HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Stikes Muhammadiyah Kuningan

2722-709x

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 102-109
Author(s):  
Hanna Fatarani Has ◽  
Nur Azizah ◽  
Juliani Juliani
Keyword(s):  

Mengkudu ( Morinda citrifolia L) merupakan salah satu tanaman obat yang berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah. Mengkudu memiliki kandungan bahan aktif scopoletin yang dapat menurunkan resistensi perifer. Pengolahan mengkudu biasanya dalam bentuk tablet, kapsul, dan seduhan, dengan demikian perlu adanya bentuk yang lebih praktis yaitu dalam bentuk serbuk effervescent. Penelitian ini bertujuan untuk membuat serbuk effervescent dari ekstrak buah mengkudu. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan membuat berbagai jenis formulasi serbuk effervescent dari ekstrak buah mengkudu dengan variasi kandungan asam basa yaitu formula A (2,5:1,5:1), formula B (2:1,5:1,5), formula C (3:1:1). Evaluasi sediaan yang dilakukan yaitu uji pH, waktu alir, sudut diam, waktu dispersi, dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula II yang paling mendekati syarat serbuk effervescent yang baik dengan hasil uji organoleptik bau dan rasanya lemah, waktu larutnya 1,59 detik, dan pH nya 4. Kesimpulannya ekstrak buah mengkudu ini dapat dijadikan serbuk effervescent dengan rancangan formula tersebut, namun belum memenuhi standar karena tidak terdapat satu formulapun yang memenuhi semua standar uji evaluasi. Adapun variasi asam basa memiliki pengaruh pada formula yang dibuat sehi ngga pada hasil uji evaluasi beberapa diantaranya tidak memenuhi standar uji evaluasi yang telah ditentukan.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 48-55
Author(s):  
Herliningsih Herliningsih ◽  
Novia Anggraini

Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) adalah umbi yang memiliki kandungan zat  yang bermanfaat meliputi antioksidan, vitamin C, air, antibakteri dan flavonoid. Flavonoid merupakan tabir surya alami untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas. Saffron (Crocus sativus L.) merupakan rempah - rempah yang termahal di dunia dengan rasa khas paitnya. Saffron digunakan sebagai pewarna alami yang berasal dari crocetin, glucosyl esters, dan the crocins. Saffron mengandung crocin yaitu salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat warna kuning keemasan. Facemist  termasuk ke  dalam  kosmetik penyegar kulit  (freshner). Fungsi utama penyegar adalah menyegarkan kulit wajah, mengangkat sisa minyak dari kulit yang dimungkinkan masih ada,  serta  desinfektan  ringan  dan  sekaligus dapat  membantu  menutup pori-pori  kembali. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dan dilakukan uji evaluasi meliputi uji organoleptik, uji pH, uji bobot jenis, uji daya sebar semprot, uji kondisi semprotan dan uji waktu kering sehingga dapat diketahui konsentrasi sediaan facemist yang baik. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu eksperimental dilaboratorium dengan membuat 5 formulasi yang terdiri dari F0 sebagai basis facemist, F1 dengan konsentrasi ekstrak etanol buah bengkuang sebesar 1 g, F2 3 g, F3 5 g, dan F4 7 g. Dari hasil uji evaluasi sediaan F4 merupakan formula yang paling baik.  


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 78-88
Author(s):  
Sheila Meitania Utami ◽  
Humaira Fadhilah ◽  
Mita Nur Malasari
Keyword(s):  

Bibir merupakan salah satu bagian wajah yang penampilannya mempengaruhi persepsi estetika wajah. Ekstrak etanol buah labu kuning (Curcubita moschata D.) telah diakui memiliki aktivitas antioksidan dengan menggunakan metde DPPH. Pada penelitian ini, 2%, 4% dan 8% ekstrak etanol buah labu kuning diformulasikan dalam bentuk lip balm karena berguna untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stabilitas fisik formulasi sediaan lip balm yang mengandung ekstrak etanol buah labu kuning. Uji stabilitas fisik dilakukan uji organoleptis, homogenitas, pH, suhu lebur dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah labu kuning dapat diformulasikan dalam sediaan lip balm yang memiliki susunan yang homogen, pH yang sesuai (5,8-6,3), suhu lebur yang baik (55-59 ) dan stabil selama cycling test. Sediaan lip balm ekstrak etanl buah labu kuning dengan konsentrasi 8% memiliki stabilitas fisik yang paling baik.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 70-77
Author(s):  
Beta Herilla Sekti ◽  
Rakhmadani Gadis Aprilianti ◽  
Susi Wijiastini

Carrot plant (Daucus carota L.) is a type of vegetable that contains lots of vitamin A and is very much needed by the body to help regulate or metabolic processes in the body. The research design used in this study was experimental, the population and sample were carrots from Ngabab village aged 3-3.5 months, using purposive sampling technique. The results of the qualitative analysis showed that there were orange spots with an Rf value of 0.64 in the carrot extract and the beta-carotene comparison standard. The results of the quantitative analysis showed that the average level of vitamin A in carrots was 49.7% with an absorbance of 0.649. Keywords: Visible Spectrophotometry, Vitamin A, Carrot.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 89-95
Author(s):  
Ryan Farhan Pebrian ◽  
Marini Marini ◽  
Sinta Partiwi
Keyword(s):  

Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) mengandung senyawa kimia seperti alkaloid, fenol, tanin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi yang lebih baik antara metode Maserasi dan Remaserasi pada Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) terhadap Penapisan Fitokimia.  Kandungan senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai Antibakteri dan Antioksidan. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Uji Laboratorium dengan uji metabolit sekunder menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Nangka (Musa paradisiaca L.) yang menggunakan pelarut Etanol 96%, dengan perbedaan penggunaan metode ekstraksi antara Maserasi dan Remaserasi. Hasil identifikasi uji penapisan fitokimia dengan dua metode yang berbeda ini menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sama, yaitu: alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan saponin. Sedangkan pada nilai rendemen ekstrak Kulit Pisang Nangka dari metode maserasi, diperoleh persentase nilai rendemen sebanyak 5,21%, dan pada  metode remaserasi sebanyak 5,64%.  Hasil dari analisis kualitatif dengan metode penapisan fitokimia menunjukkan bahwa metode ekstaraksi maserasi dan remaserasi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi % rendemen ekstrak yang dihasilkan.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 96-101
Author(s):  
Toto Santoso ◽  
Sukmawati Sukmawati ◽  
Alda Miranti

Masalah yang sering terjadi di masyarakat adalah penyakit kandidiasis yang disebabkan oleh beberapa jamur salah satunya Candida albicans. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) merupakan tanaman obat yang tumbuh subur di negara Indonesia. Salah satu kandungan utama dari jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) adalah flavonoid yang memberikan berbagai macam aktivitas farmakologi sebagai antifungi, antibakteri dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas air perasan jeruk nipis, (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dilusi padat yaitu dengan cara menanam biakan  suspensi jamur Candida albican  sebanyak 1 ml yang telah di sesuaikan kekeruhannya dengan larutan standar Mc Farland 0.5 pada media SDA (Sabouraud Agar Dexrose) dengan penambahan air perasan jeruk nipis sebanyak 2 ml dengan konsentrasi 125%, 150%, 175% dan 200%. Di inkubasi selama 2-3 hari pada 370C, dan diamati pertumbuhannya. Hasil dari pengamatan selama tiga hari menunjukan bahwa air perasan jeruk  nipis tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, meskipun pada konsentrasi 175% dan 200% pertumbuhan jamur pada hari pertama sangat sedikit, tetapi pada hari kedua dan ketiga masih ada perluasan pertumbuhan jamur Candida albicans.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 56-69
Author(s):  
Munifatul Lailiyah ◽  
Sony Andika Saputra ◽  
Jeki Kurniawan

  Daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) dapat digunakan sebagai pengobatan jerawat. Daun cabe rawit telah diketahui mengandung senyawa aktif flavonoid yang memiliki efektivitas sebagai antibakteri. Pada penelitian ini daun cabe rawit dikembangkan menjadi sediaan masker gel peel-off. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik atau mutu fisik formulasi sediaan masker gel peel-off dari ekstrak etanol daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) dan mengetahui aktivitas antibakteri dari formulasi sediaan masker gel peel-off ekstrak etanol daun cabe rawit (Capsicum frustenses L.) tehadap bakteri Staphylococcus Aureus. Daun cabe rawit di ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70 % dengan metode ekstraksi maserasi. Ekstrak yang didapat dibuat sediaan masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi yang berbeda yaitu 5 %, 10 %, 15 %. Sediaan masker gel peel-off yang sudah dibuat dilakukan pengujian karakteristik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, waktu mengering, iritasi dan uji aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masker gel peel-off ekstrak etanol daun cabai rawit (Capsicum frustenses L.) memenuhi parameter uji mutu fisik yaitu organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, waktu mengering dan uji aktifitas antibakteri pada konsentrasi I sebesar 4,11 mm, formulasi II dan III masing-masing 5,48 mm dan 7,11 mm.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 42-47
Author(s):  
Monita Leviyanti ◽  
Sukamawati Sukamawati

Batang buah naga merupakan limbah dari tanaman buah naga yang mengandung senyawa flavonoid, saponin dan steroid. Penelitian lebih lanjut terhadap batang buah naga diperlukan agar dapat memaksimalkan pemanfaatannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri batang buah naga terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi sampel batang buah naga menggunakan metode maserasi dengan etanol 70%. Konsentrasi ekstrak buah naga dibuat menjadi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Aquadest sebagai kontrol negatif dan cefixime sebagai kontrol positif. Bakteri dibiakan pada media MHA  menggunakan teknik spread plate, cakram yang telah direndam zat uji ditanamkan pada media. Hasil penelitian menunjukan bakteri sensitif terhadap kontrol positif sedangkan pada konsentrasi ekstrak tidak menunjukan adanya zona hambat yang terbentuk pada semua sehingga diketahui bahwa ekstrak batang buah naga tidak memiliki aktivitas antibakteri


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Isabella Ramdha Y.P.M ◽  
Nur Azizah

Spray gel atau gel semprot merupakan salah satu upaya pengembangan dalam sediaan bentuk topikal di farmasi. Kelebihan dari sediaan gel semprot yaitu memiliki tingkat kontaminasi mikroba yang rendah, lebih praktis dalam penggunannya dan waktu kontak obat yang relatif lebih lama dibandingkan dengan sediaan lainnya. Daun Binahong merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk penyembuhan luka dengan senyawa yang terkandung berupa flavonoid, saponin, triterpenoid, alkaloid dan tannin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak  daun binahong dapat dijadikan sebagai sediaan spray gel dan melihat kualitas sediaan dari evaluasi sediaan spray gel. Formulasi sediaan spray gel dibuat dengan menambahkan ekstrak daun binahong sebanyak 15%.Hasil sediaan  spray gel yaitu uji organoleptik yaitu memiliki sediaan berwarna coklat muda dengan bau khas dan terkstur yang agak kental, memiliki homogenitas yang baik dengan pH yang sesuai dengan standar yaitu 6 .Untuk uji pola penyemprotan F1 memiliki pola penyemprotan yang paling lebar dengan rata-rata diameter yaitu jarak 3 cm (6,25 cm), jarak 5 cm (4,85), jarak 10 cm (6,45 cm), jarak 15 cm (8,16 cm) dan jarak 20 cm (8,28 cm). Sedangkan hasil uji daya lekat terlihat pada F3 yang memiliki daya lekat lebih lama dan hasil uji viskositas menunjukkan bahwa semua formula tidak memenuhi standar viskositas sediaan spray gel.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Wawang Anwarudin ◽  
Ririn Riandini
Keyword(s):  

Ubi jalar ungu ( ipomea batatas linn ) memiliki aktivitas antioksidan, kandungan senyawa kimia =yang terkandung dalam ubi jalar ungu yang berfungsi sebagai antioksidan adalah senyawa antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun mandi padat dan pada konsentrasi berapa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan sebagai sabun mandi padat. Ekstrak etanol ubi jalar ungu diperoleh dengan proses maserasi dan dibuat kosentrasi 8%, 9% dan 10%. Sediaan sabun mandi padat kemudian dievaluasi meliputi organoleptis, uji pH, uji kadar air dan uji tinggi dan stabilitas busa. Pengujian dilakukan pada hari ke-1, hari ke-7 dan hari ke- 14, hasil uji organoleptik dilihat dari bentuk, warna dan bau, warna dan bau selama proses penyimpanan hamper semua mengalami perubahan. Hasil uji pH sabun dari formula F0,F1,F2 dan F3 tetap stabil pada pH 10. Hasil uji kadar air semua formula tidak memenuhi SNI. Hasil tinggi dan  stabilitas  busa  sudah  memenuhi  syarat  SNI .Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol ubi jalar ungu dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun mandi padat dengan konsentrasi ekstrak etanol ubi jalar ungu 10% yaitu F3,yang memenuhi syarat evaluasi uji pH dan uji tinggi dan stabilitas busa,tetapi belum memenuhi syarat uji kadar air.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document