Jurnal Kebidanan Khatulistiwa
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

25
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Poltekkes Kemenkes Pontianak

2715-727x, 2460-1853

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Ery Fatmawati ◽  
Atik Nur Istiqomah
Keyword(s):  
P Value ◽  

Latar Belakang: senam hamil mempunyai manfaat dalam persiapan dan melatih otot sehingga membantu dalam persalinan normal. Manfaat senam hamil akan dirasakan ibu hamil selama dilaksanakan secara rutin. Rendahnya partisipasi ibu hamil mengikuti kelas senam hamil belum berbanding lurus dengan manfaat senam hamil. Video panduan senam hamil merupakan media yang dapat dilihat dan didengar sehingga bisa digunakan sebagai panduan melakukan senam hamil secara mandiri maupun berkelompok. Tujuan: untuk mengetahui sejauhmana manfaat video panduan senam hamil dalam meningkatkan pengetahuan dan pelaksanaan senam hamil secara rutin baik secara mandiri maupun bergabung dalam kelas senam  hamil. Metode Penelitian: menggunakan quasi eksperiment, desain pre post test only desain pada ibu hamil di Klinik Gemilang, pengambilan sampel dengan  metode purposive sampling, sampel penelitian sebanyak 30 ibu hamil, data dianalisis univariat dan bivariat. Hasil: peningkatan pengetahuan dan pelaksanaan senam hamil setelah diberi video panduan senam hamil pada kelompok ibu yang tidak mengikuti  kegiatan senam hamil dengan nilai p-value 0,000 serta pada kelompok ibu yang mengikuti kelas senam hamil dengan p-value 0,000. Kesimpulan: media video panduan senam hamil bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan maupun pelaksanaan senam hamil.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Emy Yulianti ◽  
Utin Siti Candra Sari

Latar Belakang: Infeksi merupakan salah satu penyebab penting dalam kematian dan kesakitan ibu. Faktor risiko terjadinya infeksi nifas salah satunya disebabkan tindakan pada saat persalinan seperti episiotomi dan robekan perineum. Perineum adalah tempat yang paling sering terjadi robekan pada proses persalinan. Robekan perineum dialami 85% wanita selama masa kelahiran dan 60-70% membutuhkan penjahitan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama. Untuk itu diperlukan upaya untuk pencegahan robekan perineum salah satunya dengan metode yang sederhana yang dapat dilakukan semua orang dengan melakukan pijat perineum. Tujuan :Untuk mengetahui efektivitas pijat perineum pada ibu primigravida dengan robekan perineum di wilayah Puskesmas Selakau Metode: Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan Perbandingan Kelompok Statis (Static Group Comparison). Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Selakau pada tanggal 28 Maret sampai dengan 28 April 2019. Populasi seluruh ibu primigravida usia kehamilan 37-40 minggu berjumlah 28 orang. Teknik sampel menggunakan Total Sampling yang dibagi  menjadi 14 subjek kelompok intervensi dan 14 orang kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar cheklist. Data dianalisis dengan menggunakan Fisher Exact Test. Hasil: Penelitian menunjukkan pijat perineum berhubungan dengan robekan perineum dengan p=0,041 dan OR= 16,8. Kesimpulan: Pijat perineum efektif menurunkan risiko robekan perineum. Disarankan untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan ibu dalam melakukan pijat perineum pada masa kehamilan melalui pendidikan kesehatan, dan menjadikan pemijatan perineum sebagai bahan masukan pada program kelas ibu hamil.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Emi Sutrisminah ◽  
Is Susiloningtyas ◽  
Murni Jayanti

Latar Belakang: Persalinan dapat menjadi sumber stressor kecemasan. Efek dari kecemasan dalam persalinan dapat memicu keluarnya kadar katekolamin secara berlebih, sehingga dapat berakibat turunnya aliran darah ke rahim dan dapat menyebabkan lamanya persalinan kala I fase aktif. Berdasarkan penelitian menunjukkan sebagian besar (72,7%) ibu bersalin mengalami kecemasan,    mayoritas     dalam     kecemasan     sedang.  Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga dengan kecemasan pada ibu bersalin kala I fase aktif di klinik bersalin Esti Husada Semarang. Metode: Desain penelitian ini survei analitik dengan pendekatan cross sectional, populasinya seluruh ibu bersalin yaitu 25 responden, sampelnya seluruh ibu bersalin kala I fase aktif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu berjumlah 22, pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling menggunakan kuesioner. Pengukuran tingkat kecemasan menggunakan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu bersalin memiliki usia tidak beresiko, paritas multigravida, berpendidikan SMA/SMK, mendapatkan dukungan dari keluarga, dan mengalami kecemasan. Ada hubungan usia dengan kecemasan (p<0,05), ada hubungan paritas dengan kecemasan (p<0,05), ada hubungan pendidikan dengan kecemasan (p<0,05), ada hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan (p<0,05). Kesimpulan: Ada hubungan antara usia, paritas, pendidikan, dan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu bersalin kala I fase aktif.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Henny Fitriani ◽  
Jehani Fajar Pangestu ◽  
Eqka Hartikasih

Latar Belakang: Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas pembangunan Indonesia, untuk itu perlu adanya upaya pembangunan inovatif yaitu investasi kesehatan gizi salah satunya ASI Eksklusif (Perinasia, 2013). Faktor ibu yang menjadi masalah dalam pemberian ASI adalah pengeluaran ASI yang sedikit.Tujuan: Menganalisis efektivitas pijat oksitosin dan endorpin pada pengeluaran ASI ibu postpartum di Puskesmas Alianyang Kota Pontianak. Metode: Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Quasi Experiment. Rancangan yang digunakan adalah pretest posttest one group design. Teknik Sampling menggunakan  purposive sampling didapatkan sampel 16 orang. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan sebelum diberikan intervensi berupa pijat oksitosin dan endorphine nilai mean 9,906. Jumlah pengeluaran ASI ibu nifas sesudah diberikan intervensi berupa pijat oksitosin dan endorphin didapatkan nilai mean 20,625. Hasil analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon nilai P=0,000 < 0,05, terdapat perbedaan peningkatan jumlah pengeluaran ASI ibu nifas sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa diberikan pijat oksitosin dan endorpin di Puskesmas Alianyang Kota Pontianak. Kesimpulan: Terdapat perbedaan jumlah pengeluaran ASI pada ibu nifas sebelum dan sesudah diberikan intervensi berupa pijat oksitosin dan endorphin di wilayah kerja Puskesmas Alianyang Kota Pontianak


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Emilia Silvana Sitompul ◽  
Juana Linda Simbolon
Keyword(s):  

Latar Belakang : Penelitian ini mengambil fokus pada anemia ibu hamil, oleh karena keberhasilan pada kehamilan sangat ditentukan oleh salah satunya kecukupan gizi. Perlu dilakukan penelitian karena anemia dapat menyebabkan dampak serius seperti menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/ kemampuan atau produktifitas kerja bagi penderitanya. Sementara itu juga akan bedampak pada kesejahteraan generasi berikutnya dengan mempengaruhi hasil kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan anak. Peneliti memilih lokasi di Puskesmas Sitadatada karena wilayah ini ditemukan kasus ibu hamil yang mengalami anemia yaitu sekitar 29,26%. Tujuan : Untuk mengetahui Faktor Resiko Anemia Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Sitadatada Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2019. Metode : Metode penelitian yang dilakukan kuantitatif dengan desain korelasi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Sitadatada sejumlah 40 orang dengan teknik pengambilan sampel total populasi. Hasil Uji : Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara anemia dengan usia ibu (p=0,001, OR=0,088), paritas ibu (p=0,001, OR=0,086), jarak kehamilan >2 tahun (p=0,004, OR=7,286). status gizi ibu (p=0,001, OR=0,086) dan pengetahuan ibu (p=0,000, OR=0,014).  Kesimpulan: Ada hubungan anemia dengan usia ibu, paritas, jarak kehamilan, status gizi dan pengetahuan ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas Sitadatada


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Erni Juniartati ◽  
Elma Marsita

Latar Belakang : Trias penyebab kematian ibu dan janin salah satunya adalah hipertensi. Kejadian hipertensi dalam kehamilan erat kaitannya dengan frekuensi makan seseorang dan jenis makanan yang dikonsumsi. Konsumsi  makanan yang mengandung bahan pengawet, natrium, lemak, konsumsi alkohol dan kopi berlebihan dapat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi.Tujuan : Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan pola makan dengan  kejadian hipertensi pada ibu hamil.Metode : Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui hubungan  pola makan terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil. Peneliti menggunakan instrumen formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ).Hasil : Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa dari 32 ibu hamil dengan hipertensi diperoleh responden  dengan  pola makan baik ada 9 orang (28,2%) sedangkan ada 23 orang (71,8%) dengan pola makan  kurang baik.. Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p= 0,000 (>0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil.Kesimpulan :  Pola makan berpengaruh terhadap kejadian hipertensi pada ibu hamil


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 40
Author(s):  
Arlitha Deka Yana ◽  
Amirah Aznawi

Latar Belakang: Hepatitis B merupakan penyakit menular yang serius dan umumnya menginfeksi hati yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) yang dapat menyebabkan penyakit akut maupun kronis. Transmisi Virus Hepatitis (HBV) umumnya pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi daya tular darah tali pusat ibu positif HbsAg guna mengetahui profil penularan virus hepatitis B secara vertikal dari Ibu HbsAg positif kepada Bayi.Metode: Jenis Penelitian ini adalah cross Sectional study penelitian dilakukan di Lakukan di Laboratorium Hasanuddin University Medical Research Center (HUM-RC) dengan menggunakan metode ELISA sampel penelitian adalah sampel dari darah ibu dan darah tali pusat bayi dengan ibu positif HbsAg. Dilakukan Analisis terhadap 7 sampel darah ibu dan darah Tali pusat bayi. Hasil: Penelitian menunjukkan adanya 4 kasus darah tali pusat bayi yang positif HbsAg dan 3 kasus Negatif sedangkan pada HbeAg tidak ditemukan di dalam darah tali pusat bayi sedangkan pada ibu didapatka 7 kasus positf HbsAg dan 6 kasus Negatif HbeAg dan 1 kasus Positif HbeAg. Kesimpulan: Sampel darah tali pusat memiliki daya tular yang lemah untuk menularkan Virus HBV Kepada bayi dengan ibu positif HbsAg


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 20
Author(s):  
Elis Nurainun ◽  
Endang Susilowati
Keyword(s):  

Latar Belakang: ASI eksklusif sangat disarankan untuk diberikan pada bayi baru lahir sampai usia enam bulan dan tanpa adanya pendamping ASI. Keluarnya ASI yang lancar pada ibu menyusui merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk memenuhi nutrisi bayi, ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi untuk mencegah infeksi dan beberapa penyakit lainnya. Pada ibu nifas, keadaan emosinya dinilai masih belum stabil dan berkaitan dengan refleks oksitosin. Presentase keadaan emosi ibu berkaitan dengan refleks oksitosin yang dapat mempengaruhi produksi ASI sekitar 80% sampai 90%. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Metode: Artikel ini menggunakan metode studi tinjauan pustaka dari jurnal ilmiah dengan penuntun kata kunci. Jurnal ilmiah yang terseleksi sejumlah 8 jurnal, masing-masing jurnal mewakili satu pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI dan memberi informasi yang bervariatif. Hasil:  Pijat oksitosin merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pemijatan dilakukan sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima keenam, pijat oksitosin merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Kesimpulan : Berdasarkan analisa yang telah dilakukan adalah pijat oksitosin efektif untuk produksi ASI. Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI, karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi ASI sebelum dan sesudah perlakuan


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Aida Fitriani
Keyword(s):  

Latar Belakang: Indonesia masih menempati urutan ke-4 dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah China, India dan Amerika (WHO, 2017). Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong, Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bireuen (2018), jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 83.348 PUS dan jumlah peserta KB aktif sebanyak 71.990, sedangkan yang menggunakan Jumlah alat kontrasepsi IUD 1.942 (2,69%) masih rendah jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi suntik, pil dan kondom (DPMGPKB, 2020). Tujuan: Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan IUD pada pasangan usia subur. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei cross sectional dengan jumlah populasi 1.503 orang dan jumlah sampel 103 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil: Penggunaan IUD di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen dipengaruhi oleh dukungan tenaga kesehatan (p = 0,001) dan jumlah anak (p = 0,028). Variabel yang tidak berpengaruh pendidikan (p = 0,061), pekerjaan (p = 0,903), sikap (p = 0,430), budaya (p = 0,125), dan dukungan suami (p = 0,296). Variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan IUD adalah dukungan petugas kesehatan dengan OR = 13.448 pasangan usia subur, artinya petugas kesehatan yang memberikan dukungan terhadap penggunaan AKDR memiliki peluang penggunaan IUD 13 kali lebih tinggi dibandingkan pasangan usia subur.


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Siti Hadijah Aspan
Keyword(s):  

Pendahuluan: Pengobatan bekam menjadi sebuah trend di dunia kesehatan. Dari 129 negara yang disurvei WHO, sekitar 80% negara menunjukkan peningkatan dalam penggunaan pengobatan alternative. Bekam menjadi terapi opsional yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Terbatasnya data mengenai bagaimana kepatuhan masyarakat yang menjalani pengobatan bekam. Sedangkan, kepatuhan menjadi sangat penting untuk memastikan suatu terapi menjadi tepat guna dan aman digunakan. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dan mengumpulkan sampel secara accidental sampling. Tingkat kepatuhan seluruh responden diukur menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil :  Responden yang patuh dalam menjalani pengobatan bekam yaitu 19 orang (47,5%), sedangkan responden yang tidak patuh dalam menjalani pengobatan bekam yaitu 21 orang (52,5%). Kesimpulan : Sebagian besar masyarakat yang melakukan pengobatan bekam tidak patuh di Klinik Thibbun nabawi Darus Syifa


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document