scholarly journals Pengaruh Tingkat Kecemasan Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Tanjung Karang Mataram

2021 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Siti Annisa Rahmasita ◽  
Agustine Mahardika ◽  
Muhammad Rizkinov Jumsa

<p><strong>Pendahuluan: </strong>Kecemasan merupakan keadaan patologis yang ditandai dengan gejala fisiologis dan gejala psikologis, gejala-gejala tersebut dapat terjadi berbeda pada setiap orang dan situasi. Pada kehamilan, risiko terjadinya kecemasan akan meningkat. Memasuki trimester tiga, ibu hamil dapat merasa cemas akan keselamatan dirinya maupun keselamatan bayinya. Saat merasa cemas, akan terjadi peningkatan kadar noradrenergik akibat stimulasi sistem saraf simpatis yang akan menyebabkan berkurangnya siklus REM, sehingga meningkatkan frekuensi terbangun di malam hari dan menyebabkan kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dapat menurunkan kadar GABA sehingga seseorang akan sulit untuk menginisiasi tidur.</p><p><strong>Metode: </strong>Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 32 ibu hamil trimester tiga di Puskesmas tanjung Karang Mataram, dengan teknik <em>consecutive sampling</em>. Alat pengambilan data pada penelitian ini adalah kuesioner <em>Hamilton Anxiety Rating Scale </em>(HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan dan kuesioner <em>Pittsburgh Sleep Quality Index </em>(PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi spearman.<strong></strong></p><p><strong>Hasil dan pembahasan: </strong>Penelitian menyatakan bahwa tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram dengan P <em>value</em> &lt;0,001 (P <em>value</em> &lt; 0.5) dan r = 0.731 menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi yang kuat.</p><strong>Kesimpulan: </strong>Tingkat kecemasan berpengaruh terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram.

Author(s):  
Eka Noor Hidayati ◽  
Djoko Priyono ◽  
Rara Anggraini

Skripsi sebagai stressor yang tidak dapat dihindarkan oleh mahasiswa tingkat akhir yang dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang berkelanjutan  akan mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Keadaan ini akan berpengaruh pada penurunan akademik yaitu hasil penyusunan skripsi menjadi kurang maksimal.Tujuan: untuk menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan yang megerjakan skripsi di pontianak. Metode: Penelitian kuantitatif menggunakan desain observasional analitik denganndengan metode purposive sampling. Responden pada penelitian ini sebanyak 98 orang. Pengukuran dilakukan dengan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis statistik menggunakan uji fisher.Hasil: Jumlah usia terbanyak yaitu 21 tahun sebesar 57,1% dengan jenis kelamin perempuan sebesar 74,5%. Hasil analisis uji fisher menunjukan  nilai p = 0,036 yang berati p < 0,05.Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan yang sedang mengerjakan skripsi di pontianak.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Akhmad Yanuar Fahmi ◽  
Dayu Agista ◽  
Soekardjo Soekardjo

Kehidupan di dalam Penjara atau Lembaga Pemasyarakatan yang tertutup selalu menarik peneliti atau akademisi untuk membahas. banyaknya permasalahan hidup, cara untuk beradaptasi, dan bagaimana untuk bersosialisasi dengan kehidupan yang baru menimbulkan banyak masalah diantaranya adalah kualitas tidur dan kecemasan. Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, lesu dan gelisah. Kualitas tidur buruk dapat mengakibatkan menurunya aktivitas korteks prefrontal yang memerankan peran penting dalam mengatur emosi, salah satunya kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatan. Jenis penelitian ini adalah Cross Sectional dengan sampel sebanyak 59 responden dengan tekhnik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner Pittsbrugh Sleep Quality Index dan Hamilton Anxiety Rating Scale, dengan uji statistik Chi Square dengan menggunakan hitung manual dengan rumus yate’s correction. Hasil penelitian didapatkan 50 responden (85%) memiliki kualitas tidur buruk dan 36 responden (62%) kecemasan ringan. Tingkat kemaknaan atau α = 0,05 diperoleh Pvalue = 0,015 sehingga Pvalue  < Nilai α atau  0,015 < 0,05. Berarti ada hubungan antara level kualitas tidur dengan tingkat kecemasan pada warga binaan wanita di lembaga pemasyarakatani. Kualitas tidur yang baik maka membuat tingkat kecemasan rendah atau tidak mengalami kecemasan. Sebaliknya apabila kualitas tidur buruk maka tingkat kecemasan yang dialami warga binaan wanita menjadi sedang bahkan mengalami tingkat kecemasan berat


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Piscolia Dynamurti Wintoro ◽  
Wiwin Rohmawati ◽  
Ana Sulistyowati

Latar Belakang: Seorang ibu hamil biasa mengalami kecemasan. Pada TM III kecemasan disebabkan oleh kekhawatiran menghadapi persalinan dan apakah bayinya lahir normal atau cacat. Kecemasan meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom. Metode: Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi Jatinom, sebanyak 40 responden dengan teknik total sampling. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) untuk mengukur tingkat kecemasan dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Analisis data yang digunakan chi square. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III di BPM Siti Sujalmi Socokangsi dengan P value sebesar 0,021. Simpulan : Ibu hamil trimester III dapat memperbaiki kualitas tidur dengan mengurangi aktivitas dan istirahat yang cukup, perasaan cemas dengan cara relaksasi, senam ibu hamil, dan yoga.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Ratih Ayu Farahdilla ◽  
Danial Danial ◽  
Iskandar Muda ◽  
Muhammad Khairul Nuryanto ◽  
Sri Hastati

Dismenorea primer merupakan rasa nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa adanya penyakit patologis pada rahim. Kecemasan dan kualitas tidur merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian dismenorea primer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dan kualitas tidur dengan kejadian dismenorea primer. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswi Prodi Kedokteran Universitas Mulawarman dengan besar sampel 72 responden dengan menggunakan teknik Simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner Zung Self-rating Scale (ZSAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian terdapat hubungan antara kualitas tidur (p<0,01) dengan kejadian dismenorea primer, tetapi tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan (p=0,096) terhadap kejadian dismenorea primer.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Tasnim Tasnim ◽  
Ferdy Lainsamputty

Tuberculosis (TB) is a major health problem in many countries worldwide, ranked at the same level as Human Immunodeficiency Virus (HIV). In patients with TB, anxiety comes from the worsening of disease that created feeling of distress and fatigue. This study aimed to examine the relationship between anxiety and fatigue domains among tuberculosis patients. This study used a descriptive correlation design with cross-sectional approach. Consecutive sampling technique was used to recruit 70 participants from a general hospital in Central Sulawesi Province, Indonesia. The questionnaires used were Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) and Multidimensional Assessment of fatigue (MAF). Descriptive statistics and Spearman Correlation used to examine the relationship between variables. Anxiety had a significant correlation with distress domain of fatigue (r = 0,24, p < 0,05). Those who experienced greater anxiety suffered more mental fatigue. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan utama di berbagai negara di dunia, berada diperingkat sama dengan penyakit HIV yang mematikan. Kecemasan pada pasien TB bersumber dari progress memburuknya penyakit sehingga membuat pasien tertekan secara psikologis dan mengalami kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dan domain kelelahan pada pasien tuberkulosis. Penelitian ini berjenis deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang menggunakan 70 sampel, yang direkrut dengan teknik consecutive sampling dari salah satu rumah sakit umum daerah di Sulawesi Tengah. Kuesioner yang digunakan yaitu Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) dan Multidimensional Assessment of Fatigue (MAF). Statistik deskriptif dan korelasi Spearman digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Kecemasan memiiki korelasi yang siginifikan dengan domain tekanan kelelahan (r = 0,24, p < 0,05). Partisipan dengan kecemasan berat, menderita kelelahan mental yang lebih parah.


2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 44-53
Author(s):  
Prita Ady Rahmadani ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Deny Yudi Fitranti ◽  
Hartanti Sandi Wijayanti

Latar Belakang: Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya tingkat kecemasan dan asupan zat gizi ibu. Salah satu asupan zat gizi yang dapat mempengaruhi produksi ASI yaitu asupan vitamin A.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan asupan vitamin A dan tingkat kecemasan dengan kecukupan produksi ASI.Metode: Desain penelitian cross sectional, dengan jumlah subjek 62 ibu yang menyusui bayi usia 0-5 bulan di wilayah puskesmas Halmahera Kota Semarang menggunakan metode consecutive sampling. Data yang diteliti yaitu asupan vitamin A menggunakan formulir semi quantitative food frequency questionnaire (SQ FFQ), tingkat kecemasan menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), kecukupan produksi ASI menggunakan perubahan berat badan bayi dengan alat BabyScale dan data sekunder yaitu Kartu Menuju Sehat (KMS). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik.Hasil: Terdapat 51,6% subyek tidak mengalami kecemasan, 56,5% asupan vitamin A subyek cukup, dan 53,2% subyek memiliki kecukupan produksi ASI yang baik. Sebanyak 63% subyek dengan asupan vitamin A yang kurang memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang, dan sebanyak 66,7% subyek yang mengalami kecemasan memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang. Subyek yang memiliki asupan vitamin A yang kurang berpeluang 1,8 kali memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang, dan subyek yang mengalami kecemasan berpeluang 2,1 kali memiliki kecukupan produksi ASI yang kurang.Kesimpulan: Asupan vitamin A dan tingkat kecemasan merupakan faktor risiko kecukupan produksi ASI.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 135-139
Author(s):  
Richi Delistianti Yusuf ◽  
Siska Nia Irasanti ◽  
Ferry Achmad F.M. ◽  
Raden Ganang Ibnusantosa ◽  
Wawang S. Sukarya

Mayoritas mahasiswi Fakultas Kedokteran memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal tersebut dihubungkan dengan sistem pendidikan di Fakultas Kedokteran yang sangat ketat dan waktu belajar yang tidak sebentar diduga menyebabkan kualitas tidur buruk pada mahasiswi. Dari beberapa penelitian menyatakan kualitas tidur dapat dihubungkan dengan terjadinya patogenesis nyeri, termasuk dismenore primer. Kejadian dismenore primer pada perempuan juga dapat terjadi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan angka kejadian dismenore primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek dipilih secara systematic random sampling dan didapatkan 106 sampel. Masing-masing responden mengisi informed concent, kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan kuesioner Numerical Rating Scale (NRS). Data dianalisis menggunakan program Epi Info 7. Hasil penelitian 62,3% memiliki kualitas tidur buruk, 49,1% dismenore primer sedang, 10,4% dismenore primer berat. Angka kejadian dismenore sedang pada kelompok subjek kualitas tidur buruk lebih besar dari kualitas tidur baik, secara statistik perbedaan ini sangat bermakna (p=0,008). Angka kejadian dismenore berat pada kelompok subjek kualitas tidur buruk lebih besar dari kualitas tidur baik, secara statistik perbedaan ini bermakna (p=0,04). Terdapat hubungan yang secara statistik bermakna antara kualitas tidur dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 17-30
Author(s):  
Nina Tabligha ◽  
Andri Sudjatmoko ◽  
Dessy Triana

Latar Belakang: Tidur merupakan kebutuhan fisiologis dasar bagi setiap individu yang  dapat memengaruhi kualitas serta keseimbangan hidup. Tidur memiliki fungsi salah satunya yaitu berpengaruh ke sistem saraf sehingga bisa berdampak terhadap memori dan kemampuan belajar. Tuntutan sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah dan gaya hidup dapat menyita waktu tidur. Di Sumatera Utara, dari 287 pelajar dilaporkan 220 pelajar yang mengalami kualitas tidur yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada siswa SMA.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di SMAIT Iqra’ Kota Bengkulu pada bulan Agustus 2018. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk menilai kualitas tidur yaitu kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, sedangkan pengukuran kapasitas memori kerja menggunakan reading span test. Korelasi antara kedua variabel tersebut akan dianalisis mengggunakan uji Spearman.Hasil: Total sampel penelitian yang dianalisis adalah 53 siswa, 18 siswa (34%) memiliki kualitas tidur yang baik dan 35 siswa (66%) memiliki kualitas tidur buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja dengan nilai p = 0,042, r = 0,281.Kesimpulan: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada siswa SMAIT Iqra’ Kota Bengkulu.KataKunci: kualitas tidur, kapasitas memori kerja, siswa sekolah menengah atas.


2020 ◽  
Vol 26 (3) ◽  
Author(s):  
Syela C Akasian ◽  
Flora Rumiati ◽  
William William

Musik merupakan suatu alunan nada yang bisa dinikmati, umumnya digunakan untuk menghilangkan rasa penat atau stres seseorang. Secara ilmiah musik juga dapat berpengaruh untuk meningkatkan kualitas tidur terutama pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh musik terhadap kualitas tidur pada usia dewasa muda khususnya mahasiswa fakultas kedokteran yang biasanya memiliki kualitas tidur buruk. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik simple random sampling. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida angkatan 2018 sebanyak 96 mahasiswa. Pembagian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kuesioner tambahan untuk melihat kebiasaan mendengarkan musik pada mahasiswa dilakukan secara serentak saat proses perkuliahan.  Sebagian besar mahasiswa  memiliki kualitas tidur yang buruk yaitu 88 (91,7%) mahasiswa. Tiga dari  48  mahasiswa yang memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur  memiliki kualitas tidur baik. Lima dari delapan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur baik  tidak memiliki kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur. Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara kebiasaan mendengarkan musik dan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida (p  0,714). 


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 61-67
Author(s):  
Widiharti Widiharti ◽  
Wiwik Widiyawati ◽  
Widya Lita Fitrianur

Tekanan darah adalah faktor penting dalam sistem sirkulasi tubuh manusia. Tekanan darah dapat dengan mudah berubah meski dalam hitungan detik (Sasmalinda, Syafriandi, & Helma, 2013). Pada 2 Maret 2020, pemerintah Indonesia pertama kali mengumumkan dua kasus pasien postif Covid-19. (Pranita, 2020). Pasien tidak berani melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, sehingga jika ada keluhan yang tidak begitu berat mereka akan membeli obat di apotik tanpa mengetahui tekanan darahnya. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi lain seperti stroke. Tujuan penelitian menganalisis faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Desain penelitian analitik observasional, dengan pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2012). Pelaksanaan bulan  Maret – Mei 2020. Populasi dari Seluruh warga  babatan RT 8 RW 2 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung sebanyak 110 orang. Teknik Sampel total sampling. Variabel independen; jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, tingkat kecemasan dan riwayat keluarga. Variabel dependen; tekanan darah. Instrument penelitian; timbangan injak digital, tensi digital, dan kuesioner. Variabel Tingkat kecemasan  menggunakan HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Dianalisis uji statistik Chi Square dengan nilai p value <0.05. Hasil penelitian chi square  beban kerja nilai p-value 0,004<0,005 ada hubungan beban kerja dengan  tekanan darah. Hasil  p – value 0,002<0,05 ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.  Hasil p value 0,463<0,05 tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan, hasilnya p – value 0,000<0,05 ada hubungan riwayat keluarga dengan tekanan darah. Kesimpulan faktor yang berhubungan dengan tekanan darah yaitu jenis kelamin, beban kerja, pendapatan, riwayat keluarga sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan tekanan darah yaitu kecemasan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document