Associations between Salivary Levels of Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Lactobacilli, and Caries Experience in Kenyan Adolescents

1989 ◽  
Vol 68 (8) ◽  
pp. 1242-1246 ◽  
Author(s):  
D. Beighton ◽  
F. Manji ◽  
V. Baelum ◽  
O. Fejerskov ◽  
N.W. Johnson ◽  
...  
2015 ◽  
Vol 19 (8) ◽  
pp. 1955-1964 ◽  
Author(s):  
P. Saraithong ◽  
K. Pattanaporn ◽  
Z. Chen ◽  
S. Khongkhunthian ◽  
P. Laohapensang ◽  
...  

2016 ◽  
Vol 45 (2) ◽  
pp. 90-96 ◽  
Author(s):  
Rosa Virginia Dutra de OLIVEIRA ◽  
Yasmin Etienne ALBUQUERQUE ◽  
Denise Madalena Palomari SPOLIDORIO ◽  
Cristiane Yumi KOGA-ITO ◽  
Elisa Maria Aparecida GIRO ◽  
...  

Abstract Introduction Frequent consumption of sugars and the presence of Streptococcus mutans and Streptococcus sobrinus are correlated with higher caries experience. Objective The aim of this pilot study was to elucidate the effect of different fermentable carbohydrates on biomass formation and acidogenicity of S. mutans and S. sobrinus biofilms. Material and method Single and dual-species biofilms of S. mutans ATCC 25175 and S. sobrinus ATCC 27607 were grown at the bottom of microtiter plates at equal concentrations for 24 h at 37 °C under micro-aerobic atmosphere. Carbohydrates were added at 2% concentration: maltose, sucrose, glucose and lactose. BHI Broth (0.2% glucose) was used as negative control. Acidogenicity was assessed by measuring the pH of spent culture medium after 24 h, immediately after refreshing the culture medium and for the next 1 h and 2 h. Crystal violet staining was used as an indicator of the total attached biofilm biomass after 24 h incubation. Data were analyzed by two-way ANOVA followed by Bonferroni post hoc test. Significance level was set at 5%. Result All carbohydrates resulted in higher biomass formation in single- and dual-species biofilms when compared to the control group. Sucrose, lactose and maltose showed higher acidogenicity than the control group in both single- and dual-species biofilms after 24 h. Conclusion These findings indicate that the type of biofilm (single- or dual-species) and the carbohydrate used may influence the amount of biomass formed and rate of pH reduction.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-34 ◽  
Author(s):  
Harlinda Kuspradini ◽  
Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan ◽  
Irawan Wijaya Kusuma

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.


2010 ◽  
Vol 44 (4) ◽  
pp. 402-407 ◽  
Author(s):  
N.M. Nurelhuda ◽  
M. Al-Haroni ◽  
T.A. Trovik ◽  
V. Bakken

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-34 ◽  
Author(s):  
Harlinda Kuspradini ◽  
Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan ◽  
Irawan Wijaya Kusuma

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document