Identification of Resistant Sources Against Anthracnose Disease Caused by Colletotrichum truncatum and Colletotrichum gloeosporioides in Capsicum annuum L.

Author(s):  
Rukmini Mishra ◽  
Ellojita Rout ◽  
Raj Kumar Joshi
2020 ◽  
pp. 104611
Author(s):  
Jayapala Naveen ◽  
Hulikunte Mallikarjunaiah Navya ◽  
Gavirangappa Hithamani ◽  
Puttaswamy Hariprasad ◽  
Siddapura Ramachandrappa Niranjana

2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 382-388
Author(s):  
Kevison Romulo da Silva França ◽  
Yaroslávia Ferreira Paiva ◽  
Plínio Tércio Medeiros de Azevedo ◽  
Lídia Pinheiro da Nóbrega ◽  
Everton Vieira da Silva ◽  
...  

O presente estudo avaliou o potencial fungitóxico in vitro de extratos de pimentão vermelho (Capsicum annuum L.) sobre o crescimento micelial de Colletotrichum gloeosporioides. O experimento foi conduzido em delineamento inteiramente casualizado em esquema fatorial 2x10, sendo dois tipos de extratos (etanólico e hidroetanólico) aplicados em 10 concentrações (0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; e 5,0%). Cada extrato foi incorporado ao meio de cultura BDA (Batata Dextrose Ágar) e vertido em placas de Petri. As placas foram inoculadas com discos de 1 cm de diâmetro contendo micélios do fungo e incubadas durante sete dias a 27±2°C. Para verificar a diferença entre os tratamentos, foram estimadas a porcentagem de inibição de crescimento micelial (PIC) e o índice de velocidade de crescimento micelial (IVCM). Todas as concentrações dos dois extratos de pimentão apresentaram inibição do crescimento micelial de C. gloeosporioides quando comparados à testemunha. A inibição total do crescimento foi obtida quando se utilizou o extrato etanólico na maior concentração (5,0%) e ultrapassando 50% de inibição na concentração de 2%, sendo superior à obtida pelo extrato hidroetanólico que na concentração máxima inibiu apenas 27,5% do crescimento do fungo. Assim, em condições in vitro, o extrato etanólico de pimentão vermelho mostrou-se promissor no controle de C. gloeosporioides. A concentração de 5,0% promoveu o maior efeito inibitório.


Author(s):  
Naveen Jayapala ◽  
Navya Hulikunte Mallikarjunaiah ◽  
Hariprasad Puttaswamy ◽  
Hithamani Gavirangappa ◽  
Niranjana Siddapura Ramachandrappa

2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Agus Pranyata ◽  
Efri Efri ◽  
Suskandini Ratih Dirmawati ◽  
Muhammad Nurdin

Pengendalian penyakit antraknosa umumnya dilakukan petani di Indonesia dengan menggunakan fungisida sintetis dengan bahan aktif kimiawi. Namun, penggunaan fungisida sintetis selalu diikuti dengan pertimbangan ekonomi dan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga perlu alternatif lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifan ekstrak daun tanaman mimba, sirih, jarak tintir dan saliara secara tunggal maupun kombinasi untuk mengendalikan antraknosa pada tanaman cabai (Capsicum annuum L). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium Bioteknologi, Jurusan Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan: Kontrol, Ekstrak daun mimba, Ekstrak daun sirih, Ekstrak daun jarak tintir, Ekstrak daun saliara, Ekstrak daun saliara+sirih, Ekstrak daun saliara+j.tintir, Ekstrak daun saliara+mimba, Ekstrak daun sirih+j.tintir, Ekstrak daun sirih+mimba, Ekstrak daun j.tintir+mimba, Ekstrak daun saliara+sirih+j.tintir+mimba, Ekstrak daun saliara+sirih+j.tintir, Ekstrak daun saliara+sirih+mimba dan Ekstrak daun sirih+j.tintir+mimba. Jadi total 15 perlakuan dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun tanaman jarak tintir, ekstrak daun tanaman sirih+mimba dan ekstrak daun tanaman saliara+sirih+mimba berpengaruh lebih unggul dan konsisten dalam menghambat pertumbuhan C. gloeosporioides namun tidak berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan spora C. gloeosporioides.


2010 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 52-58
Author(s):  
Efri Efri

Effect of extraction from some parts of Mengkudu (Morinda citrifolia) to suppress anthracnose disease on chili (Capsicum annuum L). The research was conducted to study the effect of extract from some parts of Mengkudu on the growth of anthracnose disease on chilli (Capsicum annuum L).  Some extraction of mengkudu parts such as from leaves, flowers and fruits and propineb fungicide were used in this research. Spore suspension of Colletotrichum capsici (108 spore/ml) used to inoculate chili plant one week before extraction of mengkudu (33 day after planting) was applicated. The result showed that application of leaf and flower extraction were effective to suppress disease incidence and severity, but fruit extraction was not effective.  However, leaf and flower extraction did not significantly differ with propineb fungicide.


Author(s):  
Nurbailis Jamarun ◽  
Yunisman Yunisman

Penyakit antraknosa merupakan penyakit penting pada tanaman cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum gloesporioides. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jamur antagonis unggul yang mampu mengkolonisasi akar tanaman cabai dan efektif mengendalikan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum gloesporioides. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan dan 4 ulangan. Jamur antagonis yang digunakan yaitu: Trichoderma isolat 1, Trichoderma isolat 2, Trichoderma isolat 3, Trichoderma isolat 4, Paecilomyces isolat 1, Paecilomyces isolat 2, Paecilomyces isolat 3, Paecilomyces isolat 4, dan Aspergilus sp. Aplikasi jamur antagonis dilakukan dengan merendam akar tanaman cabai pada suspensi jamur dan aplikasi jamur patogen dilakukan dengan menyemprotkan suspensi jamur pada buah cabai sampai seluruh permukaannya basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua jamur antagonis yang diuji mampu mengkolonisasi akar tanaman cabai. Isolat yang terbaik dalam mengkolonisasi dan penekanan penyakit antraknosa adalah Trichoderma isolat 3 yang memiliki kemampuan kolonisasi sebesar 95,83%, persentase buah terserang 18,75% dan intensitas serangan sebesar 20% dan Trichoderma isolat 1 memiliki kemampuan kolonisasi sebesar 91,66%, persentase buah terserang 25,00% dan intensitas serangan sebesar 32,50%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document