low external input
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

53
(FIVE YEARS 11)

H-INDEX

13
(FIVE YEARS 2)

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 182-188
Author(s):  
Hapsoh Hapsoh ◽  
Wawan Wawan ◽  
Desita Salbiah ◽  
Arnis En Yulia ◽  
Isna Rahma Dini

Peningkatan produktivitas pertanian padi dan cabai di Desa Langsat Permai meningkat setelah permasalahan ketidaktersediaan air untuk menunjang kegiatan pertanian teratasi. Melalui kegiatan PPDM tahun 2017-2019 yaitu pembangunan canal blocking, terjadi peningkatan produktivitas pertanian terutama tanaman padi (pada tahun 2018 mencapai 7-8 ton/Ha) dan cabai (pada tahun 2018 mencapai 14-15 ton/Ha). Selain pembuatan canal blocking untuk tata air, kegiatan PPDM tersebut juga mengembangkan kegiatan peternakan melalui pembangunan rumah kompos dan pemberian sapi beserta kandangnya. Akan tetapi, pembangunan rumah kompos dan pengadaan sapi tersebut belum optimal dalam upaya mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Selain itu, penggunaan pestisida kimia secara berlebihan menyebabkan tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani setempat dan berbahaya bagi lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan kegiatan pengabdian ini adalah melakukan pendampingan petani dalam pengembangan sistem pertanian Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) dalam pengelolaan pupuk maupun pengendalian hama penyakit tanaman yang dibudidaya oleh petani setempat. Pendampingan petani dilakukan dengan pembuatan demonstrasi plot pada lahan pertanian desa setempat. Dari hasil demplot yang dilakukan pada tanaman padi, cabai, dan jagung terlihat bahwa penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi sebanyak 25% untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil lebih baik, sedangkan penggunaan agens hayati lebih disarankan dibandingkan pestisida nabati untuk mengendalikan serangan hama di lahan pertanian petani Desa Langsat Permai.


AGRIMOR ◽  
2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 127-137
Author(s):  
Sri Lestari ◽  
Muhammad Tassim Billah ◽  
Dedy Kusnadi

Pemberdayaan wanita tani menjadi salah satu kunci keberhasilan yang memengaruhi laju perekonomian keluarga tani. Melalui tujuan gerakan rumah pangan lestari yang bersinergi dengan penerapan konsep LEISA dapat mengoptimalkan sumber daya lokal dan dikombinasikan berbagai macam komponen dalam sistem usahatani secara ramah lingkungan. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa 33,5% wanita tani kurang paham mengenai pentingnya penggunaan input dari dalam. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pemberdayaan wanita tani dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan wanita tani sekaligus menyusun strategi dalam meningkatkan pemberdayaan wanita tani dalam penerapan LEISA untuk rumah pangan lestari. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Juni 2021. Sampel penelitian berjumlah 53 orang yang tersebar di 3 Kelurahan terpilih. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan wanita tani yang dinilai berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan tergolong dalam kategori sedang, sedangkan pengaruh turunan variabel dependen dipengaruhi oleh karakteristik wanita tani, aspek biofisik, dukungan layanan penyuluhan dan faktor eksternal yang dimaknai bahwa wanita tani perlu dibimbing dan diarahkan secara sinergis sebagai tujuan dalam mencapai peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menunjang penerapan LEISA bagi rumah pangan lestari. Strategi peningkatan pemberdayaan wanita tani dalam penerapan LEISA untuk rumah pangan lestari dapat dilakukan melalui 1) kemampuan wanita tani dalam pengambilan keputusan, 2) pemanfaatan sumber daya lokal, 3) peningkatan dukungan layanan penyuluhan, dan 4) penyediaan sumber informasi yang relevan serta dukungan pemerintah daerah dalam mencapai pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.


Author(s):  
Riestania Anindhita Qintamy ◽  
Harniati Harniati ◽  
Dedy Kusnadi

The dependence of farmers on the use of high external inputs causes farmers to be independent and ignore environmental aspects. The lack of independence of farmers makes farmers powerless in utilizing local resources. The application of LEISA enables farmers to minimize the use of external inputs and be able to utilize local resources. The purpose of this study is to determine the level of empowerment of farmers, determine the factors that influence and formulate appropriate strategies to increase empowerment. Data collection was conducted from March to July 2020. Data analysis used descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The conclusion of the study shows that the strategy of increasing empowerment can be done by expanding land, increasing farmer institutional support, increasing the availability of information sources.


2020 ◽  
Vol 263 ◽  
pp. 121529 ◽  
Author(s):  
Zahra Saber ◽  
Mohammadali Esmaeili ◽  
Hemmatollah Pirdashti ◽  
Ali Motevali ◽  
Ashkan Nabavi-Pelesaraei

Author(s):  
Muhammad Askari Zakariah

Integration provides relationships between sub-systems with other sub-systems in an area that can be called agro industry. With the development of the integration method model in the main production process, side and waste make and encourage agro industry can be low external input sustainable agriculture. So that with the approach of developing the integration method the system model gets a model to synchronize the sub-systems of agriculture, plantations and livestock into an integration of food, feed, fuel, fertilizer in increasing the productivity of Islamic Farmers in Kolaka and Kolaka Timur. A number of actors involved in the integration system of food, feed, fuel and fertilizer: 1). Cattle Breeders, require availability of feed raw materials, controlled volume of waste. 2). Rice farmers, need superior seeds, good irrigation systems, and fertilizers. 3). Cocoa farmers, need superior seeds, good irrigation systems, and fertilizers. 4). Clove farmers, need superior seeds, good irrigation systems, and fertilizers. 5). Local people, need animal and biological food, need a beautiful environment, no pollution / pollution to the soil, water and air.


Author(s):  
S. Mahendra Dev ◽  
Srijit Mishra ◽  
Vijay Laxmi Pandey

Mahendra Dev, Srijit Mishra, and Vijaylaxmi Pandey contextualize Indian agriculture by an evaluation of its performance, with a focus on the roles, challenges and opportunities for small holders. They observe a turn-around over 2004/5–2010/1 compared to the immediate post-reforms period, which had witnessed stagnation in comparison to the pre-reforms period. Public policy initiatives on investment, research, extension and credit and a set of good monsoons were among the reasons for improvement. But livelihood sustainability of smallholder farmers is a matter of concern. Even so, there are opportunities to reduce costs and risks and use low external input sustainable agriculture without compromising on production. There were sharp peaks in agricultural prices that contributed to inflation. But after prices moderated with export prices, there was severe small farmer distress. The supply response has to keep up with demand growth without excessive inflation even as the population dependent on agriculture shrinks.


2019 ◽  
pp. 91-123 ◽  
Author(s):  
Jules Pretty ◽  
Irene Guijt ◽  
Ian Scoones ◽  
John Thompson

2019 ◽  
Vol 28 (1) ◽  
pp. 113
Author(s):  
Wiwin Setiawati ◽  
Agus Muharam ◽  
Agus Susanto ◽  
Evita Boes ◽  
Abdi Hudayya

<p>Penggunaan input produksi yang tinggi seperti pupuk dan pestisida pada budidaya cabai merah merupakan ancaman yang serius terhadap kesehatan dan lingkungan. Salah satu teknologi alternatif yang semakin sering dijajagi penerapannya adalah teknologi low external input technology (LEIT). Kelebihan teknologi LEIT adalah menggunakan bahan agro kimia secara benar, tepat waktu, dosis dan cara sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air dan udara, produksi tetap tinggi, secara ekonomi menguntungkan dan aman untuk dikonsumsi. Beberapa teknologi yang dapat digunakan dalam teknologi LEIT di antaranya penggunaan kompos untuk mengurangi pupuk buatan, sistem polikultur, dan penutup tanah dengan kacang - kacangan. Tujuan penelitian adalah menghasilkan LEIT pada budidaya cabai merah dengan memanfaatkan sumber daya hayati (SDH) domestik yang dapat mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida sintetik serta ramah lingkungan mulai dari pengendalian input, pengendalian proses dan quality control. Penelitian dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang dari bulan Maret sampai November 2014. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah kombinasi dari varietas, bahan organik dan NPK, sistem tanam dan pengendalian OPT serta teknologi konvensional sebagai pembanding. Hasil menunjukkan bahwa penerapan LEIT (30 ton kompos PKSTT, NPK 625 kg/ha, penggunaan ATECU berdasarkan ambang pengendalian, biopestisida BPP pegunungan pada saat berbunga dan tumpangsari antara cabai merah dan buncis tegak) memberikan hasil terbaik untuk budidaya cabai merah ramah lingkungan. Penerapan teknologi LEIT tersebut dapat menekan penggunaan pupuk NPK sebesar 37,5%, penggunaan pestisida 50 – 60%, produksi tetap tinggi (9,49 ton/ha), meningkatkan pendapatan 27,71%, aman terhadap predator M. sexmaculatus dan ramah lingkungan.</p><p><strong>Keywords</strong></p><p>Capsicum annuum; LEIT; Ramah lingkungan</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Chili pepper cultivation reliance on synthetic-chemical fertilizers and pesticides is having serious impacts on health and the environment. Low external input technology (LEIT) was one of technology which recently can be applied. It does not mean the elimination of these materials. Yields are maintained through greater emphasis on cultural practices, IPM, and utilization of on-farm resources and management such as legume cover crops, cropping system and compost can supply the total nitrogen requirements, biopesticide to reduce the use of the chemical pesticide. These technology reduced environmental degradation, maintain agricultural productivity, promote economic viability in both the short and long term and maintain stable rural communities and quality of life. The objectives were to produce LEIT on the chili pepper cultivation that using biological resources which can reduce the need for domestic fertilizers and synthetic pesticides safe for consumption and environmentally friendly from the input control, control process, and quality control. The goal of this experiment was to support the implementation of product safety and increase biodiversity, especially in useful life (parasitoids and predators). The research conducted at Indonesian Vegetables Research Institute, Lembang from March to November 2014. Randomized block design consisting of nine treatments and three replications was used. Organic materials, compost, NPK doses, cropping systems and the use of insecticides were used as treatments. The results showed that application of LEIT such as the use of compost 30 ton/ha, NPK 625 kg/ha, application of ATECU insecticide based on control threshold, application of mountain biopesticide at flowering and intercropping between chili pepper and bean were the best treatments for environmentally friendly of chili pepper cultivation. This technology was able suppress the use of NPK fertilizer at 37.5%, the use of pesticides 50-60%, production remains high (9.49 ton/ha), increase demand (27.71%), safe for M. sexmaculatus predator, and environmentally friendly.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document