scholarly journals Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Daun Pometia pinnata

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-34 ◽  
Author(s):  
Harlinda Kuspradini ◽  
Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan ◽  
Irawan Wijaya Kusuma

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.

2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-34 ◽  
Author(s):  
Harlinda Kuspradini ◽  
Whicliffe Fiernaleonardo Pasedan ◽  
Irawan Wijaya Kusuma

Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dan antibakteri berbagai jenis ekstrak daun Pometia pinnata. Kegiatan yang dilakukan meliputi proses ekstraksi daun Pometia pinnata dari Kalimantan Timur dengan teknik maserasi bertingkat menggunakan 3 pelarut: n-heksana, etil asetat, dan etanol. Ekstrak tersebut kemudian dievaluasi aktivitas antioksidan dan antimikrobanya.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata mengandung alkaloid, tannin, dan kumarin. Hasil pengujian antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH, pada konsentrasi 100 ppm menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan nilai 89,23%, 89,23% dan 90,38% pada masing-masing ekstrak n-heksana, etil asetat dan etanol. Nilai antioksidan menunjukkan nilai yang hampir sama dengan antioksidan vitamin C sebesar 96 pada konsentrasi 25. Hasil pengujian antimikroba dengan metode pewarnaan 2, 3, 5-triphenyl tetrazolium chloride (TTC) menunjukkan bahwa ekstrak daun P. pinnata memiliki kemampuan yang cukup kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Escherichia coli kecuali terhadap Propionibacterium acne.


1999 ◽  
Vol 65 (9) ◽  
pp. 4141-4147 ◽  
Author(s):  
Gerwin H. Meulenbeld ◽  
Han Zuilhof ◽  
Adelbertus van Veldhuizen ◽  
Robert H. H. van den Heuvel ◽  
Sybe Hartmans

ABSTRACT The (+)-catechin transglucosylating activities of several glucosyltransferases (GTFs) from the genus Streptococcuswere compared. For this purpose, a mixture of four GTFs fromStreptococcus sobrinus SL-1 and recombinant GTF-B and GTF-D from Streptococcus mutans GS-5 expressed inEscherichia coli were studied. It was shown that after removal of α-glucosidase activity, GTF-D transglucosylated catechin with the highest efficiency. A maximal yield (expressed as the ratio of moles of glucoside formed to moles of catechin initially added) of 90% was observed with 10 mM catechin and 100 mM sucrose (Km , 13 mM) in 125 mM potassium phosphate, pH 6.0, at 37°C. 1H and 13C nuclear magnetic resonance spectroscopy revealed the structures of two catechin glucosides, (+)-catechin-4′-O-α-d-glucopyranoside and (+)-catechin-4′,7-O-α-di-d-glucopyranoside. Fructose accumulation during glucosyl transfer from sucrose to the acceptor competitively inhibited catechin transglucosylation (Ki , 9.3 mM), whereas glucose did not inhibit catechin transglucosylation. The addition of yeasts was studied in order to minimize fructose inhibition by means of fructose removal. For this purpose, the yeasts Pichia pastoris and the mutantSaccharomyces cerevisiae T2-3D were selected because of their inabilities to utilize sucrose. Addition of P. pastoris or S. cerevisiae T2-3D to the standard reaction mixture resulted in a twofold increase in the duration of the maximum GTF-D transglucosylation rate. The addition of the yeasts also stimulated sucrose utilization by GTF-D.


2016 ◽  
Vol 17 (5) ◽  
pp. 367-375 ◽  
Author(s):  
S. Fragkou ◽  
C. Balasouli ◽  
O. Tsuzukibashi ◽  
A. Argyropoulou ◽  
G. Menexes ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document