Aggression is a behavior that includes intention to hurt others both physically and psychologically. Some risk factors that play an important role in aggression are lack of anger control and problem solving. Anger management training and problem solving training can improve the ability to manage and express anger in a socially competent behavior, and solve problems with the right considerations without involving aggressive behavior. Problem solving skills are important for adolescents. This study aims to determine whether the application of group anger management and problem solving training can reduce aggressive behavior among male adolescents in LPKA. The five study participants had records of aggressive behavior from young age to adolescence and often resolved problems through aggressive behavior. The anger management and problem solving training group lasted for 8 sessions. This study uses mixed method one group pre-test post-test design. Evaluations were conducted using Draw-A-Person Test, BAUM, and Aggressive Behavior Scale before and after the intervention. The results of this study indicate that the five participants showed a decrease in aggressive behavior scores. Changes between pre-test and post-test of Draw-A-Person Test and BAUM can be seen from changes in drawing of person made by participants based on the size, location of the drawing, shape, lines, and attributes of the drawing. Perilaku agresi adalah suatu kategori perilaku yang ditunjukkan dengan niat untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun secara psikologis. Beberapa faktor risiko yang memainkan peran penting dalam perilaku agresi adalah kurangnya kemampuan pengendalian kemarahan dan pemecahan masalah. Pelatihan anger management dan problem solving training dapat meningkatkan kemampuan mengelola dan mengekspresikan kemarahan dalam bentuk perilaku yang kompeten secara sosial, serta memecahkan masalah dengan pertimbangan yang tepat tanpa melibatkan perilaku agresi. Kemampuan pemecahan masalah juga merupakan komponen dalam keterampilan hidup yang penting bagi remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apakah penerapan group anger management dan problem solving training dapat menurunkan perilaku agresi pada remaja pria di LPKA. Kelima partisipan penelitian ini memiliki latar belakang perilaku agresi sejak usia sekolah hingga remaja dan seringkali menyelesaikan masalah dengan melibatkan perilaku agresi. Group anger management dan problem solving training yang dijalankan oleh partisipan berlangsung selama 8 sesi. Penelitian ini menggunakan mixed method one group pre-test post-test design. Evaluasi dilakukan menggunakan Draw-A-Person Test, BAUM, dan Skala Perilaku Agresi sebelum dan sesudah intervensi dilaksanakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima partisipan mengalami penurunan skor perilaku agresi. Perubahan dalam evaluasi pre-test dan post-test Draw-A-Person Test dan BAUM dapat dilihat dari perubahan gambar orang yang dibuat oleh partisipan berdasarkan aspek ukuran, letak gambar, bentuk, coretan garis, dan atribut pada gambar.