scholarly journals Pengaruh Diet Tinggi Lemak dan Tinggi Fruktosa Serta Pemberian Karbon Tetraklorida Terhadap Kadar Prostate-Specific Antigen Pada Tikus

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 165
Author(s):  
Clarissa Nathasia Sadikin ◽  
Muh. Husni Cangara ◽  
Arif Santoso ◽  
Marhaen Hardjo ◽  
Liong Boy Kurniawan

<p>Angka kejadian kanker prostat di Asia meningkat beberapa tahun terakhir. Diketahui bahwa gaya hidup seperti Western Diet (Tinggi Lemak Tinggi Fruktosa/ HFHFD) berperan dalam terjadinya kanker prostat. Karbon Tetraklorida (CCl<sub>4</sub>) merupakan senyawa yang dahulu ditemukan pada cairan pembersih dan bersifat karsinogenik pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh diet tinggi lemak tinggi fruktosa serta pemberian karbon tetraklorida terhadap kadar Prostate Specific Antigen (PSA). Penelitian menggunakan desain eksperimental dengan post test with control group design.  Subjek penelitian dilakukan kepada duapuluh empat tikus putih Rattus Norvegicus Wistar jantan yang dibagi kedalam empat kelompok. Kelompok P1 adalah kelompok kontrol dengan perlakuan diet standar, kelompok P2  dengan perlakuan perlakuan diet tinggi lemak (40%) tinggi fruktosa (30%), kelompok P3 dengan perlakuan diet tinggi lemak (40%) tinggi fruktosa (30%) dan injeksi intraperitoneal karbon tetraklorida dosis mikro 0,08 ml/kg dan kelompok P4 dengan perlakuan diet standar dan injeksi intraperitoneal CCl4 dosis mikro 0,08 ml/kg. Penelitian dilakukan selama 8 minggu. Dilakukan penimbangan berat badan di awal dan akhir penelitian. Parameter penelitian menggunakan kadar PSA serum dengan metode ELISA. Uji statistik menggunakan Uji T-berpasangan, uji ANOVA dan uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peningkatan berat badan pada ketiga kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan diet standar, kelompok HFHFD dengan atau tanpa CCl4. Peningkatan berat badan secara signifikan terjadi pada kelompok kontrol (p=0,001) diikuti oleh kelompok kombinasi HFHFD dengan CCl4 (p=0,003) dan kelompok HFHFD (p=0,006). Sedangkan kelompok dengan pemberian CCl4 mengalami penurunan berat badan di akhir </p>

2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
MENTARI AMENDA SAPUTRI ◽  
HERIN SETIANINGSIH

<p class="Default">Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Gaya hidup masyarakat terutama dalam mengkonsumsi diet yang tidak sehat dapat meningkatkan kadar LDL yang dapat menyebabkan  penyakit kardiovaskular. Rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>)<em> </em>yang banyak dibudidayakan di Indonesia mengandung flavonoid dan triterpenoid yang diduga dapat menurunkan kadar LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) <em> </em>terhadap kadar LDL pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan penelitian <em>Post Test Control Group Design. </em>Sampel yang digunakan adalah 24 ekor tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang dibagi ke dalam tiga kelompok: kelompok yang diberi diet standar selama 28 hari (K1), kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari (K2), dan kelompok yang diberi diet tinggi lemak selama 28 hari dan pada hari ke-15 sampai hari ke-28 diberi ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) dengan dosis 140mg/200grBB/hari (K3). Hasil analisis statistik <em>One Way Anova </em>menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar LDL yang signifikan antara ketiga kelompok pada penelitian ini (p&lt;0,001). Kadar LDL pada K2 (=16,00±3,29) meningkat secara bermakna dibandingkan dengan K1 (=10,62±1,77). Sedangkan kadar LDL pada K3 (=6,88±2,42) menurun secara bermakna dibandingkan dengan K2. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak rumput laut merah (<em>Kappaphycus alvarezii</em>) berpengaruh terhadap kadar LDL darah pada tikus putih (<em>Rattus norvegicus</em>) jantan galur Wistar yang diberi diet tinggi lemak.</p><p><strong>Kata kunci</strong> : diet tinggi lemak, LDL, <em>Kappaphycus alvarezii</em></p>


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 75
Author(s):  
Reni Deviandra ◽  
Fathiyah Safitri ◽  
Djaka Handaja

Efek Pemberian Seduhan Seledri (Apium graveolens L.)Terhadap Kadar Asam Urat Pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar (Rattus norvegicus) Hiperurisemia. Latar Belakang: Salah satu jenis tanaman yang diduga dapat menurunkan kadar asam urat adalah seledri. Seledri mengandung flavonoid dan 3-n butylphtalide (3nB) dapat menurunkan kadar asam urat dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap penurunan kadar asam urat pada tikus putih jantan hiperurisemia. Metode Penelitian: Menggunakan eksperimental murni, dengan rancangan Randomized Post Test Control Group Design. Sampel penelitian dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I: Kontrol positif (Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + pakan normal selama 7 hari), II, III dan IV: diberikan Saripati hati ayam mentah 3 ml/150grBB selama 21 hari + seduhan seledri dengan dosis 50, 100, 150mg/ekor/hari selama 7 hari, V: Kontrol negatif (Pakan normal selama 28 hari). Pengukuran kadar asam urat dengan menggunakan metode kolometrik enzimatik. Hasil: Hasil pengukuran asam urat kelompok dengan pemberian seduhan seledri dosis 150 mg/ekor/hari menunjukkan kadar asam urat paling rendah (4,679±0,687) dibanding dengan kelompok kontrol positif menunjukkan kadar asam urat paling tinggi (11,563±1,541). Kesimpulan: Ada hubungan antara dosis seduhan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar asam urat pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus) hiperurisemia.Kata Kunci: Seledri, Hiperurisemia, Kadar Asam Urat, Saripati Hati Ayam,


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 34
Author(s):  
I Made Suka Adnyana ◽  
Iswinarno Doso Saputro

Tujuan: untuk mengetahui dosis efektif enoxaparin dalam mencegah terjadinya trombosis pada anastomosis mikrovaskular. Metode: penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan the randomized post test only control group design. Terdapat 33 tikus jantan Rattus norvegicus Wistar strain yang dikelompokkan menjadi tiga perlakuan yaitu perlakuan A (enoxaparin 0,75 mg/kg), B (enoxaparin 1  mg/kg), dan C (kontrol). Tuck model anastomosis dilakukan pada arteri femoralis, kemudian luas trombus yang terjadi pada pembuluh darah dibandingkan dengan diameter lumen pembuluh darah diukur dengan graticule lens dan dinyatakan dalam persen. Hasil: trombus terbentuk pada semua subyek penelitian baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol. Rerata persentase luas trombus pada kelompok enoxaparin 0,75 mg/kg adalah 24,3%, enoxaparin 1 mg/kg sebesar 19,8% dan kelompok NaCl 0,9% sebesar 79,4%. Terdapat perbedaan antara perlakuan pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg dengan kontrol, namun tidak ada perbedaan bermakna rerata persentase luas trombus diantara kelompok enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan dosis 1 mg/kg (p=0,624). Perlu dilakukan penelitian secara klinis guna melihat efektivitas enoxaparin dalam meningkatkan patensi anastomosis pada free flap maupun replantasi. Simpulan: pemberian enoxaparin dosis 0,75 mg/kg dan enoxaparin dosis 1 mg/kg secara subkutan efektif mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus. Tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna dalam mengurangi persentase luas trombus pada anastomosis arteri femoralis tikus setelah diberikan dosis enoxaparin 0,75 mg/kg dan 1 mg/kg secara subkutan.


Media Farmasi ◽  
2018 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 118
Author(s):  
Amran Nur ◽  
Dedi Ma’ruf ◽  
Ira Widya Sari ◽  
Natsir Djide ◽  
Peter Kabo

Uji efek analgetik dan antiinflamasi ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Sacevola taccada. Gartn.) Roxb) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Penelitian ini bertujuan menentukan efek analgetik dan antiinflamasi esktrak etanol 70% daun beruwas laut (Sacevola taccada. Gartn.) Roxb) terhadap Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan. Penelitian ini adalah  penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Sampel dibagi dalam 6 kelompok, yaitu kelompok normal, kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok ekstrak. Pada kelompok ekstrak, menggunakan 3 dosis ekstrak yang berbeda yaitu ekstrak dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB. Penentuan analgetik dengan metode Writhing test yang diinduksi dengan asam asetat 1% sedangkan antiinflamasi dengan pembentukan edema buatan dengan penginduksi karagen 1%. Efek analgetik dan antiinflamasi diperoleh pada ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb) dengan dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB yang ditandai dengan jumlah geliatan dan radang pada kaki yang berbeda dengan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik menggunakan metode SPSS (Statistical Product and Service Solution) menunjukkan bahwa efek analgetik dan antiinflamasi diperlihatkan oleh Ekstrak etanol 70% daun beruwas laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb). dosis 12,5 mg/kgBB, 25 mg/kgBB, dan 37,5 mg/kgBB tidak berbeda nyata dengan asam mefenamat dan natrium diklofenak.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Fajar Sudiono ◽  
Lunardhi Susanto ◽  
Wachjudi Kurnia

<h1>ABSTRAK</h1><p><strong>Latar Belakang:</strong>Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah suatu kelainan endokrin yang mempunyai spektrum gambaran yang luas dan paling sering timbul pada wanita usia reproduktif. Faktor yang mendasari terjadinya SOPK adalah androgen yang berlebih, resistensi insulin, dan gangguan dinamika gonadotropin. Androgen yang berlebih menyebabkan ketidak seimbangan LH dan FSH. Terapi oksigen hiperbarik menurut teori dapat meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi okssigen hiperbarik 2,4 ATA 3x30 menit selama 5 sesi terhadap kadar testosterone pada tikus model Sindroma Ovarium Polikistik dengan resistensi insulin.</p><p><strong>Metode</strong>:Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental sejati dengan <em>post test only control group design. </em>Besar sampel yang digunakan sebanyak 12 ekor yang terbagi menjadi 2 kelompok. Variabel bebas pada penelitian adalah terapi oksigen hiperbarik, variabel terikatnya yaitu kadar testosteron pada sampel darah tikus putih dan variabel controlnya suhu ruang dan pakan standart serta variabel kendalinya injeksi androgen, jenis dan spesifikasi hewan coba, ukuran kandang dan perawatan hewan. Analisis data penelitian ini diolah menggunakan uji Uji <em>Mann Whitney U.</em></p><p><strong>Hasil:</strong>Hasil data menggunakan Uji <em>Mann Whitney U</em> menunjukkan tidak ada perbedaan antara Kadar testosteron kelompok hewan coba yang diberi injeksi androgen dengan kelompok hewan coba yang diberi injeksi androgen dan terapi oksigen hiperbarik.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong>Pemberian terapi oksigen hiperbarik tidak berpengaruh terhadap Kadar testosterone pada kelompok tikus putih <em>(Rattus Norvegicus)</em> model Sindrom ovarium polikistik dengan resistensi insulin.</p><p> </p><strong>Kata kunci: </strong><em>Terapi oksigen hiperbarik, Kadar testoteron, Sindroma ovarium polikistik, Resistensi insulin</em>


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Devita Febriani Putri ◽  
Vivi Diah Permatasari

Banyak fakor yang dapat menyebabkan kerusakan sel beta pankreas salah satu nya yaitu zat diabetogenik, zat diabetogenik yang dapat bersifat toksik adalah senyawa aloksan. Tanaman kelor memiliki kandungan antioksidan antara lain seperti asam askorbat, flavonoid, fenolat dan karotenoid yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan sel-sel yang dapat diakibat radikal bebas. untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) sebagai upaya preventif terhadap kerusakan histopatologi pankreas tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan yang diinduksi aloksan. menggunakan metode eksperimental murni post test with control group design. Sampel yang digunakan sebanyak 30 ekor tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil penelitian uji Kruskal-Wallis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan terhadap kerusakan histopatologi pankreas (p


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Muhammad Saka Abeiasa

Kelompok antibiotik dari golongan aminoglikosida seperti kanamycin dan gentamycin menyebabkan kesalahan penerjemahan dan efek inhibisi pada proses translokasi t-RNA dan m-RNA bakteri. Dilaporkan bahwa toksisitas kanamycin dapat meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang diterima. Hal ini dapat berakibat penurunan jumlah dan kecacatan spermatozoa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antibiotik kanamycin terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Jumlah aglutinasi spermatozoa dihitung menggunakan agglutination grade WHO. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan model post-test-only control group design dengan variabel independen yaitu kanamycin dosis bertingkat dan variabel dependen yaitu jumlah aglutinasi spermatozoa. Data dianalisis menggunakan ANAVA dan  dilanjutkan dengan  uji lanjut Bonferroni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kanamycin dosis bertingkat berpengaruh terhadap prevalensi kejadian aglutinasi spermatozoa. Peningkatan jumlah aglutinasi seiring dengan peningkatan dosis yang diterima.


2020 ◽  
Vol 4 ◽  
Author(s):  
Joni Tandi ◽  
Ni Made Irma Mariani ◽  
Ni Putu Setiawati

Daun afrika (Gymnanthemum amygdalinum (Delile) Sch.Bip.Ex Walp) mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan tanin. Telah dilakukan penelitian dari ekstrak etanol daun afrika (EEDA) terhadap gambaran histopatologi pankreas dan glukosa darah tikus  putih jantan (Rattus norvegicus) hiperkolesterolemia-diabetes. Tikus hiperkolesterolemia-diabetes diperoleh dengan cara diinduksi pakan tinggi lemak dan streptozotocin. Penelitian bertujuan untuk membuktikan efek EEDA dalam meregenerasi sel β pankreas dan kadar glukosa darah pada tikus hiperkolesterolemia-diabetes, serta mengetahui dosis efektifnya. Jenis penelitian ini adalah true-experimental laboratorium dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 35 ekor tikus putih hiperkolesterolemia-diabetes dibagi menjadi 7 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Kelompok I (kontrol normal) dan II (kontrol negatif) diberikan Na-CMC 0,5%, III (kontrol positif 1 ) diberikan simvastatin, IV (kontrol positif 2 ) diberikan metformin, kelompok IV, V, dan VI diberikan EEDA dosis 50; 100; 150 mg/kgBB. Data kadar glukosa darah dan kolesterol total diuji secara statistik (one way ANOVA) dan dilanjutkan uji non parametik (Kruskal-Wallis) pada taraf kepercayaan 95%, jika terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan uji (Man Whitney) untuk menentukan perbedaan yang berarti dari setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukan pemberian EEDA mampu meregenerasi sel β pankreas dan glukosa darah tikus hiperkolesterolemia-diabetes. EEDA dosis 150 mg/kgBB efektif meregenerasi sel β pankreas dan EEDA dosis 150 mg/kg BB efektif terhadap kadar glukosa darah.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 65
Author(s):  
Fadilla Rahma ◽  
Martha Ardiaria ◽  
Binar Panunggal

Latar belakang: Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas eksogen yang dapat menstimulasi sekresi mediator inflamasi sehingga tubuh memberikan respon inflamasi. Kadar leukosit dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat adanya inflamasi dalam tubuh. Ubi jalar ungu diketahui mengandung antioksidan yang berpotensi mengurangi efek negatif dari radikal bebas. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian ubi jalar ungu terhadap kadar leukosit total tikus yang dipapar asap rokok.Metode: Jenis penelitian ini adalah post-test only control group design. Besar sampel penelitian berjumlah 24 ekor tikus wistar jantan yang dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu kelompok K(-), kelompok K(+) yang diberi paparan asap rokok, kelompok P1 yang diberi ubi jalar ungu 8 g/200 g BB, dan kelompok P2 yang diberi paparan asap rokok serta ubi jalar ungu 8 g/200 g BB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Analisis statistik menggunakan uji One-way ANOVA. Hasil: Tidak terdapat perbedaan kadar leukosit total yang signifikan antar kelompok perlakuan (p=0,579). Kadar leukosit total tertinggi berada pada kelompok K(+) dengan nilai 23.56±3.10 x 103/mm3. Kelompok P2 memiliki kadar leukosit total sebesar 21.36±3.52 x 103/mm3.Simpulan: Pemberian ubi jalar ungu tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap kadar leukosit total tikus yang dipapar asap rokok.


2016 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Miseal Tooy ◽  
Lydia Tendean ◽  
Lusiana Satiawati

Abstract: Cigarette smoke contains three main components, carbon monoxide, nicotine, and tar which can cause disturbances in spermatogenesis. Smoke electronic cigarette contains three main components, nicotine, propylene gycol, and glyceryn which can cause disturbances in spermatogenesis. The purpose of this experiment is to compare the quality of spermatozoa Wistar rats by exposure to cigarette smoke and electronic cigarette smoke. This study is an experimental study using an approach of post test only control group design. Subject of the study were 9 rats Wistar male (Rattus norvegicus) were divided into 3 groups: group P0 is not given exposure to cigarette smoke and smoke the electronic cigarette, the group P1 is given exposure to smoke cigarettes 2 rods per day, group P2 is given exposure to smoke an electronic cigarette for two rods lit cigarette. Treatment was done for 50 days. The results showed the concentration of spermatozoa is difference between the treatment groups, but statistical analysis groups P0 and P1 showed a non-significant (p = 0.229), P0 and P2 group (p = 0.559), P1 and P2 group (p = 0.879). Motility P0 with P2 group (p = 0.008) and group P1 and P2 group (p = 0.026) showed significant differences which means there is a treatment effect on motility. While groups of P0 with P1 group (p = 0.209) did not show significant differences which means there is no treatment effect on motility. Morphology Control with treatment group 1 (p = 0.098) while the control group with treatment 2 (p = 0.004) it shows the morphology of the group P0 to P1 has no effect while the P0 to P2 there is an influence on the treatment.Keywords: sperm quality, cigarette smoke, electronic cigarette smoke Abstrak: Asap rokok mengandung tiga komponen utama, yaitu karbonmonoksida, nikotin, dan tar yang dapat menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Asap rokok elektronik mengandung tiga komponen utama, yaitu nikotin, propylene gycol, dan glyceryn yang dapat menyebabkan gangguan pada spermatogenesis. Tujuan penelitin ini adalah untuk melihat perbandingan kualitas spermatozoa tikus wistar yang diberi paparan asap rokok dengan asap rokok elektronik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Subjek penelitian sebanyak 9 ekor tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 3 kelompok: kelompok P0 tidak diberikan paparan asap rokok dan asap rokok elektronik, kelompok P1 diberikan paparan asap rokok kretek 2 batang, kelompok P2 diberikan paparan asap rokok elektronik selama 2 batang rokok kretek dinyalakan. Perlakuan dilakukan selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi antar kelompok perlakuan namun analisa statistik kelompok P0 dan P1 menunjukkan hasil yang tidak bermakna (p=0,229), kelompok P0 dan P2 (p=0,559), dan kelompok P1 dan P2 (p=0,879). Motilitas kelompok P0 dengan P2 (p=0,008) dan kelompok P1 dengan kelompok P2 (p=0,026) menunjukkan perbedaan bermakna yang berarti terdapat pengaruh perlakuan terhadap motilitas. Sedangkan kelompok P0 dengan kelompok P1 (p=0,209) tidak menunjukkan perbedaan bermakna yang berarti tidak terdapat pengaruh perlakuan terhadap motilitas. Morfologi kelompok Kontrol dengan Perlakuan 1 (p=0,098) sedangkan kelompok Kontrol dengan Perlakuan 2 (p=0,004) hal ini menunjukkan morfologi kelompok P0 dengan P1 tidak berpengaruh sedangkan kelompok P0 dengan P2 terdapat pengaruh terhadap perlakuan.Kata kunci: asap rokok, asap rokok elektronik, kualitas spermatozoa


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document