Jurnal Wacana Kinerja Kajian Praktis-Akademis Kinerja dan Administrasi Pelayanan Publik
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

79
(FIVE YEARS 48)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Pusat Kajian Dan Pelatihan Dan Pendidikan Aparatur Lembaga Administrasi Negara (Pkp2a I Lan)

2620-9063, 1411-4917

Author(s):  
Yunni Susanty ◽  
Yuyu Yuningsih

The development of information and communication technology (ICT) has been implemented in various fields, including in government. To support the implementation of e-Government (e-Gov) and improve the quality of public services, many technology-based applications have been created by government agencies, both central and local governments. DISKOMINFOARPUS Cimahi City built an application called SILPa KAMI to support the vision of Cimahi Smart City. This study uses a qualitative descriptive method that aims to determine how the implementation and sustainability of the SILPa KAMI application and what kind of characteristics the agencies should have so it can replicate this application. The results of the study reveal that the implementation of the SILPa KAMI application is running well because it has fulfilled various success factors of e-Gov implementation which is also marked by the sustainability even though there are still obstacles. Also, the use of ICT based on the e-leadership aspect, the information network infrastructure aspect, the information management aspect, the business environment aspect, as well as the community and human resources aspect has been optimally utilized. This application is relatively easy to be replicated by other agencies. The agencies that can replicate this application must have the availability of budget, the availability of related facilities and infrastructure and the availability of reliable ICT managers.


Author(s):  
Yunni Susanty

The COVID 19 pandemic also has an impact on the education and training aspects of the State Civil Apparatus. MOT training in Puslatbang PKASN LAN, which was originally carried out by blended learning in 2019, has been changed to fully online learning in 2020, as an effort to reduce the spread of the COVID 19 virus. The purpose of this study is to find out whether there are differences on the learning outcomes between MOT participants in 2019, which attended by 30 people, and MOT participants in 2020, which attended by 25 people. Data processing and analysis techniques in this study using quantitative methods. The statistical test used is the non-parametric statistical test using the Mann Whitney U test. The sampling technique used was total sampling, where all members of the population were used as samples. The results revealed that there was no difference in the learning outcomes of MOT participants between those using the blended learning method and those using the fully online learning method. Based on this information, fully online learning is very possible to be applied. Nevertheless, the Training Institution must pay attention to the availability of facilities and infrastructure that support the learning process electronically. Also, the limited interaction between lecturers and participants when doing online learning should be balanced with the ability of lecturers to convey material with technology-based learning techniques. In this case, the roles of all parties will determine the optimal achievement of the fully online learning process.


Author(s):  
Pratiwi Pratiwi

Dua dekade lebih telah menjadi jangka waktu terlaksananya desentralisasi di Indonesia sejak disahkannya Undang-Undang No. 22 tahun 1999. Banyak studi telah mengevaluasi berbagai sisi dari desentralisasi di Indonesia seperti dampak desentralisasi fiskal, meningkatnya partisipasi masyarakat pada era desentralisasi, serta dampak desentralisasi terhadap pelayanan publik. Buku yang ditulis oleh beberapa mahasiswa jenjang doktoral pada Universitas Groningen, Belanda ini menawarkan sisi yang berbeda yakni reformasi dan proses demokratisasi pada masa desentralisasi dan dampaknya pada masyarakat yang lebih berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.Dalam menyajikan pembahasannya, buku ini dibagi ke dalam tiga bagian yakni refleksi teori mengenai desentralisasi untuk masyarakat berkelanjutan, desentralisasi dalam pembuatan kebijakan, dan tantangan dalam implementasi desentralisasi di perkotaan dalam mewujudkan masa depan berkelanjutan.


Author(s):  
Nurlia Nurlia

Abstract This study aimed to determine the role of coaches to improve participant competence in designing and implementing actualization in basic training for Civil Servant Candidates (CPNS) at the Aceh Human Resources Development Agency (BPSDM). The research method used is descriptive qualitative. The research subjects were 35 CPNS basic training participants in the 2019 Aceh Revenue and Expenditure Budget (APBA). The Data  were collected through field observations, document review and in-depth interviews with participants. The data then were triangulated and interpreted by connecting the data and theory. The results showed that the role of coaches were very important to improve participant competence in designing and implementing actualization using coaching, mentoring and counseling methods. In the preparation of the actualization design, it was found that 95.2% of the participants determined the actualization issue themselves (coaching method) and the remaining 4.8% were assisted by coaches, mentors and others (mentoring and counseling methods). The evaluation results of the design and the results of the actualization showed a  good value, with an average design of 89.78 and the results of actualization of 90.86. Based on the results of this study, it can be concluded that coach as coaches, mentors and counselors can improve the competence of participants in designing and actualizing the basic values of civil servants.Keywords: role of coach, participant competence, basic training, BPSDM Aceh.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran coach untuk meningkatkan kompetensi peserta dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi pada pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh. Metode penelitian yang digunakan  deskriptif kualitatif. Subjek penelitian merupakan peserta pelatihan dasar (Latsar) CPNS angkatan XIII pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) Tahun 2019 yang berjumlah 35 orang. Data yang berkaitan dengan proses pembimbingan aktualisasi  dikumpulkan melalui observasi lapangan, telaah dokumen dan wawancara secara mendalam kepada peserta. Data tersebut kemudian triangulasi dan interpretasi dengan menghubungkan antara data dan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coach sangat berperan dalam meningkatkan kompetensi peserta dalam merancang dan melaksanakan aktualisasi dengan menggunakan metode coaching, mentoring dan konseling. Pada penyusunan rancangan aktualisasi ditemukan bahwa sebesar 95,2% peserta menentukan sendiri isu aktualisasinya (metode coaching) dan sisanya yaitu sebesar 4,8% dibantu oleh coach, mentor dan lainnya (metode mentoring dan konseling). Hasil evaluasi rancangan dan hasil aktualisasi menunjukkan nilai yang baik, dengan rata-rata rancangan 89,78 dan  hasil aktualisasi 90,86. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembimbing sebagai coach, mentor dan konselor dapat meningkatkan kompetensi peserta dalam menyusun rancangan dan melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS.   Kata Kunci : peran coach, kompetensi peserta, pelatihan dasar, BPSDM Aceh.


Author(s):  
Fandi Ahmad ◽  
Ono Taryono

The implementation of development should be carried out in harmony between the development programs carried out by the central government, regional governments and village governments.Therefore, you can imagine that if development is not accompanied by community participation, it is impossible to handle it by the government itself and will not be successful evenly and sustainably. The mixed method approach is used as the basis for a research approach in which the researcher tries to fully describe the conditions or situations faced by utilizing the data from field observations and then adding a literacy study whose results are processed again with a linear regression approach to determine the relationship between variables that influence each other. From the results of the data processing of the results of the research, information was obtained that the existence of community participation in the village development process is the realization of a strategy in an effort to observe and investigate the needs and various problems faced by the village community and determine various development programs in order to meet the needs and answer various problems. there is this and with community participation, it is hoped that village development will succeed in achieving its goals and targets.


Author(s):  
Pratiwi Pratiwi
Keyword(s):  

Sejak pandemi Covid-19 melanda, kebijakan pembatasan sosial diberlakukan, akibatnya banyak sektor ekonomi yang tidak berkembang bahkan bangkrut. Sehingga, indeks gini atau ketimpangan ekonomi di Indonesia meningkat pada 2020. Data lain mengungkap angka kemiskinan Indonesia meningkat pada 2020 menjadi 10,19% dibandingkan daripada tahun-tahun sebelumnya yang menunjukan angka di bawah dua digit. Selain itu, beberapa polemik juga muncul dalam penyaluran bantuan sosial saat pandemi seperti pendataan, sasaran bantuan, bahkan korupsi. Meski demikian, gerakan-gerakan aktivisme sosial untuk saling membantu rakyat dan dari rakyat juga bermunculan saat pandemi. Jalur daring dan aplikasi perangkat lunak adalah beberapa piranti yang digunakan untuk menjaring bantuan untuk sesama. Aktivisme sosial dapat dikolaborasikan untuk meningkatkan akuntabilitas bantuan sosial pemerintah dan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Sebab, aktivisme sosial yang bermula dari gerakan untuk membantu diri (self-help) memiliki kecenderungan untuk lebih tangguh dalam menjamin akuntabilitas, mengurangi manipulasi politik, menghimpun dan menyalurkan bantuan daripada lembaga bentukan pemerintah terutama pada saat pandemi di Negara berkembang (Haberer et al., 2021). Aktivisme sosial dapat menjadi kolaborator dalam demokrasi deliberatif saat pandemic.


Author(s):  
Ray Septianis Kartika

Refocusing anggaran menjadi permasalahan ketika program kegiatan tidak dapat terealisasi sesuai target. Efeknya adalah mempengaruhi volume pegawai untuk bekerja. Menghadapi hal tersebut, maka sangat penting melihat bagaimana ASN dapat maksimal bekerja ditengah keterbatasan anggaran.  Kajian ini melihat dari dimensi kualifikasi, kompetensi, kinerja dan disiplin. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja ASN dalam menghadapi refocusing anggaran dengan melihat keempat dimensi tersebut. Metodenya dengan deskriptif kualitatif, respondenya berasal dari unsur pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang terekam dalam aplikasi goggle form. Hasil dari kajian teranalisa bahwa dimensi kualifikasi mengaitkan antara pendidikan dan golongan, dimensi kompetensi mengukur kompetensi ASN dari jabatannya, dimensi kinerja responden yang telah mengetahui informasi refocusing sebanyak 66,53 % dan  62,50 % berpendapat refocusing anggaran mempengaruhi kinerja, serta 81,65 % menyetujui kebijakan refocusing. Dimensi disiplin berbicara pada perencanaan kegiatan, kajian mandiri dan inovasi kerja. Temuan kajian adalah Pertama ,ASN tetap beraktivitas sebagaimana biasanya meski refocusing sudah dilakukan, Kedua, Produktivitas ASN ditunjukkan dengan realisasi anggaran dan capaian pemenuhan angka kredit tahunan bagi peneliti, Ketiga Pejabat fungsional umum melakukan rencana aksi dalam menghadapi situasi melalui mengalihkan kegiatan non prioritas menjadi kegiatan yang berbasis output. Sarannya adalah pertama manajerial perencanaan secara terintegrasi, kedua riset berbasis output. ketiga mewujudkan inovasi kerja yang komprehensif. Dengan demikian capaian lembaga dan target lembaga akan tercapai tanpa mengurangi kebermanfaatannya. 


Author(s):  
Nadia Fitri Wijayaningsih ◽  
Eko Priyo Purnomo ◽  
Aqil Teguh Fathani ◽  
Lubna Salsabila

Terjadinya konraksi laju ekonomi di Sleman DIY ditunjukan dengan adanya data laju PDRB yang sekali lagi menunjukkan kontraksi dari tahun 2019 ke 2020. Dalam menindaklanjuti permasalahan tersebut, pemerintah memberikan bantuan pemerintah berupa Bantuan Produktif Usaha Mikro atau BanPres Produktif kepada UMKM yang terdampak dalam pandemi Covid-19. Bantuan tersebut diberikan menimbang dengan adanya Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang pedoman umum penyaluran bantuan pemerintah bagi pelaku usaha mikro dalam pemulihan ekonomi nasiional sebagai benttuk menghadapi ancaman perekonomian nasional hingga penyelamatan ekonomi nasional pada masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dapat  mengetahui apakah bantuan presiden yang dilakukan pemerintah kepada UMKM dalam menyelamatkan ekonomi nasional ketika masa pandemi Covid-19 tepat sasaran atau tidak dengan prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Teori yanng digunakan yaitu implementasi kebijakan yang dilakukan pemerintah terhadap program bantuan presiden. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan sumber data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan terdapat Bantan Presiden yang diberikan kepada pelaku UMKM kurang efektif dikarenakan dari tata cara penyaluran BanPres yang bermasalah yaitu pada tahap pengusulan calon penerima, pembersihan data dan validasi data dari calon penerima bantuan.Kata Kunci : UMKM,  Ekonomi, BanPres, Pandemi.


Author(s):  
Rosita Novi Andari

Buku “SDGs Desa Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional Berkelanjutan” ini menyuguhkan gagasan baru dari A. Halim Iskandar selaku Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang konsep Sustainable Development Goals (SDGs) dan pengarusutamannya dalam konteks pembangunan desa untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia yang dinarasikan secara baik, jelas, dan sistematis. Buku ini menjadi sangat menarik untuk disimak lebih lanjut mengingat sejak awal diumumkan sebagai Menteri pada bulan Oktober 2019, penulis sudah memiliki motivasi dan keyakinan yang kuat untuk mengambil peran strategis dalam upaya menyelesaikan permasalahan pembangunan di Indonesia. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh penulis diawal buku bahwa akar permasalahan pembangunan desa di Indonesia ada di desa dan bahwa untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia serta mewujudkan Indonesia maju harus dimulai dari desa. Motivasi dan keyakinan kuat penulis itulah yang mendorong munculnya gagasan penulis untuk melokalkan konsep SDGs dalam pembangunan desa atau “SDGs Desa” sebagaimana dikenalkan pada buku yang diterbitkan setahun setelah penulis menjabat sebagai Menteri. Selain itu, buku ini juga merupakan bagian dari seri buku Trilogi SDGs Desa yang membahas mulai dari konsep, metode pengukuran, dan hasil-hasil SDGs Desa sehingga untuk memperoleh pemahamaan lebih utuh maka buku ini sangat layak disimak sejak awal (Seri 1).


Author(s):  
Edy Sutrisno ◽  
Tinawati Simangunsong

This study aims to determine how the socio-cultural competence of apparatus resources in the One-Stop Integrated Service Implementation Unit of Kembangan District. Each Apparatus Resource is required to have three competencies, technical competence, managerial competence and social cultural competency. As a service provider who is directly dealing with the community, socio-cultural competence is needed by every service provider officer. Competency development carried out at this time more development of technical competencies and managerial competencies, so in this study the author tries to develop a model for developing the socio-cultural competence of apparatus resources in the PTSP Implementation Unit of Kembangan District. In this study a Social Cultural Competency Development Model was formed which can be implemented internally (implemented by UP PTSP Kembangan District and carried out externally (implemented by BPSDM DKI Jakarta Province) .The internal development model is in the form of personal approach, coaching, briefing, gathering, benchmarking, personnel development (self-development), while external development is carried out in the form of service orientation, education and training services for persons with disabilities, communication education, ASN exchanges with private employees, competency tests and competency test feedback.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document