences. As with the problem of menstruation, it is certain that the mother has more experience than the father. The first menstruation usually occurs in the age range of 10-16 years or in early adolescence in the middle of puberty before entering the reproductive period. Objective: To determine the description of maternal support for mentally retarded adolescents in dealing with menstruation. Method: This research uses descriptive analytical research method, which is a research method conducted to create an objective picture or description of a situation. The sample in this study were mothers with mentally retarded adolescent children. The sampling technique used is total sampling. Results: Emotional support for menstrual hygiene in mentally retarded children is in the good category of 50% and 50% sufficient. Apprecition support for menstrual hygiene in mentally retarded children is in the sufficient category (57.1%). Instrumental support for menstrual hygiene in mentally retarded children is in the sufficient category (85.7%). Informational support for menstrual hygiene in mentally retarded children is in the sufficient category (71.4%). Conclusion: The aspects contained in the social support of menstrual hygiene from the mother, namely informational support, appreciation support, instrumental support, and emotional support play a significant role in influencing menstrual hygiene behavior. Keywords: maternal support, menstrual hygiene, mental retardation


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 66-74
Author(s):  
Suhaimi Suhaimi Fauzan Fauzan ◽  
Ibnu Kahtan ◽  
Herman Herman

  Abstract Background : Cardiac arrests are the leading cause of death outside the hospital and in the hospital. Previous research has shown that as many as 70% of out-of-hospital cardiac arrests (OHCAs) occur at home. The outcome of the OHCA was poor, only 10.8% of adult victims with non-traumatic cardiac arrest who had received resuscitation efforts from the emergency medical service (EMS) were able to survive until hospital. In everyday life, it is often found that someone suddenly loses consciousness or finds a victim on the street. To deal with this, what has to be done is to provide Basic Life Support (BLS). The provision of information can be started from the school age so that they can easily practice and share information on handling BLS on lay people with their families. Objective: Seeing the effect of providing basic life support (BLS) health education to the community through videos on the level of knowledge of high school children (SMA) in Pontianak city. Methods: This type of research is quantitative research, using a quasi-experimental research design in the form of pre-test and post-test without control. Audiovisual media is effective in increasing the knowledge and skills of respondents. Several studies have stated that self-directed videos can improve the knowledge, attitudes and skills of cardiopulmonary resuscitation (CPR) in high school students. This research was conducted using the method of providing general BLS health education to high school students in Pontianak City. Result: After measuring using a questionnaire, the results of the Wilcoxon test showed a difference in knowledge between pre-test and post-test with a p-value of 0.000 (p<0.05). Conclusion: There was a significant influence on the provision of basic life support (BLS) health education for lay people through video on the level of knowledge of high school children in Pontianak City.   Keywords: Basic life support, health education, video, level of knowledge.  


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 92-98
Author(s):  
Kamsari Kamsari ◽  
Dedeh Husnaniyah ◽  
Siti Iis Monisah

              Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk mempelajari perilaku. Ibu memiliki peran yang penting dalam perkembangan anak, terutama dalam pembentukan perilaku, ketidakhadiran ibu pada masa kanak-kanak berpotensi memunculkan  perilaku agresif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku agresif anak usia sekolah dengan ibu yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Juntinyuat Kecamatan Juntinyuat Indramayu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah pengasuh anak dengan ibu yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Penelitian ini menggunakan total populasi sebanyak 39 responden dan menggunakan analisa univariat dengan komputerisasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa perilaku agresif anak usia sekolah dengan ibu yang bekerja sebagai TKW yaitu sebanyak 22 (56,4%) responden menunjukkan agresivitas rendah. Peneliti menyarankan kepada pengasuh, sebaiknya pengasuh meningkatkan pengetahuannya tentang tumbuh kembang anak usia sekolah.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 87-91
Author(s):  
Erna Melastuti ◽  
Rika Viyanti ◽  
Suyanto Suyanto

Background: Cancer pain is caused by the growth of cancer mass that is getting bigger so that it suppresses bones, tissues and other organs around it. Cancer pain is a common complaint of post-treatment patients. Pain that is not further identified will have an impact on the patient's activity. Pain management can be done by pharmacological and nonpharmacological measures. Nonpharmacological therapies include progressive muscle relaxation and lemon aromatherapy. Aim : This study aimed to determine the effect of progressive muscle relaxation and lemon aromatherapy of cancer’s patient. Method : Pre Experiment used One Group With Pretest — Posttest Design. The sample consisted of 9 respondents using nonprobability sampling technique with purposive sampling method. Result : The results of this research is Wilcoxon Signed Rank Test with a maximum level of 95%, obtained p value of 0.006 less than the significant value of 0.05. Conclusion : There is an effect of progressive muscle relaxation and aromatherapy lemon on pain in cancer patients with a p value of 0.006. Keywords : Progressive muscle relaxation, lemon aromatherapy, pain, cancer


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 99-100
Author(s):  
Eva Susanti ◽  
Jawiyah Jawiyah
Keyword(s):  

ABSTRAK   Latar belakang : Pembelajaran laboratorium adalah proses pembelajaran dilaboratorium untuk memperkuat teori yang didapat dengan cara pengalaman belajar, menggunakan pendekatan model dan metode pembelajaran yang dikelola secara terintegrasi. Pembelajaran laboratorium jurusan keperawatan Poltekkes jayapura masih ditemui belum adanya buku panduan praktek sehingga peserta didik belum mempunyai arah yang jelas dalam melaksanakan praktek keperawatan. Tujuan : untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran laboratorium keperawatan dasar jurusan keperawatan Politeknik kesehatan Jayapura. Metode : Rancangan penelitian utama pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif metode Cross Sectional dengan instrumen kuesioner pada mahasiswa dan didukung oleh penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi untuk instrumen wawancara pada dosen dan observasi pada alat-alat praktek. Sampel yang diambil merupakan sampel keseluruhan (total sampel) yang berjumlah 100 orang. Cara Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 32 item pertanyaan kepada mahasiswa regular semester III Poltekes Jayapura.Wawancara menggunakan pedoman wawancara serta observasi dilakukan alat praktek. Hasil : Pelaksanaan pembelajaran laboratorium keperawatan dasar jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Jayapura hasil rerata yang diperoleh 96,54  berada pada kategori baik 56 atau 56%. persiapan mahasiswa, alat dan tempat pada kategori cukup baik 50%, pelaksanaan proses pembimbingan kategori cukup baik 65%, evaluasi pembelajaran laboratorium keperawatan dasar kategori baik 64%. Kesimpulan: Pelaksanaan laboratorium keperawatan dasar jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Jayapura  tergolong baik. Kata kunci:Pembelajaran Laboratorium, metode pembelajaran laboratorium,  evaluasi hasil.  


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 44-49
Author(s):  
Fajar Agung Dwi Hartanto ◽  
Amanda Marselin ◽  
Maria Putri Sari Utami

Latar belakang :  Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organisation) memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus (DM) di Indonesia akan terus meningkat. Ulkus diabetikum adalah salah satu komplikasi diabetes yang erat kaitannya dengan morbiditas, kematian, dan kualitas hidup serta merupakan komplikasi yang paling serius dari diabetes melitus. Kepatuhan seseorang yang menderita luka diabetik untuk menjalani diet DM akan mempengaruhi penyembuhan luka diabetik. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet DM dan kejadian ulkus diabetik. Metode : Merupakan penelitian analitik korelatif menggunakan desain crossectional untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet dengan kejadian ulkus diabetik. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 39 pasien yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu pasien DM, sedang menjalani perawatan luka ulkus diabetik dan bersedia menjadi responden. Hasil : Dari hasil uji statistik Rank Spearman menunjukkan tidak terdapat korelasi atau hubungan antara kepatuhan diet dengan derajat ulkus. Hubungan antara kedua variabel tersebut tidak siginifikan (p-value 0,795) dengan koefisien korelasi 0,043. Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan diet dengan kejadian ulkus diabetik. Kata kunci: Kepatuhan diet, ulkus diabetik, diabetes melitus


2021 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 39-43
Author(s):  
Rizal Mustakim

PENGARUH TERAPI BEKAM BASAH TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KLINIK SAHABAT CARE PONTIANAK   Rizal Mustakim STIK Muhammadiyah Pontianak [email protected]   Abstrak Latar Belakang Diabetes melitus ditandai dengan adanya hiperglikemia, yaitu merupakan keadaan yang menunjukan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Namun, di Indonesia metode dan praktisi bekam belum terstandarisasi. Untuk itu perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh bekam terhadap kadar gula darah penderita diabetes melitus.   Tujuan Mengamati dan menganalisis pengaruh bekam basah terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Rumah Perawatan Luka, Stoma & Inkontonensia “ Sahabat Care” Pontianak.   Metode Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental design dengan one group pretest-posttest design. Sampel penelitian ini adalah penderita diabetes melitus yang menggunakan bekam basah yang dipilih dengan metode purposive sampling. Kadar gula daraH diukur menggunakan Alat Safe Aq. Pengukuran dilakukan saat sebelum dan sesudah perlakuan. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji parametrik Paired t-Test.   Hasil Didapatkan penurunan kadar gula darah sebesar 24,77% dengan perbedaan yang bermakna (p=0,000) antara kadar gula darah sebelum dan sesudah diterapi bekam basah.   Kesimpulan Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar gula darah sebelum dan sesudah di terapi bekam basah, meskipun pasien tetap mengkonsumsi obat anti diabetes.   Kata Kunci: Bekam, diabetes melitus, kadar gula darah


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document