Community Surveillance Tanggap Darurat Pemerintah Daerah Penduduk Rentan Terkait COVID-19 di Kabupaten Klaten
<p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">ABSTRAK</span></span></strong></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Pendahuluan</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Awal tahun ini, dunia menghadapi pandemi Covid-19. </span><span style="vertical-align: inherit;">Berawal dari Wuhan China, dan sampai di Indonesia. </span><span style="vertical-align: inherit;">Dampak Covid-19 adalah kasus dan kematian yang parah. </span><span style="vertical-align: inherit;">Di Indonesia, ada 57.000 kasus yang dikonfirmasi dan 2.934 meninggal. </span><span style="vertical-align: inherit;">Lebih dari 82% kasus orang lanjut usia. </span><span style="vertical-align: inherit;">Dalam hal komorbiditas, sebagian besar kasus kematian memiliki hipertensi, diabetes melitus, gagal jantung dan gagal ginjal. </span><span style="vertical-align: inherit;">Kemudian bagaimana Indonesia penduduk rentan ini. </span><span style="vertical-align: inherit;">Penelitian ini bertujuan untuk menilai respon untuk melawan Covid-19 melalui pengawasan masyarakat, terutama bagi penduduk yang rentan.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Metode</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Metode yang digunakan adalah responden yang diwawancarai secara online di antara 25 pemimpin rumah tangga sebagai data kuantitatif. </span><span style="vertical-align: inherit;">Metode pengukuran adalah kualitatif online di kalangan masyarakat, tokoh masyarakat, pimpinan rumah tangga, kader, dan pemerintah desa.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Hasil dan diskusi</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Hanya ada 80% setuju bahwa infeksi COVID-19 melalui tetesan. </span><span style="vertical-align: inherit;">Ada 84% pemimpin rumah tangga yang memahami gejala. </span><span style="vertical-align: inherit;">Mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan, masker, jarak sosial, dan isolasi. </span><span style="vertical-align: inherit;">Pengetahuan tentang pencegahan sangat rendah. </span><span style="vertical-align: inherit;">Hanya 32% yang tahu bahwa lansia memiliki risiko mati pada COVID-19. </span><span style="vertical-align: inherit;">Itu termasuk hipertensi dan diabetes melitus. </span><span style="vertical-align: inherit;">Terkait hasil kualitatif, hanya 2 informasi dari 15 informasi yang memahami jumlah penduduk rentan di daerahnya. </span><span style="vertical-align: inherit;">Tidak ada kebijakan yang jelas terkait dengan penduduk yang rentan terutama di kabupaten dan di bawah pada perlindungan yang rentan. </span><span style="vertical-align: inherit;">Tidak ada pengawasan masyarakat di antara penduduk yang rentan.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kesimpulan</span></span></strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> : Pengawasan masyarakat terkait COVID-19 kesesuaian, tetapi penduduk rentan masih khawatir. </span><span style="vertical-align: inherit;">Rekomendasinya yaitu mengembangkan model pengawasan masyarakat tentang perlindungan populasi yang rentan terhadap COVID-19.</span></span></p><p><strong><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Kata Kunci: </span></span></strong><em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Community Surveillance</span></span></em><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;"> , Covid-19, Era Pandemi</span></span><strong></strong></p>