scholarly journals Gambaran Konsumsi Gula, Garam dan Lemak (Minyak) pada Anak Sekolah

2021 ◽  
Vol 10 (04) ◽  
pp. 230-237
Author(s):  
Tesalonika Gisela Rembet ◽  
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho ◽  
Gelora Mangalik

Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan kelompok usia dengan tumbuh kembang pesat kedua setelah masa Balita. Perhatian orangtua dan keluarga penting dalam pemilihan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi garam, gula, dan lemak (minyak) siswa di beberapa sekolah dasar di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan data purposive sampling. Data dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel dan grafik. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020. Responden penelitian sebanyak 60 siswa kelas I-IV dari SD GMIM Wulauan, SD GMIM Tonsea Lama, dan SD Inpres Marawas. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan responden, SQ-FFQ (data kebiasaan makan), Food Recall 2x24 jam (data asupan makan), serta pengukuran antropometri. Hasil Food Recall 2x24 jam didapatkan bahwa gambaran konsumsi asupan garam sebanyak 432,02 mg, asupan gula sebanyak 0,02 g, dan asupan minyak (lemak) 32,23 g, berada pada kategori kurang. Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (minyak) (GGL) responden termasuk kurang. Asupan GGL tetap perlu dijaga agar tidak melebihi batas konsumsinya dengan membatasi jajanan yang manis, gurih, dan berlemak serta memberikan pendidikan gizi kepada anak tentang makanan dan jajanan yang sehat.

2016 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Hetty Gustina Simamora

Pola makan yang salah dapat menyebabkan terjadinya obesitas pada anak. Anak yang obesitas berisiko menjadi obesitas di masa dewasa dan berisiko untuk terkena diabetes, hipertensi, dyslipidemia, obtructive sleeep apnea, dan osteoarthritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pola makan dan indeks massa tubuh (IMT) anak etnis cina di SD Sutomo 2 dan anak etnis batak toba di SD Antonius. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi adalah seluruh anak SD Sutomo 2 dan SD Antonius. Sampel sebanyak 100 orang dimana 50 orang dari SD Sutomo 2 dan 50 orang dari SD Antonius. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan proporsional random sampling. Data pola makan diperoleh dari formulir food frequency (FFQ) dan food recall 2x24jam dan untuk data IMT/U diperoleh dari pengukuran BB dan TB. Perbedaan pola makan dan indeks massa tubuh (IMT) anak etnis cina di SD Sutomo 2 dan anak etnis batak toba di SD Antonius dianalisis menggunakan uji t-independent. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pola makan berdasarkan konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak pada anak SD Sutomo 2 dan SD Antonius. Rata-rata konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak pada anak SD Sutomo 2 dikategori kelebihan dan SD Antonius dikategori normal. Ada perbedaan berdasarkan IMT/U pada anak SD Sutomo 2 dan SD Antonius. Rata-rata IMT/U di SD Sutomo 2 dikategori obesitas dan rata-rata IMT/U di SD Antonius dikategori tidak obesitas. Dan dari penelitian ditemukan hubungan pola makan dengan status gizi ditinjau dari konsumsi karbohidrat dengan nilai p value = 0,018. Disarankan kepada orang tua khususnya ibu agar selalu menyiapkan makanan yang bervariasi seperti sayuran, lauk pauk dan buah-buahan sehingga anak terbiasa mengkonsumsi sayuran, lauk pauk dan buah-buahan yang bervariasi dan kebutuhan gizi anak juga dapat terpenuhi dan membiasakan anak utuk membawa bekal makanan yang dipilih dan disiapkan sendiri oleh orang tua.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 55-58
Author(s):  
Maesarah Maesarah ◽  
Lisa Djafar ◽  
Deysi Adam

Obesitas merupakan masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pola makan dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di 2 sekolah dasar di Kabupate Gorontalo. Desain penelitian menggunakan desain descriptive. Sampel salam penelitian adalah siswa sekolah dasar kelas 4,5,&6 (n= 238) siswa yang dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan metode wawancara menggunakan kuisioner terstruktur dan Formulir Recall 24 jam. Keseluruhan sampel yang bersedia  menjadi sampel menandatangani informed Concent disertakan dalam penelitian.Analisis data menggunakan SPSS 22 serta analisis asupan makanan menggunakan Nutrisurvey. Berdasarkan hasil penelitian 53,8% anak memiliki kebiasaan mengkonsumsi Junk Food  sering ( ≥3 kali/ minggu). Dan hasil analisis asupan makanan yang diperoleh melalui food Recall 24 jam  rata-rata anak dengan asupan Karbohidrat ≥80% AKG, asupan Protein ≤ 80% AKG, dan Asupan Lemak ≥80% AKG. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu konsumsi junk food pada anak sangat sering  yaitu ≥ 3 kali / minggu dan rata-rata asupan karbohidrat dan lemak ≥80% AKG dan asupan Protein rendah ≤ 80%


2013 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 531-538
Author(s):  
Afina Rachma Sulistyaning ◽  
Yekti Wirawanni

Latar Belakang : Manajemen DM efektif dilakukan pada tahap awal sebelum timbul gejala atau prediabetes. Prediabetes ditandai dengan kadar glukosa darah puasa (GDP) mencapai 100 - 125 mg/dl. Angkak merupakan beras hasil fermentasi oleh kapang Monascus purpureous yang dikaitkan dengan perbaikan toleransi glukosa dan penurunan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian angkak terhadap kadar GDP pada wanita prediabetes.  *)Penulis Penanggungjawab Metode : Jenis penelitian adalah true experiment dengan pre test-post test design. Subjek penelitian adalah karyawati kantor BPPT, Bappeda, BPS, dan yayasan Pangudi Luhur Kota Semarang yang diambil secara purposive sampling sebanyak 28 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok secara simple randomization. Kelompok perlakuan diberi angkak 5,4 gram selama 14 hari, sedangkan kelompok kontrol diberi air filtrasi beras sangrai. Pengukuran kadar GDP dilakukan sebelum dan setelah intervensi dengan metode spektrofotometri. Asupan makan subjek sebelum intervensi diperoleh dengan metode food recall 3x24 jam dan selama intervensi dengan metode food recall 5×24 jam. Analisis statistik menggunakan Independent sample t-test, Mann-Whitney test, Paired t-test, korelasi dan regresi linear. Hasil : Kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar GDP yang bermakna (p=0.006) sebesar 9.14±10.48 mg/dl sedangkan kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 1.35±7.39 mg/dl. Secara statistik, terdapat perbedaan perubahan kadar GDP antara kelompok perlakuan dan kontrol yang bermakna (p=0.005).Simpulan : Terdapat penurunan kadar GDP yang bermakna setelah pemberian 5,4 mg angkak selama 14 hari.


2013 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 364-372
Author(s):  
Widya Ayu Kurnia Putri ◽  
Yekti Wirawanni

Latar Belakang : Hipertensi merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia, prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%. Kejadian hipertensi meningkat pada usia 40-60 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria. Minyak ikan mengandung omega 3 yang dihubungkan dengan penurunan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian minyak ikan terhadap tekanan darah wanita hipertensi.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan one group pre test-post test design. Subjek penelitian adalah warga di wilayah kerja puskesmas Pegandan Semarang yang diambil secara purposive sampling. Besar sampel adalah 21 orang dengan tekanan darah ≥140 mmHg dan atau diastolik ≥90 mmHg. Tiap sampel diberi minyak ikan sebanyak 3 g. Intervensi minyak ikan diberikan selama 2 minggu. Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur menggunakan sphygmomanometer. Selama intervensi, asupan makan diperoleh dengan metode food recall. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Shapiro Wilk, paired  t-test, dan WilcoxonHasil : Terjadi penurunan tekanan darah sistolik sebesar 5,52 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 6,04 mmHg setelah pemberian minyak ikan selama 2 minggu. Setelah dikontrol dengan asupan lemak, terdapat penurunan tekanan darah sistolik yang bermakna (p<0,05) dan penurunan tekanan darah diastolik yang tidak bermakna (p>0,05).Simpulan : Uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan bermakna terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan perbedaan tidak bermakna tekanan darah diastolik sebelum dan setelah pemberian minyak ikan.


2014 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 988-993
Author(s):  
Usydatul Falasifah ◽  
Etika Ratna Noer

Latar belakang : Masalah kesehatan yang sering dijumpai dikalangan anak usia 4-5 tahun  disebabkan oleh faktor gizi. Asupan energi dan aktivitas fisik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Adanya perbedaan wilayah tempat tinggal dapat menyebabkan adanya perbedaan status gizi pada anak usia 4-5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbadaan asupan energi, aktivitas fisik, dan status gizi antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban.Metode : Subyek penelitian dengan desain cross-sectional ini terdiri dari 34 anak berada di daerah urban dan 34 anak berada di daerah suburban yang dipilih secara purposive sampling. Data yang diteliti meliputi asupan energi yang diperoleh dari formulir food recall, aktivitas fisik diperoleh dari formulir recall aktivitas  fisik, dan status gizi diukur dengan nilai Z-skor berdasarkan IMT/U. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil : Rerata asupan energi dan aktivitas  fisik antara kedua kelompok tidak ada beda, sedangkaan rerata status gizi antara kedua kelompok terdapaat beda. Tidak terdapat perbedaan asupan energi (p=0,080) dan aktivitas fisik (p=0.272) antara kedua kelompok. Terdapat perbadaan status gizi antara kedua kelompok (p=0,050).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan asupan energi dan aktivitas fisik antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban. Terdapat perbedaan status gizi antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban.


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 110-117
Author(s):  
Youvita Indamaika Simbolon ◽  
Triyanti Triyanti ◽  
Ratu Ayu Dewi Sartika

Latar belakang: Tingkat kepatuhan diet di Indonesia rata-rata masih rendah. Diet dalam menjaga makanan seringkali menjadi kendala karena masih tergoda dengan segala makanan yang dapat memperburuk kesehatan. Metode: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet pada penderita diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan disain cross-sectional. Sampel yang diteliti adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe 2 dengan rentang usia 25-65 tahun yang sedang rawat jalan, sampel diambil dengan metode non-random sampling dengan teknik purposive sampling sebanyak 130 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri, pengisian kuesioner, form food recall 1x24 jam dan semi-quantitative food frequency questionnaire (SFFQ). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 13,8% responden yang patuh diet. Hasil uji chi-square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2 dengan jenis kelamin (p=0,008) dan lama menderita (p=0,044). Hasil uji regresi logistik menunjukkan lama menderita merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Penderita diabetes melitus diharapkan untuk memperhatikan pola makan yang dianjurkan dan melaksanakannya dengan baik, mampu secara aktif untuk meningkatkan pengetahuannya terkait penyakit diabetes melitus dan faktor-faktor terkait lainnya dan tetap mempertahankan pola makan yang sudah dijalankan bagi yang sudah lama menderita diabetes melitus tipe 2.


2019 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 73-81
Author(s):  
Yanti Ernalia ◽  
Lusiana Tamba

Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah  gizi  yang cukup tinggi kejadiannya di Indonesia termasuk di Kota Pekanbaru Provinsi Riau Indonesia. Ada kaitan asupan zat gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian anemia pada siswi di salah satu sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Kota Pekanbaru, serta kaitannya dengan asupan zat gizi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional. Penelitian di lakukan di salah satu SLTP Kota Pekanbaru dengan jumlah sampel 57 siswa berusia 11-15 tahun dengan teknik purposive sampling. Data asupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan metode food recall 24 jam, dan data anemia remaja diperoleh dengan metode hemocue menggunakan hemoglobinometer digital. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dan dilakukan analisis secara bivariat. Diperoleh hasil  11 remaja putri  (19.3 %) mengalami anemia.  Sebagian besar remaja putri memiliki kekurangan asupan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Terdapat  perbedaan rata – rata asupan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12 antara remaja putri anemia dengan tidak anemia, namun tidak bermakna secara statistik.  Hasil statistik menunjukkan ada kaitan antara asupan protein dengan anemia pada remaja putri (p = 0.041). Rendahnya asupan protein menjadi faktor resiko anemia pada remaja putri di salah satu SLTP Kota Pekanbaru. Diperlukan pemantauan status gizi (riwayat gizi) remaja putri yang termasuk kategori golongan wanita usia subur dan peningkatan asupan gizi remaja memalui komunikasi informasi, dan edukasi gizi.


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
Author(s):  
Yulia Fitriani ◽  
Firdawati Firdawati ◽  
Gustina Lubis

AbstrakBayi berumur enam bulan ke atas sudah bisa diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Puskesmas Lubuk Begalung merupakan puskesmas yang terbanyak dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang bayi (95,3 %). Tujuan: Menentukan hubungan jenis MP-ASI dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan bayi umur 9-12 bulan. Metode: Ini adalah studi mixed method yaitu tahap awal pengumpulan data dan analisis menggunakan metode kuantitatif, dilanjutkan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang pada bulan Agustus sampai Maret 2019. Sampel penelitian kuantitatif adalah bayi umur 9-12 bulan sebanyak 100 orang dengan teknik consecutive sampling dan sampel kualitatif sebanyak 9 orang diambil dengan purposive sampling. Pengumpulan data kuantitatif dengan mewawancara ibu bayi menggunakan food recall setelah itu melakukan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk melihat perkembangan bayi. Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil: Terdapat 19 % bayi mengalami perkembangan meragukan dan 37 % bayi diberi jenis makanan pendamping ASI lokal. Dari 37 orang bayi yang diberi MP-ASI lokal didapatkan kecukupan energi MP- ASI sesuai 51,4 % dan kecukupan protein MP-ASI sesuai 83,8 %. Simpulan: Terdapat hubungan yang significant antara kecukupan energi dan protein MP-ASI lokal dengan perkembangan sedangkan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah genetik/keturunan, ekonomi dan lingkungan. 


2018 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 45-52
Author(s):  
Ari Tri Astuti ◽  
Septriana Septriana

Latar belakang: Pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) yang menjalani hemodialis memerlukan monitoring dan evaluasi asupan makan secara rutin. Rendahnya monitoring dan evaluasi pada asupan dapat berpengaruh pada status gizi dan kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengetahui gambaran asupan energi, zat gizi makro, dan zat gizi mikro pada pasien hemodialisis di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Unit Hemodialisis RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling (n=30). Data asupan diambil dengan food recall 24 jam selama 3 hari. Hasil : Rerata asupan pada responden adalah : energi 1149,34±401,09 kcal (23,15±7,39 kcal/kgBB/hari); karbohidrat 143,55±43,46 g, protein 39,38±16,53 g (0,79±0,32 g/kgBB/hari); dan lemak 49,01±26,82 g. Rerata asupan vitamin B1 adalah 0,38±0,14 mg; vitamin B2 0,49±0,24 mg; vitamin B6 0,64±0,25 mg; asam folat 0,68±0,94 mg; vitamin C 24,08±21,01 mg; dan vitamin A 397,31±536,14 μg. Rerata asupan natrium natrium 22,45±220,23 mg; kalium 1714,01±1153,91 mg ( 36,64±27,40 mg/kgBB/hari); kalsium 301,13±173,23 mg; dan fosfor 544,94±193,08 mg. Kesimpulan : Rerata asupan energi, zat gizi makro, dan vitamin pada pasien hemodialis di RSUD Panembahan Senopati Bantul masih kurang dari rekomendasi, sedangkan asupan natrium, kalsium, dan fosfor sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Nefrologi Indonesia.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Fretika Utami Dewi

Asupan energi inadekuat, penyakit non infeksi, diet khusus dan lama hari perawatan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi di rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan asupan energi, cairan dan lama hari rawat inap dengan perubahan berat badan pada pasien balita diare di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Rancangan penelitian cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Jumlah sampel sebanyak 30 orang balita diare yang diambil secara purposive sampling. Data asupan energy dan cairan diperoleh dengan food recall 24 jam selama pasien dirawat. Data berat badan diperoleh dengan menimbang sampel saat awal dan akhir perawatan. Data dianalisis menggunakan uji regresi linear sederhana dan uji spearman. Hasil penelitian : sampel terbanyak berusia 2 tahun (36,7%), bentuk makanan nasi lunak (86,7%), nutrisi parenteral KA-EN 3B (66,7%), asupan energy 40% defisit berat, asupan cairan 83,3% diatas kebutuhan dan lama lama rawat inap < 5 hari (73,3%). Sampel yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 21 orang (70%). Uji regresi linear sederhana asupan energi dengan perubahan berat badan p value 0,5, uji spearman asupan cairan dengan perubahan berat badan p value 0,049, lama hari rawat inap dengan perubahan berat badan p value 0,820. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara asupan energi, lama hari rawat inap dengan perubahan berat badan, ada hubungan asupan cairan dengan perubahan berat badan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document