SONDE (Sound of Dentistry)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

43
(FIVE YEARS 43)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Maranatha Christian University

2685-1822, 2460-8580

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Jeffrey . ◽  
Marlin Himawati

Abstract Dental plaque is formed from biofilm that coats the surface of the teeth and is an indicator of dental and oral hygiene. One way to control plaque is by brushing your teeth. Herbal toothpaste is expected to inhibit plaque growth because it is related to the ability of herbal ingredients to inhibit microbial growth. This study aims to determine the comparison of the effectiveness of herbal and non-herbal toothpaste on reducing the plaque index in children aged 15-18 years (WHO). This type of research is  experimental with pretest-postest group design on 30 respondents obtained by total sampling method and divided into 2 groups. A total of 15 respondents in the first group used herbal toothpaste and 15 respondents in the second group used non-herbal toothpaste. The plaque index is measured based on the Loe and Silness plaque index. Paired t test was used to determine the difference in dental plaque index before and after treatment. The results showed that there were significant differences in the dental plaque index on the use of herbal and non-herbal toothpaste for children aged 15-18 years. Keywords: plaque index, herbal toothpaste, non herbal toothpaste


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Mila Umayah ◽  
Atia Nurul Sidiqa

Ulser merupakan salah satu lesi pada mukosa mulut yang umum terjadi pada individu. Ulser traumatik adalah manifestasi rongga mulut yang menyebabkan kehilangan lapisan terluar dari kulit atau mukosa akibat trauma. Ulser dapat disebabkan oleh trauma mekanik akibat malposisi gigi, bahan aktif kimia, respon elektrik, perubahan suhu. Pasien laki-laki, 59 tahun mengalami sariawan pada bagian pinggir lidah sebelah kanan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan intraoral ditemukan ulser pada ventral lidah dextra dengan ukuran 5 x 3mm, permukaan ditutupi oleh pseudomembran putih kekuningan, dikelilingi oleh daerah eritema dan tidak beraturan. Terapi yang diberikan berupa non farmakologi dan farmakologis. Ulkus yang disebabkan oleh malposisi gigi umumnya terjadi pada mukosa yang berhadapan dengan gigi yang mengalami malposisi seperti pada bibir, lidah, dan bukal. Iritasi mekanis terjadi ketika suatu benda yang lebih keras bergesekan secara terus menerus pada mukosa. Ulser traumatik yang terjadi pada pasien dikarenakan trauma mengenai gigi yang mengalami rotasi dan migrasi sehingga menimbulkan cedera pada jaringan lunak. Pada kasus ini ulkus traumatik pada ventral lidah kanan karena trauma mengenai gigi yang mengalami rotasi dan migrasi. Penatalaksanaan terapi non farmakologi dan farmakologi. Lesi di evaluasi selama 2 minggu, lesi di nyatakan sembuh dan dan  bekas ulkus  tidak terlihat.


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 8-26
Author(s):  
Irene Adyatmaka

Riskesdas 2018 menyebutkan bahwa 21 dari 34 propinsi di Indonesia, penduduknya mengalami masalah gigi dan mulut di atas rerata. Secara nasional, anak usia 5 (lima) tahun memiliki rerata 8 (delapan) gigi rusak. Penduduk usia 65 tahun keatas memiliki 16-17 gigi yang rusak atau bahkan sudah dicabut karena rusak. Di lain sisi, dokter gigi mengeluh praktiknya sepi dari pasien, sangat kontras dengan tingginya angka kerusakan gigi di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persepsi dokter gigi terhadap kinerjanya serta tantangan yang dihadapi di lapangan. Penelitian deskriptif, mixed method dengan potong lintang. Pengambilan sampel secara convenience sampling dengan jumlah subyek studi 409 dokter gigi. Pengambilan data dilakukan Juni 2019. Diurutkan dari besarnya masalah maka dapat diidentifikasi beberapa variabel yang dikeluhkan oleh responden dokter gigi, yaitu: Terkait faktor predisposing dampak pendidikan di FKG: (1) Kurangnya kemahiran menangani pasien balita dengan tantangannya, dirasakan oleh 51%, (2) Kurangnya kemahiran marketing/pemasaran layanan klinik, 50%, (3) Kurangnya kemahiran menangani pasien usia lanjut, 43% (4) Kurangnya kemahiran memotivasi pasien, 26%, (5) Perasaan yang mendominasi responden saat ini mengenai praktik; Perlu inovasi 53%. Terkait faktor enabling : (1) Kurang mahir mengelola klinik 40,3%, (2) Asisten kurang andal, 29%. Terkait faktor reinforcing: (1) Kurangnya Dukungan dinas kesehatan atau pemerintah, 23%, (2) Kurangnya dukungan organisasi profesi, 16%. Hasil penelitian dapat memberi masukan tentang kurikulum di Fakultas Kedokteran Gigi sehingga mata ajaran yang diberikan dapat mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja dan segala tantangannya.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 26-33
Author(s):  
Marcelina Wijaya ◽  
Diani Prisinda

Pendahuluan: Resorpsi merupakan kondisi terkait proses fisiologis atau patologis yang mengakibatkan hilangnya dentin, sementum, atau tulang karena interaksi terstruktur antara sel inflamasi dan sel resorpsi, dapat terjadi baik internal maupun eksternal, secara bersamaan pada gigi yang sama, muncul sebagai defek yang terpisah atau bergabung. Proses resorpsi dimulai oleh berbagai rangsangan seperti trauma, peradangan kronis pada pulpa terus menerus yang disebabkan oleh faktor bakteri dan perawatan ortodontik. Laporan Kasus: Pasien laki-laki usia 27 tahun datang dengan keluhan gigi atas depan kanan berubah warna sedikit lebih gelap dibandingkan gigi sebelahnya. Gigi tersebut pernah sakit tiba-tiba dan pernah muncul jerawat di sekitar gusinya. Pasien pernah mengalami kecelakaan motor dan gigi depannya terbentur 10 tahun yang lalu, pernah dirawat ortodonti cekat selama 4 tahun. Pemeriksaan radiografis gigi 11 menunjukkan mahkota normal, jumlah akar 1, terdapat radiolusen pada 1/3 hingga 2/3 tengah dinding saluran akar mesial, lamina dura menghilang di periapikal dan pada 2/3 tengah akar dinding mesial, dan terdapat radiolusen berbatas jelas dengan diameter 2mm. Gigi 11 dilakukan pembukaan akses kavitas, finishing menggunakan nikel titanium rotary ProTaper Gold (Dentsply), irigasi dengan EDTA 17% dan NaOCl 5,25% serta aktivasi menggunakan ultrasonik (Ultra X, Eighteeth), pemberian medikamen antar kunjungan kalsium hidroksida, selanjutnya pengisian saluran akar dengan teknik warm vertical condensation. Restorasi pasca endodontik yaitu resin komposit direk dengan resin fiber construct (Kerr). Simpulan: Perawatan endodontik kombinasi resorpsi internal dan resorpsi servikal gigi insisivus sentral rahang atas pada kasus ini memperlihatkan keberhasilan yang baik.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 34-44
Author(s):  
Ika Putri Wiratama ◽  
Yolanda .

Pendahuluan: Perawatan saluran akar satu kali kunjungan merupakan perawatan yang terdiri dari instrumentasi kemo-mekanis hingga obturasi sistem saluran akar yang dilakukan dalam satu kunjungan. Restorasi pasca perawatan endodontik pada gigi posterior sangat berbeda dengan restorasi gigi anterior. Hal ini disebabkan oleh anatomi saluran akar yang kompleks, ruang interoklusal yang terbatas dan beban oklusal yang diterima oleh gigi tersebut. Laporan kasus: Pasien perempuan 28 tahun datang ke Departemen Konservasi Gigi RSGM UNPAD dengan keluhan gigi bagian bawah belakang kiri terasa sakit terutama ketika makan dan minum dingin sejak 1 minggu sebelumnya. Pemeriksaan klinis menunjukkan karies profunda pada gigi 35. Tes sensibilitas pada gigi 35 menunjukkan respon positif, dan respon negatif pada tes perkusi dan palpasi. Pemeriksaan radiografi menunjukkan area periapikal normal. Diagnosis gigi 35 adalah pulpitis irreversible asimptomatik dengan rencana perawatan saluran akar satu kali kunjungan dan restorasi full-coverage sebagai restorasi pasca endodontik. Perawatan dimulai dengan informed consent dilanjutkan dengan prosedur anastesi, preparasi akses kemudian preparasi saluran akar menggunakan instrumen ProTaper Next. Pengisian saluran akar dilakukan pada kunjungan yang sama menggunakan gutta-percha dan sealer AH plus. Gigi 35 kemudian direstorasi dengan restorasi full-coverage berupa crown porcelain fused to metal dan pasak fiber. Simpulan: Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung dari kemampuan operator, aksesibilitas yang baik dan kooperatif pasien. Restorasi full-coverage dapat mencegah fraktur, reinfeksi saluran akar, dan menggantikan struktur gigi yang hilang. Laporan kasus ini menunjukkan keberhasilan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan restorasi akhir full-coverage.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 9-18
Author(s):  
Ken Edinata ◽  
Endah Mardiati

ABSTRAK Kebutuhan braket transparan pada perawatan ortodonti semakin berkembang dengan adanya kebutuhan braket sewarna gigi, terutama wanita yang memerlukan penampilan estetik maksimal. Braket yang lepas dalam perawatan ortodonti perlu direkatkan kembali. Pembersihan landasan braket yang terlepas sehingga dapat direkatkan kembali akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pasien. Melakukan daur ulang braket haruslah dapatdapat dilakukan tanpa merubah sifat fisik dan ukuran dari braket tersebut. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental analitik laboratoris in vitro dengan pendekatan komparatif yang bertujuan untuk melihat perbedaan kuat rekat geser braket keramik yang dibersihkan dengan kloroform selama 20 menit, 40 menit, 60 menit. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 buah braket keramik monokristalin  merek Ice Inspire dari Ormco dengan perlekatan mekanik. Pengukuran uji rekat geser menggunakan Instron Universal Testing Machine dan sisa resin menggunakan skor ARI. Analisis statistik dilakukan dengan uji Wilcoxon dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna kuat rekat geser braket keramik pasca rekat yang dibersihkan dengan kloroform selama 20 menit, 40 menit, 60 menit dan braket keramik pascarekat yang baru. Simpulan dari penelitian ini bahwa Terdapat perbedaan kuat rekat geser braket keramik yang dibersihkan dengan kloroform selama 20 menit, 40 menit, 60 menit dengan braket keramik yang baru, Semakin lama waktu pembersihan braket keramik dengan kloroform, sisa resin adhesif akan semakin bersih dan mempunyai kuat rekat geser yang lebih tinggi. Terdapat perbedaan sisa resin adesif antara braket keramik pasca rekat yang dibersihkan dengan kloroform yang dilepas kembali dengan braket keramik pasca rekat yang baru.   Kata Kunci : perbedaan kuat rekat geser, kloroform, kuat rekat geser, ARI, braket keramik.                                                                                                    ABSTRACT Transparant bracket needs in orthodontic treatment is become huge caused the needs of tranlucent bracket , especially women who require maximum aesthetic appearance. Debonding bracket in orthodontic treatment need  to reattached.  By Cleaning mesh of bracket so it can be reattached to reduce patient costs . Recycling bracket must can done without changing the physical properties and the size of bracket. This study is an experimental study in vitro analytical comparative approach that aims to see the difference shear strength adhesion to ceramic brackets were cleaned with chloroform for 20 minutes , 40 minutes , 60 minutes . The sample used in this study were 60 pieces of ceramic bracket monokristalin from Ormco Inspire Ice with mechanical retention. Measurement of shear strength test using the Instron Universal Testing Machine and the rest of the resin using ARI scores . Statistical analysis was used  with Wilcoxon test and ANOVA . The results showed there were significant differences in the bracket shear strength rebonding ceramic bracket, which cleaned with chloroform for 20 minutes , 40 minutes , 60 minutes and new rebonding ceramic bracket. Conclusions from this research that There is a difference in the shear strength ceramic brackets  which cleaned using chloroform for 20 minutes , 40 minutes , 60 minutes and with a new ceramic bracket , the longer time cleaning ceramic bracket with chloroform, the rest of the adhesive resin will be clean and have strong adhesion higher shear. There are differences between the residual resin adhesive after adhesive ceramic bracket cleaned with chloroform is released back and the ceramic new bracket rebonding. Key words : 


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-25
Author(s):  
Susanti Bulan

Sejak tahun 2004, dilaporkan terjadinya osteonecrosis of the jaw pada pasien osteoporosis yang mengkonsumsi bifosfonat, walaupun hal tersebut lebih sedikir dibandingkan kejadian osteonecrosis of the jaw pada penderita kanker yang mendapat terapi bifosfonat secara intravena. American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons (AAOMSs) pada tahun 2014 menyatakan perubahan nomenklatur bisphosphonate- related osteonecrosis of the jaw (BRONJ) menjadi MRONJ (Osteonecrosis of the jaw atau Medication-Related Osteonecrosis of the jaw) yaitu destruksi tulang progresif di daerah maksilofasial pasien yang disebabkan oleh terapi antiresportif dan antiangiogenik lain. AAOMS melaporkan peningkatan risiko 0.5% perkembangan MRONJ setelah prosedur ekstraksi gigi pada penderita yang menkonsumsi BP secara oral, dan peningkatan risiko 1.6-14.8% pada penderita dalam terapi BP secara intra vena. Risiko perkembangan MRONJ terjadi setelah prosedur perawatan gigi seperti ekstraksi gigi, implant gigi, perawatan endodontik, dan perawatan periodontik. Patofisiologi MRONJ tidak sepenuhnya dapat dijelaskan yaitu yang berkaitan dengan peradangan atau infeksi, mikrotrauma, perubahan remodeling tulang atau penekanan berlebihan pada resorpsi tulang, penghambatan angiogenesis, toksisitas BP jaringan lunak, biofilm khas rongga mulut, vaskularisasi mandibula, penekanan imunitas, atau defisiensi vitamin D. Pilihan antara perawatan konservatif dan pembedahan tidaklah mudah dan harus disesuaikan dengan kasus. Tujuan utama perawatan MRONJ praktisi dokter gigi dan spesialis bedah mulut dan maksilofasial adalah pengendalian infeksi, perkembangan nekrosis tulang, dan nyeri. Tujuan dari studi pustaka ini adalah untuk menggambarkan pengetahuan terkini tentang MRONJ, pencegahan dan strategi manajemennya.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Jane Amelia

Tooth loss is a common problem in adults. the negative effects of tooth loss are decreased chewing and speech function, reduced aesthetics, and migration of adjacent teeth. Many types of dental prosthetics can be used to prevent these negative effects, such as removable partial dentures, adhesive resin dentures, fixed partial dentures, and dental implants each prosthesis had its advantages and disadvantages. In this case report the clinician will discuss about single tooth implants. The aim of this case report is to provide information about the procedure for placement single tooth implants to the posterior mandibular teeth using the screw retained implant technique.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 39-53
Author(s):  
Maya Sari Dewi ◽  
Hendri Peornomo

Objective: Tooth lost is the one of mostly case in dentistry. Dental implant are the proper and fast procedure to rehabilitated full or partial edentulous ridge. Many research and clinical study said that the successful of dental implant application are depend on osseointegration which considered by anatomical of the bone structure  with implant or mechanical feature of implant. Dissucion : The composition of material and topographic surface are the important thing in osseointegration process . For many patient, Titanium give a good results, but some of patient worried because it can make a grey line  in sub gingival or across the ridge which have a thin bone and soft gingival structure, So with zirconia implant hopefully that grey line doesn’t appear. Both of titanium and zirconia are very strong, Titanium have a high flexibility and fracture resistence  but, zirconia have a low elasticity, which can cause a micro fracture. Conclusion : Zirconia implant have a good esthetics and looked naturally.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 9-21
Author(s):  
Nabila Clara ◽  
Jeffrey .

Introduction: The period of deciduous teeth is an important period in child development. Damage to deciduous teeth that occur and cannot be treated conservatively will cause premature decay of teeth which is often called premature loss. A space maintainer is a passive tool used to maintain dental arches due to premature loss of deciduous teeth. Method: An 11-year-old girl accompanied by her mother came to RSGMP Unjani in 2018 with complaints of lower right back teeth missing because they have removed. The patient's mother is worried that her replacement teeth will not grow properly. Intraoral examination revealed tooth loss 85. The study model was analyzed using the Moyers method. Results: Analysis of the lower jaw model showed excess space. Patients were treated with a semi-fixed band and loop space maintainer on teeth 85. Conclusion: Premature loss results in excess space in the arch, so as to prevent further occlusion abnormalities in the child's growth and development process, we need a special tool used to maintain space due to premature loss of deciduous teeth.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document