TRANSFORMATIKA JURNAL BAHASA SASTRA DAN PENGAJARANNYA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

41
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Tidar

2549-6271, 2549-5941

Author(s):  
Suci Maiza

<p class="Default" align="center">Abstrac</p><p class="Default" align="center"> </p><p class="Default">The politeness in directive speech act is an important thing in teaching and learning interactions. Therefore, it is necessary to study to the use of directive speech acts spoken by teachers and students in teaching and learning interactions. This study aimed to describe the forms, functions, and causative factors of the politeness in directive speech act in teaching and learning interactions at SMP Negeri  4 Sungai Penuh.</p><p class="Default">This research is a qualitative-descriptive research using the technique of <em>Simak Bebas Libat Cakap</em>. Data were collected by recording and questionnaire. The theory used as the basis for analyzing the politeness in directive speech act in this research was the pragmatic theory of Searle, Yule George (1996), Geoffrey Leech (1993), Abdul Chaer (2010), and Ibrahim (1993).</p><p class="Default">The results showed that the forms of the politeness in directive speech act in teaching and learning interactions at 4 Public Junior High School Sungai Penuh were the forms of requests, questions, orders, prohibitions, giving permission and advice. The functions of the politeness in directive speech act were the functions of asking, requesting, willing, prohibiting, pressing, directing, allowing, instructing, advising, suggesting, demanding, inviting, requiring, and forgiving. The causative factors of the politeness in directive speech act were the context, intonation, social institutions, diction, topics of conversation, and language style.</p>


Author(s):  
Nur Dwi Sukmono

<p><em>The development of Covid-19 news in 2020 is enough to generate public interest in reading the series of events that occurred. Covid-19 news has always been the main topic in print and online media. In one of the online media, Tribunnews.com, dated January 4, 2021 there are 47 news about Covid-19 of the 64 articles; On Detik.com (still on the same date) there are 52 news stories about Covid-19 out of 74 news; On kompas.com (still on the same date) there were 41 news about Covid-19 out of 53 news. When calculated as a whole in one week there is an average of 72.7% news about Covid-19 from the three media.</em></p><p><em>This research uses descriptive qualitative method. The three most active online media in Indonesia were observed. The three online media are Tempo.co, Detik.com, and Tribunnews.com. Researchers will observe in terms of exaggeration, teasing, inflamatory, formatting, ambiguous, and wrong. These six things in a sense have a direct impact on the reader when reading the title.</em></p><em>Through the six clickbait categories found, the online media indicated that they used clickbait in reporting COVID-19. It aims to increase the reader's curiosity through the title. After that, readers will directly click on the title to read more details about the news content. The first reason for using clickbait is profit. It is undeniable, with the movement of print media to online media, it has also shifted the way of getting profit. The second reason is the characteristics of the reader. Based on the research APJII 2020, the rate of Internet users in Indonesia mengkat up to 171.17 million. The highest Internet users in the age range 15-19 years by 91%, followed by the age of 20-24 years (88.5%) and 25-29 years (82.7%). Based on these data, the use of the internet is very massive.</em>


Author(s):  
Arika Rini
Keyword(s):  

<p>Abstrak</p><p>Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pembelajaran daring atau belajar dari rumah (BDR) yang diterapkan Pemerintah selama masa pandemi covid-19. Tujuannya menjadikan pengalaman instalasi telegram di gawai siswa sebagai tahapan penugasan pada KD 4.2 menyusun teks laporan percobaan dengan metode experiental learning. Dengan menggunakan subjek penelitian kelas IX MTs Negeri 5 Magelang dan metode penelitian kuantitatif dan kuanlitatif. Kuantitatif dengan mengukur hasil tes membuat teks laporan dan jumlah responden dari pengisian kuesioner, sedangkan kualitatif berdasarkan library research. Berdasarkan hasil rekap nilai, ternyata rata-rata semua kelas tugas menyusun teks laporan percobaan membuat akun telegram telah melampaui KKM yang sudah ditentukan, yaitu 75. Data angket yang peneliti gunakan dalam mendapatkan informasi kebermanfaatan dan penggunaan telegram pada siswa kelas IX MTs Negeri 5 Magelang dengan 122 responden dari 171 siswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyusun teks laporan percobaan membuat akun telegram dengan model experiental learning dapat diterapkan saat pembelajaran daring.</p>


Author(s):  
Muhammad Daniel Fahmi Rizal

<p>Alih wahana dalam karya sastra atau karya seni seringkali menimbulkan pertanyaan, seberapa jauh sebuah karya tetap berkualitas setelah ditransformasikan ke dalam medium yang berbeda? Pertanyaan tersebut muncul saat film <em>Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss! Part I </em>dialihwahanakan ke medium komik yang berjudul <em>Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss!</em>. Sementara filmnya memiliki struktur humor yang kuat, apakah komiknya juga demikian? Untuk mengetahui, dilakukan penilaian atau kritik terhadap unsur instrinsik yang dikandung komik. Analisis difokuskan terhadap fakta cerita yang ada dalam komik. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan penyajian hasil secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa komik <em>Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss!</em> tidak memiliki unsur intrinsik yang kuat. Baik tokoh dan penokohannya, alur, serta latar memiliki kelemahan-kelemahan sehingga membuat komik tidak bisa menampilkan cerita humor dengan baik.</p>


Author(s):  
Winasti Rahma Diani ◽  
Liana Shinta Dewi
Keyword(s):  

Di masa pandemic Covid-19, para guru dipaksa bergerak memindahkan ruang kelasnya ke dalam ruang kelas virtual agar pembelajaran dapat terus berlangsung. Hal tersebut tentunya juga dialami oleh para guru BIPA. Meskipun pembelajaran daring dinilai memiliki berbagai manfaat, peneliti ingin mengetahui bagaimana realita pelaksanaan pembelajaran BIPA daring yang baru berkembang di masa pandemi ini. Peneliti ingin mengetahui tantangan apa saja yang dihadapi oleh guru-guru BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dalam melaksanakan pembelajaran secara daring di masa pandemi Covid-19. Untuk menjawab pertanyaan itu, peneliti mewawancarai tiga guru BIPA yang baru mulai melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemi. Hasilnya, tantangan yang dihadapi beragam, mulai dari mempersiapkan materi ajar, mengikuti pelatihan penggunaan  aplikasi telekonferensi, hingga melaksanakan pembelajaran daring.


Author(s):  
Liana Shinta Dewi
Keyword(s):  

<p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk kelisanan yang terdapat dalam sajak “Pada Senja”, tarik-menarik antara masa lalu dan masa kini yang muncul dalam sajak tersebut, dan kaitan tarik-menarik tersebut dengan pengarang. Ketiga hal tersebut dianalisis menggunakan konsep kelisanan yang diungkapkan oleh Walter J. Ong. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan data penelitian berupa kata, frasa, klausa, maupun kalimat yang ada di dalam sajak “Pada Senja”. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan aditif, redundan, agregatif, partisipatoris, agonistic, dan konservatif adalah bentuk kelisanan yang menonjol dalam sajak ini. Pola kelisanan ini juga berkaitan dengan kehidupan pengarangnya.</p><p><strong>Kata kunci</strong>: kelisanan, Walter J. Ong, Pada Senja, Ajip Rosidi</p><p>The aims of this study is to observe the oraility forms in poem “Pada Senja”, the correlation of the past and the present and its correlation with the author. These three things will be analyzed by using psicodynamic of orality by Walter J. Ong. The method used in this study was analytical descriptive. As for the data are words, phrases, clauses, and sentences in poem “Pada Senja”. The result of this study shows that aditive, redundancy, agregative, participatories, agonistic, and conservative are prominent form in this poem. These orality forms also relate to its author life. </p><p><strong>Keywords</strong>: orality, Walter J. Ong, Pada Senja, Ajip Rosidi</p>


Author(s):  
Asri Wijayanti ◽  
Irsyadi Shalima
Keyword(s):  

<span>Judul berita politik di media massa online sering ditulis dengan memanfaatkan daya ilokusi kuat dengan memperhatikan pula aspek kesantunan. Dengan demikian, setiap judul berita politik mengandung unsur-unsur kesantunan yang beragam. Kesantunan berbahasa dalam judul berita menunjukkan adanya strategi penyampaian pesan oleh penulis beritaTujuan utama penulis dengan memanfaatkan ilokusionari force adalah untuk menarik minat pembaca sebanyak-banyaknya demi komersialisme dalam industri persuratkabaran. Penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif dengan menggunakan data berupa judul-judul berita politik di media massa online. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik bebas libat cakap. Peneliti mengobservasi keberagaman data di berbagai portal berita online. Selanjutnya, judul-judul berita tersebut dicatat untuk dijadikan data penelitian. Proses selanjutnya adalah analisis data yang menggunakan metode padan pragmatik. Data dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori kesantunan. Hasil penelitian ini adalah adanya pematuhan terhadap maksim-maksim kesantunan Leech, seperti kebijaksanaan, penerimaan, kemudahan, kerendahan hati, kecocokan, dan kesimpatian. Hasil analisis juga menunjukkan adanya pelanggaran terhadap maksim-maksim tersebut dengan tujuan yang sama dari alasan pematuhan terhadap maksim-maksim dalam prinsip kesantunan, yaitu menarik minat pembaca sebanyak-banyaknya</span>.


Author(s):  
Etik Tarina ◽  
Suseno Suseno

<p>Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan transformasi perjuangan perempuan dalam ekranisasi novel ke film <em>Athirah. </em>Penelitian ini menggunakan dua pendekatan penelitian yaitu menggunakan pendekatan ekranisasi dan pendekatan teori feminis. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah <em>novel</em> <em>Athirah </em>dan film  <em>Athirah. Athirah </em>merupakan novel karya Alberthiene Endah yang menceritakan sosok perempuan hebat yaitu Athirah, Ibunda Yusuf Kalla. Novel tersebut difilmkan dengan judul yang sama oleh Riri Riza.<em> </em>Penelitian dilakukan dengan mencari perjuangan perempuan baik dalam novel maupun film, lalu mencari perubahan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa transformasi perjuangan perempuan dari ekranisasi <em>Athirah </em>yaitu Perjuangan Menghadapi Kenyataan Pernikahan Kedua Hadji Kalla, Perjuangan atas Surat Ancaman, Perjuangan dalam Membangun Bisnis Sendiri, Perjuangan Semasa Muda dalam Perkawinan.</p>


Author(s):  
Herpindo Herpindo

<span lang="EN-US">As a philosopher who declares himself an antichrist, Nietzsche has received various criticisms, supports, supports, and even praises from religious circles. Muslims and Christians interested in Nietzsche's various philosophies have created various discourses in the form of figurative language and the like. This research method is qualitative with various interpretive descriptions to reveal Nietzsche's discourse by using the theory of Sawirman's BREAK (2014). The findings of this research show that various labels, titles, and titles have been successful with Nietzsche's figure as a form of rejection, disbelief, hatred, and praise, such as the label "most dangerous philosopher" and also "intellectual leader of the nineteenth century" by the discourse between Christian and Muslim. The extent of the Nieztche discourse also dates from Nazi circles by academics trying to find a connection between Hitler and Nietzsche.</span>


Author(s):  
Winda Azmy ◽  
Abdurahman Abdurahman

<p align="center"><span lang="EN-US">This study aims to study whether there was interest interested in learning explanatory text writing students. This type of research is quantitative with a 2x2 <em>factorial design</em>. Students are grouped into two classes, namely the experimental class and the control class. The experimental class in this study was in class XI IPA 1, while the control class was in XI IPA 3. The instruments used to collect data were reading interest questionnaires and performance tests for explanatory text writing skills. The results of this study are the following two things. First, explanatory text writing skills of students who have high reading interest in the experimental class are better than students who have high reading interest in the control class. Second, explanatory text writing skills of students who have low reading interest in the experimental class are better than students who have low reading interest in the control class.</span></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document