Increasing Social Skill Use in Adolescents with High-Functioning Autism: A Nine-Participant Single-Subject Design

2012 ◽  
Vol 5 (3-4) ◽  
pp. 209-220 ◽  
Author(s):  
Sharon A. Gutman ◽  
Emily I. Raphael-Greenfield ◽  
Ashwini K. Rao
2010 ◽  
Vol 17 (4) ◽  
pp. 188-197 ◽  
Author(s):  
Sharon A. Gutman ◽  
Emily I. Raphael ◽  
Leila M. Ceder ◽  
Arshi Khan ◽  
Katherine M. Timp ◽  
...  

2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 28-34
Author(s):  
Virgian Ferda Sari ◽  
Ni Wayan Sukerti

This research aimed to identify the effects of PECS on the social skills of a student with ADHD, who experienced delayed in communication and social interaction. This research used Single Subject Design, with A-B-A design as the research design. The data were presented using graphics and analyzed using visual analysis. The subject of this research was a first grader with ADHD in an Inclusive Elementary School.  The result of this research showed that there was an effect on the implementation of PECS on the social skill of a student with ADHD; the student’s tendency to refuse the invitation to play together with others decreased. Moreover, the implementation of PECS enabled the student to understand the kinds of social skills that could be done together through PECS’s interactive pictures. Furthermore, it was found that PECS could optimize the student’s communicative and cognitive aspects.


2019 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Deri Septiadi Dimyati

Keterampilan sosial diartikan sebagai kemampuan untuk memotivasi kerja sama antara individu dan individu lainnya dengan menyediakan mereka makna yang bersifat umum dimana tindakan tersebut dapat dilakukan dan dibenarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris dan melakukan analisis terhadap karakteristik subjek, kondisi awal keterampilan sosial subjek, model social skill training dalam penanganan keterampilan sosial subjek dan kondisi keterampilan sosial subjek setelah implementasi social skill training. Metode yang digunakan adalah metode reversal dengan rancangan subjek tunggal (single subject design) di mana model ini menggunakan desain A-B-A. Desain ini digunakan untuk menunjukkan adanya sebab akibat antara variabel terkait dan variabel bebas sehingga terjadi pengulangan pada fase baseline. Subjek penelitian adalah seorang penyandang disabilitas mental skizofrenia yang bernama NG. Sumber data tambahan merupakan dokumen baik tertulis maupun foto termasuk karya tulis ilmiah seperti buku, jurnal dan tesis. Alat ukur yang digunakan adalah pedoman observasi dan wawancara yang di uji validitasnya melalui validitas muka (face validity) dan realibilitasnya melalui prosentasi kesepakatan (percent aggreement). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, obsevasi dan studi dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif dan analisa visual dalam dan antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial subjek pada aspek kemampuan bekerja sama dan pengembangan motivasi dapat meningkat dengan menggunakan model social skill training. Kata Kunci : keterampilan sosial, penyandang disabilitas mental skizofrenia, model social skill training, single subject design.


2019 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Winda Januarti

Tujuan penelitian untuk memperoleh gambaran secara empiris, sehingga mampu melakukan analisis tentang Asertive Training terhadap peningkatan motivasi belajar anak yang berperilaku maladaptif di Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen melalui rancangan subyek tunggal (single subject design) dan menggunakan model multiple baseline cross subjects untuk mengukur target perilaku. Subyek dalam penelitian ini adalah subyek satu yakni AM; subyek dua yakni JR; dan subyek tiga yakni NJ. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Asertive Training berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar anak berperilaku maladaptif. Tingkatan pengaruh pada masing-masing subyek bervariasi dengan subyek AM dengan skor tertinggi yakni aspek komitmen, subyek JR dengan skor tertinggi yakni aspek komitmen beajar dan inisiatif belajar, subyek NJ dengan skor tertinggi yakni aspek inisiatif dan optimis belajar. Secara keseluruhan JR merupakan subyek yang memiliki tingkat pengaruh tertinggi dari intervensi Asertive Traning terhadap motivasi belajar, diantara kedua subyek yang lain. Hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor pendukung subyek. Melalui intervensi Asertive Training, anak mampu mengelola emosi, perasaan dan tingkah laku yang berkaitan dengan pendidikan. Kata Kunci: Anak, Motivasi Belajar, Assertive Training, Perilaku Maladaptif


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document