The routine which is carried out between home and the workplace, school or campus every day could trigger stress which caused by the burden of thoughts and workloads. This could also make the individual traits get higher and reduce social interactions because of their respective activities. Therefore, the third place is present as a neutral public space to be able to accommodate the need for social interaction to exchange ideas, release the burden of thoughts and also emphasize the tightness of activities in schools, campus, workplace, etc without feeling awkward for doing interaction among people who have different backgrounds. These problems will be answered through architectural product as a space for education and creativity which is equipped with playing facilities, gatherings, and also leisure facilities to maintain the quality of individual’s life. Kemang, South Jakarta, is selected as the area for designing a third place because Kemang is close to housing complex, office buildings, and schools. In addition, Kemang is also a trajectory for many people who travel from home to workplace, school or campus and vice versa. The program will raise art and sports as the design theme which will be supported by some supporting programs which are still related to the design theme as the answer of the problems and to strengthen the identity of Kemang. Moreover, art and sports are close to third place. This project will be designed by John Zeisel’s re-image method and will be supported by Erica M. Bartels’s transparency theory by giving priority to the permeable as part of the design concept and also paying attention to the existing factors of authenticity. AbstrakRutinitas yang dilakukan antara rumah dan tempat kerja, sekolah atau kampus hampir setiap hari dapat memicu stres dan penat akibat beban pikiran dan juga beban kerja. Hal ini juga dapat menjadikan sifat individualisme semakin tinggi dan berkurangnya interaksi sosial antar individu dikarenakan kesibukan masing – masing. Oleh karena itu, ruang ketiga hadir sebagai ruang publik yang bersifat netral agar mampu mewadahi dan menjawab kebutuhan akan interaksi sosial untuk bertukar pikiran, melepas beban pikiran dan juga stres akibat padatnya aktivitas di sekolah, kampus, tempat kerja, dan lain-lain tanpa merasa canggung untuk berinteraksi meskipun berbeda latar belakang. Permasalahan ini akan dijawab melalui produk arsitektur berupa penciptaan wadah untuk edukasi dan kreativitas yang dilengkapi dengan sarana bermain, berkumpul, dan juga bersantai guna menjaga kualitas hidup individu. Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, dipilih sebagai kawasan untuk perancangan ruang ketiga karena Kemang merupakan kawasan yang dekat dengan perumahan, perkantoran, dan sekolah. Selain itu, Kemang juga menjadi lintasan banyak orang bepergian dari rumah ke tempat kerja, sekolah, atau kampus dan sebaliknya. Program akan mengangkat tema seputar seni dan olahraga yang kemudian akan didukung dengan beberapa program penunjang yang masih berkaitan dengan tema tersebut sebagai bentuk jawaban dari permasalahan dan pengangkatan identitas kawasan Kemang. Selain karena hal tersebut, seni dan olahraga juga memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan ruang ketiga. Proyek ini akan dirancangan menggunakan metode re-image oleh John Zeisel yang kemudian akan didukung dengan teori transparency oleh Erica M.Bartels dengan mengutamakan sifat mudah ditembus sebagai bagian dari konsep perancangan dan juga memperhatikan faktor kesejaman yang ada.