Construction and Material Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

68
(FIVE YEARS 68)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Politeknik Negeri Jakarta

2655-9625

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 89-95
Author(s):  
Kusumo Dradjad Sutjahjo ◽  
Tri Wulan Sari ◽  
Fadhlina Sahara

Work at height is a job with a high risk of accidents, such as in the formwork aluma system. Weak supervision and a lack of knowledge of the workforce on potential hazards and risk control of the formwork aluma system are some of the causes of the high incidence of work accidents in this work. This research was conducted on the formwork aluma system of the BRI Gatot Subroto tower project, South Jakarta. The goal is to determine the potential hazards and risk control of aluma system formwork. Risk analysis is carried out using the AS / NZS 4360: 2004 standard to determine the level of risk to the potential hazards of the aluma system formwork. Potential hazards in the formwork aluma system are falling, bumping, being cut, punctured and crushed, with the level of risk being at high, substantial, medium and low levels. Risk control is carried out by the control hierarchy, namely elimination, substitution, engineering, administration, and control of PPE.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 139-142
Author(s):  
Febri Triwahyu ◽  
Habsyah Dwieka Mahrum ◽  
Yu Wono
Keyword(s):  

Pelaksanaan pembangunan sebuah konstruksi, harus tercapai biaya, mutu dan waktu yang telah direncanakan. Penggunaan metode kerja yang tepat, sangat membantu dalam penyelesaian konstruksi, pelaksanaan pekerjaan Retaining Wall RW-3 pada Proyek Jalan Tol Depok-Antasari Paket 1 Selatan pada Sta 6+020 – 6+100, Depok - Jawa Barat. Harus memilih metode konstruksi yang tepat disebabkan area proyek yang terletak berdekatan dengan arus lalu lintas pada jalan umum yang dapat menyebabkan terganggunya lalu lintas, oleh karena itu dibutuhkan manajemen waktu yang efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Tujuan proyek akhir ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan pekerjaan fondasi bored pile dan retaining wall yang meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan pengukuran/surveying, pekerjaan pengeboran, pekerjaan lean concrete, pabrikasi tulangan, pemasangan bekisting dan pengecoran. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, dibuat analisis terhadap produktivitas tenaga kerja, alat dan bahan yang berpengaruh pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Selain itu tujuan lainnya adalah untuk mengetahui kendala yang terjadi dilapangan serta solusi yang dilakukan dalam penyelesaian kendala tersebut. Hasilnya, pelaksanaan seluruh pekerjaan berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan disebabkan pemilihan metode yang baik serta antisipasi terhadap kendala-kendala yang terjadi dilapangan.  


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 117-128
Author(s):  
Fadel Muhammad Haykal ◽  
Zana Hary Barus ◽  
Sutikno Sumomihardjo

Banyak wilayah di Indonesia yang memiliki jenis tanah yang beragam salah satunya adalah tanah ekspansif. Tanah ekspansif memiliki kembang susut yang tinggi untuk digunakan sebagai salah satu material konstruksi jalan raya. Permasalahan yang sering dihadapi pada konstruksi jalan dengan lapisan tanah dasar dari tanah ekspansif adalah potensi pengembangan (swelling) yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat dukung tanah ekspansif sebagai tanah subgrade apabila diberi variasi kadar air diatas nilai OMC dengan 2 kondisi, yaitu direndam (soaked) dan tidak direndam (unsoaked). Dari hasi penelitian didapat bahwa penambahan kadar air dan kondisi perlakuan pada tanah berpengaruh terhadap kuat dukung tanah, dimana pada kondisi tidak direndam (unsoaked), semakin bertambahnya kadar air semakin besar kuat dukungnya. Pada kondisi direndam (soaked), semakin bertambahnya kadar air semakin kecil kuat dukungnya. Semakin bertambah kadar air semakin kecil pengembangannya.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 73-78
Author(s):  
Adwitya Bhaskara ◽  
Cahyo Dita Saputro ◽  
Abul Fida Ismaili ◽  
Nia Agustin ◽  
Syawaluddin Alim

The case of construction accident that occurred mid-2019 and seized a lot of attention in the surrounding community is a construction accident on the implementation of underpass construction project located in Yogyakarta. The underpass excavation wall in this project collapsed then led two vehicles are fall. Although the types of accidents are almost identical to each project, it does not mean that the same reason causes the accidents. Various methods can carry out efforts to prevent work accidents, one of which is with assessment method and risk analysis using Analytical Hierarchy Process (AHP) which sub indicators are determined using Fault Tree Analysis (FTA). The method conducted with a review in the site by referring to Ministerial Regulation No. 21 year 2019 about the SMKK (Construction Safety Management System) guidelines. This research was conducted to identify the factors and indicators of management of thesupervisory consultant and the contractor. They had a significant influence and contribution to the implementation of the Yogyakarta Kentungan Underpass construction project. The results of this early-stage study served into two outcomes. First, the accuracy of the implementation of construction safety management system based on the assessment of the contractor is 85.938% and the percentage level of accuracy of the supervisory consultant is 97.29%. Both percentages fall into the category of Satisfactory Implementation Assessment because the valuation range is included between 85% to 100%. Second, after analyzing the risk using AHP method, the indicator that is used as a reference priority for the construction safety system of underpass construction projects and has the highest risk level that can causean underpass project construction accident from the contractor's point of view is the sub-indicator of supporting facilities and infrastructure with a risk level value of 0.042 whereas from the supervisory consultant’ perspective is the sub-indicator about to measuring the dimensions of the road building installed in the site with a risk level value of 0.052.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 79-87
Author(s):  
Sri Haryati ◽  
Andrias Rudi Hermawan
Keyword(s):  

Pelaksanaan pekerjaan struktur atas pada proyek gedung BPJS Kesehatan Jakarta Pusat, menggunakan beton bertulang konvensional pada pengerjaannya sehingga memerlukan waktu yang lama. Namun tingginya kebutuhan pembangunan pusat pelayanan gedung BPJS, mendorong diperlukannya metode pelaksanaan pekerjaan struktur atas yang efektif dan efisien dari ketepatan waktu, praktis, kekuatan dan kestabilan struktur. Penggunaan struktur beton bertulang pracetak sebagai salah satu alternatif teknologi dalam metode pelaksanaan pekerjaan struktur, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan beton bertulang konvensional. Perbedaan utamanya adalah pada sambungan, mutu beton, dan erection; yang sangat berhubungan dengan biaya dan waktu pelaksanaan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung sambungan dengan menggunakan sistem sambungan basah, menganalisis aspek biaya, mutu, waktu, serta pelaksanaan pekerjaan dari penggunaan beton bertulang pracetak dengan melakukan perbandingan menggunakan beton bertulang konvensional pada proyek gedung BPJS Kesehatan Jakarta Pusat. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis metode pelaksanaan pekerjaan struktur atas beton pracetak. Data yang dibutuhkan berupa Harga Satuan Pekerjaan, Standar Operasional Prosedur pelaksanaan pekerjaan beton pracetak dan harga satuan produk beton pracetak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan Project Manager. Perhitungan panjang penyaluran untuk sambungan beton pracetak mengacu pada SNI 2847:2013 sedangkan perhitungan biaya beton pracetak mengacu pada SNI 7832:2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang penyaluran (ld) untuk sambungan balok-kolom 420 mm kait 228 mm, balok-balok 320 mm kait 228 mm, antar pelat 150 mm, kolom-kolom 880 mm; biaya mengalami penurunan 25,34% dibandingkan beton konvensional; serta waktu lebih cepat 7 hari atau 11,11% di bandingkan beton konvensional, dimana beton pracetak membutuhkan waktu 56 hari.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 129-138
Author(s):  
Istiatun Istiatun ◽  
Handi Sudardja ◽  
Yuwono Yuwono

Tanah lunak merupakan tanah yang kurang baik untuk mendukung suatu konstruksi yang berdiri di atasnya karena memiliki daya dukung yang rendah, sifat memampat yang tinggi dan memiliki stabilitas yang kecil. Sifat mudah memampat akan berpengaruh terhadap kegagalan konstruksi yang ada, jika penurunan yang terjadi melebihi penurunan yang diijinkan. Sedangkan daya dukung tanah yang rendah akan berpengaruh pada pembebanan yang dilakukan di lapangan, dimana beban diberikan secara bertahap. Beban tahap selanjutnya dapat diberikan setelah tanah mengalami penurunan akibat beban sebelumnya yang bekerja pada waktu tertentu, dimana kepadatan tanah dan kadar air tanah akan berubah. Hal ini mempengaruhi kekuatan tanahnya, dimana bertambahnya kepadatan tanah tentunya akan mempengaruhi perubahan nilai parameter kekuatan geser tanah yang dapat diketahui melalui hasil uji geser langsung. Untuk itu, maka dilakukan penelitian dengan model di laboratorium menggunakan bak uji, sehingga didapatkan parameter kekuatan geser dan korelasi antara besarnya penurunan tanah yang terjadi terhadap perubahan kuat geser tanah. Bak uji diisi dengan tanah yang dibuat jenuh, kemudian dipasang vertikal drain dan dibebani dengan pelat baja. Pembebanan pada bak uji dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda sehingga akan mendapatkan besar penurunan tanah yang berbeda pula. Dari hasil pemodelan uji di laboratorium tersebut, didapatkan bahwa semakin besar nilai penurunan tanah, maka akan bertambah nilai kohesi tanahnya dan semakin berkurang sudut geser dalam tanah tersebut. Untuk kadar air tanah berbanding terbalik dengan penurunannya, semakin besar penurunan yang terjadi maka semakin kecil kadar airnya. Sedangkan untuk berat volume tanahnya adalah berbanding lurus, semakin besar penurunan yang terjadi maka semakin besar berat volume tanahnya.


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 105-115
Author(s):  
Dhiya Safira ◽  
Putera Agung Maha Agung

Pondasi tiang adalah salah satu tipe pondasi dalam yang selalu digunakan untuk mendukung suatu kepala jembatan pada suatu jalur jalan tol. Tiang pancang sebagai bagian sistem struktur bawah memiliki fungsi untuk menahan dan menyalurkan seluruh beban dari struktur atas. Suatu konfigurasi pondasi tiang dalam grup harus dipilih dan mampu melayani seluruh beban lateral dari luar dalam batas-batas keamanan sesuai dengan peraturan standar pemerintah, baik beban statis maupun beban dinamis. Studi ini adalah untuk mengevaluasi stabilitas lateral dari kepala jembatan pada Jalan Tol Indrapura Kisaran seksi 2 di STA. 153+509 yang direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang bulat prategang. Solusi Broms adalah metode yang dipilih untuk mengevaluasi stabilitas lateral pondasi tiang pancang tunggal dan atau grup yang diletakkan pada lapisan tanah pasir atau pasiran. Dari beberapa perhitungan perencanaan, suatu konfigurasi pondasi dengan jumlah 40 tiang pancang dengan diameter 50 cm menunjukkan kekuatan yang cukup untuk menahan seluruh beban lateral di lapangan.  


2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 97-103
Author(s):  
Muhtarom Riyadi ◽  
Tri Wulan Sari

Beton menurut salah satu sumber yaitu SNI 2847:2013 dapat memiliki arti  campuran semen Portland atau semen hidrolisis yang lain, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (mixture). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sifat fisis dari agregat halus pasir dan limbah plastic seperti berat jenis SSD, berat jenis SSD, berat isi, Analisa ayak, kadar air, dan kadar lumpur. Metode yang dilakukan adalah menggunakan metode observasi dengan cara melakukan pengujian langsung di laboratorium sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada penelitian agregat halus pasir dengan pengujian berat jenis SSD sebesar 2,55; penyerapan air sebesar 2,35%; berat isi / massa jenis lepas sebesar 1,33 Kg/liter; berat isi / massa jenis padat sebesar 1,56 Kg/liter; analisa ayak sebesar 2,90; kadar air sebesar 1,93%; dan kadar lumpur sebesar 3%. Nilai tersebut memenuhi standar spesifikasi pembuatan beton berdasarkan SNI 1969:2008. Sedangkan penelitian yang dilakukan terhadap agregat halus limbah plastik tidak memenuhi spesifikasi dan dapat dilihat pada pembahasan maupun lampiran.  


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 25-31
Author(s):  
Illona Fatikah Andriyono ◽  
Agung Budi Broto

In selecting the formwork work method, the things that need to be considered include cost, quality, and time. Comparison of several methods of formwork work is carried out to obtain the correct method. Comparisons were made to the Semi System formwork method and the Aluminum formwork method. To compare the two methods requires volume calculation, the multiplier coefficient referred to by the PUPR Regulation No. 28 / PRT / M / 2016, non-conformence data, and work duration. This data is processed into the need for the cost of formwork for the two methods based on the PUPR Ministerial Regulation Number 28 / PRT / 2016, the percentage of concrete defects due to formwork, and the scheduling duration presented in the bar chart. The two methods are compared based on the need for the cost of the work, the number of percent of quality, and the work duration. The comparison shows that the aluminum formwork method is superior in terms of cost (RAB). It is produced more efficiently by 3.4%. In terms of quality, this method results in less damage (concrete defects) to minimize repair costs later, and when the work reaches 43% more effective.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 51-56
Author(s):  
Yanuar Setiawan ◽  
Bima Ryanto ◽  
Mikha Geraldine ◽  
Rinawati Rina

The purpose of this research is to recalculate the upper structure of the X building of Jakarta State Polytechnic uses SNI-2847-2019 regulations regarding concrete and SNI 1726- 2019regarding earthquakes. This building consists of 3 floors which use concrete as its main structure. Recalculation includes structural elements starting from collar beam, floor plates, beams, and columns, which are expected to withstand the loads who worked on it. Structural analysis was performed using the ETABS 2013 software. Especially for the calculation of the column structure, the SP Column software is used. The results were obtained from the recalculation of the PNJ x Building in the form of dimensional differences and reinforcement against the existing building. Dimension and reinforcement after redesign became more the size of the existing building. The recalculation results indicate that planning re-using SNI 1726-2019 and SNI 2847-2019 are strong to bear the working load after the dimensions and reinforcement are enlarged.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document