Indonesian Journal of Human Nutrition
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

110
(FIVE YEARS 46)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Brawijaya University

2355-3987, 2442-6636

2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 152
Author(s):  
Titis Sari Kusuma ◽  
Adelya Desi Kurniawati ◽  
Rizal Fakih Firmansyah ◽  
Elly Septiana
Keyword(s):  

<p>Masyarakat saat ini cenderung untuk mengonsumsi fast food yang mengandung tinggi kalori, rendah serat, tinggi lemak jenuh dan kolesterol yang dapat memicu terjadinya sindrom metabolik salah satunya dislipidemia. Labu kuning memiliki kadar kolesterol rendah dan pengolahan menjadi keripik dengan metode Vacuum Frying bertujuan untuk mempertahankan kualitas bahan pangan dan mengurangi kerusakan pada minyak goreng akibat hidrolisis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar asam lemak jenuh dan tak jenuh keripik labu kuning metode Vacuum Frying dengan penggunaan minyak berulang pada kelipatan penggorengan ke 1, ke 5 dan ke 10.  Metode penelitian ini bersifat Quasi Eksperimental dengan 3 kelompok dan 2 kali replikasi. Pengujian kadar asam lemak jenuh menggunakan metode GC FID dan asam lemak tak jenuh dengan metode kromatografi gas. Data dianalisa menggunakan SPSS Versi 21.0 dengan uji shapiro wilk dilanjutkan uji kruskal wallis. Hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan kadar asam lemak jenuh (p&gt;0,05), tidak ada penurunan kadar asam palmitoleat (p=0,565) , asam alpha linolenat (p=0,156 ) dan asam gamma linolenat (p=0,276) pada keripik labu kuning. Karena tidak ada perubahan kadar asam lemak jenuh  dan tak jenuh, maka keripik labu kuning dapat dijadikan alternatif snack bagi penderita dislipidemia. </p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 129
Author(s):  
Ginta Siahaan ◽  
Urbanus Sihotang ◽  
Jujuren Sitepu ◽  
Iceratnalela Siregar

<p>Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus attacking the body's defense system in people living with HIV (PLHIV), such as Cluster Of Differentiation 4 (CD4), Leukocytes, and Total Lymphocyte Count (TLC). People infected with HIV require adequate macro and micronutrients to improve their quality of life. The content of protein, albumin, zinc, and bioactive substances contained in food ingredients can increase the immune response. Snakehead fish nuggets are rich in Albumin and Zn, while colored fruit juice contains bioactive substances and is high in Vitamin C. This study aimed to determine the impact of snakehead fish nuggets and colored fruit juices on CD4, leukocytes, and TLC in PLHIV in Medan. This research was a Quasi Experiment with a pre and post-test design. The sample represented an entire population of 36 people from all residents of the Rehabilitation Center and was then given the treatment of snakehead fish nuggets and colored fruit juices for 22 days. The data analysis was performed using the T-dependent test after the data were normally distributed. The results showed a treatment impact on CD4, leukocytes, and TLC in PLHIV with a p-value &lt;0.05. </p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 174
Author(s):  
Leny Budhi Harti ◽  
Fuadiyah Nila Kurniasari
Keyword(s):  
Omega 3 ◽  

<p>Formula enteral blenderized dan komersial merupakan makanan cair yang umum digunakan di Rumah Sakit, akan tetapi pengunaan formula enteral komersial masih sangat terbatas, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pasien, maka perlu diberikan formula enteral blenderized Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan energi, zat gizi makro, dan omega 3 pada formula enteral blenderized dan komersial. Penelitian ini merupakan Rancang Acak Lengkap (RAL). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 3 sampel yang terdiri dari formula enteral blenderized, formula komersial merk A dan merk B. Masing-masing sampel tersebut dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Sampel-sampel tersebut dilakukan analisis energi, zat gizi makro, dan omega 3 sebagai immunonutrient. Perbedaan kadar energi, karbohidrat, dan lemak dianalisis dengan menggunakan One Way ANOVA, sedangkan protein dan omega 3 menggunakan Kruskall-Wallis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kandungan energi dan karbohidrat formula enteral blenderized  sebesar 80 kkal dan 12,43 gram berbeda bermakna dengan komersial merk A dengan kandungan energi dan karbohidrat sebesar 96,3 kkal dan 15,93 gram (p=0,005 dan p=0,007). Kandungan energi dan karbohidrat formula enteral tersebut juga berbeda bermaknda dengan komersial merk B yang kandungan energi dan karbohidratnya 97 kkal dan 16,15 gram (p=0,004 dan p=0,006), sedangkan kandungan protein (3,22; 3,69; 3,19 gram), lemak (1,92; 1,98; 2,18 gram ), dan omega 3 (0,12; 0,09; dan 0,12%) ketiga kelompok (formula enteral blenderized, komersial merk A, dan B) tidak berbeda bermakna (p=0,97; p=0,33; dan p=0,08).Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kandungan energi dan karbohidrat antara formula enteral blenderized dan komersial merk A dan B, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk kandungan protein, lemak dan omega 3</p><p><strong> </strong></p><p> </p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Ilmia Fahmi ◽  
Ratna C Purwestri ◽  
Judith Lauvai ◽  
Ziba Barati ◽  
Whelma Bell ◽  
...  

<p>Maintaining optimal maternal nutrition is essential for the mother’s health and the child’s growth and development. Throughout the lactating period, maternal nutrition is significant due to the child’s high nutritional needs. Therefore, an increase in food consumption is necessary. This research aimed to analyze the dietary intake and nutritional status of lactating and non-lactating women living in rice-producing areas in Central Java, Indonesia. A cross-sectional study was conducted from December 2014 to February 2015 in Demak Regency. As many as 375 participants were recruited and analyzed in this study. The results showed that the mean BMI-score of non-lactating mothers was higher than that of breastfeeding mothers (p=0.039). However, the nutritional status between the two groups of women was not significantly different. Significantly more lactating women consumed dark green leafy-colored vegetables (68.8%) and other vegetables (59.2%) than the non-lactating mothers (54.4%, p=0.065 and 36.8%, p=0.001, respectively). Regarding the selected macro and micronutrient intakes, statistically significant differences between the two groups of women could not be proven. In short, dietary intake between women within the different physiological statuses and BMI categories showed that they consumed around the same amount of macro-and micronutrient intakes and food groups, except for the high vegetable consumption among lactating women.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 165
Author(s):  
Clarissa Nathasia Sadikin ◽  
Muh. Husni Cangara ◽  
Arif Santoso ◽  
Marhaen Hardjo ◽  
Liong Boy Kurniawan

<p>Angka kejadian kanker prostat di Asia meningkat beberapa tahun terakhir. Diketahui bahwa gaya hidup seperti Western Diet (Tinggi Lemak Tinggi Fruktosa/ HFHFD) berperan dalam terjadinya kanker prostat. Karbon Tetraklorida (CCl<sub>4</sub>) merupakan senyawa yang dahulu ditemukan pada cairan pembersih dan bersifat karsinogenik pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh diet tinggi lemak tinggi fruktosa serta pemberian karbon tetraklorida terhadap kadar Prostate Specific Antigen (PSA). Penelitian menggunakan desain eksperimental dengan post test with control group design.  Subjek penelitian dilakukan kepada duapuluh empat tikus putih Rattus Norvegicus Wistar jantan yang dibagi kedalam empat kelompok. Kelompok P1 adalah kelompok kontrol dengan perlakuan diet standar, kelompok P2  dengan perlakuan perlakuan diet tinggi lemak (40%) tinggi fruktosa (30%), kelompok P3 dengan perlakuan diet tinggi lemak (40%) tinggi fruktosa (30%) dan injeksi intraperitoneal karbon tetraklorida dosis mikro 0,08 ml/kg dan kelompok P4 dengan perlakuan diet standar dan injeksi intraperitoneal CCl4 dosis mikro 0,08 ml/kg. Penelitian dilakukan selama 8 minggu. Dilakukan penimbangan berat badan di awal dan akhir penelitian. Parameter penelitian menggunakan kadar PSA serum dengan metode ELISA. Uji statistik menggunakan Uji T-berpasangan, uji ANOVA dan uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peningkatan berat badan pada ketiga kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan diet standar, kelompok HFHFD dengan atau tanpa CCl4. Peningkatan berat badan secara signifikan terjadi pada kelompok kontrol (p=0,001) diikuti oleh kelompok kombinasi HFHFD dengan CCl4 (p=0,003) dan kelompok HFHFD (p=0,006). Sedangkan kelompok dengan pemberian CCl4 mengalami penurunan berat badan di akhir </p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 120
Author(s):  
Inez Marsha Gabriella Singgih ◽  
Ika Yustisia ◽  
Arif Santoso ◽  
Aminuddin Aminuddin ◽  
Liong Boy Kurniawan ◽  
...  

<p>Tingkat konsumsi lemak dan fruktosa tinggi dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal. High Fat High Fructose Diet (HFHFD) / Diet tinggi lemak tinggi fruktosa merupakan pemberian diet tinggi lemak dan diberikan fruktosa dalam air minum atau dalam makanan. Pemberian Karbon tetraklorida pada tikus menyebabkan kerusakan pada ginjal. Cystatin C merupakan pemeriksaan untuk mengetahui gangguan dini pada fungsi ginjal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian HFHFD dan injeksi CCl4 terhadap kadar cystatin C serum pada tikus. Penelitian ini terdiri dari 4 kelompok yang terdiri dari: 1) kelompok tikus diberi pakan standar; 2) kelompok tikus HFHFD; 3) kelompok tikus HFHFD yang diinjeksi CCl4 intraperitoneal (IP) dua kali seminggu; dan 4) kelompok tikus yang diberikan pakan standar dan diinjeksi CCl4 IP dua kali seminggu, dengan 24 ekor tikus. Perlakuan diberikan selama 8 minggu. Parameter yang diuji yakni kadar Cystatin C serum pada tikus yang diberikan pakan standar dibandingkan dengan tikus yang diberikan diet tinggi lemak dan tambahan fruktosa pada air minumnya (HFHFD), tikus yang diberi HFHFD dan suntikan CCl4 dua kali seminggu, dan tikus dengan pakan standar dan diinjeksi CCl4 dua kali seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang diberikan HFHFD dan CCl4 mengalami peningkatan Cystatin C serum paling tinggi dibandingkan dengan tikus yang diberikan HFHFD saja, suntikan CCl4 saja dengan pakan standar, dan yang hanya diberikan pakan standar. Pemberian kombinasi HFHFD + CCl4 menunjukkan perbedaan Cystatin C yang bermakna secara statistik dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.004). Simpulan diperoleh bahwa pemberian HFHFD dan CCl4 meningkatkan kadar Cystatin C serum pada tikus.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 108
Author(s):  
Athiya Fadlina ◽  
Judhiastuty Februhartanty ◽  
Saptawati Bardosono

<p>Appropriate complementary feeding practices must be sustained during the COVID-19 pandemic for optimal growth and development of a child. However, the studies assessing factors associated with complementary feeding practices during COVID-19 are still limited. The objective of this study was to evaluate maternal attributes and minimum acceptable diet (MAD) of 6-11-month-old children during the COVID-19 pandemic in Indonesia. This study was part of the “COVID-19 Mom-Infant Study” and was conducted in all regions of Indonesia using an online survey. Chi-square or Fisher's exact test was performed to examine the relationship between MAD and maternal attributes, with a significant level at p-value &lt;0.05. From a total of 262 data collected, 74%, 77.1%, 94.3% of the children aged 6-11 months have met MAD, MDD (minimum dietary diversity), and MMF (minimum meal frequency), respectively. Mother’s education level (OR= 3.625; 95%CI [1.805 – 7.280]) and working status (OR= 2.197; 95%CI [1.291 – 3.895] were found associated with child’s MAD. One-third of children did not receive the recommended infant and young children feeding practices. Conducting nutrition interventions to mothers with lower education and not working should be a priority under these circumstances.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Dwi Yanti Winda Pratiwi ◽  
Sri Anna Marliyati ◽  
Mira Dewi ◽  
Dwinita Wikan Utami
Keyword(s):  

<p>Anemia berisiko dialami pada semua kelompok usia terutama wanita usia subur, wanita hamil, anak-anak, dan remaja. Defisiensi besi berhubungan dengan penurunan tingkat kebugaran, khususnya pada wanita. Selain itu status gizi yang baik diperlukan untuk mempertahankan tingkat kebugaran dan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan status anemia dan status gizi dengan tingkat kebugaran remaja putri di Pondok Pesantren Al Falak Bogor Jawa Barat. Jenis penelitian ini penelitian observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri Pondok Pesantren Al Falak di Kota Bogor Jawa Barat dengan jumlah 43 subjek. Kadar hemoglobin dan feritin serum berasal data sekunder. Status gizi dinilai berdasarkan indikator IMT/U. Tingkat kebugaran subjek diukur dengan menggunakan bleep test. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik korelasi Spearman. Tingkat kebugaran secara signifikan tidak berhubungan dengan status anemia (p=0,622; r=0,077) dan status gizi (p= 0,879; r=-0,024) pada remaja putri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status anemia dan status gizi tidak berhubungan dengan tingkat kebugaran remaja putri remaja putri di Pondok Pesantren Al Falak Bogor.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 182
Author(s):  
Inggita Kusumastuty ◽  
Dian Handayani ◽  
Yeni Intan Kusuma Dewi Affandy ◽  
Nora Attamimi ◽  
Alma Maghfirotun Innayah ◽  
...  

<p>Beras coklat memiliki kandungan magnesium, serat lebih tinggi dan indeks glikemik lebih rendah dari beras putih, diduga dapat mencegah kenaikan glukosa darah dan menurunkan lemak tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan diet berbasis beras coklat dengan kadar glukosa darah puasa dan komposisi lemak tubuh pada pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan one group pre test and post test design pada 18 pasien DM Tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi. Responden penelitian diberikan intervensi selama 3 bulan berturut. Pemeriksaan glukosa darah puasa dan komposisi lemak tubuh dilakukan sebelum dan setelah intervensi diberikan. Selama pemberian intervensi diet, 94.4% responden patuh diet. Setelah intervensi diberikan terjadi penurunan kontrol glukosa darah dari kategori buruk sebesar 27.7%, persentase lemak tubuh kategori tinggi sebesar 22.2% dan indeks lemak viseral kategori tinggi sebesar 22.2%, namun tidak terdapat hubungan antara kepatuhan diet dengan glukosa darah puasa, total lemak tubuh dan lemak visceral (p=0.339, p= 0.496, p=0.551, spearman). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian diet berbasis beras coklat pada pasien DM Tipe 2 dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa dan komposisi lemak tubuh namun tidak terdapat hubungan antara kepatuhan diet dengan ketiga parameter tersebut.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 195
Author(s):  
Cahya Ayu Agustin ◽  
Judhiastuty Februhartanty ◽  
Saptawati Bardosono

<p>In 2018, the national coverage of exclusive breastfeeding among infants aged 0-5 months in Indonesia was still low. The COVID-19 pandemic can be a challenge to increase the coverage of exclusive breastfeeding. This study investigated the association between sources of breastfeeding supports and exclusive breastfeeding practices among mothers with infants aged under 6 months during the COVID-19 pandemic in Indonesia. This study used a cross-sectional study design through an online survey from November 2, 2020, to February 8, 2021. A total of 248 subjects were obtained through convenience sampling. Data analysis was done by bivariate analysis using Chi-square or Fisher’s exact test. Most of the subjects were aged 18-34 years old (90.7%), had higher education level (86.7%), had household income range Rp.3,000,000 – Rp.7,199,999 (39.2%), lived in Java Island (83.1%), had an infant aged ≤ 4 months (76.2%), and had a baby boy (51.2%). The proportion of exclusive breastfeeding was 79.0%. The most common sources of breastfeeding support were obtained from husband (91.1%) and health workers (65.7%), followed by family (62.9%). No significant association was found among all support sources on breastfeeding with exclusive breastfeeding. However, the proportion of exclusive breastfeeding among mothers who received husband support (80.1%) was higher than those who did not (68.2%). The most convenient and feasible breastfeeding supports that mother could obtain during pandemics were home-based supports. Mothers, their husbands, and families should be the priority target for health professionals to provide preventive and promotive breastfeeding intervention.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document