scholarly journals Indicadores-chave para medida de desempenho: uma proposta para o caso das operadoras de planos de saúde

2015 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 1689
Author(s):  
Isabela Tatiana Teixeira ◽  
André Luiz Romano ◽  
Alceu Gomes Alves Filho

Embora a implementação e medição de indicadores seja uma forma de se controlar e gerenciar os negócios, as empresas do setor de serviços de saúde ainda carecem da disseminação e do uso de ferramentas para o controle de desempenho. Este trabalho é o resultado de uma pesquisa exploratória realizada numa operadora de planos de saúde. O foco do estudo foi uma análise de indicadores de gerenciamento e controle de gastos comparando perspectivas de diferentes abordagens. Com base em informações secundárias, obtidas no site da ANS, no site da instituição analisada, nos documentos averiguados e em material divulgado na imprensa, o método escolhido foi o estudo de caso da aplicação do Key Performance Indicator (KPI) e uma análise comparativa com o Balance Scorecard. A pesquisa concluiu que a implementação do KPI mostra-se uma ferramenta de gestão aderente às necessidades das empresas do segmento, uma vez que os indicadores levam em conta as especificidades da empresa, informando de forma clara e objetiva os aspectos importantes para o gerenciamento do negócio.

Heuristic ◽  
2020 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 75-86
Author(s):  
Ali Fikar ◽  
Dini Retnowati

CV. MPE adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dan fabrikasi metal sheet yang saat ini menghadapi persaingan ketat di dunia industri sehingga terjadi penurunan omset dalam 3 tahun terakhir. Untuk mencari penyebab terjadinya penurunan omset tersebut maka dilakukan pengukuran kinerja perusahaan untuk memperoleh informasi yang dapat menjadi dasar bagi perusahaan dalam melakukan pembenahan. Hasil pengukuran kinerja menggunakan pendekatan balance scorecard menunjukkan dalam tiga tahun terakhir kinerja CV. MPE semakin menurun. Perspektif keuangan yang diwakili oleh indikator net profit margin, debt ratio dan total asset turn over berada dibawah standar.   Perspektif pelanggan yang diwakili oleh indikator volume penjualan juga mengalami penurunan yang signifikan, Sedangkan key performance indicator pada perspektif proses bisnis internal berada pada kondisi ambang batas, hanya indikator jumlah program pelatihan yang mewakili perspektif pertumbuhan dan perkembangan saja yang berada diatas standar.


2021 ◽  
pp. 26-32
Author(s):  
Caecilia Ruli ◽  
Heru Kristanto

This research aims to find out the implementation of balance scorecard and key performance indicator on customer service employee productivity. Participants of this study were customer service employees. This method of research is qualitative. Data collection techniques by means of observation, documentation, and interviews. Qualitative data analysis used includes the stages of data analysis is data reduction, data display, and conclusion drawing. The research concluded that the implementation of Balance Scorecard and Key performance indicator as a Productivity Meter for Customer Service Employees in Larissa Aesthetic Center has been good. This can be proven by the increase in Rupiah Revenue from MVG Customer service in 2019 amounting to Rp. 2,201,831,000. A customer perspective, calculated based on customer retention, shows that the customer retention has increased by 0.7 %. Thus, it can be concluded, that a customer perspective as measured by customer retention is good. This research has contributed to uncovering the influence of Balanced Scorecard on the design of performance management systems in companies and non-profit organizations that are beneficial for corporate evaluation and academic studies. For further research it is recommended, that it extends the observation period by comparison between years, using different organizations or companies, and as well as the addition of research variables.


Author(s):  
Wakhit Ahmad Fahrudin

Seiring dengan berjalanya beberapa tahun terakhir PT Mulia Artha Anugerah yang berdiri pada tahun 2017 telah mengalami peningkatan baik dari produksi maupun kinerja karyawanya. Untuk itu perusahaan yang bergerak dibidang minyak dan gas ini membutuhkan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balance scorecard (BSC) untuk mengetahui persentase key performance indicator (KPI) yang sebelumnya hanya menggunakan analisis laporan keuangan tiap tahunya. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk menentukan persentase kinerja kayawan dengan menggunakan balance scorecard sebagai alat ukur yang berbasis strategis dan bekesinambungan antara perusahaan dengan karyawan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel diantaranya adalah prespektif keuangan, prespektif kepuasan pelanggan, prespektif bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan perkembangan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner seluruh karyawan PT Mulia Artha Anugerah dari top manajemen sampai karyawan paling bawah. Hasil dari pengolahan data dengan beberapa indikator prespektif keuangan mempunyai rata-rata nilai sebesar 4,33 untuk prespektif  kepuasan pelangaan didapatkan nilai 4,33 prespektif bisnis internal mempunyai nilai 3,58 dan dilihat dari prespektif pertumbuhan dan perkembangan mempunyai nilai 3,82. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan PT Mulia Artha Anugerah dilihat dari keempat prespektif diatas nilai rata-rata adalah 3,83 yang berarti cukup baik.


Heuristic ◽  
2020 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 75-86
Author(s):  
Ali Fikar ◽  
Dini Retnowati

CV. MPE adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dan fabrikasi metal sheet yang saat ini menghadapi persaingan ketat di dunia industri sehingga terjadi penurunan omset dalam 3 tahun terakhir. Untuk mencari penyebab terjadinya penurunan omset tersebut maka dilakukan pengukuran kinerja perusahaan untuk memperoleh informasi yang dapat menjadi dasar bagi perusahaan dalam melakukan pembenahan. Hasil pengukuran kinerja menggunakan pendekatan balance scorecard menunjukkan dalam tiga tahun terakhir kinerja CV. MPE semakin menurun. Perspektif keuangan yang diwakili oleh indikator net profit margin, debt ratio dan total asset turn over berada dibawah standar.   Perspektif pelanggan yang diwakili oleh indikator volume penjualan juga mengalami penurunan yang signifikan, Sedangkan key performance indicator pada perspektif proses bisnis internal berada pada kondisi ambang batas, hanya indikator jumlah program pelatihan yang mewakili perspektif pertumbuhan dan perkembangan saja yang berada di atas standar.


JUMINTEN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 87-95
Author(s):  
Rianda Cakasana ◽  
Sunardi Sunardi

PT. XYZ merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. PT. XYZ memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenali luas, seperti sampoerna kretek (sebelumnya disebut Sampoerna A Hijau), A Mild, serta “Raja kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Belum ada tindakan yang mengevaluasi kinerja rantai pasok selama ini maka akan dilaksanakan pengukuran kinerja rantai pasok untuk mengetahui bagaimana kinerja rantai pasok di PT. XYZ .Guna menciptakan rantai pasok yang lebih efektif dan lebih efisien dari segi biaya dan dampak lingkungan. Perancangan model pengukuran kinerja rantai pasok berbasis Lean dan Green dengan menggunakan pendekatan perspektif Balance Scorecard. Penggunakan konsep Lean dan Green pada sistem rantai pasok dapat menjadi suatu keunggulan kompetitif bagi PT. XYZ guna menciptakan sebuah strategi rantai pasok yang lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan dampak lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. XYZ Penelitian ini telah menghasilkan sekumpulan Key Performance Indicator (KPI) yang diperoleh dari integrasi konsep Lean and Green pada aktivitas kinerja rantai pasok dengan perspektif Balance Scorecard. Penentuan prioritas KPI secara keseluruhan dilakukan dengan mengurutkan KPI mulai dari yang memiliki bobot yang paling tinggi hingga KPI yang memiliki bobot paling terrendah. KPI yang memiliki prioritas tertinggi itu artinya KPI ini merupakan KPI yang memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja rantai pasok perusahaan. Pada penelitian ini, perspektif Customer merupakan prioritas yang paling membuktikan dari 3 KPI tertinggi bobotnya pada model penilaian kinerja rantai pasok yang dirancang. Yaitu, Key Performance Indicator (KPI) Market Share dengan bobot (0,161), Key Performance indicator (KPI) Tingakat Kepuasan Pelanggan dengan bobot (0,112), Dan yang terakhir Key Performance Indicator (KPI) Jumlah Pelanggan dengan bobot (0,081).


2020 ◽  
Vol 7 (11) ◽  
Author(s):  
Fitriadi Fitriadi ◽  
Mahendro Sumardjo ◽  
Jubaedah Jubaedah

Fenomena yang diteliti pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sulitnya melihat capaian kinerja dan pengukuran kinerja. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kesulitan mengambil keputusan dalam manajemen kinerja, sebelum menggunakan IKU, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggunakan manajemen anggaran dalam penilaian dan pengukuran kinerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi lapangan dengan pendekatan fenomenologi. Yang diteliti adalah pengalaman pola penggunaan Balanced Scorecard (BSC) IKU atau Key Performance Indicator (KPI)  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018. Setelah adanya IKU di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan Balanced Scorecard (BSC). penilaian kinerja dan ukuran kinerja ini bisa sebagai acuan capaiaan kinerja untuk Perangkingan Perguruan Tinggi di tingkat nasional maupun internasional, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP), Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Induk Pengembangan Kampus (RIBKA) atau Milestones dengan melihat indikator, target dan ukuran pada lapran tersebut.


2020 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Imam Teguh Islamy ◽  
Hanim Maria Astuti ◽  
Radityo Prasetianto Wibowo

DDalam menjalankan fungsi sebagai penilai kinerja pegawai di ITS, Direktorat Sumber Daya Manusia dan Organisasi (DSDMO) ITS masih menggunakan bentuk penilaian Skala Likertz dalam menilai pencapaian terhadap rincian tugas yang dilmiliki oleh pranata komputer. Hal ini memunculkan permasalahan dalam penentuan penilaian kinerja pegawai dalam hal ini pranata komputer yang masih memiliki tingkat subjektif yang tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi penilaian kinerja yang diberikan kepada pranata komputer. Untuk mengurangi tingkat subjektif terhadap penilaian kinerja pranata komputer, dibutuhkan sebuah pengukuran kinerja yang berbasis Key Performance Indicator sehingga kinerja dari pranata komputer dapat diukur secara objektif. Selain itu, dibutuhkan sebuah sistem terintegrasi dalam proses pelaporan kinerja pranata komputer agar kinerja dari pranata komputer dapat dipantau secara real-time dan dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja dari pranata komputer.Kata-Kata Kunci: Pranata komputer, Kinerja, Key Performance Indicator, Sistem Pelaporan Kinerja, Dash­board.


2017 ◽  
Vol 22 (5) ◽  
pp. 15-30
Author(s):  
Jin-Wook Han ◽  
Seung Wook Oh ◽  
Chan Ho An ◽  
Hye Ri Park ◽  
Seok Pyo Hong

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document