scholarly journals A high-content imaging assay for the quantification of the Burkholderia pseudomallei induced multinucleated giant cell (MNGC) phenotype in murine macrophages

2014 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 98 ◽  
Author(s):  
Gianluca Pegoraro ◽  
Brett P Eaton ◽  
Ricky L Ulrich ◽  
Douglas J Lane ◽  
Jenifer F Ojeda ◽  
...  
2021 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Conny Riana Tjampakasari

Diantara genus Burkholderia terdapat dua spesies yang menjadi perhatian dalam bidang kesehatan, yaitu B. pseudomallei dan  B. cepacia.   Kedua bakteri ini menyebabkan masalah klinis yang berbeda.  Penyakit melioidosis kerap disebabkan oleh  B.pseudomallei, sedangkan  B. cepacia complex (Bcc) seringkali ditemukan pada pasien cystic fibrosis (CF). Burkholderia pseudomallei merupakan kelompok bakteri patogen intracellular Gram negatif, memiliki bentuk seperti peniti. Demikian pula  B. cepacia  merupakan kelompok bakteri Gram negatif basil, tidak dapat membentuk spora, bersifat aerobik, katalase dan oksidase positif, serta mempunyai flagel polar multitrik.  Meskipun jalur patogenesis kedua  bakteri ini sedikit berbeda, faktor virulensi yang dimiliki oleh kedua spesies ini hampir sama. B. pseudomallei memiliki kemampuan untuk menginfeksi berbagai jenis sel dan menghindari respon imun manusia. Bakteri  ini masuk melalui kulit atau selaput lendir dan bereplikasi di sel epitel. Di dalam sel inang, bakteri bergerak dengan menginduksi polimerisasi aktin inang,  mendesak dinding membran membentuk tonjolan yang meluas ke sel lain. Tonjolan ini menyebabkan sel tersebut  bergabung, membentuk sel raksasa berinti (multinucleated giant cell /MNGC). MNGC akan membentuk plak sebagai tempat bagi bakteri untuk bereplikasi. Setelah memasuki saluran pernafasan pasien penderita CF, B. cepacia menempel pada permukaan sel mukosa ataupun sel epitel inang.  Lapisan mukus yang menebal pada paru mendukung efikasi antimikrobia dan meningkatkan respon inflamasi. Kemampuan untuk melewati barier epitelial dan menemukan akses ke aliran darah hanya dimiliki oleh strain kelompok ini karena patogen lain yang ditemukan pada pasien CF tidak menyebabkan bakteremia. Faktor virulensi bertugas  membantu proses invasi sel inang oleh bakteri patogen. Secara umum, kedua spesies ini memiliki jenis faktor virulensi yang sama, diantaranya adalah  intracellular survival, quorum sensing, adherence factor, sistem sekresi, LPS dan EPS,  biofilm, toksin dan resistensi antimikrobia.


2017 ◽  
Vol 46 (9) ◽  
pp. 773-779 ◽  
Author(s):  
Hellen Bandeira de Pontes Santos ◽  
Márcia Cristina da Costa Miguel ◽  
Leão Pereira Pinto ◽  
Manuel Antonio Gordón-Núñez ◽  
Pollianna Muniz Alves ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document