scholarly journals Availability and Utilization of World Health Organization Recommended Priority Life-Saving Medicines for Under Five-Year-Old Children in Gondar Town, Ethiopia: A Cross-Sectional Study

2021 ◽  
Vol Volume 12 ◽  
pp. 421-429
Author(s):  
Alem Endeshaw Woldeyohanins ◽  
Asmamaw Emagn Kasahun ◽  
Chilot Abiyu Demeke ◽  
Zemene Demelash Kifle
2020 ◽  
Vol 15 ◽  
Author(s):  
Solomon Hambisa ◽  
Rediet Feleke ◽  
Ameha Zewudie ◽  
Mohammed Yimam

Background:: Rational drug use comprises aspects of prescribing, dispensing and patient use of medicines for different health problems. This study is aimed to assess drug prescribing practice based on the world health organization prescribing indicators in Mizan-Tepi University teaching hospital. Methods:: An institutional based retrospective cross sectional study was conducted to evaluate prescribing practices in Mizan-Tepi University teaching hospital. Data were collected based on World health organization drug use indicators using prescription papers. 600 prescriptions dispensed through the general outpatient pharmacy of the hospital were collected by systematic random sampling method from prescriptions written for a 1-year time in Mizan-Tepi University teaching hospital. Results:: The present study found that the average number of drugs per prescription was 2.04 ± 0.87 in Mizan-Tepi University teaching hospital with a range between 1 and 5. Prescribing by generic name was 97.6 % and 47.8% of prescriptions contained antibiotics in the hospital. 27.7% of prescriptions contained at least one injectable medication in Mizan-Tepi University teaching hospital. From prescribed drugs, 96.7% of them were prescribed from Ethiopian essential drug list. Conclusion:: Present study indicated that the average number of drugs prescribed per encounter, the percentage of generic prescribing and prescribing from the EDL were close to optimal value. However, the percentage of encounters with antibiotics and injections prescribed were found be very high. Thus, the study highlights some improvements in prescribing habits, particularly by focusing on the inappropriate consumption of antibiotics and injections.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 52-58
Author(s):  
Muhammad Thabran Talib ◽  
Satriani Albar

Pemberian imunisasi dapat dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit dapat dicegah dengan imunisasi. Data World Health Organization menunjukkan bahwa satiap tahun, setidaknya 1,7 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pemberian imunisasi dasar lengkap antara pengetahuan dan sikap ibu tentang imunisasi. Penelitian Puskesmas Tamalate Makassar. Populasi adalah ibu yang memiliki anak usia imunisasi di Puskesmas Tamalate Makassar dengan jumlah sampel 122 orang. Data sekunder dari laporan tahunan imunisasi yang ada di Puskesmas Tamalate Makassar, data primer dengan pembagian kuisioner yang diisi responden. Analisa data dilakukan yaitu analisa Univariat dan analisa bivariat. Penelitian ini dilaksanakan pada Nopember-Desember 2019. Dengan jenis penelitian Desain dengan Cross Sectional Study. Hasil penelitian analisa univariat, pengetahuan baik 107(87,7%) responden dan pengetahuan responden yang kurang 15(12,2%) responden. Sedangkan sikap baik 115(94,2%) responden, sedangkan sikap yang kurang 7(5,7%) responden. Analisis bivariat menunjukkan Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu p: 0,002 dan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yaitu p: 0,038. Saran yaitu upaya peningkatan pembinaan dan pendidikan tentang pentingnya pemberian imunisasi secara lengkap pada bayi.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ari Widyaningsih ◽  
Isfaizah Isfaizah

Salah satu penyakit tidak menular yang banyak ditemukan pada masyarakat saat ini salah satunya adalah hipertensi yang diawali pre-hipertensi. World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%).  Beberapa faktor risiko lain juga berkontribusi terhadap kenaikan tekanan darah pada wanita, diantaranya riwayat hipertensi, karakteristik seseorang (usia, jenis kelamin, ras), gaya hidup yang di dalamnya termasuk pola konsumsi lemak dan garam tinggi, makan secara berlebihan hingga mengakibatkan obesitas, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kurang konsumsi sayuran dan buah, aktivitas fisik, pekerjaan, kualitas tidur, konsumsi kopi, stress, penggunaan alat kontrasepsi hormonal, status gizi dan obesitas sentral.  Perubahan tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan tidak akan menetap. Wanita yang memakai kontrasepsi selama 5 tahun atau lebih, frekuensi perubahan tekanan darah tinggi meningkat 2 sampai 3 kali dari pada tidak memakai alat kontrasepsi hormonal. Resiko terjadinya tekanan darah tinggi akan meningkat dengan bertambahnya umur, lama pemakaian kontrasepsi dan bertambahnya berat badan.  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukkan penelitian tentang.  Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Akseptor KB Suntik.  Penelitian ini merupakan analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional study dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling dan uji chi square pada analisa datanya.


2022 ◽  
Vol 22 (1) ◽  
Author(s):  
Mekdes Akalewold ◽  
Getachew W. Yohannes ◽  
Ziyad Ahmed Abdo ◽  
Yonas Hailu ◽  
Aynye Negesse

Abstract Introduction The World Health Organization estimated that approximately 48 million couples and 186 million people are infertile worldwide. Although the problem of infertility is increasing worldwide, as well as in Ethiopia, there are limited studies done. Therefore, this study aims to determine the magnitude of infertility and the major risk factors in three governmental hospitals in Addis Ababa, Ethiopia. Method An institutional-based cross-sectional study design was used to conduct the study. The participants were selected by using a systematic random sampling technique. Data were collected through an interview using a structured questionnaire. The data were entered into Epi Data version 3.1 and exported to SPSS version 25 for analysis. Logistic regression was used to identify the predictor variables. Statistical significance was considered at a P < 0.05 with an adjusted odds ratio calculated at 95% CI. Result The overall prevalence of infertility was 27.6% (95%CI = 23.2, 32.0). Of these, 14.4% had primary infertility, and 13.2% had secondary infertility. Those whose duration of marriage was less than 60 months [AOR = 3.85; 95%CI 1.39, 10.64], had a history of fallopian tube obstructions [AOR = 8.27; 95%CI 2.36, 28.91], had irregular frequency of coitus [AOR = 37.4; 95%CI 11.29, 124.114], had more than one sex partner [AOR = 3.51; 95%CI 1.64, 7.54], had an abortion greater than 3 times [AOR = 6.89; 95%CI 1.28, 37.09], and had partners who currently consumed alcohol [AOR = 1.31; 95%CI 1.11, 1.86] were more likely to be infertile than their counterparts. Conclusion According to the results of this study, the prevalence of infertility was high compared to the global estimate of the World Health Organization. The government, health care providers, and researchers should emphasize developing appropriate strategies, research, education, and awareness creation of infertility and its potential causes.


2018 ◽  
Vol 24 (3) ◽  
pp. 184
Author(s):  
Vipra Mangla ◽  
Suneela Garg ◽  
Charu Kohli ◽  
MMeghachandra Singh ◽  
Shelly Chadha ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 43
Author(s):  
Anita Marlina

<p>Berdasarkan data <em>World Health Organization</em> (WHO) 2005, kejadian anemiapada ibu hamil setiap tahunnya tahunnya mencapai lebih dari 500.000 orang. Laporan dari Dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, terutama di Negara-negara berkembang berkisar 10-22%. Menurut data dari Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam, jumlah ibu hamil di wilayah Kota Lhokseumawe sebesar 4.253 jiwa, sedangkan ibu hamil yang anemia sebesar 154 jiwa (3,62 %). Dari hasil penelitian dari beberapa puskesmas di wilayah Kota Lhokseumawe, bahwa Puskesmas Muara Dua yang masih banyak ibu hamil yang mengalami Anemia.  Berdasarkan data Puskesmas Muara dua Kota Lhokseumawe jumlah ibu hamil 1.786 jiwa dan ibu hamil yang mengalami anemia sebesar 57 orang (3,19%). Penelitian ini bertujuan Untuk mendapat gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian metode survei Analitik dengan pendekatan <em>Cross Sectional Study</em>, populasi dalam penelitian ini ibu hamil yang berada dalam Wilayah kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe, yaitu berjumlah 72 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada diwilayah Puskesmas Muara Dua, dan pernah mendapatkan tablet besi. Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan menggunakan kriteria inklusi. Analisis data<strong> </strong>menggunakan uji <em>Chi-square Test</em> dengan kemaknaan 95 %. Hasil Penelitian menunjukkan frekuensi usia dengan kepatuhan berada pada kategori reproduksi sehat (72,2%), frekuensi pekerjaan dengan kepatuhan berada pada kategori tidak bekerja (65,3%), frekuensi pengetahuan dengan kepatuhan berada pada kategori cukup (75%). Ini menunjukkan ada hubungan antara usia, pekerjaan, dan pengetahuan. Kesimpulan hasil uji statistik <em>Chi-square </em>diketahui nilai tersebut lebih kecil dari alpha (p ≤ 0,05), maka Ha diterima.</p><p><strong>Kata Kunci</strong>       : Ibu Hamil, Kepatuhan, Zat Besi.</p>


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 30-35
Author(s):  
Anisa Purnamasari ◽  
Lisnawati ◽  
Sari Arie Lestari ◽  
Sitti Masriwati ◽  
Nazaruddin

Penggunaan smarthphone di Indonesia menunjukkan angka yang semakin meningkat, data yang diperoleh dari Portal Techin Asia sampai dengan saat ini sudah mencapai 15 juta lebih pengguna smarthphone. Hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa penduduk Indonesia terutama anak usia dini menjadi pengguna utama smarthphone. World Health Organization melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah menderita gangguan perkembangan. Sekitar 8-9% anak usia sekolah mengalami masalah psikososial khususnya masalah social emosional seperti kecemasan, sulit beradaptasi, bersosialisasi, susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan masalah yang paling sering muncul pada anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial Anak Sekolah di SDN 01 Poasia, Kecamatan Poasia, Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak yang menggunakan smartphone usia 6-8 tahun yang bersekolah di SDN 01 Poasia sebanyak  315 orang dengan jumlah sampel 64 anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan nilai p value = 0.000 (X2 hitung = 13.012 > X2 tabel = 3.841), menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial pada anak usia 06-08 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara durasi penggunaan smartphone terhadap perkembangan psikologis sosial anak usia 06-08 tahun di SDN 1 Poasia Kecamatan Poasia, Kota Kendari


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document