Persoalan mengenai infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Infeksi merupakan suatu keadaan ditemukan adanya agen infeksi dan terdapat respon imun baik yang disertai gejala klinik maupun tidak disertai gejala klinik. Permasalahan mengenai infeksi di dunia semakin meningkat. Menurut data pada tahun 1997, di benua Eropa dan Amerika berkisar 1% permasalahan mengenai infeksi terjadi. Di Asia, Amerika Latin dan sub Sahara lebih dari 40% permasalahan mengenai infeksi terus terjadi. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) 7-8% dari seluruh rumah sakit di dunia mempunyai permasalahan mengenai infeksi. Kawasan Asia Tenggara dengan prosentase 10 % dengan kasus infeksi terjadi di Indonesia (WHO, 2005).Untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian, perlu mengetahui rantai penularan infeksi. Komponen yang termasuk dalam rantai penularan, apabila diputus satu mata rantai, maka infeksi dapat dicegah. Komponen yang termasuk dalam rantai penularan yaitu mulai dari agen penyebab infeksi, tempat agen penyebab infeksi tumbuh, tempatkeluar, cara penularan, tempat masuk dan pejamu rentan. Pejamu rentan dalam hal ini adalah manusia, seseorang yang dalam keadaan daya tahan tubuh menurun, berpotensi terkena infeksi (Depkes, 2009).Infeksi adalah kolonisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut Healthcare Associated Infections (HAIs) merupakan masalah serius bagi kesehatan masyarakat. Infeksi yang didapatkan pasien di pelayanan kesehatan atau HAIs merupakan efek samping dari perawatan kesehatan sehingga meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan biaya rawat inap. Program pencegahan dan pengendalian infeksi sangat penting dilaksanakan di rumah sakit untuk melindungi pasien, petugas, pengunjung, dan keluarga resiko tertular HAIs. Upaya pencegahan yang dilakukan untuk menjaga keselamatan pasien, salah satunya dengan menerapkan standar operasional prosedur dalam setiap tindakan yang dilakukan tenaga medis di rumah sakit. Pencegahan merupakan aspek kesehatan yang sangat penting untuk memutus rantai penularan suatu penyakit. Pelaksanaan pencegahan infeksi di rumah sakit belum dilakukan dengan benar karena masih terdapat beberapa item pencegahan yang tidak dilakukan antara lain audit kepatuhan hand hygiene secara menyeluruh dari uji kompetensi hand hygiene petugas kesehatan. Kebersihan tangan dan kompetensi tenaga kesehatan merupakan dua hal yang penting untuk mencegah terjadinya BSI pada pasien hemodialysis.