Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

141
(FIVE YEARS 104)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju - STIKIM

2354-8185, 2252-4134

2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 258-268
Author(s):  
Pantri Widyastuti ◽  
Atik Nurwahyuni

Dalam sistem kesehatan yang berkembang saat ini, efisiensi merupakan hal yang utama. Pengukuran efisiensi bermanfaat untuk pemerintah maupun swasta untuk dapat mengambil keputusan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya biaya perawatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang digunakan dalam berbagai penelitian dalam pengukuran efisiensi rumah sakit. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan sistematic review dengan metode PRISMA tanpa meta analisis. Sumber data didapatkan dari Proquest, Sciencedirect dan Pubmed pada tahun 2019 hingga 2020. Pencarian data dilakukan pada bulan Oktober 2020 dengan kata kunci Hospital Efficiency dan Data Envelopment Analysis. Hasilnya adalah penilaian efisiensi rumah sakit menggunakan metode DEA lebih banyak dilakukan dengan analisa dua tahap menggunakan tobit regression atau truncated regression. Perhitungan index malmquist juga banyak digunakan setelah perhitungan DEA dilakukan untuk melihat efisiensi rumah sakit dalam periode waktu tertentu.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 217-229
Author(s):  
Elisabeth Deta Lustiyati ◽  
Jati Untari

Masalah pembiayaan TB masih menjadi kendala besar di Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota terutama saat sumber dari pendonor semakin turun jumlahnya dan tidak menutup kemungkinan dihentikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi permasalahan dan strategi pembiayaan program TB. Rancangan penelitian menggunakan mixed method (kuantitatif kualitatif) dengan desain studi kasus. Subjek penelitian 11 orang dari Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, rumah sakit dan puskesmas. Hasil analisis didapatkan bahwa sumber utama anggaran TB di Dinas Kesehatan Provinsi berasal dari pendonor lebih dari 50% global fund. Dinas Kesehatan wajib (1) menyusun standar, mengesahkan, dan mensosialiasikan standar alur rujukan TB yang wajib dilakukan oleh pelayanan kesehatan swasta dalam rangka penegakan diagnosis TB; (2) melakukan sosialisasi tentang tanggung jawab dan batasan pelayanan kesehatan yang dibiayai oleh JKN dan pemerintah ke seluruh jajaran kesehatan dengan melibatkan pihak BPJS Kesehatan. Puskesmas dapat melakukan lobbying, negosiasi, dan advokasi ke pemerintah desa untuk sharing pembiayaan program pengendalian penyakit TB. Peran lintas sektor serta pemberdayaan masyarakat dalam bentuk Gerduda TB tetap dipertahankan. Strategi pembiayaan TB dilakukan dengan menganalisis  berbagai revenue collection yang melibatkan public-private mix untuk mem-backup kegiatan yang semula dibiayai oleh pendonor sehingga tujuan prioritas kesehatan nasional dapat dicapai sesuai dengan target para pengambil kebijakan. 


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 248-257
Author(s):  
Ami Kamila ◽  
Fatiah Handayani ◽  
Nurhayati Nurhayati

Kurangnya pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi masih menjadi permasalahan saat ini. Kelompok remaja seharusnya bisa disiapkan agar mampu menghadapi tantangan saat ini dan masa mendatang. Pendidikan kesehatan reproduksi yang terintegrasi dengan sistem pembelajaran di sekolah akan mampu menjangkau remaja yang diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi dan menghindari perilaku berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rancangan dan efektivitas penerapan kurikulum kesehatan reproduksi berbasis program pada siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian mixed methods dengan sequential explolatory designs untuk kualitatif dan Quasi experiment dengan one group pretest-posttest design untuk kuantitatif. Rancangan kurikulum disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui Focus Group Discussion (FGD). Hasil FGD menunjukkan bahwa sekolah tidak memiliki rancangan pembelajaran khusus untuk pendidikan kesehatan reproduksi sebelumnya. Adapun yang sudah dilaksanakan merupakan program kesiswaan yang dikhususkan untuk siswi saja. Pendidik yang terlibat dalam program tersebut merupakan guru matematika dan biologi serta belum pernah mendapatkan pelatihan khusus terkait pembelajaran kesehatan reproduksi. Selama ini  pembelajaran dilakukan dengan diskusi tanpa media gambar, sedangkan referensi yang dipakai adalah modul kesehatan reproduksi. Hasil analisa kuantitatif menunjukkan penerapan kurikulum pendidikan kesehatan reproduksi efektif dan memiliki pengaruh yang positif untuk meningkatkan pengetahuan siswa (Pv=0,000).


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 238-242
Author(s):  
Nurhidayah Nurhidayah ◽  
Yocki Yuanti
Keyword(s):  

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan untuk  ibu hamil dalam bentuk tatap muka. Tahapan penting dalam kelas ibu hamil  adalah sosialisasi, dimana  kader sangat berperan dalam sosialisasi tersebut sebagai salah satu elemen penting dalam masyarakat. Indikator penilaian kelas ibu hamil salah satunya adalah persentase partisipasi kader. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  hubungan  pengetahuan dan pendidikan dengan partisipasi kader dalam kelas ibu hamil. Metode yang digunakan adalah analitik kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh kader di Puskesmas Harjamukti sebanyak 160 orang dengan sampel 128 orang, yang dihitung mengunakan rumus Slovin. Data dianalisis mengunakan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan (Pv=0,000; OR=14,375) dan pendidikan (Pv=0,000; OR=11,357) partisipasi kader dalam kelas ibu  hamil. Disarankan pada  tenaga kesehatan khusunya bidan untuk aktif melaksanakan sosialisasi kelas ibu hamil pada kader.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 277-286
Author(s):  
Dessy Angraini ◽  
Zulfa Zulfa

Persaingan yang semakin ketat dalam dunia pemasaran menuntut rumah sakit harus mampu menawarkan pelayanan yang berkualitas dan inovasi yang beragam. Kualitas pelayanan sebuah rumah sakit ditentukan oleh seberapa banyak persepsi positif pelanggan kepada rumah sakit, jika image rumah sakit baik dimata pelanggan, maka terciptalah sebuah citra yang positif, namun sebaliknya jika pelanggan kurang puas dengan pelayanan yang diberikan dapat membuat penurunan minat ulang pasien untuk kembali ke rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap minat ulang pasien rawat inap dengan word of mouth (WOM) sebagai variabel intervening (studi kasus Rumah Sakit Swasta di Kota Padang). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan populasi pasien rawat inap RSI Ibnu Sina Padang dan RS Hermina Padang. Sampel penelitian berjumlah 90 orang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisa univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai T-statistik 3,693 artinya ada pengaruh brand image terhadap minat ulang pasien rawat inap di Rumah Sakit Swasta Kota Padang dan diketahui bahwa brand image berpengaruh langsung terhadap WOM (T-statistik=7,015). Dapat disimpulkan bahwa variabel WOM bukan merupakan variabel intervening antara pengaruh brand image dengan minat ulang pasien rawat inap di Rumah Sakit Swasta Kota Padang.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 269-276
Author(s):  
Nugroho Susanto

World Health Organization mencatat penyakit respiratori 5% dari total seluruh penyakit. Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa kejadian ISPA sebesar 78.995 kasus. Faktor debu, pencemaran udara, asap dapur adalah penyebab ISPA. Partikel debu mengandung streptococcus menjadi faktor ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab paling dominan kejadian penyakit ISPA. Rancangan penelitian dengan cross sectional. Sampel penelitian adalah rumah tangga memiliki balita sebesar 1.104 sampel. Variabel independent meliputi bahan dinding, tempat sampah, jenis sampah, bahan lantai rumah, ventilasi rumah, pemilahan penampungan sampah. Variabel dependent adalah ISPA. Analisis dengan sofware SPSS dengan uji chi square dan regresi logistik tingkat kepercayaan 95%. Responden tidak mengalami batuk 97,4%, bahan dinding batu bata 97,2%, penampungan sampah ada 63,9%, bahan lantai keramik 91,1%, memiliki ventilasi udara 80,3%, sumber penerangan mencukupi syarat 87,7%, pemilahan sampah tidak memenuhi syarat 66,5%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa kejadian ISPA berhubungan signifikan dengan bahan utama dinding (Pv=0,000), tempat penampungan sampah (Pv=0,839), bahan lantai (Pv=0,346), ventilasi (Pv=0,731), penerangan (Pv=0,368) dan penampungan sampah (Pv=0,191). Analisis multivariat menunjukkan bahwa penyebab kejadian ISPA tertinggi adalah dinding rumah (β = 6.706). Faktor dominan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada wilayah gunung berapi adalah kondisi dinding rumah.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 230-237
Author(s):  
Tesalonika Gisela Rembet ◽  
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho ◽  
Gelora Mangalik

Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan kelompok usia dengan tumbuh kembang pesat kedua setelah masa Balita. Perhatian orangtua dan keluarga penting dalam pemilihan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi garam, gula, dan lemak (minyak) siswa di beberapa sekolah dasar di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Data dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020. Responden penelitian sebanyak 60 siswa kelas I-IV dari SD GMIM Wulauan, SD GMIM Tonsea Lama, dan SD Inpres Marawas. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan responden, SQ-FFQ (data kebiasaan makan), Food Recall 2x24 jam (data asupan makan), serta pengukuran antropometri. Hasil Food Recall 2x24 jam didapatkan bahwa gambaran konsumsi asupan garam sebanyak 432,02 mg, asupan gula sebanyak 0,02 g, dan asupan minyak (lemak) 32,23 g, berada pada kategori kurang. Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (minyak) (GGL) responden termasuk kurang. Asupan GGL tetap perlu dijaga agar tidak melebihi batas konsumsinya dengan membatasi jajanan yang manis, gurih, dan berlemak serta memberikan pendidikan gizi kepada anak tentang makanan dan jajanan yang sehat.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 243-247
Author(s):  
Ida Susila
Keyword(s):  
Drop Out ◽  

Negara Indonesia dalam gerakan keluarga berencana telah menjadi contoh wanita usia subur bahwa Negara dengan jumlah penduduk terbesar urutan ke lima ini dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Pencegahan terjadinya kehamilan salah satu metodenya dengan melalui suntikan hormonal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, pekerjaan, persepsi pelayanan KB dan hubungan persepsi terhadap jumlah akseptor yang drop out. Metode penelitian kuantitatif dengan cross sectional. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah total populasi sejumlah 50 ibu yang mengalami drop out akseptor KB suntik 1 bulan di Desa Bulubrangsi, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mayoritas berusia ≥35 tahun, pekerjaan mayoritas ibu rumah tangga, dan setengah dari responden berpersepsi negatif terhadap pelayanan KB. Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Chi Square menujukkan nilai Pv=0,001yang artinya ada hubungan persepsi pelayanan KB yang negatif dan angka drop out pada peserta KB suntik 1 bulan. Dibutuhkan konseling untuk memantapkan akseptor agar memahami efek samping kontrasepsi.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 208-216
Author(s):  
Fenti Dewi Pertiwi ◽  
Tika Noor Prastia ◽  
Andreanda Nasution

Stunting pada Balita merupakan indikator dari kesejahteraan dan ketidaksetaraan sosial. Stunting lebih banyak dialami oleh anak dari keluarga dengan sosial ekonomi rendah. Puskesmas Bantargadung Kabupaten Sukabumi membawahi 6 Desa termasuk dalam 1000 Desa prioritas percepatan penurunan Stunting. Faktor lain yang mempengaruhi kejadian Stunting pada Balita diantaranya pemberian ASI eksklusif dan pengenalan MP-ASI dini.  Jumlah Balita prevalensi Stunting 2.4% (82 Balita). Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan faktor sosial ekonomi dan riwayat pemberaian ASI Eksklusif dengan Stunting pada Balita di Kecamatan Bantargadung. Penelitian dilaksanakan bulan Mei-Agustus 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi, yaitu kepemilikan rumah (Pv=0,036) dan kepemilikan jaminan kesehatan (Pv=0,000) berhubungan signifikan dengan Stunting pada Balita, adapun pendidikan Ibu (Pv=0,299), pendidikan Ayah (Pv=0,234), pekerjaan Ibu (Pv=0,535), pekerjaan ayah (Pv=0,492), jumlah tanggungan (Pv=0,111) dan pendapatan (Pv=0,319) tidak berhubungan signifikan dengan Stunting pada Balita. Riwayat pemberian ASI Eksklusif, yaitu pemberian ASI Eksklusif (Pv=0,736), umur pemberian MP ASI (Pv=0,717) dan Pemberian kolostrum (Pv=0,099) tidak berhubungan signifikan dengan Stunting pada Balita.


2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 287-298
Author(s):  
Endang Widuri Wulandari ◽  
Sudarto Ronoatmodjo ◽  
Ngabila Salama

Pandemi COVID-19 berdampak pada kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi. Sampai dengan 31 Januari 2021 dilaporkan 1.078.314 kasus COVID-19 dengan 29.998 kematian (CFR: 2,78%) dari 510 kabupaten di 34 provinsi di Indonesia dengan kasus yang tertinggi dilaporkan dari DKI Jakarta sebanyak 269.718 kasus dengan 4.267 kematian.  Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 prevalensi hipertensi di DKI Jakarta 10,17 %, lebih tinggi dibandingkan prevalensi hipertensi nasional (8,36%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara komorbid hipertensi dengan kematian COVID-19 di DKI Jakarta dengan menghitung Hazard Rasio (HR). Desain penelitian ini kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari laporan COVID-19 dinas kesehatan provinsi DKI Jakarta periode Maret-Agustus 2020 dengan kriteria inklusi kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan pada periode Maret-Agustus 2020, bertempat tinggal di DKI Jakarta dengan data variabel yang diteliti lengkap. Data dianalisis menggunakan regresi cox proporsional hazard. Hasil penelitian didapatkan bahwa kasus COVID-19 dengan komorbid hipertensi mempunyai risiko 2,2 kali mengalami kematian dibandingkan dengan kasus COVID-19 tanpa komorbid hipertensi (HR 2,2 Pv < 0,001 95% CI 1,66-3,87) setelah dikontrol variabel perancu komorbid gagal ginjal kronik, kelompok usia, gejala klinis sesak nafas, malaise dan pneumonia. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian khusus untuk pencegahan dan penatalaksanaan kasus COVID-19 dengan komorbid hipertensi untuk menurunkan risiko kematian.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document