scholarly journals Permainan Ular Tangga Berbasis Arduino UNO dan RFID Guna Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Anak Sekolah Dasar dalam Mengenal Jenis Tanaman

Rekayasa ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 88-96
Author(s):  
Deny Nusyirwan ◽  
Aldo Guntara ◽  
Prasetya Perwira Putra Perdana

Anak sekolah dasar kurang ingin memainkan sebuah permaianan yang menurutnya membosankan dan tertuju pada pemikiran yang menguras fikiran mereka, sebagai contohnya yaitu permainan hitung dan soal jawaban sebagai simulasi kecerdasan mereka, namun dari solusi tersebut ketertarikan mereka menurun, disebabkan karena belum adanya jawaban dari permasalahan yang membuat mereka tertarik akan permainan ilmu pengetahuan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Samuel Gandang Gunanto seorang Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, yang di terbitkan oleh Journal of animation and games studies pada Oktober 2016. Penciptaan karya ini dikembangkan segi imersif dari sebuah game yang nyata. Pembelajaran pendidikan karakter, secara khusus tentang sikap kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Dengan inovasi sebelumna, maka dapat dibandingkan dengan inovasi permaianan ular tangga, yang dikembangkan melalui permaianan manual berbasis digital. Cara kerjanya menggunakan RFID sebagai sarana pendeteksi jawaban jenis tanaman yang akan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang tanaman. Penelitian dimulai dengan pendekatan Double Diamand yang diperkenalkan oleh British Design Council, yaitu memulai proses perancangan dengan social research yang di integrasikan dengan  design thinking untuk dapat menghasilkan inovasi berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Setelah mendapatkan solusi utama, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan sederhana yang akan dipergunakan untuk uji fungsi dan manfaat bersama calon pengguna.

2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 170
Author(s):  
Deny Nusyirwan

Aktifitas siswa dalam bersekolah memerlukan kondisi kesehatan yang baik dan juga istirahat yang cukup dikarenakan bangun pagi. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan para siswa di sekolah, mulai dari aktivitas belajar, bermain, dan berolahraga. Oleh karena itu, tidak jarang siswa mulai mengantuk pada jam pelajaran yang lewat setelah tengah hari. Keadaan ini tentu akan mengurangi konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran dan dapat mengganggu rekan didalam kelas. Adapun cara yang diakukan hingga saat ini adalah guru mendatangi siswa yang mengantuk tersebut dan meminta siswa tersebut untuk membasuh mukanya dengan air. Hal ini tentu akan merepotkan guru dan mengurangi konsentrasi belajar siswa lainnya. Solusi berupa inovasi berbasiskan teknologi yang diusulkan adalah meja anti ngantuk, sebuah purwarupa berbasiskan mikrokontroler arduino uno yang di integrasikan dengan fungsi bluetooth dan buzzer. Apabila guru melihat siswa yang mengantuk, maka guru dapat menekan fungsi pada telepon pintar miliknya melalui akses bluetooth ke Arduino, selanjutnya Arduino akan menghidupkan buzzer yang terdapat pada meja siswa. Awal penelitian dimulai dengan pendekatan Double Diamand yang diperkenalkan oleh British Design Council, yaitu proses perancangan yang mempergunakan design thinking didalam menghasilkan inovasi berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Setelah mendapatkan solusi utama, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan sederhana yang akan dipergunakan untuk uji fungsi dan manfaat bersama calon pengguna.


2019 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Deny Nusyirwan ◽  
Lilis Agustina Sinaga ◽  
Prasetya Perwira Putra Perdana

ABSTRAKSebagian besar dari fasilitas sekolah terdiri dari ruangan-ruangan yang dimanfaatkan untuk  kegiatan belajar yang dihadiri oleh siswa dan guru. Ruangan tersebut terdiri dari bangku siswa, meja guru dan beberapa fasilta penunjang seperti lemari untuk menyimpan buku dan hasil karya siswa. Selain sampah yang juga terdapat di dalam kelas, tata letak bangku juga terkadang sudah tidak sesuai setelah jam pelajaran selesai. Sekolah biasanya akan dilengkapi dengan petugas penjaga yang akan membantu dalam hal kebersihan dan kerapian ruangan, namun sudah menjadi kebiasaan di sekolah, wali kelas membentuk jadwal piket yang tediri dari siswa yang bertugas untuk membersihkan dan merapikan ruangan setelah jam pelajaran selesai. Dari hasil pengamatan dapat ditemukan tidak semua siswa yang sudah mendapatkan tugas piket melakukan tugasnya, oleh sebab itu diusulkan sebuah inovasi berbasiskan teknologi yang bernama Gelpi (Gelang Piket) yang berfungsi sebagai pengingat. Gelpi akan diberikan kepada siswa yang mendapatkan jadwal piket di kelas tertentu dan hari tertentu sebelum jam pelajaran terakhir selesai. Teknologi ini mengintegrasikan perangkat mikrokontroler Arduino Uno sebagai pusat pengelolaan informasi, buzzer, LCD  yang akan menampilkan pesan  dan RTC (Real Time Clock) sebagai pengatur waktu. Penelitian dimulai dengan pendekatan Double Diamand yang diperkenalkan oleh British Design Council, yaitu memulai proses perancangan dengan social research yang bertujuan untuk dapat menghasilkan inovasi berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat setempat. Setelah mendapatkan solusi utama, maka akan dilanjutkan dengan pembuatan sederhana yang akan dipergunakan untuk uji fungsi dan manfaat bersama calon pengguna. Dari hasil pengujian bersama calon pengguna, didapatkan bahwa purwarupa yang berbentuk seperti jam tangan tidak mengganggu siswa, karena siswa pada umumnya sudah mempergunakan jam tangan ketika di sekolah. Fungsi pengingat sangat membantu siswa menghindari kelupaan terkait jadwal piket. Dan pada akhirnya tugas guru akan menjadi lebih mudah karena tidak perlu mengingatkan siswa setiap hari setelah jam pelajaran terahir.Kata Kunci : sekolah; siswa; arduino; buzzer; RTCABSTRACTMost of the school facilities consist of rooms that are used for learning activities attended by students and teachers. The room consists of a student bench, a teacher's desk and several supporting facilities such as a cupboard to store books and student work. In addition to garbage that is also present in the classroom, the bench layout is also sometimes not suitable after the lesson is over. Schools will usually be equipped with guard officers who will assist in the cleanliness and tidiness of the room, but it has become a habit in school, homerooms form a picket schedule consisting of students who are tasked with cleaning and tidying up the room after class hours. From the results of the observations, it can be found that not all students who have received picket assignments do their job, therefore a technology-based innovation called Gelpi (Picket Bracelet) is proposed that serves as a reminder. Gelpi will give to students who get picket schedules in certain classes and certain days before the last lesson hours are completed. This technology integrates Arduino Uno microcontroller devices as a center for information management, buzzer, LCD that will display messages and RTC (Real Time Clock) as a timer. The research began with the Double Diamand Design Process of the United Kingdom Design Council, which began the design process with social research that aims to be able to produce technology-based innovations that benefit the community. After getting the main solution, it will be followed by a simple manufacture that will be used to test the functions and benefits with prospective users. Based on the results of testing with prospective users, obtained from prototype that form watches that are not opened by students, because students in general already use compilation watches at school. A reminder function that is very helpful for students who are opposed to forgetfulness related to picket schedules. And finally the task of the teacher will be easier because there is no need for students every day after the last lesson.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 94
Author(s):  
Deny Nusyirwan ◽  
Nadhifah Hasi Daiichi ◽  
Prasetya Perwira Putra Perdana

<p><strong><em>Abstract.</em></strong> <em>Curtains are a means to regulate air circulation in our homes, control the sunlight that enters the room, maintain privacy in the room, and also as a complement to the interior of the house. As for in school, curtains have the main function as a window cover to avoid excessive lighting so that it can cause hot air so that it disrupts the smooth learning process of students. Therefore, one of the proposed technological innovations is Automatic Curtain based on the LDR sensor (Light Dependent Resistor). Automatic curtain based on LDR sensor (Light Dependent Resistor) is a system design where the LDR sensor when getting light will then pass information to the Arduino microcontroller, then Arduino will give an order to the servo to work closing the curtain. Automatic Curtain based on LDR sensor consists of several main devices, namely Arduino Uno, Micro Servo, Resistor, LED Lights, and several Male to Male Jumper Cables. The research process applies an engineering design process with a double diamond model approach introduced by the British Design Council, which explains the need for user-based design thinking to get an innovation that is the right solution at school. The process begins with social ethnographic research, direct observation in schools to gather information, followed by an outpouring of ideas on problems that exist in schools, determining the main problems in schools, the process of outlining the ideas of solutions given to the main problems and discussions to determine the main solutions. In the next stage is the making of simple prototypes and usability testing to get an evaluation of the solutions given</em></p><p><strong>Abstrak.</strong> Tirai merupakan sarana untuk mengatur sirkulasi udara di rumah kita, pengontrol cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, menjaga privasi yang berada di dalam ruangan, dan juga sebagai pelengkap interior rumah. Adapun di sekolah, tirai memiliki fungsi utama sebagai penutup jendela untuk menghindari pencahayaan yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan udara panas sehingga mengganggu kelancaran proses belajar siswa. Oleh karena itu, salah satu inovasi teknologi yang diusulkan adalah Tirai Otomatis berbasis sensor LDR (<em>Light Dependent Resistor</em>). Tirai Otomatis berbasis sensor adalah suatu perancangan sistem dimana sensor LDR apabila mendapat cahaya maka akan meneruskan informasi ke mikrokontroler Arduino, selanjuntya Arduino akan memberikan perintah kepada servo untuk bekerja menutup tirai. Tirai Otomatis berbasis sensor LDR terdiri dari beberapa perangkat utama yaitu Arduino Uno, Micro Servo, Resistor, Lampu LED, dan beberapa Kabel <em>Jumper Male to Male</em>. Proses penelitian menerapkan sebuah proses desain rekayasa dengan pendekatan model <em>double diamond</em> yang telah diperkenalkan oleh <em>British Design Council</em>, dimana menjelaskan akan perlunya design thinking berbasis kepada pengguna untuk mendapatkan sebuah inovasi yang merupakan solusi yang tepat di sekolah. Proses dimulai dengan penelitian secara sosial etnografi, observasi secara langsung di sekolah untuk mengumpulkan informasi, dilanjutkan curahan gagasan terhadap permasalahan yang ada di sekolah, menentukan permasalahan utama di sekolah, proses curahan gagasan solusi yang di berikan terhadap permasalahan utama dan diskusi untuk menentukan solusi utama. Pada tahapan selanjutnya adalah pembuatan purwarupa sederhana dan pengujian kegunaan untuk mendapatkan evaluasi terhadap solusi yang diberikan.</p>


2019 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Deny Nusyirwan ◽  
Ajay Ajay ◽  
Prasetya Perwira Putra Perdana

<p>Ruang kelas merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar bagi para siswa dan siswi. Didalam ruangan kelas dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang memberikan rasa nyaman kepada siswa ketika belajar, selain fasilitas tersebut juga diperlukan fasilitas pendukung keselamatan. Dari hasil observasi dan wawancara bersama siswa sekolah dasar, tidak semua siswa menyadari pentingnya fasilitas tersebut, oleh sebab itu beberapa penelitian telah memberikan solusi yang mampu mencegah terjadinya kebakaran di ruangan kelas dan sosialisasi yang dilakukan ke sekolah-sekolah untuk menumbuhkan pola pikir anak sekolah terkait keselamatan. Selain upaya pencegahan juga diperlukan inovasi untuk membantu upaya penyelamatan apabila terdapat siswa yang terperangkap didalam kelas ketika terjadi kebakaran, adapun solusi yang diusulkan adalah <em>Help Me</em>, sebuah perangkat purwarupa yang mempergunakan sensor PIR yang mendeteksi gerakan dan mikrokontroller Arduino Uno sebagai pengolah informasi yang didapatkan dari sensor dan diteruskan ke <em>buzzer</em>. Dengan adanya bunyi <em>buzzer</em>  maka para tim penyelamat dapat mengetahui keberadaan korban dan bisa mempermudah mengevakuasi korban  kebakaran tersebut. Penelitian ini menggunakan <em>design thinking</em> dengan pola pendekatan <em>Double Diamond</em> yang diperkenalkan oleh <em>British Design Council</em>. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan inovasi teknologi yang merupakan solusi yang tepat terhadap permasalahan pengguna</p>


1970 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 47-48
Author(s):  
HERBERT E. KRUGMAN
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document