Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

76
(FIVE YEARS 60)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

2623-1204, 2252-9462

2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 192-203
Author(s):  
Setianingsih Setianingsih ◽  
Novi Indrayati

Pandemi virus corona (covid-19) yang terjadi di Indonesia dapat menyerang di semua kelompok usia termasuk anak-anak. Jumlah kasus anak yang terpapar covid-19 mencapai 5% dari total kejadian. Covid 19 pada anak-anak seringkali menunjukkan gejala seperti penyakit musiman yaitu demam, batuk, flu, diare sehingga sering diabaikan oleh orang tua. Padahal, gejala tersebut, merupakan ancaman penyebaran virus corona yang paling kecil dalam lingkup sosial karena anak-anak merupakan kelompok usia rentan terkena paparan virus corona. Hal ini menjadi tuntutan bagi orang tua untuk menyiapkan anak-anak agar relatif aman dari paparan virus covid-19 yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran penerapan protokol kesehatan pada anak di masa pandemi covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan memberikan gambaran karakteristik responden serta menganalisis hasil penerapan protokol kesehatan yang telah dilakukan orang tua kepada anak selama masa pandemi covid-19. Alat ukur menggunakan kuesioner karakteristik responden dan penerapan protokol kesehatan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 266 orang tua yang memiliki anak sekolah dasar di wilayah kecamatan kota Kendal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa median umur anak adalah 9 tahun dengan umur termuda 6 tahun dan umur tertua 12 tahun, mayoritas anak berjenis kelamin perempuan sebanyak 144 orang (54,1 %), pendidikan terkahir orangtua adalah Perguruan Tinggi sebanyak 124 orang (46,6 %) dan sebagian besar pekerjaan orangtua adalah swasta sebanyak 127 (47,7 %), mayoritas orang tua telah menerapkan protokol kesehatan kepada anak sebanyak 261 (98,1%).  Diharapkan adanya peningkatan dalam hal mencuci tangan yaitu membersihkan tangan tidak hanya menggunakan handsanitizer terutama digunakan ketika tangan tampak kotor dan berminyak, namun dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 173-191
Author(s):  
Muhammad Lutfi ◽  
Aditiya Puspanegara ◽  
Anggi Ulfah Mawaddah

Latar Belakang : Pada saat ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan bagi semua golongan masyarakat, karena semakin meningkatnya taraf hidup masayarakat sekarang, maka semakin meningkat pula tuntutan akan kualitas pelayanan kesehatan. Pekerjaan seorang perawat yang memiliki intensitas tinggi dan begitu kompleksnya tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab seorang perawat menyebabkan profesi keperawatan rentan mengalami kelelahan kerja (Burnout). maka dari itu peneliti bermaksud untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja (Burnout) perawat di RSUD 45 Kuningan. Metode : Jenis Penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan metode Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 orang. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan teknik Purposive Sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian  ini menggunakan uji Rank-Spearman. Hasil : Berdasarkan hasil analisis uji bivariat, diketahui bahwa terdapat 3 variabel independen yang berpengaruh dengan kelelahan kerja (Burnout) Pada perawat di RSUD 45 Kuningan yaitu masa kerja (p= 0,002 r = -0,339), Sikap Kerja (p= 0,000 r = 0,635) dan kesejahteraan psikologis (p= 0,000 r = 0,881), serta tidak ada pengaruh antara pendidikan dengan kelelahan kerja (Burnout) perawat (p= 0,835 r = -0,023). Kesimpulan : Perawat di RSUD 45 Kuningan yang tidak merasakan kelelahan sebanyak 36 orang (43,4%), sedangkan sebanyak 27 orang (32%) merasakan cukup lelah, yang merasa lelah sebanyak 17 orang (20,5%) dan yang merasa sangat lelah sebanyak 3 orang (3,6%). Bagi pihak RSUD 45 Kuningan diharapkan dapat memfasilitasi perawat dalam melaksanakan pelatihan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kelelahan kerja (Burnout), sehingga diharapkan perawat mampu mencegah dan mengendalikan kejadian kelelahan kerja (Burnout) yang dialaminya. Kata Kunci : Kelelahan Kerja, Pendidikan, Masa Kerja, Sikap Kerja, Kesejahteraan Psikologi.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 107-123
Author(s):  
Norma Farizah Fahmi ◽  
Dwi Aprilia Anggraini ◽  
Yogi Khoirul Abror

Onikomikosis merupakan infeksi pada lempeng kuku yang dapat disebabkan oleh jamur dermatofita (Tinea unguium), non dermatofita atau yeast. Onikomikosis adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita dan non-dermatofita. Infeksi onikomikosis menyebabkan kerusakan pada kuku yang menyebabkan lempeng kuku menebal, rapuh dan mudah hancur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui identifikasi jamur kuku tangan dan kaki pada pekerja penitipan hewan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel penelitian dilakukan di empat tempat penitipan hewan yang berbeda sebanyak 20 sampel di Surabaya dan tempat pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan STIKES Ngudia Husada madura. Metode pemeriksaan yang dilakukan melalui metode pengamatan langsung dan metode kultur jamur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa dari 20 sampel sebanyak 11 sampel (55%) positif Tinea unguium (jamur kuku). Pada pengamatan metode kultur jamur hasil positif sebanyak 6 sampel (30%) dengan kode P1, P4, P8, P11, P15 dan P20 terinfeksi oleh jamur Aspergillus sp , Penicillium 10% dengan kode P5 dan P14, Rhizopus sp 5% kode P18, Microsporum gypseum sebanyak 5% kode P13, dan Trichophyton mentagrophytes 5% kode P19. Hasil screening pada penelitian ini menunjukkan para pekerja belum memiliki hygiene diri yang baik khususnya dalam memelihara kebersihan kuku kaki dan tangan sehingga menyebabkan faktor resiko terjadinya infeksi jamur kuku.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 160-172
Author(s):  
Anom Dwi Prakoso ◽  
Akhmad Azmiardi ◽  
Gabriela Advitri Febriani ◽  
Ayu Anulus

Penurunan angka stunting masih menjadi priotitas utama dalam rangka tujuan pembangunan nasional. Indonesia menjadi Negara kedua dengan angka kasus stunting tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah kamboja.  Hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak di Indonesia  terbukti mengalami stunting. Hal ini merupakan masalah serius mengingat sumberdaya yang paling berharga bagi suatu negara adalah sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pemantauan pertumbuhan dan pemberian makan oleh pengasuh dengan kejadian stunting pada anak panti asuhan di Kota Semarang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik melalui pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak panti asuhan di Kota Semarang. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 anak stunting sebagai kelompok kasus dan 48 anak normal sebagai kelompok kontrol dengan rentang usia 8-18 tahun dan diambil secara Purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner, microtoise dan aplikasi WHO Antro Plus. Analisis data diolah dengan spss menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan pemantauan pertumbuhan oleh pengasuh tergolong kurang baik (51.04%) dan pemberian makan tergolong kurang baik (54,17%). Uji statistik menunjukkan bahwa kejadian stunting memiliki hubungan yang signifikan dengan pemantauan pertumbuhan (p=0.025) dan pola pemberian makan (p=0.001). Diperlukan pemantauan kesehatan rutin dan edukasi dari petugas puskemas kepada pengasuh tentang cara menentukan status gizi anak dan pola asuh gizi yang benar dan baik.    


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 149-159
Author(s):  
Anggita Maharani Agustina ◽  
Aria Pranatha ◽  
Aditiya Puspanegara
Keyword(s):  

Pelayanan keperawatan yang diberikan masih menjadi permasalahan, karena masyarakat merasakan ketidakpuasan dan beranggapan pelayanan yang diberikan belum optimal. Rumah Sakit di Kuningan khususnya Rumah Sakit KMC masih menggunakan Nanda Nic Noc. Pelaksanaan askep berbasis SDKI, SLKI dan SIKI berhubungan dengan pengetahuan, pendidikan, motivasi dan sikap perawat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan Pelaksanaan Askep Berbasis SDKI, SLKI, dan SIKI Di Rumah Sakit KMC Kabupaten Kuningan Tahun 2021. Jenis Penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap sebanyak 58 orang didapat menggunakan teknik total sampling sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Uji statistik menggunakan uji Chi-Square. Analisis univariat diperoleh faktor pengetahuan sebagian besar kurang (84,5%), pendidikan sebagian besar D3 (65,5%), sikap sebagian besar mendukung (53,4%), motivasi sebagian besar tinggi (39,7%) dan pelaksanaan askep berbasis SDKI, SLKI dan SIKI sebagian besar cukup (67,2%). Hasil uji Fisher’s Exact Test faktor pengetahuan diperoleh p = 0,000>0,05, hasil uji Chi-Square untuk faktor pendidikan diperoleh p = 0,000>0,05, faktor sikap diperoleh p = 0,001>0,05, faktor motivasi diperoleh p = 0,002>0,05. Terdapat hubungan antara faktor pengetahuan, pendidikan, sikap dan motivasi dengan pelaksanaan askep berbasis SDKI, SLKI dan SIKI Di Rumah Sakit KMC Kabupaten Kuningan. Disarankan agar dapat memberikan pelatihan kepada para perawat khususnya diruang rawat inap mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis SDKI, SLKI dan SIKI untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman perawat.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 204-214
Author(s):  
Moch. Didik Nugraha
Keyword(s):  

Lima negara dengan kematian tertinggi akibat Covid-19 hingga 31 Juli 2021 sebanyak 196.995.824 orang telah terinfeksi dengan angka kematian mencapai 4.203.926 orang, dimana negara Amerika menduduki urutan pertama dengan jumlah kasus sebesar 35.003.890 dan angka kematian kurang lebih mencapai 612.876 jiwa. Sedangkan negara Indonesia sebagai salah satu negara yang juga terkena wabah ini mencatat sebanyak 3.372.374 yang telah terkonfirmasi dan sebanyak 92.311 orang mengalami kematian akibat Covid-19. Identifikasi faktor risiko kematian akibat penyakit ini akan membantu membuat keputusan yang tepat dan dengan demikian mengendalikan dan meminimalkan kematian akibat pandemi ini. Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah untuk menganalisis penyebab kematian akibat Virus Corona Diseases (Covid-19). Tujuan – Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah untuk menganalisis penyebab kematian akibat Corona Virus Diseases (Covid-19). Desain/metodologi/pendekatan – Tinjauan sistematis dilakukan pada database online Proquest, SCOPUS, dan Science Direct dengan 3 kata kunci berikut "faktor risiko" DAN "mortalitas" DAN "Covid-19" kemudian disaring berdasarkan publikasi khusus pada tahun 2020, dalam bahasa Inggris, teks lengkap, dan jurnal pilihan berdasarkan judul dan abstrak. Hasil – Ada beberapa faktor risiko kematian pada pasien terinfeksi Covid-19. Faktor risiko tersebut perlu dilakukan pengkajian dini dalam menangani pasien Covid-19 untuk meminimalkan risiko kematian akibat covid 19. Diantaranya adalah faktor karakteristik (usia dan jenis kelamin), faktor penyakit kronis (komorbiditas), faktor gizi (obesitas). ) dan faktor hasil laboratorium darah. Faktor yang dapat dikendalikan oleh perawat adalah pengendalian faktor IMT dengan menghitung kebutuhan intake dan output pasien. Kesimpulan – Faktor risiko tersebut perlu dilakukan saat pengkajian awal dalam penanganan pasien Covid 19 untuk meminimalisir risiko kematian akibat Covid 19.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 215-225
Author(s):  
Nur Wulan ◽  
Budi Anna Keliat

Pandemi COVID-19 memberikan dampak bukan hanya pada yang terkonfirmasi, namun juga pada mereka yang dinyatakan sembuh. Penyintas COVID-19 rentan untuk mengalami masalah kesehatan mental. Pemahaman tentang masalah dan tantangan yang dihadapi para penyintas COVID-19 perlu dilakukan untuk menentukkan kebijakan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka secara efektif. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan mental yang dihadapi oleh penyintas COVID-19. Kajian ini menggunakan desain studi literatur melalui Proquest, Science Direct, Scopus dan Google scholar dengan kata kunci COVID-19, survivor and mental health dari tahun 2019-2021. Kecemasan, depresi, PTSD bahkan bunuh diri menjadi masalah kesehatan yang dapat ditemukan pada penyintas COVID-19. Guna mengatasi hal tersebut perlu adanya layanan konsultasi yang efektif untuk mendukung penyintas COVID-19 yang dipulangkan, seperti penjelasan gejala fisik atau implikasi medis dari hasil tes ulang.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 226-237
Author(s):  
Dian Saraswati ◽  
Rian Arie Gustaman ◽  
Yusri Afifatul Hoeriyah

Stunting merupakan kondisi pendek pada balita berdasarkan hasil pengukuran TB/U dengan nilai z-score < -2 SD. Masalah ini disebabkan langsung oleh faktor asupan makan dan secara tidak langsung didukung oleh faktor pola asuh yang tidak baik serta kondisi ketahanan pangan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status ketahanan pangan rumah tangga dan pola asuh terhadap kejadian stunting pada baduta. Penelitian ini menggunakan desain studi case control pada populasi di Kelurahan Karanganyar dengan total sampel sebanyak 60 dimana masing-masing kelompok kasus dan kontrol berjumlah 30 sampel. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah kuesioner United States Household Food Security Survey Module (US-HFSSM) untuk mengukur status ketahanan pangan rumah tangga dan kuesioner pola asuh (IMD, riwayat pemberian ASI eksklusif, dan riwayat pemberian MP-ASI). Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling untuk kelompok kasus dan purposive sampling untuk kelompok kontrol. Sebagian besar responden dengan baduta stunting (93,8%) dan tidak stunting (63,3%) berada pada kategori rawan pangan. Sebanyak 46,7% baduta stunting memiliki pola asuh kurang dan 86,7% baduta tidak stunting memiliki pola asuh baik. Hasil uji bivariat dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status ketahanan pangan rumah tangga (p=0,012) dan pola asuh (p=0,011) terhadap kejadian stunting pada baduta. Terdapat hubungan yang signifikan antara status ketahanan pangan rumah tangga dan pola asuh terhadap kejadian stunting pada baduta. Upaya promotif dan preventif mengenai pola asuh serta pemenuhan gizi seimbang pada periode emas anak perlu ditingkatkan untuk menurunkan angka stunting dan mencegah kondisi tersebut terjadi pada baduta.


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 135-148
Author(s):  
Andy Muharry ◽  
Puji Laksmini ◽  
Hendra Rohman ◽  
Lusi Fitriah Sari ◽  
Ana Herlina ◽  
...  
Keyword(s):  

Perilaku merokok saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa akan tetapi dilakukan juga oleh kalangaan remaja. Data SDKI menujukkan bahwa tren remaja perokok setiap tahun terus mengalami peningkatan. Karbon monoksida yang terdapat dalam asap rokok memiliki sifat beracun dan karsinogen yang dapat menimbulkan masalah kesehatan. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan pengetahuan tentang dampak buruk rokok, keberadaan perokok di lingkungan sekolah, keberadaan perokok di lingkungan keluarga, teman dekat perokok dengan kadar CO pada pelajar.  Populasi adalah pelajar SMP kelas satu yang terdata dalam program skrining perilaku merokok tahun 2020. Sampel adalah remaja SMP yang memenuhi kriteria inklusi, diambil dengan metode total sampling. Uji chi square dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel pengetahuan tentang dampak buruk rokok, keberadaan keluarga perokok, keberadaan perokok di sekolah dan teman dekat perokok dengan kadar CO. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel yang dominan berhubungan dengan kadar CO pada remaja. Hasil penelitian menujukkan variabel yang berhubungan dengan kadar CO yaitu keberadaan anggota keluarga perokok, keberadaan teman dekat perokok dan perilaku merokok. Hasil analisis multivariat menujukkan bahwa variabel yang dominan berhubungan dengan kadar CO yaitu perilaku merokok. Disarankan perlu adanya upaya peningkatan kesadaran kepada para remaja untuk menghindari perilaku merokok


2021 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 124-134
Author(s):  
Lutfian Lutfian

Penderita PPOK mengalami gangguan pernapasan persisten dan keterbatasan aliran udara akibat saluran napas tersumbat atau adanya kelainan alveolar yang disebabkan partikel atau gas berbahaya. Prevalensi PPOK di Indonesia berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2019 sebesar 3,7% per satu juta penduduk di Indonesia dengan prevalensi tertinggi pada umur lebih dari 30 tahun. Selain itu, pasien PPOK memerlukan tindakan rehabilitasi paru yang cukup lama untuk menstabilkan kemampuan fungsional paru mereka. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui efektivitas latihan pernapasan Yoga Pranayama sebagai terapi rehabilitative Paru penderita PPOK. Metode yang digunakan yaitu literature review, berupa artikel yang diperoleh dari media elekronik Google Scholar, Science Direct, NCBl, dan, PubMed dengan kata kunci Rehabilitasi paru, yoga pranayama dan PPOK dan rentang tahun publikasi dari tahun 2011-2020. Dari 8 jurnal utama yang di review oleh penulis didapatkan data bahwa pemberian terapi yoga pranayama pada pasien PPOK yang diteliti pada beberapa studi menunjukkkan efek perbaikan positif pada fungsi paru-paru dan kapasitas latihan yang berpotensi menjadi program rehabilitasi paru tambahan untuk pasien dengan PPOK. Rehabilitasi paru adalah tindakan yang efektif sebagai upaya peningkatan aspek kualitas hidup, kesehatan fisik serta emosional pada penderita PPOK yang dilakukan melalui pemberian latihan pernapasan Yoga Pranayama.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document