Jurnal at-Taghyir: Jurnal Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Desa
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

25
(FIVE YEARS 11)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By IAIN Padangsidimpuan

2657-1773, 2685-7251

Author(s):  
Replita Replita

Fasilitas umum yang dibangun oleh pemerinah disatu sisi sangat disyukuri oleh masyarakat, tetapi disisi lain masyarakat belum memanfaatkan fasilitas terebut sesuai fungsinya, demikian juga dalam pemeliharaannya masyarakat kurang bertanggung jawab sehingga banyak bangunan pemerintah yang salah  manfatkan. Hal itu dapat terjadi karena pemerintah belum melakukan secara maksimal kerjasama dengan berbagai pihak dalam pemeliharaan fasilitas tersebut, seperti dengan  tokoh masyarakat, tokoh adat dan para ustadz yang memiliki kharismatik dalam mengajak masyarakat untuk melakukan hal yang lebih baik. Kurangnya kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat membuat fasilitas umum  dirusak oleh masyarakat itu sendiri.Kata Kunci: Pembinaan Sikap Mental, Pemanfaatan, dan Pemeliharaan, Fasailatas Umum


Author(s):  
Armyn Hasibuan

Komplik global mewarnai hubungan lintas antar negara memungkinkan perdagangan, investasi modal melampaui ekonomi nasional, adanya AFTA batas batas ekonomi suatu negra tertembus dengan online, penyebaran ide, politik dan budaya lainnya akan terus berkembang dan gaya hidup tradisional selama ini akan ditantang modernitasi dan westernisasi serta bangsa yang mudah terpengaruh akan dapat meninggalkan tradisi lokal meskipun hal itu dipandang selama ini baik dan warisan nenek moyang. Bangsa pemenang tentunya mereka yang memiliki peran besar diberbagai bidang, katakan saja pemilik modal untuk menanam investasi di negara orang lain,membeli aset negara miskin,dan dapat beralih ke dunia politik. Tak terkecuali negara dan kawasan islam turut dalam komplik global, meskipun belum ada standar formal internasional ukuran negara atau kawasan yang islam, orang melihat eksistensi rakyatnya manyoritas, masih bergumul dengan keterbelakangan, lebih sering menjadi objek ketimbang subjek, baik ekonomi, politik , pendidikan dan sumber daya alam yang telah milik bangsa lain meskipun tetap berada di negeri sendiri akibat utang dan perdagangan.


Author(s):  
Masrul Efendi Umar Harahap

PEMBERDAYAAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANOleh : Masrul Efendi Umar Harahap, M. Sos  abstractDa'wah as one of the ways in community empowerment efforts, has many advantages because it does not study from the perspective of religion alone, but examines from various sources that can be used. Empowerment in the Koran includes economic fields such as through donations, alms, almsgiving, environmental empowerment, education, social, environment and so on. Islam teaches its people through the Qur'an. Islam teaches its people to look after each other, strengthen, educate for world life and the hereafter happiness. If seen empowerment in the context of da'wah then there are 4 functions of da'wah relating to empowerment, namely: i'tiyadi, muharriq, iqaf, and tahrifKey Word : Pemberdayaan, Al-Qur’an


Author(s):  
Teguh Ansori

The environmental problem is a shared responsibility that is becoming a global problem, mainly about littering. Littering does not only entrench culture in urban communities, but also arises in rural communities, one of which is the village community of Jembul, Jatirjo District, Mojokerto Regency. The existence of a culture of littering, assistance to the community through empowerment is needed to foster public awareness in protecting the environment. In addition, community empowerment is done so that people are empowered and no longer littering. The results of the community empowerment carried out in the village of Jembul found the results of 4 points, the first service every week in cleaning up the environment, secondly to make a garbage shelter, thirdly to use manure about livestock that had not been utilized, and fourthly critical education to the community about the dangers of littering.Keywords: Garbage Disposal, Environment, Community Empowerment AbstrakMasalah limgkungan merupakan tanggung jawab bersama yang menjadi masalah global, t erutama adalah tentang buang sampah sembarangan. Buang sampah sembarangan tidak hanya membudaya di masyarakat perkotaan, akan tetapi juga timbul di masyarakat pedesaan salah satunya adalah mayarakat desa Jembul Kecamatan Jatirjo Kabupaten Mojokerto. Adanya budaya buang sampah sembarangan tersebut, pendampingan terhadapa masyarakat melalui pemberdayaan sangat diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan. Selain itu pemberdayaan masyarakat dilakukan agar masyarakat berdaya dan tidak lagi membuang sampah sembarangan. Hasil ari pemberdayaan masyarakat yang di lakukan di Desa Jembul tersebut menemukan hasil 4 poin, pertama keja bakti setiap seminggu sekali dalam membersihkan lingkungan, kedua membuat tempat penampungan sampah, ketiga memanfaatkan kotoran ntang hewan ternak yang selama ini belum dimanfaatkan, dan keempat pendidikan kritis terhadap masyarakat tentang bahaya buang sampah sembarangan.Kata kunci : Buang Sampah, Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat


Author(s):  
Armyn Hasibuan

Humans as the caliph of Allah Almighty means that God's representatives govern, lead and prosper the planet earth as a means of supporting devotion to the grantor of the caliph's mandate. Humans are given over the earth as a place of residence and fun with a limited time (Q.S 2: 36). So the earth is essentially a mandate that must receive the care and maintenance of mansuia as the recipient of the mandate. For this purpose, humans are equipped with various abilities by giving them potentials called hidayah.Hidayah, among others hidayah wujudiyah (existential), hissisiyah (five senses), akliyah (reason) and diniyah (religion). With a human mind that is able to imitate some of God's attributes so that he can be called The Second Creater (Second Creator). In him there is also an instinct to make him able to feel and work. As creatures of human culture are also social beings who do not live without friends and are accompanied. He must care about friends, the environment and its existence both personally and collectively can not escape from the environment. People who don't care about the environment are people who don't know who they really are.


Author(s):  
Anas Habibi Ritonga

Makna, wacana dan pendekatan dakwah merupakan hal yang sangat urgen untuk dikaji, karena sangat menentukan sukses atau tidaknya sebuah dakwah yang pada akhirnya akan membentuk dan dan mengikuti perkembangan masyarakat, dan disii lain masyarakat adalah mahluk yang dinamis, berubah sesuai dengan perkembangan jaman.Maka perlu dilakukan pemaknaan terkini bagaimana melakukan pembentukan dan perkembangan masyarakat Islam yang sesuai dengan konteks kekinian, dan wacana apa yang harus digulirkan untuk mendorong pembentukan dan perkembangan masyarakat Islam dan terakhir bagaimana pendekatan dakwah yang mesti dilakukan agar dakwah itu tidak monoton yang ditinggalkan umat.Pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya sehingga masyarakat dapat mencapai kemandirian. Tulisan ini mencoba untuk melihat makna, wacana dan pendekatan dakwah dalam pembentukan dan pemberdayaan masyarakat Islam dan bagaimana pula fungsi pendekatan dakwah dalam pemberdayaan masyarakat Islam.


Author(s):  
Muhammad Askari Zakariah

Integration provides relationships between sub-systems with other sub-systems in an area that can be called agro industry. With the development of the integration method model in the main production process, side and waste make and encourage agro industry can be low external input sustainable agriculture. So that with the approach of developing the integration method the system model gets a model to synchronize the sub-systems of agriculture, plantations and livestock into an integration of food, feed, fuel, fertilizer in increasing the productivity of Islamic Farmers in Kolaka and Kolaka Timur. A number of actors involved in the integration system of food, feed, fuel and fertilizer: 1). Cattle Breeders, require availability of feed raw materials, controlled volume of waste. 2). Rice farmers, need superior seeds, good irrigation systems, and fertilizers. 3). Cocoa farmers, need superior seeds, good irrigation systems, and fertilizers. 4). Clove farmers, need superior seeds, good irrigation systems, and fertilizers. 5). Local people, need animal and biological food, need a beautiful environment, no pollution / pollution to the soil, water and air.


Author(s):  
Esli Zuraidah

ABSTRAK Pemberdayaan merupakan suatu keadaan memberikan daya/kekuatan agar masyarakat mampu mandiri. Pemberdayaan masyarakat adalah usaha mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik, sehingga kualitas dan kesejahteraan hidupnya secara bertahap dapat meningkat Pemberdayaan juga dikatakan sebagai suatu usaha pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Lembaga Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah pemberdayaan yang sudah dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan sejahteraan hidup. Ada beberapa aspek yang difokuskan dalam kegiatan Kota Tanpa Kumuh yakni: Pendidikan, kesehatan, sosial, sumber daya manusia, dan lingkungan. Penerima manfaat pemberdayaan masyarakat dapat dibedakan dalam dua kategori, yakni Pelaku utama yang terdiri dari warga masyarakat dan keluarganya. Sebagai penerima manfaat dan sebagai pengelola kegiatan yang berperan dalam memobilisasi dan memanfaatkan sumberdaya. Penentu kebijakan yang terdiri dari aparat biroksasi pemerintah sebagai perencana pelaksana, dan pengendali kebijakan pembangunan pemangku kepentingan yang lain, yang mendukung kegiatan seperti fasilitator pemberdayaan.Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, Kumuh.


Author(s):  
Muhammad Haris

Abstact Purpose of the study was to determine the problematics empowering poor. Research uses the literature review method, collecting data using a literacy analysis related to the empowerment process and observing empowerment programs. Results of the study explained that the problem of empowering poor people occurred in empowering time efficiency, understanding the empowerment programs. The factors causing these problems are: a). the lack of synchronization between central and practitioner empowerment planning. b). not yet in accordance with the application of the empowerment method in the midst of diversity. c). the use of the old paradigm in community empowerment. d). understanding of cultural values that are cloused. Keywords: Problems, Empowerment, Poor Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui problematika pemberdayaan masyarakat miskin. Penelitian menggunakan metode kajian pustaka, pengumpulan data menggunakan analisis literasi yang berkaitan dengan proses pemberdayan dan melakukan observasi pada program-program pemberdayaan. Hasil penelitian menjelaskan problematika pemberdayaan masyarakat miskin terjadi pada efisiensi waktu pemberdayaan,pemahaman paradigma pemberdayaan, penggunaan metode pemberdayaan, penggunaan materi pemberdayaan, program pemberdayaan tidak berkelanjutan. Adapun faktor penyebab problematika tersebut yaitu: a). belum singkronnya perencanaan pemberdayaan pusat dan praktisi. b). belum sesuai penerapan metode pemberdayaan di tengah keberagaman. c). penggunaan paradigma lama dalam pemberdayaan masyarakat. d). pemahaman nilai budaya yang tertutup. Kata Kunci: Problematika, Pemberdayaan, Masyarakat Miskin


Author(s):  
Icol Dianto

This article discusses traditions which state that the affairs of leadership are held by the Bani Quraisy contained in the authentic Hadith books. By using the study of literature through the approach of the method of understanding the hadith and sociological approach to the source of data in the form of classic hadith books in the books of Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Imam Ahmad and Musnad Abu Daud, books and scientific articles, obtained the results of studies that scholars agreed on the validity of the traditions about the Caliphate (leadership) in the hands of Bani Quraisy, but the scholars differed in interpreting the hadith, between afdlaliyyah (the conditions of virtue) and in'iqad (mutlaq terms). In contemporary society with a sociological approach to the authentic hadiths, an understanding is obtained that the leader must have a sense of justice, compassion, keep promises, uphold religion and invite service and prevent disobedience. Leaders who have these requirements must be obeyed by their people (their community).Keywords: Leadership Hadith, Caliphate, Bani Quraisy, Community Leader. Artikel ini membahas tentang hadis-hadis yang menyatakan bahwa urusan kepemimpinan dipegang oleh Bani Quraisy yang terdapat dalam kitab-kitab hadis shahih. Dengan menggunakan kajian studi kepustakaan melalui pendekatan metode pemahaman hadis dan pendekatan sosiologis terhadap sumber data berupa kitab-kitab hadis klasik dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Imam Ahmad dan Musnad Abu Daud, buku-buku dan artikel ilmiah, didapatkan hasil kajian bahwa ulama sepakat atas keshahihan hadis-hadis tentang kekhalifahan (kepemimpinan) di tangan Quraisy, namun para ulama itu berbeda pendapat dalam menginterpretasikan hadis, antara afdlaliyyah (syarat keutamaan) dengan in’iqad (syarat mutlaq).Pada masyarakat kontemporer dengan pendekatan sosiologis terhadap hadis-hadis shahih tersebut didapatkan pemahaman bahwa pemimpin itu harus memiliki rasa keadilan, berkasih sayang, menepati janji, menegakkan agama dan mengajak kepada kabajikan serta mencegah kemaksiatan. Pemimpin yang memiliki persyaratkan itu wajib ditaati oleh rakyatnya (komunitasnya).Katakunci: Hadis Kepemimpinan, Kekhalifahan, Suku Quraisy, Pemimpin Komunitas.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document